Melepas Khidmat Santri Ke Pelosok Negeri, Merawat Syi`ar Dakwah Yang Tak Boleh Padam

Hari mulai senja sirine keberangkatan kapal dibunyikan tanda semua pintu ABK kapal menutup semua akses pintu agar semua penumpang standby bersiap untuk berangkat. Setiap air mata rindu dan salam perpisahan bercampur aduk dikeluarkan bagi siapa saja yang berpisah senja sore itu. Tak ubahnya seorang Ibu yang akan melepas anak-anak tercintanya yang akan berlabuh merantau jauh. Biarlah air mata menetes deras tapi setiap tetesnya akan menjadi keberkahan do`a yang akan bersemi dikemudian hari untuk membawa kebahagiaan.

Seluas mata memandang area pelabuhan Tanjung Priok di pesisir Pantai Jakarta Utara. Dua pekan telah berlalu santri tugas pengabdian Pesantren Al-Itqan, Kranggan Bekasi diberangkatkan lewat pelabuhan laut Dermaga Terminal Nusantara Pura menuju Ternate, Maluku Utara. Antrian hilir mudik kawasan sibuk pelabuhan Tanjung Priok hari itu bergemuruh berjejalan para calon penumpang kapal PELNI Dorolonda yang sudah bersandar di anjungan untuk menunggu keberangkatan para calon penumpang.

Sebanyak 2 orang alumni angkatan ke-IV Pesantren Al-Itqan berstatus sebagai alumni tugas wiyata bhakti yang akan bertugas selama satu tahun akan ditempatkan di Pesantren dan Masyarakat tepatnya di Halmahera Tengah, Maluku Utara. Menuju tempat pengabdian yang penuh perjuangan akan dilewati melalui jalur laut selama 5 hari perjalanan laut.

Pesantren Al-Itqan dalam perjalananya telah mengirimkan alumni-alumninya ke berbagai daerah pelosok penjuru tanah air sebagai bentuk khidmat melayani ummat dan kewajiban setiap alumninya untuk tugas kewajiban syi`ar dakwah di setiap jengkal tanah air. Dari Ujung Aceh Pulau Sumatera hingga Ujung Timur Halmahera Maluku Utara bahkan Papua nantinya diharapkan menjadi bagian syi`ar yang berperan membantu kinerja para pengampu ummat dan lembaga-lembaga dakwah maupun pendidikan agar terus berkembang maju lebih baik.

“Biasanya melalui kegiatan safari dakwah kita ingin mengetahui sejauh mana realita ummat dan sikon perkembanganya agar kegiatan pendidikan kaderisasi guru dan da`i di dalam pesantren relevan terhadap dinamika perkembangan ummat yang terupdate. Sehingga para alumni-alumni ini bisa membantu mengurai persoalan dan permasalahan ummat akan krisisnya tenaga pengajar dan sumber daya manusia dalam bidang keagamaan di pelosok masyarakat yang kurang diperhatikan,” ujar petuah Ustad Rofiq Hidayat selaku Pimpinan Pesantren saat melepas keberangkatan para santri wiyata bhakti, Selasa ( 5/09/2023 ).

Menurutnya, kegiatan pendidikan di Pesantren bukan semata-mata mentrasfer ilmu syar`i akan tetapi mendidik memberikan tarbiyah akan pentingnya menyiapkan kaderisasi generasi yang mampu memberikan kemanfaatan dan kemaslahatan untuk mampu berdakwah dan istiqomah dalam kebaikan dan menjangkau daerah-daerah pelosok pinggiran yang masih minim perhatianya.

“Harapanya tidak tinggi-tinggi akan tetapi para alumni diharapkan dapat menghidupkan syi`ar keislaman dan menghidupkan kembali ruh-ruh perjuangan membina anak-anak umat ini untuk kembali kepada indahnya kalam al-qur`an sebagai bentuk pertanggung jawaban akan ilmu yang telah dipelajari di pesantren untuk diamalkan di masyarakat,” tambah Ust Rofiq dalam nasehatnya.

Jadwal kapal yang hanya ada 1 kali sebulan menuju Ternate menjadi pemandangan yang luar biasa setiap calon penumpang dan para pengunjung pelabuhan yang hendak mengantarkan sanak famili keluarganya yang hendak bepergian jauh.

Dua tahun berlalu setelah pandemi akses transportasi laut kembali menggeliat tumbuh menjadi incaran setiap orang yang hendak bepergian maupun pulang kampung bagi mereka yang berasal dari daerah-daerah jauh ditengah kepulauan seperti kawasan Indonesia timur.

Toh,selain biaya yang hemat juga akan menambah rasa pengalaman akan luasnya tanah air ibu pertiwi sebagai daerah maritim dunia. Perjalanan ke Ternate dengan Kapal PELNI Dorolonda akan singgah di beberapa pelabuhan besar seperti : Tanjung Priok Surabaya, Makassar, Bau-Bau, Namlea Maluku, Ambon dan terakhir tiba di tujuan Ternate sebagai eks Ibukota Maluku Utara sebelum diganti di Sofifi yang berada di Pulau Halmahera.

Terakhir, bagi para alumni yang bertugas wiyata bhakti dimana pun berada dengan segala situasinya menjadi rangkaian perjuangan kesabaran dan keikhlasan dalam medan amal yang tak bisa diremehkan dan disepelekan. Karena menanamkan jiwa kesabaran dan keikhlasan menjadi kunci dan modal yang tak pernah habis dalam rangkaian suksesnya kegiatan amal jama`i dalam syi`ar dakwah. Permintaan tenaga alumni pesantren untuk menjadi tugas wiyata bhakti mengalami kondisi yang timpang, antara permintaan tenaga alumni yang disana-sini meminta masih membutuhkan namun disaat yang sama masih minimnya anak-anak ummat ini yang belum berminat untuk masuk meniti pendidikan pesantren khususnya kaderisasi guru dan da`i dengan mengharap keridhaan-Nya semata. Wallahu Musta`an.

