Pasca gempa dengan kekuatan 6,2 Magnitudo mengguncang Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) pada Jum’at ( 15/01/2021) kini kondisi masyarakat perlahan memasuki fase masa transisi pemulihan setelah resmi diputuskan oleh pemerintah daerah setempat.
Guncangan kuat berpusat di wilayah Majene itu telah menyebabkan sejumlah titik – titik kerusakan berat yang tersebar di wilayah Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat. Korban tewas pun mencapai ratusan jiwa hingga makin lengkaplah ujian yang cukup memilukan ini. Sebagian warga pun masih berdiam di titik-titik aman pengungsian dan mendiami tenda – tenda darurat bagi mereka yang kehilangan rumah karena luluh lantah tak bersisa.
Beberapa pusat gedung perkantoran, ruko, hotel, rumah sakit pun tak luput diterjang apalagi hingga saat ini masih banyak ratusan pemukiman warga yang masih hancur berserak mengalami kerusakan mulai dari tingkat ringan hingga sangat berat belum sepenuhnya dibersihkan, alih-alih di rehab kembali entah kapan waktunya.
Keadaan secara umum para penyintas gempa Majene-Mamuju belum sepenuhnya pulih normal kembali ke situasi dan kondisi normal sehingga data pasti akan terus berubah mengalami penyesuaian, namun diperkirakan ada ribuan warga yang kini pindah ke pengungsian baik di wilayah Majene maupun di Mamuju.
Dari keterangan saat informasi ini disusun, aktivitas masyarakat dan pelayanan publik sudah mulai berjalan namun masih terbatas akibat rasa takut akan adanya bencana susulan, warga kini memilih untuk tinggal di pengungsian atau mendirikan tenda di depan rumah mereka masing-masing.
Dari pantauan relawan Tanmia dilokasi langsung kebutuhan mendesak untuk warga dan anak-anak saat ini adalah pembinaan dan penguatan rohani keimanan, kebutuhan logistik sembako, selimut dan tikar, tenda pengungsi, pelayanan medis, kebutuhan bayi dan balita dan terpal karena musim hujan masih terus berlangsung hingga saat ini.
Ali Azmi
Relawan Tanmia
Sulawesi Barat