Peran Turast  (Al Quran dan Sunnah) Dalam Perkembangan Islam

1 View

Bagaikan mentari yang terbit setelah alam diliputi kegelapan malam , mungkin seperti  itulah gambaran ketika Nabi Muhammad ﷺ datang membawa Islam ke Arab Jahiliah, dengan Kenabian yang ada dalam diri beliau dan Al quran yang menjadi pedoman beliau bahkan menjadi mukjizat terbesar ummat ini, Akhirnya kegelapan dan kebodohan yang mengakar di lingkungan Arab jahiliah, tersingkirkan oleh cahaya keislaman yang Allahﷻ anugrahkan untuk pengikut Nabi Muhammad ﷺ.

Kurang lebih setelah 13 tahun Rasulullah ﷺ berdakwa di negri makkah dan madinah, dakwah yang diawali secara diam-diam ini atau lebih dikenal dengan sebutan dakwah sirriah, hingga kemudian turunlah perintah kepada Rasullah ﷺ untuk menyerukan dakwahnya secara terang2an (Dakwah jahriah)  kepada penduduk Makkah, dimulai dari kerabat dan keluarga beliau. Perintah ini tersirat dalam surat  Asy Syu’ara  ayat : 214, Allah ﷻ berfirman :
‎وَأَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الأَقْرَبِيْنَ
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.

Maka mulailah Islam tersebar kependuduk Makkah yang kemudian setelah Rasullah ﷺ berhijarah ke negri Madinah, mulailah pula Rasullah ﷺ mengirim surat ke raja-raja diluar jazirah Arab. di antaranya Raja Heraclius, Penguasa Romawi Timur, kemudian Raja Negus, Penguasa Abessinia, juga ke Raja Muqauqis, Penguasa Koptik Agung Mesir, dan Rasullah ﷺ juga mengirim surat ke Raja Kisra Penguasa Persia dan penguasa-pengua di sekitar semenanjung Arab. Setelah Rasullah ﷺ berpulang ke hariban Allah ﷻ terjadilah peluasan dakwah yang dilakukan oleh Khulafaurrasyidin yang memberi dampak sangat besar dalam perkebangan agama islam juga peluasan kekuasaan islam yang sudah memiliki Tatanan Sendiri, yang tidak lain warisan dari Rasulullah ﷺ yang beliau dirikan di kota Madinah.

Tidak berhenti sampai disini, bagaikan panah yang melesat dari busurnya, islam makin melejit ke pelosok-pelosok negri ditangan para penguasa-penguasa dinasti islamiyah, diantaranya dinasti-dinasti besar seperti Umawiyah kemudian Abbasiah dan Utsmaniah. dinasti yang berdiri  setelah berakhirnya masa khilafaurrosyidin.

Semua kejayaan yang islam raih dari masa ke masa tidak lepas dari berpegang teguhnya kaum muslimin dengan 2 penyokong utama agama ini. Al qur’an dan Hadits. dari dua sumber inilah para ulama menyerap bermacam-macam  fan keilmuan, dari ilmu duniawi sampai ilmu yang berkaitan dengan akhirat, semua terangkum rapi dalam kalam suci yang Allah sematkan kedalam dada sang Baginda Rasulullah ﷺ.

Pada masa dinasti Abbasiah, masa dimana islam berada dipuncak kejayaannya, masa dimana ummat islam mengukir prestasi yang gemilang, masa dimana ummat islam melahirkan ilmuan-ilmuan yang menyumbang peradaban Dunia. lahirlah 5 ilmuan Abbasiah yang bisa dikatakan menjadi pelopor ilmu pengetahuan yang kedepannya sangat berdampak pada perkembangan pengetahuan manusia dibidang ilmu pengetahuan seperti Astronomi, kedokteran, kimia, matematika dan filsafat. Mereka adalah ; Musa Ibrahim Al-Farazi seorang ahli astronomi yang memiliki karya bernama Al-magest, sebuah naskah astronomi yang beliau terjemahkan dari india yang berjudul Brahmasoutrasidanta. Kemudian ada Abu Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina.