Datang Ke Jogokaryan, Rindu Lahirnya Masjid Kebangkitan Ummat

Malam purnama bulan Safar baru saja menampakkan sinarnya yang terang benderang. Fajar shubuh pun baru menyingsing di ufuk timur Masjid Kauman yang tepat bersebelahan dengan alun-alun utara kesultanan Yogyakarta. Jalanan Paris pun sudah mulai padat merayap dengan rombongan becak kayuh yang berlalu-lalang para pedagang yang mengangkut barang dagangan ke pasar-pasar pagi buta. Jalanan rindu pagi-pagi menembus pintu Jokteng Langenastran pun bukanlah untuk melancong Kawasan Taman Sari Keraton.
Semangat berkah pagi menuju Masjid Jogorkaryan akhirnya pun sampai. Hanya berjalan kaki santai sejauh ratusan meter saja dari Pojok Benteng Alun-Alun Kidul Keraton pun bisa dijangkau. Lokasi Masjid yang tepat berada di Kalurahan Mantrijeron, Kapanewon ( Kecamatan ) Mantrijeron ini terbuka 24 jam bagi para jama`ah dan musafir yang tidak pernah sepi hari-harinya. Miniatur fungsi masjid yang kini tengah merubah tatanan masyarakat sebagai sumber kesejahteraan masyarakat benar-benar tengah dirasakan warganya.


Berawal dari sebuah langgar kecil di Kampung Pinggiran Selatan Kota Yogyakarta, Masjid Jogokariyan terus berusaha membangun ummat dan mensejahterakan masyarakat. Masjid sebagai agen perubahan masyarakat berjalan dengan baik seiring dengan proses berkembangnya dakwah berbasis Masjid. Konon Kawasan kampung yang dulu “Abangan” Komunis kini menjadi masyarakat Islami melalui dakwah berbasis Masjid.

Bersamaan dengan munculnya gerakan komunis tahun 1965 di Jogjakarta lahirlah cikal bakal legenda masjid Jogokaryan. Komunis yang sedang diatas angin di tanah air tahun 1965, ibarat usia kandungan “hamil tua” yang sudah mau lahir ingin unjuk kekuatan digdayanya. Kampung Jogokaryan mungkin salah satu titik target Kawasan kampung untuk berkembangnya politik dan gerakan ideologi komunis jaman itu. Setiap gangnya memiliki latar arti perjalanan sejarah kelam yang bisa selalu teringat oleh para saksi yang masih hidup.

Masjid fenomenal yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari pegiat dakwah di Jogjakarta menjadi tempat yang ramah untuk setiap tamu yang ingin datang. Sudut demi sudut menjadi inspirasi simbol akan kemakmuran masjid sebagai embrio lahirnya kesejahteraan bagi ummat dan jamaahnya. Suasananya menjadi panggilan semangat untuk terpanggil menguatkan hati dan kaki-kaki ini berlama-lama beribadah di dalamnya. Menjadi tempat yang menyimpan energi penyemangat gerakan dakwah untuk terus jalan berkembang maju. SIapapun akan merasa betah bermunajat di dalam rumahNya yang suci untuk menjawab setiap pinta doa hamba-hambaNya.

Alhamdulillah, ahlan wa sahlan atas kedatangan rombongan dari segenap pengurus Yayasan Tanmia Jakarta di sekretariat utama Masjid Jogokaryan dengan sepenuh hati menyambut gembira ramahnya kedatangan para tamu , Ujar Gita Welli Ariadi salah satu pengurus Masjid yang hari itu piket sekretariat di tempat.

“Program-program Masjid berderet begitu banyak dan inilah miniatur kepemimpinan yang ideal terbilang sudah berjalan sampai saat ini. Struktur bagian-bagian kepengurusan masjid yang terbagi dalam belasan biro-biro bagian yang selama ini berjalan menunjukan kegiatan masjid yang begitu padat selama ini telah berjalan”, jelas Gita Welli Ariadi selaku pengurus harian Masjid Jogokariyan ( 14/08/2023 ).

Sejarah panjang masjid yang terus berjalan sampai saat ini bukanlah instan dibangun dalam bilangan hari. Lahirnya sistem kepengurusan masjid dengan sederet visi yang mencerahkan ummat menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Masjid Jogokaryan yang sebenarnya hanya sebuah masjid kampung sederhana saja, namun memiliki program-program terobosan yang kreatif dan memiliki asas manfaat yang akhirnya membangunkan lelap nyenyak tidurnya para takmir masjid pada umumnya untuk berduyun-duyun berlomba-lomba mengikutinya.

“Terimakasih atas perhatian dan jamuan tamu serta telah menerima kedatangan rombongan dengan ramah sepenuh hati”, ucap Ust Bukhari Abdul Mu`id sembari saling beramah-tamah. Selain kantor sekretariat juga ruangan aula yang seringnya sibuk dari waktu ke waktu untuk belajar para tamu yang datang. Mereka adalah para tamu pengurus takmir yang hendak akan belajar tentang manajemen pengelolaan masjid. Suasana masjid pun akhirnya menjadi pemandangan layaknya kerumunan tempat wisata dan Kawasan pendidikan.

