Sumur Wakaf, Allah Cukupkan Mereka Yang Berbagi Harta & Muliakan Mereka Yang Peduli

TPQ Baitul Qur’an Dusun Permatan Desa Gunung Malang adalah salah satu tempat sasaran pembangunan sumur Tanmia Foundation yg kini masih berlanjut.
Puing-puing material bangunan akibat gempa beberapa waktu lalu masih berserakan dan masih belum ditangani sepenuhnya karena minimnya tenaga maupun relawan yang menjangkau daerah ini. Namun tiap sore kegiatan belajar di TPQ sudah berjalan seperti sediakala di tenda pengungsian yang sengaja didirikan di samping bekas bangunan TPQ Baitul Quran, peserta TPQ tidak berkurang meskipun gempa bertubi – tubi mengguncang mereka, sore hari menjelang magrib masih terlihat banyak wali murid yang menjemput putra putri mereka di TPQ.

Kali ini Pengeboran sumur Tanmia Foundation masih berjalan, walhasil dengan kedalaman 10 meter dapat menembus mata air”, ujar Ust Anwar pengasuh TPQ dilokasi tempat pengeboran. Lokasi ini cukup memakan waktu dengan perjalanan darat sejauh 40 KM dari Selong ibukota Lombok Timur.

Seiring dengan bahagia akan mengalirnya air sumur, ada senyum keceriaan serta suara anak -anak belajar yang tetap mengaji di setiap sore harinya. Allah cukupkan mereka yang berbagi hartanya dan muliakan mereka yang peduli. Semoga menjadi pahala yang terus mengalir keberkahan dan pahala Jariyahnya. Atas partisipasi jamaah bapak dan ibu kami sampaikan Jazakumullah khairan.

Ali Azmi, Lombok Timur
3 Oktober 2018

Air Sumur Yang Ditunggu-Tunggu Warga di Pengungsian Labu Pandan Sambelia

Ditengah musim kemarau yang tengah berlangsung kebutuhan air bersih sangat dibutuhkan apalagi sumur-sumur warga banyak yang tak bisa dipakai lagi akibat tertimbun material bangunan yang roboh.

Alhamdulillah, wakaf sumur pahala para muhsinin lewat Tanmia Foundation sudah mengalir dan segera dimanfaatkan warga. Sekalipun sebagian sumur lainya sedang proses pengerjaan dan finishing pemasangan tandon air.

“Kebutuhan air sudah ditunggu-tunggu digunakan warga di pengungsian yang tersebar dibeberapa titik lokasi untuk konsumsi rumah tangga dan ibadah seperti wudhu dan mengaji”, ucap Akhyar perangkat desa Labu Pandan.

Labu Pandan Sambelia adalah salah satu daerah pusat gempa dg korban material rumah terparah. Hampir 80 % pemukiman dan fasilitas umum rusak parah akibat gempa dahsyat yg mengguncang Lombok sejak 29 Juli lalu.
Bersama membangun Lombok, adalah tugas siapapun mereka yang tergerak karena kemanusiaan terlebih muslim yang ikhlas karena panggilan iman berusaha meringankan beban saudaranya yang tertimpa musibah.

Kehadiran sumur bor alirkan air pahala tak terbatas bagi para muhsinin dan bermanfaat yang seluas-luasnya untuk warga di Posko Induk Labu Pandan Sambelia.

Ali Azmi
Labu Pandan, Lombok Timur, NTB

Tanmia Foundation Distribusikan Iqra & Al Qur’an di TPQ Darurat Baitul Qur’an

Jelang Maghrib tiba dilokasi ( 29/9/2018) , ketua Yayasan Tanmia Foundation bersama tim secara langsung berjumpa silaturahim dengan santri-santri TPQ Baitul Qur’an yang sudah menunggu sebelum pulang.

Ust Anwar selaku pengasuh, bersama santri-santri TPQ Baitul Qur’an harus mendiami kelas terpal tenda darurat yang serba minim adanya.

TPQ yg berada di dusun Permatan desa Gunung Malang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur ini, ada sekitar 80 santri yang tetap rutin belajar Qur’an sekalipun kondisi masih serba darurat. “Semoga Allah sabarkan dan lapangkan semua urusan hingga tercapai semua cita-cita prestasi ,” ucap Ust Rofiq Hidayat disela membagi distribusi Iqra.