Tentu namanya tidak asing lagi ditelinga kita, beliau adalah bapak pengobatan modern, seorang ilmuan muslim yang memiliki keahlian dalam bidang kedokteran. Karyanya yang termasyhur adalah al-qonun fi Thibb atau yang lebih masyhur dikalangan ilmuan barat dengan sebutan the canon of medicine. Karya ini menjadi rujukan pengobatan oleh ilmuan-ilmuan modern. Selanjutnya ada Abu Musa Jabir bin Hayyan. Salah satu tokoh dari ilmuan Abbasiah yang memiliki keahlian dalam bidang kimia. Salah satu karyanya yang berjudul al-kimya diterjemahkan kedalam bahasa inggris yang berjudul The Book of the Composition of Alchem.

Ilmuan berikutnya adalah ilmuan Matematikawan sekaligus penemu angka nol dan penemu Al jabar; dia adalah Abu Walid Muhammad bin Musa al-Khawarizmi, pastinya tidak terbayang bagaimana ribetnya menjumlah jika tidak ada angka nol. Dan yang kelima dari lima ilmuan hebat dinasti abbasiah adalah; Abu Walid Muhammad bin Muhammad Ibnu Rusyd.

Seorang tokoh filsafat dam memiliki karya besar dibidangnya, yaitu Kitab Mabadi al-Falsafah. Tentunya masih banyak lagi ilmuan-ilmuan muslim yang telah menorehkan karyanya ke langit peradaban dunia. Seperti ibnu Firnas seorang cendikiawan muslim spanyol, sekaligus pencipta dan perintis penerbangan, manusia pertama yang terbang di langit cordoba dengan sayap ciptaannya, walaupun ciptaanya ini belum sempurna tapi menjadi bahan pelajaran dan kaji bagi ilmuan-ilmuan berikutnya.

Jikalau dibidang ilmu pengetahuan islam memiliki sumbangsi peradaban, maka tentunya tak diragukan lagi dalam ilmu agama islam itu sendiri. Ada ratusan dan mungkin ribuan buku2 turats karya para ulama yang sangat berpengaruh dalam perkembangan islam, contoh yang paling dekat adalah,  4 madzhab yang dipelopori oleh 4 imam yang tak diragukan lagi tsarwah keilmuannya.

dengan ijtihad-ijtihad yang telah mereka tuangkan dalam pemikiran-pemikiran mereka, akhirnya memudahkan kaum muslimin  dalam mengetahui hukum2 islam. Bahkan imam syafi’I menaruh pondasi dalam ilmu ushul fiqhi di kitabnya yang bernama Arrisalah yang kelak sangat membantu para ulama-ulama dalam berijtihad dan mengeluarkan hukum dalam permasalahan-permasalahan ummat yang kian bermunculan dengan bertambahnya zaman.

Tak terlupakan juga jasa para ulama hadits termasuk didalamnya para ulama kutubu sittah ( Imam Bukhori, Imam Muslim, Imam Abu daud, Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, Imam Annasa’I), dengan hadits-hadits yang mereka kumpulkan dalam buku-buku mereka, terutama kitab shahi Bukhori dan Muslim yang sudah dijamin kesahihannnya, membuat ummat ini mudah dalam menemukan hadits-hadits Rasullahﷺ , juga menghilangkan keraguan dalam mengamalkannya.

Ini hanya segelintir contoh dari pengaruh ulama dan turats mereka dalam perkembangan islam, tentunya masih banyak lagi jasa-jasa mereka yang tak bisa tertuliskan oleh tinta-tinta emas sejarah, bahkan disebutkan bahwa ketika Mongol datang menyerang Kota Baghdad  yang saat itu menjadi icon kejayaan islam, dan membabat habis seluruh kota termasuk buku-buku karangan cendikiawan muslim. sungai yang ada dibaghdad berubah menjadi tinta hitam, yang menunjukkan bahwasanya begitu banyak karangan ulama muslim yang jika sampai ke ummat setelahnya akan memberikan perkembangan untuk agama ini bahkan untuk kemajuan dunia dengan segala perkembangannya.

Terbuktilah bagaimana hebatnya turats kita dan jeniusnya cendikiawan-cendikiawan muslim terdahulu, lantas apakah mereka hanya akan menjadi buah bibir generasi ummat ini atau hanya menjadi cerita yang tertutup rapat dibuku-buku yang kita pun jarang membukanya. Tentunya tidak, warisan yang mereka tinggalkan tidak lain dan tidak bukan untuk dikembangkan dan diteruskan oleh generasi setelahnya, terkhusus generasi pemuda islam yang menjadi tonggak kemajuan ummat.

Wallahu a’lam bishowab

Dzul Fajri
Kairo, Mesir.

No comments

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id

    × Ahlan, Selamat Datang!