Siapa yang tidak kenal dengan Maldive, sebuah negara yang sangat terkenal dengan pula – Pulau indah dan pemandangan yang menyihir para turis yang datang ke negeri yang dataran tingginya paling rendah di dunia, dataran tertinggi di negeri tersebut hanya 2,3 (mdpl) meter di atas permukaan air laut.
Maladewa adalah sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kumpulan Pulau – pulau di Samudra Hindia, Maladewa terletak di sebelah selatan-barat daya India, sekitar 700 km sebelah barat daya Sri Lanka, Keadaan ekonomi Maladewa bergantung pada dua sektor utama, yaitu pariwisata dan perikanan.
Negeri di tengah Samudra ini Alhamdulillah pendiduknya 100% muslim, padahal sebelumnya seluruh masyarakat di tempat ini menyembah berhala dan roh nenek moyang, berawal dari kunjungan Seorang Alim Hafizh Quran dari Maroko ke maladewa, negeri ini memang sudah sering dikunjungi oleh para pelaut wa bil khusus pelaut dari negeri Arab atau India, dialah Abul Barakat Yusuf Al Barbary yang datang ke Malawa dalam perjalananya yang pertama kali ke wilayah tersebut.
Abul Barakat berasal dari Suku Amazigh yang berarti manusia merdeka, populasi suku amazigh banyak menyebar di wilayah Afrika Utara seperti Maroko, Al Jazair, Tunisia, Libia, Mauritania, hingga negeri piramid Mesir, banyak tokoh – tokoh muslim hebat dari suku Amazigh seperti Tariq bin Ziyad (Sang penakluk Andalusia), Abbas bin Firnas (manusia terbang pertama dunia), Ibnu Rusyd (sang ulama dan filosof), Ibnu Battutah, Omar Mukhtar dari Libia, Yusuf bin Tasyifin dari Maroko, Abdul Karim Al Khataby dari Maroko, hingga pesebak bola tersohor dunia Zinedine Zidane (Zainuddin Zaidan). Namun orang barat lebih suka menyebut orang – orang Amazigh dengan istilah Barbar.
Kisah Abul Barakat Yusuf Al Barbary ini dilaporkan langsung oleh penjelajah Muslim yang sangat hebat yang konon katanya beliau juga telah menapakkan kakinya di Nusantara ini, siapa lagi kalau bukan Ibnu Battutah, kisah ini disebutkan oleh Ibnu Battutah dalam Kitab Tuhfatu Annazzhar fie gharaib al amshar wa ‘ajaib al asfar (Hadiah Bagi Para Pemerhati Negeri-Negeri Asing dan Pengalaman-Pengalaman Ajaib), kitab ini banyak menceritakan keajaiban dan keunikan yang memang dihadapi oleh penulis selama beliau keliling dunia dalam kurun waktu 30 tahun berpetualang.
Ibnu Battutah menceritakan bahwasanya Abul Barakat Al Barbary datang ke Pulau Maladewa berjalan mengitari Pulau tersebut yang saat itu seluruh penghuninya beragama hindu, hingga beliau melihat seorang wanita tua yang sedang menangis di gubuk reotnya seakan ada kemalangan besar terjadi di sana, Abul Barakat bertanya mencari informasi apa gerangan kesedihan menyelimuti mereka, wanita tua itu menjelaskan masalah mereka namun sayang Abu Barakat tidak faham maksud sang wanita tua itu, hingga di datangkan lah seorang penterjemah yang bisa faham bahasa arab, melalui lisan penterjemah didapat lah informasi bahwasanya di Maladewa ini terjadi ritual aneh sekaligus seram tiap bulannya, yaitu mempersembahkan seorang anak gadis cantik untuk Jin penguasa laut, masyarakat tentunya tidak ada yang bersedia mengorbankan buah hatinya untuk setan jahat itu, namun bila hajat setan itu tidak dipenuhi maka masyarakat yang melaut mencari ikan akan diganggu setan, padahal salah satu mata pencaharian utama masyarakat adalah menjual hasil laut.