TPQ darurat tetap berjalan seadanya, akibat bangunan sebelumnya rata dengan tanah akibat gempa yang bertubi-tubi mengguncang Lombok sejak 29 Juli lalu.

Ali Azmi
Gunung Malang Pringgabaya, NTB

Pesona Rumah Al Quran Labuhan Lombok

Kemarau di pulau Lombok sudah mulai terasa saat pesawat yang membonceng kami dari Jakarta mendarat di LIA (Lombok Internasional Airport), dari katinggian sudah nampak rumput – rumput dan semak – semak yang sudah mulai menguning.

Tiba di Lombok kami dijemput oleh team lapangan yang sudah standby menjemput kami menuju lokasi, tidak sah rasanya kalau tidak singgah di Labuhan Haji tempat kami mengabdi di sebuah pesantren kecil pada tahun 2002-2003, tidak banyak berubah wajah pesantren ini meskipun usianya cukup senja untuk sebuah pesantren, namun keikhlasan dan keyakinan para pengasuh dalam berjuanglah yang membuat mereka masih bertahan dengan kondisi apa adanya, di pesantren ini pula masih terlihat pengaruh gempa, tenda – tenda darurat masih berdiri di halaman pesantren.

Hidangan masakan siang yang cukup istimewa khas Lombok pun dihidangkan kepada kami, apa lagi kalau bukan Pelecing Kangkung dan Beberuk terong komplit dengan sambal khas Lombok, suasana semakin hangat saat kami dapat berjumpa dengan para relawan – relawa di sana yang memang sudah siap terjun ke Lokasi juga.

Selepas santap siang di teras rumah Ust Badar, ditemani Ustadz Shadiqin sang tuan guru sekaligus pendiri pesantren beserta Ustadz lainnya kami susun rencana awal menuju lokasi, dari pertemuan itu kami putuskan untuk berangkat ke Labuhan Lombok, Labuhan Lombok termasuk wilayah yang terkena dampak gempa.

Jam 15.00 Alhamdulillah kami tiba di lokasi, melihat langsung kondisi di sana, namun semangat anak – anak yang mengaji tidak surut dengan gempa yang mengguncang tempat tinggal mereka dan rumah Al Quran sebagai tempat mereka mengaji, lantunan ayat – ayat suci Al Quran terdengar jelas dari mulut para santri yang sedang asik menghafal Al Quran, untuk wilayah Labuhan Lombok tentu pegiat rumah Al Quran yang sudah berjalan lebih dari 10 tahun adalah ustadz Sanusi dan adik beliau Ustadz Jalaluddin. Hasil didikan beliau berdua banyak yang sudah melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, ke pesantren baik di lombok atau bahkan ke pulau jawa. Semoga Allah memberikan kemudahan dan keberkahan pada beliau serta istiqamah di jalan dakwah.

 

Tanmia Distribusikan Bantuan Para Donatur di Lombok

Sabtu 29 September 2018 jam 3.30 pagi kami team Tanmia bertolak menuju bandara Halim Perdanakusuma Jakarta Timur untuk berangkat ke Lombok NTB, dengan membawa amanat bantuan dari para donatur (muhsinin), berupa Al Qur’an, Buku Iqra, Pakaian layak pakai dan wakaf Sumur Bor, pesawat takeoff saat matahari sudah mulai memperlihatkan rona merah yang membuatnya semakin indah, udara pagi itu sangat baik perjalanan 2 jam tidak terasa hingga kami tiba di Bandara Internasional Lombok.

Di Bandara Lombok masih terlihat relawan dari berbagai lembaga atau perorangan, yang cukup mengharukan, dalam satu perjalanan bersama kami terlihat ibu – ibu paruh baya kurang lebih 30an orang dengan seragam dan atribute lengkap juga ikut andil ambil posisi ikut membantu saudara – saudara mereka di Lombok, ibu – ibu itu adalah guru TK di Jakarta yang ingin mengadakan bakti sosial di walayah yang menjadi korban gempa di Lombok.