Lagi-lagi uniknya juga pemberdayaan program setiap RT ( rukun tetangga ) kampung yang memiliki struktur kepengurusan dalam rangka memonitor setiap jamaah setiap kali kedatangan shalat adalah salah satu bentuk absensi dan kontrol sosial yang jarang ditemukan ditempat lainya. Bagaimana jama`ah satu sama lain saling memperhatikan tentang artinya persaudaraan seiman sesungguhnya. Ia ikut tersadar merasa senasib dan sepenanggungan dalam bingkai ukhuwah keislaman. Bagaimana tidak bila salah satu saudara merasakan sakit maka tetangga kerabat hingga pihak masjid bersegera untuk datang membesuk dengan tangan yang penuh kedermawanan membawa bingkisan santunan. Ini bukan apa dan berapa, tetapi tentang arti hak bertetangga dan peran masjid yang juga penting ada di hati setiap warga dan ummatnya dengan merasakan keberadaanya.

Pandemi yang setahun terakhir berlalu telah menggulung semua kantong-kantong laju ekonomi mata pencaharian masyarakat hingga pada kondisi titik nadir yang memprihatinkan namun justru Menara masjid jogokaryan menjadi mercusuar sosial yang sangat berperan aktif menjadi sumber poros energi yang menyediakan setiap solusi masyarakat dimasa pandemi. Penanganan kasus darurat hingga protocol kesehatan yang sedemikian ketatnya waktu itu telah dilaluinya. Masjid selalu memiliki pintu yang sangat lebar untuk hati para jamaah setianya. Belum lagi hadirnya pasar rakyat setiap akhir pekan menjadi animo warga untuk tetap bangkit masa pandemi itu dengan peran permodalan masjid ikut berperan serta didalamnya. Ditambah lagi pendampingan dan upgrading setiap usaha jamaah agar menjadi partner berkembangnya usaha menjadi peran masjid juga ikut membersamainya.

Inilah yang menjadi lahan dakwah yang tak pernah habis dan samudera yang tak akan pernah kering untuk digali agar kehadiran masjid bukan hanya fisik bangunan semata tetapi menjadi solusi setiap permasalahan umat warga yang bernaung di dalamnya. Membuka masjid bukan soal luas dan megahnya, namun para peran nyata pada ummatnya. Inilah fungsi yang berperan di Jogokaryan.

Rindu pun pasti membekas bila Ramadhan tiba, Kampung jogokaryan menjadi lautan manusia yang ingin datang untuk menikmati rasanya berbuka puasa di jalan utama Masjid dengan ribuan jama`ah dan aneka menu kuliner yang datang berduyun-duyun berbaris di kanan kirinya. Mari bersegera mengambil peran untuk lahirnya Jogokariyan-Jogokariyan baru untuk ikut membangun ummat.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Temu Sinergi Jejaring Si Bulan Indonesia, Estafet Mengisi Hari-Hari Kemerdekaan

Riuh semarak hari kemerdekaan belumlah usai, baru saja sepekan berlalu peringatan detik-detik proklamasi dirgahayu kemerdekaan ke-78 digelar dari ujung Sabang sampai Merauke serentak berdiri tegak pusaka merah putih berkibar mengangkasa. Tanda hari suci atas Rahmat Allah akan kemerdekaan yang ke-78 telah berlangsung khidmat untuk disyukuri sebaik-baiknya. Terus melaju untuk Indonesia maju menjadi denyut penyemangat agar tanah air terus maju untuk keadilan dan kemakmuran rakyat didalamnya. Inilah harapan setiap realita demi juang kebebasan sejati agar terbebas dari segala sekat-sekat keterbatasan setelah sekian lama menikmati udara kemerdekaan.

Semangat juang mengisi kemerdekaan pun tak luput di-isi oleh jajaran pengurus Tanmia Foundation yang baru-baru ini temu sinergi dengan jejaring komunitas Si Bulan ( Siaga Ambulance ) Indonesia yang menginisiasi adanya antar jemput pasien dhuafa gratis tanpa pungutan biaya pada ( 15/08/2023).  Jejaring komunitas yang berpusat di Kebumen Jawa Tengah ini sudah ada sejak 2015 lalu yang di inisiasi Kang Fikri dkk, sapaan akrabnya. Berawal dari banyaknya kasus penanganan pasien gawat darurat yang harus ditangani secara cepat dan tepat untuk segera dirujuk menjadi cikal bakal tergeraknya jejaring komunitas ini.

Apalagi notabene sebagian besar pasien adalah kalangan dhuafa yang mengalami kesulitan baik dari segi biaya dan aksesnya saat akan dirujuk dari satu tempat ke tempat lain yang cukup jauh ribuan kilometer jaraknya. Ini yang  menjadikan jejaring komunitas Si Bulan ( Siaga Ambulance ) Indonesia menjadi pintu wasilah penolong, yang keberadaanya bermanfaat di tengah-tengah masyarakat.

“Terus terang, kami tidak memiliki tarif khusus ketentuan. Silahkan bagi keluarga pasien yang mampu memberi infak semampunya, yaa silahkan saja tidak memberi pun tidak masalah. Kalau pun ada juga untuk mengisi kas operasional saja,” jelas Kang Fikri Ketua Jejaring Si Bulan Indonesia dalam obrolan santai saat silaturahmi dengan  segenap jajaran pengurus Tanmia Foundation.

Ia pun menambahkan hadirnya jejaring Si Bulan ( Siaga Ambulance ) saat ini telah memiliki lebih dari 200 unit ambulance yang tergabung dari ujung Provinsi Banten Pulau Jawa sampai Lombok Timur di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang menjadi rantai tali-temali bagian solusi untuk melayani antar jemput pasien secara gratis bagi kalangan dhuafa di tanah air. Ini bukan semata-mata untuk mengambil alih fungsi peran birokrasi pemerintah namun lebih kepada membantu penanganan dan memudahkan permasalahan di lapangan yang sering timbul dihadapi oleh masyarakat itu sendiri sehari-harinya.