Sangat sulit mencari orang tua yang ingin mengorbankan putri cantiknya maka mereka sepakat untuk melakukan undian sebagai solusi, nama yang keluar suka tak suka harus dikorbankan untuk hantu laut demi keamanan dan keselamatan masyarakat banyak, begitulah pemahaman masyarakat maladewa kala itu.
Jin itu akan datang setiap bulannya keluar dari laut, seakan jin itu berada di dalam sampan besar dan dikelilingi cahaya terang, masyarakat apabila telah melihat Jin itu seakan tidak mampu untuk monolak kehendak hasrat jahat sang Jin, bila malam datang putri cantik itu akan diletakkan di dalam gubuk dekat laut dalam kondisi sudah dihias bak penganten, lalu jin akan datang mengambil wanita itu untuk dibunuh dan dicabik – cabik tubuhnya, di pagi hari masyarakat akan datang untuk melihat kondisi tubuh yang telah harcur berantakan itu kemudian mereka bakar sesuai adat hindu yang berlaku di sana.
Wanita tua yang tak berdaya itu menangis tiada henti karena putri satu – satunya itu telah kena undian untuk diberikan kepada Jin laut, Abul Barakat merasa iba mendengar kabar tersebut, tanpa ragu ia menawarkan diri untuk menggantikan putri wanita tua itu agar ia yang dipersembahkan untuk jin laut, tangisan histeris wanita tua itu berhenti seketika, ternyata ada manusia yang berbaik hati menggantikan putri tercintanya.
Begitu matahari menyembunyikan dirinya di sebelah barat malampun tiba dengan menarik tirai gelapnya, sisa – sisa mega merah masih nampak berserakan di ufuk – ufuk, suasana hening pesisir pantai dengan tiupan angin sepoi – sepoi menghiasi malam yang sangat mendebarkan itu, namun hati sudah mantap Abul Barakat jalan perlahan menuju gubuk tempat yang biasanya dijadikan warga sana untuk mempersembahkan tumbal.
Abul Barakat sudah mengambil air wudhu, sepanjang malam itu beliau isi dengan bacaan Al Qur’an, Hantu Laut yang sudah tidak sabar ingin mengambil jatah bulanannya sudah pun lirak – lirik dari jendela gubuk ingin segera meraih sang tumbal, namun hantu laut itu kaget bukan kepalang ternyata sang tumbal sedang membaca Al Qur’an, upaya untuk mendekati sang tumbal pun terus dilakukan namun apa daya kekuatan Al Qur’an dan perlindungan Allah membentengi Abul Barakat dengan sangat kokoh, tiada kuasa meraih tumbal, Hantu Laut itu lari ketakutan dan masuk ke dalam laut kembali.
Pagi hari warga sudah sangat penasaran tak sabar ingin melihat apa kejadian di dalam gubuk itu, pemandangan seram yang rutin mereka saksikan tiap bulannya ialah tubuh manusia yang tidak lagi bernyawa tergeletak dalam kondisi tercabik – cabik hancur berantakan oleh Hantu laut, namun kali ini sang tumbal tampil beda, ia masih hidup dengan senyum lebar lagi menawan menemui warga yang sudah penasaran berat ingin tau bagaimana keadaan sang tumbal, keluar dari gubuk itu dalam keadaan sehat wal afiat tanpa kurang sedikit pun membuat warga sangat keheranan, semua orang terkesima, bingung bercampur kagum bagaimana ia bisa selamat dari keganasan Hantu laut yang selama ini tidak ada yang dapat mengalahkannya, Abul Barakat pun dengan semangat menceritakan peristiwa semalam kepada masyarakat dengan jelas.
