Tadabbur Surat Yasin : 12

إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُّبِينٍ (12)

Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS Yasin : 12).

Awal dari pada ayat ini menjelaskan tentang hari kebangkitan, hari dimana manusia semuanya dibangkitkan dari kuburan mereka, lalu mereka digiring dan dikumpulkan pada satu hamparan yang sangat luas yang kemudian sebut dengan mahsyar, di tempat ini manusia akan menyaksikan pengadilan akbar yang dihadiri oleh seluruh manusia dan jin, lintas abad, generasi dan negara, di sinilah manusia akan mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya selama ia hidup di dunia, baik dan buruknya, saat itu tidak ada satupun manusia yang terzhalimi, teraniaya atau terabaikan haknya, semua mendapatkan haknya masing – masing, baik atau pun buruk, ini merupakan awal pembukaan ayat untuk masuk dalam lubuk hikmah dan iman untuk menyelami keindahan samudera qurani.

Di antara mutiara yang terkandung dalam surat Yasin adalah bahwasanya Allah swt akan menulis amal perbuatan manusia di dunia baik dan buruknya serta dampak daripada perbuatan mereka itu sendiri setelah manusia meninggal dunia.

Ibnu Abbas radhiyallahu anhu ia berkata: bahwasanya ayat ini turun berkenaan dengan keluarga Bani Salimah yang ingin pindah dan tinggal di dekat Masjid Nabawi, karena mereka menganggap posisi perkampungan mereka agak jauh dari masjid, mereka melihat ada tempat yang mereka gunakan dekat masjid yang bisa gunakan sebagai tempat tinggal, mendengar desas desus Bani Salimah ingin pindah maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bertanya kepada salah seorang tokoh mereka, apa benar kalian ingin pindah dekat dengan masjid? Mereka menjawab, benar wahai Rasul Allah, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda kepada mereka: “wahai Bani Salimah hendaklah kalian tetap tinggal di perkampungan kalian, tidak perlu pindah dekat dengan masjid, karena perjalanan dan bekas telapak kaki kalian menuju masjid akan dicatat sebagai amal shaleh di sisi Allah subhanahuata’ala”. Setelah mendengar sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tersebut mereka membatalkan niat mereka untuk pindah dari perkampungan mereka.

Mengenai perbuatan dan bekas yang ditinggalkan manusia semasa hidup mereka di dunia para ulama memberikan banyak uraian, minimal ada dua bekas yang ditinggalkan oleh manusia, antara lain:
>>Amalan manusia secara langsung, seperti ibadah shalat, berjalan menuju masjid, puasa, zakat, haji, umrah, membantu anak yatim dll. Ini tercatat rapi disisi Allah swt.
>>Dampak dari amalan manusia (tidak langsung) seperti membangun sekolah tempat manusia belajar, membangun ibadah seperti masjid, mushalla, surau, langgar, dll. Atau berupa ilmu yang mereka wariskan dan ajarkan kepada manusia. Meskipun manusianya sudah meninggal, namun hasil pekerjaan dan usaha mereka tetap berjalan meski mereka sudah tiada, royalty tetap mereka peroleh sebagai tambahan bekal hidup di akhirat.

Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah telah bersabda, “Tiada sesuatu yang lebih disukai Allah melainkan dua tetes dan dua bekas; Tetesan air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah dalam mempertahankan agama Allah. Adapun dua bekas adalah bekas perjuangan fi sabilillah dan bekas yang timbul karena memperjuangkan hal-hal yang diwajibkan Allah. (HR. Turmidzi).

Begitu juga dengan teladan yang baik dari kita yang ditiru oleh banyak orang, akan membuahkan hasil pula.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَىْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ

“Barangsiapa yang mencontohkan suatu amalan kebaikan di dalam islam ini lalu diikuti oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya ganjaran serupa dengan ganjaran orang yang mengikutinya dan sedikitpun tidak akan mengurangi ganjaran yang mereka peroleh. Sebaliknya, barangsiapa menjadi pelopor suatu keburukan lalu diikuti oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa serupa dengan dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosanya sedikit pun.” (HR. Muslim).