Sinergi jejaring yang terbangun lintas komunitas ini mengalir secara alami begitu saja karena berdasarkan kesamaan visi misi dan frekuensi kemanfaatan tolong menolong. Sistem pengantaran pasien pun dilakukan estafet dari satu kota ke kota lainya yang bertetanggaan terdekat menuju tujuan. Sedangkan mengenai biaya operasional akan dibebankan pada pihak masing-masing jejaring si Bulan titik daerah setempat sesuai dengan situasi dan kondisinya.

Adapun di sisi yang lain, sekilas profil pendidikan kaderisasi guru dan da’i yang dilakukan oleh Pesantren saat ini juga diutarakan oleh Ustadz Rofiq Hidayat, selaku pimpinan pesantren Al-Itqan yang hadir dalam acara temu silaturahmi tersebut.

Pertemuan hampir satu jam menjadi tak terasa, dibuai dengan semilir angin persawahan dan perkampungan dimana sejenak kesempatan duduk bersua bertukar pikiran dan pandangan dengan santai dihabiskan sejenak waktu itu.

Kedua Lembaga ( Tanmia Foundation dan Si Bulan Indonesia ) memang memiliki concern kompetensi bidang masing-masing tapi tak mustahil akan saling mengisi ruang-ruang sinergi yang akan menggugah lahirnya berbagi ruang kebaikan dan kepedulian.

Langkah nyata dalam memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan yang dilakukan segenap elemen anak bangsa dengan segala potensi dan kontribusinya tidak bisa diabaikan dan diremehkan sekecil apapun nilainya. Karena 2 hal, antara Pendidikan dan kesehatan, dua hal yang tak terpisahkan sebagai sebuah prioritas pembangunan utama suatu bangsa dalam mengisi kemerdekaan.

Jalan panjang merengkuh kemerdekaan sejati berbagai cara dilakukan sesuai peran masing-masing segenap anak bangsa karena tidak mudahnya membangun di-era yang kian rumitnya dan ditimpa beratnya dekadensi moral. Juga pengaruh tranformasi digital yang secepat kilat berubah-ubahnya dari waktu ke waktu. Apalagi geliat dalam kiprah dalam bingkai dakwah dan sosial kemanusiaan akan sangat dipengaruhi dengan kultur daerah kebiasaan tempat masing-masing. Memang membangun lahan daerah tidaklah mudah dan instan. Ia pun membutuhkan seni tersendiri. Ibarat perumpamaan “Lain lubuk lain ikanya, lain padang lain belalang, lain daerah lain pula kebiasaan seni membangunya”.

Belum cukupkah sudah hari merdeka dilewati dengan berkali-kali yel-yel teriakan itu berkumandang, menggema di cakrawala, dipentaskan dalam berbagai ajang pentas heroik dan atraksi lomba?

Dari ujung pelosok negeri hingga belantara kota, harapan makna kemerdekaan itu sepertinya rangkaian kata doa dan harapan yang bersambung-sambung satu rasa satu perasaan akan nasib yang sama akan perjalanan bangsanya yang masih tertatih-tatih. Karena setiap tenaga dan peluh sudah tidak bisa mengeluh lagi diungkapkan.

Lantas, merdeka dari apa yang kita cari ? Kemudian, merdeka untuk apa ? Satu kata dalam kemerdekaan hakiki rangka jalan pengabdian mencari keridhaan-Nya tanpa pamrih dan meninggikan syi`ar kalimat Allah tertinggi. Sungguh seluruh ibadah, hidup dan mati kita untuk Allah Rabbul Izzati semata.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Silaturahmi Di Rumah Qur`an Al-Husna Kutoarjo, Cita-Cita Rumah Perekat Hati Masyarakat

Suasana heroik hari kemerdekaan di perkampungan menyeruak semarak. Tiang-tiang bendera merah putih berdiri tegak berkibar disetiap sudut dusun. Jalanan sunyi desa tampak bersih dan indah dengan slogan-slogan penyemangat hari kemerdekaan. Suasana yang bergulir tiap tahun di seantero tanah air menjadi rindu akan jasa para pahlawan yang tanpa pamrih dalam berjuang dalam setiap tempat dan waktu.

Kedatangan rombongan safari dakwah Tanmia Foundation tibalah saat senja sudah tenggelam di jalanan kota tua Kutoarjo Jawa Tengah pada ( 10/08/2023 ). Malam itu akan digelar pengajian umum rutin dan temu warga dengan mengkaji tema-tema kitab Riyadushalihin yang secara rutin sudah berjalan selama ini. Rumah Qur`an yang sederhana tegak berdiri diatas lahan wakaf masyarakat menjadi bagian agenda silaturahmi pengurus Tanmia Foundation untuk ikutserta menyemarakkan kegiatan bersama dengan warga kendati dalam bingkai acara temu sederhana.

Penyerahan simbolis wakaf qur`an Tanmia Foundation ke pengurus Rumah Qur`an Al-Husna menghangatkan suasana malam itu sebelum acara pengajian warga dimulai. “Jazakumullahkhairan atas perhatian dan pembagian wakaf qur`an dari Tanmia Foundation untuk para jama`ah majelis taklim rumah qur`an Al-Husna semoga Allah membalasnya dengan sebaik-baiknya balasan kepada segenap muhsinin semuanya”, tutur Ust Saif pengurus majelis taklim sembari menerima wakaf Qur`an.

