September 2024 menjadi saat istimewa dalam sejarah berdirinya Pesantren Putri Darussalam. Peresmian dan serah terima wakaf sumur bor Tanmia Foundation untuk Pesantren Putri Darussalam telah dilaksanakan di Rowokele, Kebumen pada ( 7/9/2024 ). Pesantren tinggi setingkat kuliah diploma ini yang baru saja setahun berdiri sejak 2023 ini, dirintis oleh Ustadz Zuhud bersama istrinya alumnus STID , Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Muhammad Natsir Jakarta.
Sembari rehat sejenak beberapa saat, dalam sudut perpustakaan kantor yang masih sederhana, selembar kertas dalam catatan yang terlipat, buku keluarga bervisi surga sudah tampak lusuh karena seringkali dibuka-buka untuk dibaca nampaknya. Ada goresan tulisan tangan pada resensinya, “Pemimpin berarti suri tauladan dalam segala perbuatanya bagi seorang mukmin, keluarga adalah pertemuan yang disatukan oleh janji untuk saling mencintai dalam bingkai imani, agar ikatan itu berbuah rahmat kasih sayangnya menuju surga yang diidam-idamkan. Bisalah secuil terlintas melihat orientasi bagaimana visi misi pendidikan dan muatan kurikulum pesantren ini berdiri. Masa pendidikan 2 tahun ini nantinya akan dilanjutkan ke jenjang kuliah di kampus STID Muhammad Natsir hingga masa wisuda Sarjana.
Sebagai panggilan nurani seorang kader dewan dakwah ia tergerak pulang untuk membangun kampung untuk lebih baik. Walhasil, impianya untuk membangun harapan ia berusaha mendirikan lembaga pendidikan unggulan berkualitas. Biayanya pun cuma-Cuma alias gratis. Sekarang ada 15 santri yang tengah menempuh belajar yang datang dari berbagai kota. Niat sucinya telah menggerakan optimisme semangat perjuangan yang tak mengenal kata lelah dan berhenti menyerah. Berangkat dari pengalaman dan pengabdian khidmat dakwahnya yang dimulai dari berbagai ujung wilayah pelosok tanah air hingga Timor Leste negeri tetangga telah membulatkan tekad kesungguhanya untuk melahirkan tradisi pendidikan berkualitas dan terasa peranya ditengah-tengah masyarakat.
Pesantren yang beralamat di dusun Panjatan, Desa Sukomulyo Kecamatan Rowokele ini menempati lokasi tanah wakaf tepat di kawasan Masjid Darussalam. Teriknya siang-siang matahari musim kemarau menemani proses pengeboran sumur yang belum kunjung usai selama 2 hari. “Pada titik kedalaman 44 meter, Alhamdulillah sumber mata air pun akhirnya memancarkan dengan jernih dan derasnya”, jelas Ust Zuhud yang masih berkubang basah terciprat semburan air. “Hari ini juga menjadi tonggak sejarah kalaulah air pesantren sudah tidak numpang sumur lagi milik warga tetangga”, tambahnya dengan rasa syukur leganya.
Sekolah atau pendidikan yang ia dirikan tidak sekedar formalitas yang menghabiskan bergulirnya waktu dari satu jenjang ke jenjang lainya yang lebih tinggi. Sejatinya ia mengemban tugas mulia yaitu menjadikan siapapun yang belajar didalamnya bisa menjadi manusia yang berkualitas. Baik itu kualitas olah pikir, olah rasa , maupun olah jiwa serta paling penting mendasar adalah buah cikal bakal iman yang kokoh untuk membentuk akhlak yang mulia berkarakter nantinya, terlebih menyiapkan seorang muslimah dan lahirnya para kader da’iyyah yang akan menjadi lahirnya para generasi pilihan.
Sayangnya untuk mencapai ke titik itu, sebuah lembaga harus jatuh bangun prosesnya dan tumbuhnya untuk sederet cita-cita prestasi baik santri maupun alumninya. Maka sembari berharap dengan hadirnya wakaf sumur bor, tentu menjadi tambahan fasilitas sarana air yang akan membantu kelancaran berlangsungnya kegiatan belajar mengajar untuk mendukung lembaga pendidikan yang masih akan terus berkembang. Menyiapkan dan membangun generasi emas bangsa ini bukanlah waktu yang instan. Semoga menjadi wasilah jariyah yang akan terus mengalir bagi semua pihak seiring pesantren ini tumbuh menjadi maju menjadi idaman ummat untuk menitipkan para putri-putri terbaiknya nantinya.
Bila singgah ke pesantren ini memang tidak akan terlewat dengan memori kota kecil Gombong sebagai pintu akses yang paling mudah dijangkau. Gombong juga dimana di dalamnya ada sisa-sisa bangunan era kolonial, Benteng Van Der Wijck yang hanya terpaut jarak 4 KM saja dari Pesantren. Benteng Van Der Wicjk yang dibangun kolonial Belanda tahun 1818 silam adalah tembok raksasa yang didalamnya terdapat ruang sel-sel tahanan dan ruang-ruang kamp markas tentara kolonial. Benteng ini adalah simbol kekuatan tirani penjajahan dan simbol fisik yang harus ditaklukan oleh perlawanan para pejuang dan rakyat tanah air masa itu.
Sebagaimana juga warisan perjuangan era kolonial masa itu, baik dari segala rasa, pikiran dan tindakan bolehlah jika gelisah itu berkecamuk, semoga semua niatan suci setiap lahirnya pendidikan islam maka teruslah hidup abadi sepanjang hayat masa perjuangan untuk membentuk pijakan-pijakan fondasi kesadaran generasi bahwa ruh perjuangan tak boleh tamat riwayat. Sebagaimana buku yang tak boleh pernah tamat dibaca, maka pendidikan kader generasi harus terus diwariskan melampaui zaman.Wallahu Musta`an.
Ali Azmi
Relawan Tanmia