Dengan demikian mari kita lakukan perbuatan baik terutama yang dapat memberikan bekas atau dampak positif kepada orang lain sehingga kita akan mendapatkan pahala yang lebih sebagai bekal di hari akhirat, dan hindari perbuatan buruk apalagi kalau perbuatan buruk itu ditiru oleh orang lain, sehingga keburukan itu akan menjadi tanggungjawab kita pula.

Istiqamah Dalam Kebaikan Dan Taqwa

 

وَأَنْفِقُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلاَ تُلْقُواْ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ

Bersedekahlan di jalan Allah dan janganlah kamu mencampakkan dirimu dalam kehancuran (QS Al Baqarah: 195).

Diriwayatkan bahwa ada seorang laki – laki dari kalangan Anshar yang diangkat oleh teman – temannya lalu dilemparkan ia ditengah – tengah kumpulan tentara Romawi, lalu orang – orang berteriak “maa syaa Allah ia telah mencampakkan dirinya dalam kehancuran”.

Abu Ayyub Al Anshari radhiyallahu anhu berkata: Kalian telah manafsirkan ayat ini bukan pada tempat (makna) yang sebenarnya, Sesungguhnya ayat ini turun berkenaan tentang kami kaum Anshar, memberikan peringatan kepada kami, pada saat kami telah dimuliakan Allah dengan islam dan kemenangan dan pengikut yang banyak, kami berkata: bagaimana kalau kita urus harta benda kita yang telah lama tidak sempat kita urus, lalu Allah turunkan ayat ini:

وَأَنْفِقُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلاَ تُلْقُواْ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ

Bersedekahlan di jalan Allah dan janganlah kamu mencampakkan dirimu dalam kehancuran (QS Al Baqarah:195).

Maka yang dimaksud “kehancuran atau kebinasaan” adalah menyibukkan diri mengurus harta benda dan meninggalkan Jihad fie sabilillah, setelah ayat ini turun Abu Ayyub tetap terus berjihad hingga ia menemui kesyahidan di negeri romawi kala itu dan dikuburkan pula di sana.

Barangkali ayat ini juga menyindir para Dai, Ust, Ustadzah, Muballigh, Pengurus kegiatan dakwah dan sosial yang meninggalkan kegiatan Dakwah dan sosialnya lalu menyibukkan diri dengan perniagaan dan mencari dunia sebanyak banyaknya, serta enggan lagi untuk kembali terlibat dalam dakwan dan sosial…

Lihat tafsir Ibnu Katsir

Ayat Yang Paling Terakhir Turun

 {وَٱتَّقُواْ يَوْماً تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى ٱللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لاَ يُظْلَمُونَ}، البقرة : ٢٨١.

Dan berhati – hatilah dengan suatu hari kalian akan dikembalikan kepada Allah, lalu setiap jiwa akan diberi balasan atas apa yang mereka kerjakan, sedangkan mereka tidak dianiaya (dizhalimi). ( QS Al Baqarah : 281).

Ibu Abbas berkata: Ayat ini adalah ayat yang paling terakhir turun, dengan wafatnya Rasulullah saw hanya berselang 9 malam saja, ayat ini turun di malam sabtu kemudian Rasulullah saw wafat pada malam senin, Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyah.

Posisi ayat ini pula terletak diakhir ayat yang menceritakan tentang riba, sebelum ayat riba Allah swt menceritakan tentang sedekah, setelah ayat 281 Allah menyebutkan ayat yang menetapkan soal hutang piutang.
Bila dilihat secara sekilas, ayat – ayat ini mencerikan masalah kezhaliman yang dilakukan manusia dengan hartanya, diantaranya, manusia yang enggan membayar zakat, atau enggan bersedekah, jahatnya Riba dan jahatnya orang yang menunda atau enggan membayar hutang.

Yang pada semua ayat ini menyebutkan kata – kata “وَاتَّقُوْا” yaitu ” berhati – hatilah”, hal ini dapat kita lihat pada ayat, yang bercerita soal Riba QS Albaqarah: 278, Pada akhir ayat yang menceritakan tentang Hutang piutang, QS Albaqarah: 282.