Sebelum pamit, rombongan Tanmia Foundation dijamu makan malam oleh pihak pengurus rumah Qur`an. “Semoga berkenan di hati dan berkah bisa merasakan makan bersama ala kadarnya dari kami. Menikmati suasana desa yang teduh dan penuh kehangatan bersama warga dalam malam pengajian,” kata salah satu warga sembari melepas rombongan melanjutkan perjalanan selanjutnya.

Rumah Qur`an Al-Husna Desa Pacor menjadi tujuan untuk bertemu para tokoh dan warga dusun yang telah menanti kedatangan untuk bersilaturahmi bertegur sapa. Seperti layaknya kegiatan kampung yang akrab dengan kekeluargaan dan kebersamaan. Berdirinya rumah qur`an Al-Husna sejak tahun 2018 menjadi wasilah tempat untuk merekatkan persaudaraan warga dan masyarakat untuk berkumpul dan belajar. Tempat yang diharapkan nyaman untuk memecahkan masalah dan bercengkerama keluh kesah akan dilema dakwah masyarakat untuk mencari solusi jalan keluar setiap masalah. Tempat  untuk saling asah, asih, asuh belajar mendalami kegiatan pengajian majelis taklim dan berbagi tentang manfaat dan peran sosial dalam bermasyarakat.

Rumah Qur`an Al-Husna menjadi salah satu bagian penting membangun kegiatan berbasis masyarakat dengan pilar-pilar program utama memberantas buta huruf al-qur`an di Kutoarjo Jawa Tengah selama ini. Dari rumah ke rumah, antar dusun dan komunitas warga yang tidak pilih kasih untuk saling belajar tanpa membedakan status sosial satu sama lainya. Kedekatan yang erat akhirnya tumbuh kuat untuk saling membangun kepercayaan dan membangun kemajuan masyarakat yang lebih baik inilah harapan sederhana yang sedang dinanti-nantikan.

Padahal Kutoarjo sendiri pada asal mulanya merupakan salah satu pusat kota sendiri sejak kerajaan Mataram Islam yang sekarang secara administratif menjadi bagian utama kecamatan penting di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Keberadaanya Kutoarjo jauh sudah ada awal berdiri dahulu sebelum Kabupaten Purworejo itu sendiri.

Malam yang sunyi akhirnya membelah jalanan Kutoarjo untuk menjadi bagian rangkaian kegiatan perjalanan Safari Dakwah Tanmia Foundation kali ini.  Tempat dimana miniatur kota tua ala kolonial yang sudah familiar sejak kerajaan Mataram Islam berdiri tahun 1800-an. Daerah hiruk pikuk yang menjadi pusat perniagaan di jalur lintas utama kereta api selatan Jawa dengan dengung lonceng kereta dan peron-peron jalur rel lintasan. Dering suara lonceng kereta api sudah membahana sejak Belanda membangun jalur lintas kereta tahun 1800-an. Dan tak dapat dipungkiri bahwa jalur pembangunan lalu lintas kereta adalah bagian dari kepentingan era kolonial masa itu untuk memudahkan pengangkutan komoditas hasil tanam paksa, sehingga sisa-sisa miniatur peninggalan kota tua pun tampak dari setiap sudut bangunan yang masih berdiri saat ini.

Layaknya pentingnya keberadaan Kutoarjo sebagai poros keramaaian di wilayah jalur lintas selatan pulau Jawa maka Rumah Qur`an Al-Husna merupakan rumah impian cita-cita kebersamaan masyarakat yang nantinya akan menjadi rumah berkembangnya pendidikan umat dan syi`ar dakwah yang akan berkelanjutan di Kutoarjo Jawa Tengah. Wallahu musta`an.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Wakaf Qur`an di Lereng Merapi, Abadikan Jariyah Lintas Generasi

Pembagian wakaf qur`an Tanmia Foundation di Kawasan lereng Merapi tiba di Masjid Al-Amin Dusun Kinah Kinahrejo, Kelurahan Umbulharjo, Cangkringan , Sleman Yogyakarta pada  15/08/2023. Sebanyak 40 paket mushaf Qur`an dibagikan langsung ke titik Masjid, TPQ dan  dusun perkampungan warga di Umbulharjo Cangkringan.

Kendati tidak bertemu langsung dengan pihak pengurus Masjid setempat, namun pihak Tanmia menyerahkan langsung dengan Ibu Ngatinem ( 87 tahun ) yang merupakan keponakan langsung Mbah Maridjan. Saat ini Ibu Ngatinem bersama putra dan cucu cicitnya yang mengurus kemakmuran masjid yang bersejarah tersebut.

Masjid yang dikenal dengan masjid di atas pasir tersebut sudah kesekian kalinya dibangun ulang hingga saat ini setelah hancur luluh lantah pasca erupsi 2010 lalu bersamaan dengan meninggalnya mendiang Mbah Maridjan selaku juru kunci Merapi yang diangkat resmi oleh pihak Kesultanan Keraton Sultan Hamengku Buwono IX.

Saat ini Ibu Ngatinem bersama sekitar 85 KK warga lainya bermukim tempat tinggal di Dusun Karangkendal Umbulharjo sebagai Kawasan Huntap ( Hunian Tetap ) warga dusun Kinahrejo pasca erupsi Merapi tahun 2010. Baru setiap hari aktivitas bersama warga lainya berjualan dengan membuka warung berjualan di samping masjid.