Meskipun sudah hampir dua bulan dari peristiwa gempa yang cukup kuat hingga menghancurkan rumah, sekolahan, perkantoran, fasilitas ibadah dll, namun belum begitu terlihat signifikan proses recovery paska gempa, kebanyakan masyarakat masih belum berani tidur malam di dalam rumah mereka, karena efek trauma gempa masih menghantui pikiran mereka, ditambah lagi memang kadang – kadang gempa susulan masih saja menggoyang tempat tinggal mereka.

Tenda – tenda darurat masih berdiri tegak di sisi rumah atau di atas puing – puing rumah mereka, sore hari waktu setempat kami sempat bersilaturahim dengan babarapa rumah masyarakat di Labuhan Lombok, masih terlihat ibu – ibu yang sedang shalat dan larut dalam khusyu’ nya doa saat mereka mengangkat kedua tangannya berdoa memohon kepada Allah ta’ala.

Semoga Allah melimpahkan keberkahan kepada para donatur, pada keluarga, anak keturunan dan harta benda mereka, Mudah – mudahan Allah ta’ala memberikan ketabahan dan kesabaran kepada mereka serta menjadikan orang yang wafat di antara mereka sebagai Syuhada dan mendapatkan pahala mati syahid. Aamiin ya rabbal alamin.

Labuhan Lombok,
30 September 2018

Pembuatan Wakaf Sumur Bor Menghapus Dahaga di pengungsian Desa Labu Pandan Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur, NTB

Terlebih lagi air sangat dibutuhkan untuk beberapa posko di pengungsian desa Labu Pandan, sehingga warga amat bersyukur atas berdirinya wakaf sumur di desa mereka ibarat oase yang menyejukkan setelah sebelumnya selama gempa berlangsung, masyarakat setempat menikmati air bersih dalam serba keterbatasan. Apalagi sekarang masih berlangsung musim kemarau, praktis persediaan air bersih jadi kering dan tidak mencukupi.

Jangankan untuk kebutuhan sehari-hari, air wudhu yang menjadi kebutuhan beribadah juga jadi terbatas karena satu-satunya masjid Darussalam juga tak layak dipakai lagi. Padahal ratusan jamaah Masjid Darussalam di desa tersebut begitu mendambakan nikmatnya beribadah tanpa ada kesulitan.

Melalui program Wakaf Tanmia Foundation pengadaan sumur bor bagi warga korban gempa bumi yang mayoritas warga pesisir tersebut berhasil diwujudkan. Pengeboran sumur cukup terkendala dg tekstur tanah bebatuan yang sulit ditembus, akhirnya mampu mendapatkan titik air jernih yang melapangkan dahaga warga.

“Kami hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih kepada Tanmia Foundation yang telah menghadirkan air bersih nan berkah untuk kami disini” Jelas salah seorang warga, Iwan.

Menurutnya, selain untuk kebutuhan posko juga berfungsi agar warga bisa berwudhu sebelum ke Masjid sebab tidak ada air yang tersedia di bak penampungan Masjid. Kadang masyakarat atau jamaah terpaksa memilih shalat jumat dan berjamaah di Masjid lain karena lebih nyaman dan tersedia air bersih yang cukup.
Semoga ikhtiar untuk selalu memberi yang terbaik kepada ummat senantiasa diberi kemudahan dan keberkahan.

By Ali Azmi
Relawan Tanmia
Labuhan Lombok

Sumur Bor Tanmia, Alirkan Air Untuk Rumah Qur’an di Pengungsian

Mendekati kurun waktu 2 bulan lebih berada di pengungsian dengan berbagai keterbatasan menjadikan para pengungsi dalam kondisi memprihatinkan. Salah satunya adalah sulitnya akses air bersih untuk keperluan sehari-hari terlebih puncak musim kemarau berada ditengah mereka.

Tanmia Foundation dalam hal ini, berhadil berikhtiar telah mendirikan sumur bor di beberapa titik, salah satunya di dusun Turingan Desa Labuan Lombok Kecamatan Pringgabaya, Tak berselang lama setelah pengeboran selama 2- 3 hari berhasil mengalirkan air dari pipa-pipa yg tertanam dalam tanah.

Syukur Alhamdulillaah, sumur bor ini sudah bisa mengalir dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan warga dan keperluan rumah mengaji Qur’an ucap Sanusi Ibrahim sore itu disela-sela tukang bor memasang pipa disamping halaman.