Sebagaimana kita ketahui kata “واتقوا” yang bermaksud “berhati – hatilah” dalam makna yang lain berarti jangan sampai engkau melakukan itu, dan jagalah dirimu dari perbuatan itu dan berhati – hatilah dengan ancaman keras di akhirat bila engkau melakukan perbuatan buruk tersebut.

Soal Riba Allah memberi ancaman yang sangat keras, diantaranya firman Allah:

{الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسّ } (البقرة: 275).

Sesungguhnya orang yang makan Riba mereka tidak akan bangun dari kubur kecuali seperti orang yang kesurupan (QS Albaqarah: 275).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ  ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَرْبَعَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ أَنْ لا يُدْخِلَهُمُ الْجَنَّةَ وَلا يُذِيقَهُمْ نَعِيمَهَا : مُدْمِنُ الْخَمْرِ ، وَآكِلُ الرِّبَا ، وَآكِلُ مَالِ الْيَتِيمِ بِغَيْرِ حَقٍّ ، وَالْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ ” هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الإِسْنَادِ , وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Ada 4 macam manusia yang pasti tidak akan dimasukkan ke dalam syurga, dan mereka tidak akan merasakan kenikmatannya, Pecandu Minuman keras, Pemakan Riba, orang yang makan harta anak Yatim dengan alasan yang tidak dibenarkan secara syar’i dan prang yang durhaka pada orang tuanya, kecuali apabila mereka bertaubat (HR Thabrany dengan sanad yang shahih), lihat pula kitab Al Kabair, oleh Imam Adz Dzahaby, no 140. beliau berkata Hadits ini Shahih.

Soal Hutang Rasulullah saw menyebutkan :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ ». رواه مسلم

Artinya: “Abdullah bin ‘Amr bin Al Ash meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Diampuni untuk seorang syahid seluruh dosa kecuali hutang.” (HR. Muslim)

Tentang Mereka Yang Enggan Membayar Zakat Rasulullah saw bersabda:

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ آتَاهُ اللهُ مَالاً فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهُ، مُثِّلَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شُجَاعًا أَقْرَعَ لَهُ زَبِيْبَتَانِ يُطَوَّقُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ, ثُمَّ يَأْخُذُ بِلَهْزَمَتَيْهِ -يَعْنِى شَدَقَيْهِ- ثُمَّ يَقُوْلُ: أَنَا كَنْزُكَ، أَنَا مَالُكَ, ثُمَّ تَلاَ هَذِهِ اْلآيَةَ: وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ

Barangsiapa yang diberikan karunia harta oleh Allah dan ia tidak menunaikan zakat harta tersebut, maka pada hari Kiamat kelak hartanya tersebut akan diwujudkan dalam bentuk ular yang memiliki dua bisa kemudian dikalungkan di leher-nya, lalu ular itu menggigit dua tulang rahang bawahnya, sambil berkata, ‘Aku adalah harta simpananmu.’” Kemudian Rasulullah membaca ayat, “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya (HR Al Bukhari).

Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda:

اِتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ القِيَامَةِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Artinya: Janganlah kalian berbuat zhalim, karena sesungguhnya kezaliman adalah Kegelapan di hari Kiamat (HR Muslim).
Semoga Allah menyelamatkan kita dari berbagai kezhaliman di dunia ini agar Allah memberikan keselamatan kepada kita di hari kiamat.

Post With Carousel

T-bone alcatra hamburger sausage swine ball tip shank boudin beef ribs pork ham prosciutto. Spare ribs tail picanha, ham pancetta ball tip jowl cow t-bone tenderloin pork loin jerky andouille. Short loin picanha beef, ribeye bacon hamburger. More…

Short loin pork loin sausage alcatra turducken turkey. Spare ribs tail jerky tongue. Ground round ham hock shoulder tail tri-tip biltong jerky strip steak. Kevin jerky salami picanha brisket.
Leo Ortega Activist

Post Format: Quote

Post Format: Chat

Abbott: Strange as it may seem, they give ball players nowadays very peculiar names.

Costello: Funny names?

Abbott: Nicknames, nicknames. Now, on the St. Louis team we have Who’s on first, What’s on second, I Don’t Know is on third–

Costello: That’s what I want to find out. I want you to tell me the names of the fellows on the St. Louis team.

More…

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id