“Alhamdulillah nak, tindak panjenengan saking tebih dugi Masjid Mbah Maridjan paring Al-qur`an mugi berkah urusanipun sedanten saking urusan dunyo lan akhirat, lancar urusanipun mbenjang dugi kapundut tilar dunyo”, ngendikan Mbah Ngatinem.

Artinya : ( Alhamdulillah nak, kedatangan kalian dari jauh kesini di Masjid Mbah Maridjan memberikan Al-Qur`an semoga berkah, dari semua urusan dunia dan akhirat, lancar semua urusanya hingga hidup ini kita tinggalkan karena meninggal dunia nanti”, ucap Mbah Ngatinem pada segenap rombongan Tanmia Foundation di lokasi.
Saat ini bangunan Masjid yang dominan dari material kayu menjadi tempat yang nyaman untuk para jama`ah setempat maupun musafir yang hendak melawat ke petilasan Mbah Maridjan meski bangunanya tak sesempurna saat sebelum diamuk awan panas erupsi Gunung Merapi.

Wakaf Qur`an Tanmia Foundation juga dibagikan di TPQ Taman Hati yang berada di Dusun Gondang, Umbulharjo. Belasan Anak-anak TPQ yang diasuh oleh Bapak Irsyadul Ibad dengan putra-putrinya secara langsung gegap gempita bahagia ketika menerima mushaf wakaf. Kawasan Umbulharjo yang berjarak 5 KM saja dari puncak Merapi merupakan Kawasan siaga bencana vulkanik setiap saat, apalagi status Level III Siaga hingga saat ini belum dicabut.

Menelisik lebih jauh bangunan masjid-masjid dikawasan lereng Merapi adalah status masjid wakaf yang sangat bermanfaat untuk kemakmuran dakwah dan ummat di Kawasan rawan bencana vulkanik dengan segala peluang dan tantangan di dalamnya. Tak jauh berbeda dengan pembagian wakaf mushaf al-quran sebagai ladang amal jariah juga akan menjadi syi`ar yang akan menghidupkan dakwah yang akan mengalirkan pahala-pahala yang tak pernah habis. Harta yang menjadi simpanan abadi dan menjadi saksi bagi para pewakaf ( yang memberikan harta ) baik ketika masih hidup maupun sudah meninggal. Ia akan bermanfaat bagi banyak orang, bahkan lintas generasi ketika mampu mewariskan dengan ilmu yang bermanfaat. Layaknya masjid Merapi yang sudah turun temurun lintas generasi, maka mushaf wakaf pun setidaknya bisa menjadi ladang lahirnya para kader da`i-da`I ilallaah yang lahir di tiap jengkal tanah dimana lintas generasi itu dilahirkan.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Beasiswa untuk 30 Santri baru Al Itqan

Alhamdulillah tahun ajara baru ini yayasan Islam Attanmia mendapatkan anak didik baru sebanyak 30 orang santri terdaftar yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia dengan semangat mereka melangkahkan kaki untuk menghafal Al Quran dan menuntut ilmu syari, besar harapan kami mereka kelak akan menjadi tokoh – tokoh dakwah yang hebat di masa yang akan datang.

Para ustadz, dai, guru ngaji dll yang hari ini menghiasi layar kaca anda baik televisi maupun online, baik media cetak maupun elektronik, yang menggetarkan minbar – minbar masjid atau suara mereka bergema di mana saja majlis itu ada, mereka bukanlah orang yang datang muncul secara tiba-tiba atau turun dari langit, tidak…. mereka adalah hasil didikan selama belasan atau bahkan puluhan tahun lalu, dimulai dari pesantren hingga mereka melanjutkan di perguruan tinggi.

Hari ini kita dapat mendengar dan nikmati ceramah, kajian atau tablig akbar mereka, bahkan kita bisa mendengarkan ceramah dari beberapa orang yang berbeda yang dapat menawan hati masyarakat luas, namun pertanyaannya ialah apakah anak keturunan kita nanti akan dapat mempelajari islam dan menikmati kajian islam seperti kita hari ini?!

Mereka yang hari ini berdakwah di berbagai tempat itu adalah jeripayah dari orang tua kita dulu, mereka yang mempersiapkan generasi itu, sehingga kita anak keturunannya mendapatkan pendidikan agama yang baik, barangkali hari ini mereka sudah tiada namun dai, ustadz yang mereka siapkan masih teguh berdakwah hingga saat ini.

Mari kita ambil peran untuk mempersiapkan dai, guru Al Quran, ustadz, muballigh dll untuk masa yang akan datang, mudah – mudahan dari tangan kita kelak akan muncul dai – dai yang hebat, ustadz yang handal dan tangguh berdakwah di berbagai medan dan keadaan.

Kami dari yayasan Islam Attanmia mengajak bapak dan ibu untuk menjadi orang tua asuh dengan cara berpartisipasi dalam pembiayaan kebutuhan pendidikan anak – anak yang sedang menuntut ilmu di pesantren Al Itqan, Jatisampurna, Bekasi, besar harapan kami kita semua dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang mulia ini, atas perhatian dan partisipasinya kami sampaikan Jazakumullah khairan, barakallahu fiekum.

Bukhari Abdul Muid
Ketua Yayasan

Tahun Baru Hijriyah: Jariyah Qur`an di Kaimana, Hidupkan Kembali Lentera Hidayah Yang Padam

Semburat senja di Kaimana menanti datangnya tahun baru hijriah 1445 H memang sudah dinanti-nantikan. Tutup tahun bukanlah usai harapan. Selamat datang bahagia dan menjadi lebih baik ! Inilah bahagia memasuki tahun baru hijriah 1445 H yang memang sudah dinantikan setiap kaum muslimin se-tanah air. Menyeruak rasa gembira hati pun dirasakan oleh segenap anak-anak dan pengurus TPQ di Kota Senja Kaimana, Papua Barat pada ( 20/7/2023). Kali ini, Tanmia Foundation membagikan wakaf qur`an untuk TPQ Nurul Ukhuwah Amatu untuk belasan santri TPQ dari berbagai jenjang usia baik SD maupun SMP. Pembagian berlangsung cukup semarak disaat suasana menikmati tahun baru hijriah.

