Oleh : Iqbal Subhan Nugraha
—————————————-
Pengantar
Dalam mengarungi samudra kehidupan ini, sering kali kita mendapatkan kejutan-kejutan yang tentunya itu hadir dengan idzin Allah Subhanahu Wata’la. Yang terpenting adalah bagaimana kita berbuat baik, biarlah Allah yang membalasnya dengan kejutan-kejutan yang adakalanya itu hadir selama kita berada di kolong langit ini, untuk menguatkan aqidah ini, mari kita belajar dari sepenggal kisah Nabi Musa dalam surah Al-Qhasash ayat 22-27.
Tadabbur Ayat
Kekejaman Fir’aun dan bangsa Qibthi (Mesir) ketika itu membuat Nabi Musa harus berangkat meninggalkan tanah kelahirannya. Dengan pertolongan Allah l yang senantiasa mengawasi hamba-Nya, sampailah beliau di negeri Madyan.
Perjalanan panjang dan sangat menyulitkan. Dalam keadaan tanpa persiapan bekal, hanya bersandar kepada Allah Yang Maha melindungi.
Beliau pun beristirahat di dekat sebuah sumber air yang tengah ramai didatangi para penggembala ternak yang sedang memberi minum gembalaan mereka.
Allah l berfirman:
“Dan tatkala ia menghadap ke arah negeri Madyan ia berdoa (lagi): ‘Mudah-mudahan Rabbku memimpinku ke jalan yang benar.’
Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: ‘Apakah maksud kalian (dengan berbuat begitu)?’ Kedua wanita itu menjawab: ‘Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami) sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedang ayah kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya.’
Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: ‘Wahai Rabbku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.’
Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan dengan malu-malu, ia berkata: ‘Sesungguhnya ayahku memanggilmu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.’
Maka tatkala Musa mendatangi ayah mereka (Syu’aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya). Dia berkata: ‘Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu.’
1⃣ Kejutan pertama : Perlindungan untuk Nabi Musa
—————————————-
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: ‘Wahai ayahku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.’
2⃣ Kejutan kedua : Nabi Musa diberikan pekerjaan
—————————————-
Berkatalah dia (Syu’aib) : ‘Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik’.”
3⃣ Kejutan ketiga : Nabi Musa dinikahkan dengan salah satu putri Nabi Syu’aib
—————————————-