Tanmia Foundation masih juga melakukan pengeboran sumur di beberapa lokasi pengungsian di Lombok yang kini masih berlangsung diantaranya di Labu Pandan Sambelia.

Kepada para Muhsinin (donatur) yang telah ikut berpartisipasi dalam Wakaf Sumur Bor di Lombok kami sampaikan Jazakumullah khairan, Barakallahu fiekum .

By Ali Azmi
Relawan Tanmia
Lombok Timur

🗳 Informasi
🌐 www.tanmia.or.id
📮 info@tanmia.or.id
📞 085215100250
💰 Bank Syariah Mandiri
7117833447
YAYASAN ISLAM ATTANMIA

Safari Dakwah Tanmia di NTT 2018

Selasa 14 Agustus empat orang team dakwah Tanmia berangkat menuju NTT untuk kegiatan dakwah dan sosial, satu orang team kami berangkat dari Lombok karena beliau bertugas di sana untuk membantu korban gempa bumi, pada kesempatan kali ini kami hanya ber lima saja, Alhamdulillah rencana keberangkatan sesuai dengan yang telah direncanakan jauh – jauh hari, barang – barang bantuan seperti pakaian layak pakai, Al Quran, buku pelajaran sekolah, dll telah lama dikirim ke lokasi, bobot barang barang bantuan tersebut mencapai 4,5 Ton, Alhamdulillah barang – barang tersebut sudah sampai di tujuan dan siap di distribusikan.

Panasnya udara di NTT langsung menyambut kami saat turun dari pesawat,
efek cuaca panas tersebut sudah mulai terlihat di sekitar ketika perjalanan kami keluar dari bandara yang mengisyaratkan bahwa wilayah ini sedang dilanda kekeringan, bukit dan gunung serta padang rumput nampak semua menguning karena kekeringan, hewan – hewan ternak juga sudah mulai turun gunung untuk mencari air di rumah – rumah warga, itu sudah menjadi kebiasaan hewan – hewan tersebut bila hujan sudah lama tidak turun, bila musim semi tiba mereka pergi ke gunung dan jarang sekali kembali ke rumah tuannya.

Sesampai kami dì NTT kami dijemput oleh pak Saifullah beliau seorang guru bahasa inggris di SMP Nggorang, selain mengajar beliau juga membuka toko kelontong, walau toko beliau nampak kecil namun cukup lumayan hasilnya untuk ukuran wilayah ini, setiap ada pengiriman barang selalu kami alamatkan ke toko beliau, memang beliau biasanya yang menjemput kami dan mobil beliau dijadikan sebagai kendaraan operasinal dakwah selama kami berada di NTT.

Setelah kami menyantap hidangan makan siang di rumah pak Saifullah, yang kebetulan beliau juga seorang yang ahli masak, tahun lalu teman – teman cukup terpukau dengan masakan beliau berupa ikan bakar dan plecing khas bima, karena memang beliau asli dari Bima namun sudah menetap di Labuhan Bajo, pak Saifullah langsung menyerahkan kunci mobilnya kepada kami untuk menuju rumah pak Abdurrahman, tempat kami menginap.

Pak Abdurrahman adalah warga asli NTT, beliau seorang guru, mengajarkan materi agama islam di SMP yang pelajarnya mayoritas non muslim, tahun lalu juga kami menginap di rumah beliau hingga satu pekan lamanya selama program dakwah berlangsung, memang dakwah harus seperti ini saling tolong – menolong dalam kebaikan dan taqwa untuk meraih ridha Allah taala.

Kegiatan kami kali ini in syaa Allah 10 hari, dengan kegiatan yang sangat bervariasi, kegiatan nantinya akan ditutup dengan khutbah Iedul Adha di tempat yang telah ditentukan oleh ketua MUI setempat untuk kami.

Logistik dan bahan bantuan yang beratnya 4,5 ton tersebut berasal dari jamaah pengajian yang berada di wilayah jakarta dan sekitarnya, atas bantuan dan partisipasi jamaah untuk kegiatan dakwah dan sosial peduli minoritas muslim NTT kami sampaikan Jazakumullah khairan.