Rute yang cukup panjang perjalanan distribusi wakaf qur`an Tanmia Foundation menghabiskan waktu sebulan lamanya melalui ekspedisi panjang perjalanan laut. Beruntun singgah dari satu dermaga ke dermaga mercusuar pelabuhan hingga akhirnya tiba di pelabuhan Kota Senja Kaimana, Papua Barat. Diawal tahun hijriah ini pula mushaf-mushaf wakaf akan di distribusikan ke berbagai TPQ di distrik-distrik di Kaimana. Mushaf yang akan menjadi lentera penyemangat dan penerang hidayah untuk anak-anak TPQ yang sudah lama menunggu kedatangan mushaf penantianya.

“Terimakasih atas perhatiannya untuk anak-anak santri kami disini. Disinilah anak-anak memulai belajar dan menerima Pendidikan belajar baca tulis al-quran untuk wilayah pusat kota Kaimana,“Jawab senyum Ahmadi, selaku pengurus TPQ Nurul Ukhuwah jantung kota Jl. Trikora yang hadir dalam serah terima wakaf mushaf Tanmia Foundation di lokasi.

Selain wakaf mushaf al-qur`an yang didistribusikan dalam program wakaf ini, ada juga buku-buku pembelajaran Tartila Arba`in sebagai salah satu bekal metode pembelajaran untuk pembebasan buta huruf al-qur`an . Dominan wilayah perairan menjadikan wilayah antar distrik di Kaimana berjauhan dan harus dijangkau dengan perahu / longboard yang tentunya selain waktu dan jarak juga biaya operasional yang tinggi ketika harus terjun berdakwah dari satu tempat ke tempat lainya.

Begitu juga tenaga da`i di berbagai distrik yang terbatas dan terpaut jarak menjadi keprihatinan tersendiri yang mendalam. Adanya wakaf mushaf qur`an Tanmia Foundation menjadi bagian syi`ar yang menguatkan kembali semangat masa-masa peradaban kerajaan islam ketika itu bersemi kembali sembari berikhtiar menelisik kembali sisa-sisa sejarah perjuangan yang pernah diraih para pendahulu bangsa.

Eksotisme alam Kaimana menyimpan banyak sejarah berdirinya kerajaan-kerajaan islam dan juga saksi sejarah pertempuran trikora era perjuangan kemerdekaan masa itu. Menelisik Kaimana, Papua barat bukan soal warisan keindahan alamnya yang tersohor sejak perang kolonial Belanda tapi jauh dari itu sudah menyimpan banyak perbendaharaan sejarah sisa-sisa peradaban kerajaan islam yang lebih dikenal dengan wilayah pertuanan yang masing-masing dipimpin oleh seorang Raja.

Jejak langkah peninggalan-peninggalan sejarah di bumi Papua terutama Kaimana amatlah beragam , baik Tugu, Bunker dan Benteng-benteng Meriam Kolonial masa itu. Semua telah menjadi saksi abadi pula tentang pertama kalinya sang saka merah putih dikibarkan di atas Tugu Untea ( United Nation Temporary Executive Authority ). Monumen tugu yang menjadi tanda perjuangan ketika pembebasan wilayah Irian Barat dari Kolonial Belanda masa itu.

Menurut statistik tahun 2021 lalu, Kaimana terbagi menjadi 7 wilayah Distik/Kabupaten jumlah pulau sebanyak 675 banyaknya. Sementara ini muslim adalah jumlah mayoritas penduduk di Kaimana dengan disusul kedua oleh Protestan. Kaimana adalah kawasan penduduk muslim yang memang sudah turun temurun sejak adanya kerajaan islam dimasa awalnya, pertumbuhan penyebaran islam di Kaimana terus berkembang seiring dengan hubungan kawin mawin dan perniagaan antar pulau dari pada pedagang muslim dari berbagai wilayah, Aceh, Arab, Bugis, Ternate dan Tidore.

Posisi Kaimana secara geografis memang cukup strategis untuk wilayah Papua Barat. Berada tepat di leher peta Papua yang menyerupai burung cendrawasih disanalah pusat jantung ibukota pemerintahan berjalan. Antar distrik yang tersekat terpisah oleh kawasan perairan menjadikan kawasan ini dominan dengan wilayah maritim. Warisan geografis bentang alam Kaimana begitu beragam dari Kawasan daerah teluk, rawa, hutan yang lebat, bukit, pegunungan dan hamparan pesisir pantai yang memanjang yang berhadapan dengan Laut menjadikan juga Kaimana sebagai kerajaan surganya ikan.

Bila selama ini hanya sebatas senja indah di Kaimana orang terlalu ramai memperbincangkanya, maka sudah sepantasnya kaum muslimin ummat ini berandil mengulurkan tangan dan jiwa kedermawananya untuk menyiapkan terangnya lentera fajar hidayah dari ujung ufuk timur tanah cendrawasih. Maka kelak asa harapan itu tak ada yang mustahil, kenangan masa lalu kejayaan Kaimana akan terbit kembali bersama para pewaris generasi gemilang ummat ini. Wallahu Musta`an.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Wisuda Santri Pesantren Al-Itqan Tahun 2023, Ingatkan Sejarah Air Mata Perjuangan

Hari penuh sejarah dan makna dalam acara wisuda yang digelar di halaman Pesantren Al-Itqan angkatan ke-IV pada (11/06/2023).

