Kebebasan Dalam Kacamata Islam

874 Views

Kebebasan secara umum merupakan hak dari masing-masing individual, yang mana hal tersebut tidak bisa dibantahkan dan diusik oleh pihak manapun, lawan kata dari “kebebasan” disini adalah “perbudakan”. Umar bin Khatthab r.a. pernah berkata;

((مَتَى اسْتَعْبَدْتُمُ النَّاسَ وَقَدْ وَلَدَتْهُمْ أُمَّهَاتُهُمْ أَحْرَارًا))

“Akankah kalian hendak memperbudak manusia, sedangkan ibu mereka telah melahirkan mereka dalam keadaan bebas (bukan budak).”

Dalam hal ini, bukan berarti kita hidup sebebas-bebasnya tanpa aturan yang mengiringi dan menuntun kita menuju jalan yang tentunya akan menyelamatkan kita, baik di dunia maupun di akhirat. Karena sejatinya, ketika kita melepaskan diri dari aturan-aturan agama Islam dengan dalih kebebasan, sama saja kita menjebloskan diri kita dalam penjara hawa nafsu dan perangkap setan, yang akan mengantarkan kita menuju kesengsaraan yang sesungguhnya kelak.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata dalam balutan mutiara hikmahnya;

((الْمَحْبُوْسُ مَنْ حَبِسَ قَلْبَهُ عَنْ رَّبِّهِ تَعَالَى وَالْمَأْسُوْرُ مَنْ أَسِرَهُ هَوَاهُ))

“Orang yang dipenjara adalah orang yang terpenjara (terhalangi) hatinya dari Rabbnya (Allah) ta’ala, dan orang yang tertawan (terbelenggu) adalah orang yang ditawan oleh hawa nafsunya.”

Kita juga adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendirian dan membutuhkan orang yang berada di sekitar kita, mereka pun membutuhkan aturan-aturan dalam memaknai kebebasan itu sendiri, demi terciptanya kehidupan yang lebih manusiawi dan membedakan antara manusia dan hewan.

Sedangkan dalam hal ini, Islam sudah menetapkan sebuah prinsip umum yang mengatur hubungan antar sesama manusia, dan berlaku kaidah ((لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَار)) yaitu tidak boleh melakukan sesuatu yang membahayakan diri sendiri ataupun orang lain. Maka dengan ini, Islam mengajarkan kita agar tidak mengganggu hak-hak orang lain dengan dalih kebebasan.

Begitu juga kebebasan dalam beragama, hal ini termasuk makna kebebasan yang bersifat umum, karena setiap manusia memiliki hak untuk memilih agama yang ia yakini. Allah ta’ala berfirman;

((لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّيْنِ….))
“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam),” (QS. Al-Baqarah [2] : 256).

Keterpaksaan dalam beragama menghasilkan di dalamnya orang-orang munafik yang tidak beriman, sedangkan Islam sangat membenci sifat dari kemunafikan.

Justru apabila hidup kita diiringi dengan Tauhid (Islam), maka hal itulah yang membebaskan manusia dari perbudakan atau penghambaan diri kepada makhluk yang tidak punya kemampuan untuk memberikan manfaat maupun bahaya kepada dirinya.

Orang-orang yang mengagung-agungkan kebebasan sebagai slogan dalam hidupnya, dan berusaha mencari-cari dalih untuk mendiskreditkan Islam dan mengesankan bahwa aturan dalam Islam itu adalah belenggu yang mengekang kebebasan manusia.

Padahal kalau ditelisik lebih dalam, dalil yang mereka gaungkan justru membantah pemahaman mereka dan justru bukan mendukungnya.

Seperti salah satu Hadist Nabi Muhammad shallallahu alaihi wsallam yang mereka jadikan dalih, bahwa aturan-aturan dalam Islam mereka anggap sebagai belenggu.

((الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ))
“Dunia ini adalah penjara (bagi) orang-orang yang beriman dan surga (bagi) orang-orang kafir.” (HR. Muslim no.2956).

Apabila dipahami secara bahasa, memang benar apa yang mereka maksud, akan tetapi justru penafsiran yang benar adalah seperti yang dikatakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya “Badaai’ul Fawaaid” (3/696), Orang yang beriman di dunia ini, keimanannya yang kuat menghalangi dia untuk memperturutkan hawa nafsunya yang diharamkan oleh Allah ta’ala, sehingga dengan keadaan ini seolah-olah ia hidup dalam penjara, atau dengan kata lain, dunia ini adalah tempat untuk orang-orang yang memenjarakan hawa nafsunya dari apa-apa yang diharamkan oleh Allah ta’ala.

Berbeda dengan orang kafir yang hidup bebas memperturukan hawa nafsunya, sehingga dianggap bahwa dunia ini adalah surga bagi mereka. Wallahu a’lam bisshowab.

Oleh : Muhammad Munib Asmuni

Sumber :
1. Al-Azhar Magazine
2. http://www.muslim.or.id

No comments

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id

    × Ahlan, Selamat Datang!