Bantuan dana operasional dapat disalurkan melalui:

🌐 www.tanmia.or.id
📮 info@tanmia.or.id
💰 Bank Syariah Mandiri
7117833447
YAYASAN ISLAM ATTANMIA
☎ Konfirmasi 085215100250

NTT Berqurban

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Semoga bapak dan ibu sekalian dalam lindungan Allah dan dalam keadaan sehat wal afiat serta selalu dalam lindungan Allah subhanahuata’ala.

Sehubungan dengan kita akan menyambut hari raya Idul Adha 1439 H yang in syaa Allah akan jatuh pada tanggal 21-22 Agustus 2018, maka kami pengurus Yayasan Islam Attanmia berencana untuk mengada Program Kurban di wilayah minoritas muslim NTT (Nusa Tenggara Timur).

Melihat kondisi kaum muslimin yang sangat membutuhkan Syiar ibadah Qurban di wilayah terpencil dan minoritas, agar mereka merasa diperhatikan oleh saudara se-iman mereka meskipun mereka berada di tempat terpencil dan sangat sedikit yang se-iman dengan mereka, ditambah kondisi ekonomi mereka juga sangat memprihatinkan maka kami terpanggil untuk mengadakan Program Qurban ini dengan memberanikan diri untuk mengajak bapak dan ibu sekalian untuk berqurban di NTT demi memperkenalkan Syiar ini kepada mereka dan membahagiakan mereka dengan sembelihan qurban.

Berikut ini kami membagi type hewan untuk mempermudah bapak dan ibu untuk menentukan pilihannya:

🐏 Kambing type A Rp 2.500.000,-
🐏 Kambing type B Rp 3.500.000,-
🐂 Patungan Sapi Rp 3.000.000,-

Informasi
📞085215100250
🌏 www.tanmia.or.id
⛵ info@tanmia.or.id
🏦 3390005570
Bank Muamalat
an. Islam Tanmia yys

Atas partisipasi dan perhatiannya kami sampaikan Jazakumullah khairan wa barakallahu fiekum.

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Bukhari Abdul Muid
Ketua

Berbuka Dengan Kurma Istimewa Bersama Muallaf Watuasa

Jum`at 18 Mei 2018
Bersama rombongan da`I Mamboro kami pun kembali menuju Masjid Al Muhajirin di sore harinya, untuk mengadakan ifthor dan tarawih bersama disana.
Dari siang usai jum`at menyiapkan menu berbuka puasa yang disiapkan oleh Ummi Ulwan bersama ibu-ibu lainya. Ummi Ulwan adalah seorang guru agama islam di sekolah menengah pertama yang tiap hari mengajar anak-anak muallaf sebanyak 13 siswa dari 200 siswa non muslim. Sekalipun demikian, hak untuk mendalami agama semisal untuk mengenakan jilbab dan menunaikan shalat masih bisa dilakukan, sehingga toleransi yang cukup baik berjalan selama ini.

Hari yang makin gelap mengejar perjalanan rombongan yang harus menyusuri jalanan rusak ditengah padang kering, hal ini tapi tak meluluhkan tekad untuk mengantarkan menu berbuka puasa bersama para muallaf yang tengah menunggu di Watuasa.

Aneka menu berbuka puasa ala Sumba juga sengaja disiapkan sebagai bagian untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama saudara muslim di bulan Ramadhan penuh berkah.
Kebahagiaan yang tak terungkapkan di hati bisa hadir ditengah para muallaf di bulan Ramadhan terlebih di lingkungan yang sangat jarang ditemukan adanya ditempat lain.

Bahkan untuk menemukan sebutir kurma untuk berbuka harus menempuh jarak puluhan kilometer dari Ibukota Waikabukak yang berada di bagian barat daratan pulau Sumba. Kultum ringan memulai acara sore jelang berbuka puasa sembari menyiapkan hidangan ifthor yang hari itu tak seperti hari-hari puasa sebelumnya. Bukan untuk mendramatisir suasana haru sore itu, beberapa butir kurma dan segelas es buah segar sore itu memancarkan kebahagiaan ditengah doa berbuka puasa para muallaf di Watu asa.

( Azmi Mubarok )

Ridwan, Bertahan Dengan Keislaman Ditengah Keterbatasan

Kamis, 17 Mei 2018
Kisah yang tak luput kami sertakan ialah kisah Bapak Ridwan, dengan nama setelah hijrahnya. Bersama keluarganya bersebelas yang tinggal dirumah panggung yang reot beratapkan ilalang. Alhamdulillah jelang dzhuhur itu kami bertemu dengan keluarganya, yang sehari-hari bermata pencaharian membuat garam, dengan merebus air laut di pesisir pantai.

