Cahaya Qur’an di Tengah Lautan, Minat Baca Anak-anak Pulau Simuk Meningkat di Saat Pandemi

720 Views

Segala hiruk pikuknya pandemi pun tak lantas berhenti menghilang begitu saja di jantung keramaian kota. Suasana keheningan Pulau Simuk yang berada di kawasan pulau terluar Indonesia pun tersibak. Keberadaanya di pesisir paling barat Sumatera Utara pun tergoncang dari hening sunyinya. Ternyata dampak pandemi pun jauh menembus daratan Simuk yang berada di tengah-tengah lautan samudera hindia ini.

Padahal mulanya hanya dirasakan di Tello sebagai pusat kecamatan kepulauan Pulau-pulau Batu Timur Nias Selatan. Walaupun demikian, pandemi bukan menjadi momok kekhawatiran yang berlebihan justru memberikan dampak positif bagi meningkatnya minat belajar ngaji bagi anak-anak pulau Simuk untuk datang ke tempat TPQ kesayanganya di Masjid At-Taqwa Pasar Biduk Gobo Baru. Kendati sekolah diliburkan tapi suasana belajar mengaji masih berjalan sebagaimana biasa karena bagaimanapun juga jauh sebelum ada datangnya pandemi pun memang suasana Simuk tetaplah hening sunyi layaknya suasana keterasingan terisolasi dari segala keramaian karena saking jauh jaraknya. Perjalananya pun dengan kapal khusus Simuk sekitar 7-9 jam tergantung cuaca dengan jarak sejauh 80-an Km dari pelabuhan Teluk Dalam pusat ibukota Nias Selatan.

Bertahun-tahun lamanya tanpa ada akses listrik dan komunikasi menjadikan tantangan survive tersendiri bagi penduduk setempat bertahan. Adanya listrik dari genset rumahan sekarang pun baru-baru saja menyinari lorong-lorong perkampungan dan nyalanya pun masih sangat terbatas pada waktu-waktu tertentu dengan hitungan jam saja. Sehingga kondisi pandemi demikian bukan hal yang membuat kaget bagi warga muslim Simuk hanya berkisar 50-an KK saja dari 1400-an jiwa ( Non muslim ) se-kecamatan Simuk.

Adanya peraturan kebijakan belajar saat pandemi membuat anak-anak dan orang dewasa memiliki waktu yang cukup luang untuk dimanfaatkan mengaji dan membaca buku-buku seadanya di serambi ruangan Masjid.

Ismail Garamba, salah satu pengasuh anak-anak TPQ At-Taqwa Pecinta Rasulullah, menyebutkan bahwa masa libur belajar yang diterapkan oleh sekolah saat ini sangat memberi cukup waktu luang bagi anak-anak untuk dimanfaatkan belajar mengaji dan membaca buku. Apalagi masa aktif kembali belajar ke sekolah diwaktu pandemi belum jelas sampai kapan ujung akhirnya.

Menurut Ismail yang juga sebagai tenaga pengajar honorer di salah satu sekolah sudah meliburkan anak-anak sekolah didiknya sejak awal pandemi beberapa bulan silam. Sebagai pengasuh TPQ, ia memang tetap mengadakan kegiatan anak-anak mengaji dan mengajarkan kecintaan membaca buku-buku kepada murid-muridnya yang sekarang berjumlah 30-an anak-anak yang datang rutin tiap harinya.

Selain mengajar ngaji, Ismail juga aktif dalam kegiatan relawan satgas pedesaan yang bertugas mengedukasi warga dan anak-anak untuk menjaga kesehatan selama masa pandemi Covid-19, Senin (21/9/2020).

“Syukur alhamdulilah, sekarang ada anak didik pertama kami yang sudah bisa ikut membantu mengajar sejak awal berdirinya tahun 2007”, tutur Ismail yang menghubungi pihak Tanmia via seluler baru-baru ini.

TPQ At-Taqwa adalah TPQ yang berdiri sejak 2007 atas inisiasi Ustadz Fathul Arifin yang pertama kali datang membuka lahan dakwah dari utusan da’i pengabdian AMCF ( Asian Moslem Charity Foundation ).

Kegiatan TPQ pun termasuk bervariasi, dari kegiatan baca tulis Al-Qur’an, praktek thaharah dan shalat, hafalan juz amma dan doa-doa sehari-hari. Walhasil berbagai jenis buku bacaan dari Tanmia Foundation yang didistribusikan ketika itu menjadi lahapan bacaan anak-anak setiap kali kunjungi, tambah Ismail menyudahi pembicaraanya.

“Selama libur sekolah memang kegiatan TPQ tetap ramai berjalan dan budaya membaca buku yang meningkat, terlihat dengan jumlah anak-anak yang meminjam buku-buku ketika kegiatan TPQ berlangsung” jelas Ismail Garamba.

Sistem peminjaman buku hanya untuk dibaca di tempat saja bukan dibawa ke rumah anak masing-masing karena disamping masih minimnya buku-buku yang ada juga karena satu-satunya solusi agar buku tetap terawat dan terjaga sehingga inilah cara yang tepat untuk tetap mencintai dan membaca buku.

“Kadang sesekali ada kelebihan rezeki saya bawakan hadiah sesuatu untuk anak-anak, kadang makanan, buku tulis, bolpoin serta sejumlah alat lain, agar menambah semangat anak-anak mengaji dan membaca,” cetus Ismail dalam bahagia ceritanya.

Kendati laju perkembangan dakwah di Simuk pun mengalami gelombang pasang surut hingga sekarang tapi kilas balik perjalanan Tim Tanmia Foundation ke Simuk tahun 2019 lalu yang hampir genap setahun ini menjadi kabar yang cukup istimewa. Pilihan mendatangi anak-anak di pesisir Lamolo Simuk ketika itu barulah sangat terasa sekarang ini bahwa pilihan itu sangatlah tepat. Sebab, sebagian besar anak yang belum tersentuh kemajuan teknologi dan gawai itu bisa menambah ilmu dengan kuat berjam-jam duduk ditemani buku menjadi sesuatu hal yang sangat berharga di suasana sunyinya pulau yang terletak dikawasan terluar tersebut. Terlebih pesisir Simuk memiliki hamparan pantai yang masih alami dengan desiran ombak yang mangalun sangat indah. Berdoa semoga Allah memberikan keistiqomahan dan kemudahan disetiap gerak kebaikan dakwah untuk mengetuk pintu langit meneguhkan nurani untuk terus peduli terhadap keimanan saudaranya.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

No comments

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id

    × Ahlan, Selamat Datang!