Tanpa menunggu lama kejadian ini mendadak viral seantero Maladewa hingga memancing penasaran raja Syanuraza yang menguasai Maladewa kala itu, undangan ke istana raja pun sampai kepada Abu Barakat melalui petugas istana yang isinya sang raja ingin sekali berjumpa dengan Abul Barakat, tidak menolak Abul Barakat langsung digandeng menuju istana raja, tiba di istana rupanya sang raja tak kuasa menahan penasaran bagaimana cara menghadapi Hantu laut yang sudah sekian lama menghantui mereka tiap bulannya, Abul Barakat menjelaskan bahwa yang melindungi dirinya adalah Allah yang menciptakan seluruh makhluq, yang dia baca hanyalah firman Allah yang sangat kuat mukjizatnya yang membuat Hantu laut lari terbirit birit, memanfaatkan kondisi ini Abul Barakat tanpa malu – malu menawarkan Islam kepada sang raja, memberikan motivasi serta menceritakan keindahan – keindahan islam.
Sang raja sangat penasaran dengan kesaktian Abul Barakat, tapi ajakan beliau kepada raja untuk masuk islam belum bisa dipenuhi, namun sang raja memberikan syarat, Abul Barakat harus tinggal di Maladewa minimal satu bulan, bila dalam satu bulan itu dia tidak apa- apa dan hantu Laut itu tidak mampu menyakitinya maka sang raja siap masuk islam, tanpa seujung kuku pun keraguan Abul Barakat deal dengan syarat yang diajukan raja, menunggu hari bulan berjalan beliau isi hari-hari dengan Tilawah Al Qur’an, Alhamdulillah belum sampai sebulan sanga raja sudah pun jatuh hati pada islam, agama yang dipeluk oleh Abul Barakat, ikrar syahadat pun berlangsung disaksikan banyak orang, kemudian seluruh anggota keluarga beliau pun ikut bersyahadat, Abul Barakat memberikan nama baru buat sang raja dengan Muhammad bin Abdillah seperti nama Rasulullah shallahu alaihi wasallam, islam terus menyebar pesat di sana hingga sang raja memerintahkan untuk mengirim utusan kepada masyarakat yang tinggal di pulau – pulau terpencil agar disampaikan islam kepada mereka, wal hasil seluruh Maladewa masuk islam melalui persntaraan syekh Abul Barakat Yusuf Al Barbary.
Sang raja meminta Abul Barakat agar menetap di Maladewa untuk mengajarkan islam kepada mereka, sang raja meminta agar kisah islam sang raja diabadikan pada prasasti dalam bahasa arab, yang kemudian prasasti tersebut dinilai oleh para ilmuwan ukiran prasasti tersebut adalah paling tua di Samudra hindia dengan menggunakan aksara arab.
Sang raja memerintahkan untuk menghancurkan seluruh berhala dan tempat- tempat persembahan tumbal lalu diganti dengan masjid, kemudian didirikanlah masjid dengan nama sang raja, juga masjid Abul Barakat Al Barbary yang hingga hari ini masih ada di ibu kota Maladewa Male, menjadi salah satu destinasi kunjungan turis dari belahan Dunia.
Berterima kasih pada Abul Barakat sang raja membuat aturan bahwasanya sepertiga dari hasil bumi mereka akan diberikan kepada para musafir yang datang ke negeri mereka karena rasa syukur mereka mendapatkan islam dan kebahagiaan melaui tangan para musafir seperti Abul Barakat, mereka sangat menghormati para musafir terlebih dari Maroko tempat asal Abul Barakat, menghormati orang maroko bagi warga Maladewa berlaku hingga hari ini.
Masyarakat Maldive rutin Tilawah Al Quran sehingga hantu laut itu tidak lagi berani mengganggu masyarakat baik di daratan maupun di lautan, semoga Allah menjadikan kita sebagai ummat yang berpegang teguh pada Al Quran, membaca, mentadabburi, mempelajari tafsirnya, mengamalkan serta mendahwahkannya.