Pilihan pekerjaan ini bukan berarti tidak ada pilihan pekerjaan lain yang lebih layak, tapi inilah penghidupan yang ia geluti selama bertahun-tahun demi menyambung asa masa depanya. Seharian ia berjibaku sekuat tenaga untuk merebus air laut untuk menghasilkan rata-rata 5-7 kg batangan garam. Pasalnya, sepekan ia hanya bisa menghasilkan 50 kg garam yang bisa jual 5000/kg di waktu pasaran yang hanya ada setiap hari Rabu saja setiap pekan. Kondisi itu pun semakin sulit dengan susahnya kayu bakar untuk merebus garam dan air layak konsumsi yang mereka gunakan untuk keperluan sehari-hari.

Jelang musim kering kemarau kali ini, air konsumsi rumah tangga ia pun harus ia sisihkan uang sebesar 20.000/ dua hari untuk mendapatkan satu drum air, belum lagi menanggung biaya kebutuhan sehari-hari dan sekolah anak-anaknya. Keadaaan demikian bukan melepaskan harapan Ridwan dan keluarganya untuk meminta-minta. Subhanallah ditengah keterbatasan ia tetap bekerja dengan merebus garam demi menyambung nafkah untuk keluarganya. ( Azmi Mubarok )

Tebar Wakaf Buku Referensi Da`I Pedalaman Di Mamboro Padang Savana Sumba

Kamis, 17 Mei 2018
Hari-hari Ramadhan yang penuh makna di Pulau Sumba. Jejak kaki melangkah dari Tambolaka, salah satu pintu masuk pulau Sumba yang berada di wilayah kabupaten Sumba Barat Daya yang beribukota di Waitabula. Perjalanan menyisiri pantai utara sejauh 50 KM dengan medan jalan berbatu kapur di tengah padang savana tak bertepi. Misi perjalanan kali ini adalah Tujuan penyaluran Wakaf buku kali ini adalah Mamboro, sebuah kecamatan di wilayah Kabupaten Sumba Tengah yang beribukota di Waibakul. Teriknya matahari awal puasa di musim panas Sumba tak menyurutkan langkah kami untuk menyambangi Mamboro. Mamboro, adalah Pusat Islam tertua di daratan Sumba.

Ramadhan kali ini Tanmia Foundation bersama tim da`I kecamatan Mamboro Sumba Tengah menyusun program pembagian wakaf buku referensi untuk dai pedalaman. Bersama Ustadaz Saiful dan Ustadz Syarifudin, malam pertama tarawih yang dingin terasa di badan saat shalat terawih yang dilaksanakan di masjid Darul Hijrah Kampung Baru, Wendewa Utara.

Di awal hari pertama puasa Ramadhan tak seperti hari biasanya, teriknya matahari Sumba cukup menguji kami yang sedang mengunjungi di perkampungan Muallaf – Watuasa Kec. Mamboro Sumba Tengah. Kampung transmigran yang berjarak 17 Km dari pusat kecamatan Mamboro, adalah kampung muallaf yang cukup luar biasa ghirahnya. Ada sekitar 24 KK yang berangsur-angsur masuk islam dari agama mereka sebelumnya yakni “Merapu” ( agama kepercayaan orang asli Sumba, dekat dengan kepercayaan animisme dan dinamisme ). Mendengar kisah keislaman yang luar biasa makin menghilangkan haus dahaga hari itu. Masuk Islam dengan keinginan mereka sendiri tanpa ada paksaan menjadikan mereka harus tetap bertahan meskipun ditengah situasi dan kondisi serta geografis yang sangat sulit, tinggal di tengah terik padang yang berbatu kapur, dan semak belukar yang kering dan sumber air yang sulit setengah mati. Akses Listrik pun baru tahun ini baru rencana ada pengaliran. Pilihan kondisi yang menguji ini bukan berarti mereka pasrah putus asa, namun inilah ujian yang dihadapi mereka agar bisa melaluinya. ( Azmi Mubarok )

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id

    × Ahlan, Selamat Datang!