Membuka pengantar acara istimewa wisuda Pesantren Al-Itqan Angkatan ke-IV periode 2019-2023, Ketua Yayasan Tanmia Foundation, Ustadz Bukhari Abdul Muid,Lc dengan penuh syukur bahagia menyampaikan petuah pesan-pesan bermakna sebagaimana nasihat emas yang ditinggalkan para salaf.

Tahun ini sebanyak 18 santri wisudawan dari berbagai daerah asal wilayah, mulai dari Aceh Tamiang NAD, Tanjung Balai Sumatera Utara, Bekasi Jawa Barat, Banyumas dan Pekalongan Jawa Tengah, Lamongan Jawa Timur, Sumenep Jawa Timur, Poso Sulawesi Tengah,
Mataram dan Bima NTB, dan Labuan Bajo NTT.

Mengawali pembukaan sambutan wisuda kali ini, Ustadz Bukhari Abdul Mu’id mewasiatkan beberapa nasihat untuk para wisudawan, pertama untuk terus menuntut ilmu bahwa ilmu bak lautan yang tak bertepi sehingga bagi santri maupun siapapun tidak ada kata berhenti untuk terus belajar. Tetap memiliki azzam kuat untuk melanjutkan perjalanan belajar hingga nantinya ketika selesai ia mampu menjadi sosok da’i yang hebat harapan ummat untuk memberi kepada ummat ini dari ilmu yang bermanfaat.

Jangan merasa cukup dengan apa yang sudah dihafalkan dan didapatkan apalagi baru saja sebait dan sebaris yang baru didapat di Pesantren. Sebagaimana pepatah, kalau tidak memiliki sesuatu bagaimana mampu bisa memberi ? sebagaimana bila kita fakir bagaimana kita bisa mampu memberi sesuatu dari harta kita terbaik untuk ummat ini.

Ke-dua, ilmu yang didapat berusaha untuk dapat mengamalkanya secara istiqomah. Kerena keberkahan ilmu adalah dengan mengamalkannya. Ke-tiga, menjaga nama baik diri sendiri dimana pun dan kapanpun dirinya berada ditempatkan. Sebagaimana perkataan Ulama Imam Hasan Al-Bashri Rahimahullah, barangsiapa menuntut ilmu dan Qur’an ikhlas semata-mata karena Allah maka akan terlihat kekhusyukan pada pribadinya, zuhud sederhana dalam hidupnya, bisa mengontrol emosinya dan berhati tawadhu’ rendah hati sikapnya.

Adapun yang terakhir ke-empat, menjaga nama baik pesantren. Bahwasanya berdiri menjulang kokohnya tiang-tiang bangunan pesantren ini telah dibangun atas jerih payah perjuangan para muhsinin donatur dan juga cucuran keringat air mata para santri serta para asatidzah pengasuhnya. Berapa banyak pengorbanan yang telah dikorbankan dari keringat yang mengucur ketika gotong-royong mengecor tiang beton, belum lagi berapa keluh kesah berapa pasang sandal yang putus ketika jalan bahu-membahu mengangkat material dan menahan demam rasa sakit ketika harus sabar dalam semua prosesnya belajar di pesantren. Hal inilah yang selalu tak bisa dilupakan dalam merintis impian dan tangga perjuangan membangun kemajuan pesantren selama ini.

“Pesantren ini telah dibangun dengan keringat dan air mata perjuangan para donatur juga para santri. Semoga dengan menjaga nama baik pesantren ini adalah batu loncatan kemajuan pesantren ini lebih baik di masa depan”, pungkas harapan Ustadz Bukhari Abdul Muid mengakhiri sambutanya.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Mencetak Generasi Dambaan; Naluri Manusia Ingin Mempunyai Keturunan

Manusia memiliki naluri untuk mengembangkan dan melestarikan keturunannya, baik itu dari kalangan orang kaya maupun miskin, para raja maupun rakyat biasa, bahkan para Nabi dan Rasul pun mendambakan seorang anak. Tidak terasa lengkap kebahagiaan di dunia, apabila di kehidupan kita tidak dikaruniai salah satu anugerah Allah SWT yang besar, yaitu seorang anak. Betapa banyak manusia yang mendambakan kehadiran seorang anak di dalam kehidupannya, berbagai macam usaha dan upaya agar seorang anak bisa melanjutkan estafet perjuangan orang tuanya.

Ada seorang raja yang hidup di Mesir, ia memiliki segalanya dan hidup dengan bergelimang harta, yaitu Fir’aun yang kita kenal di kisah Nabi Musa As. Namun, dengan segala kelebihannya itu tidak membuatnya bahagia, karena ia tidak memiliki seorang anak yang akan melanjutkan kekuasaannya kelak. Pada saat ia mengetahui dari seorang penyihir bahwa akan ada seorang anak laki-laki yang akan menghancurkan singgasananya, maka pada saat itu ia mulai membunuh setiap anak laki-laki yang baru lahir. Namun karena kuasa Allah SWT, ketika Asiyah istri dari Fir’aun itu menemukan seorang anak kecil yaitu Nabi Musa As, yang dihanyutkan di sungai Nil. Asiyah melarang suaminya tatkala ingin membunuh anak kecil tersebut, seraya berkata:

((لَا تَقْتُلُوهُ عَسَىٰ أَن يَنفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا)) القصص: 9

“Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat untuk kita atau kita jadikan ia menjadi anak”

Berkat permintaan istrinya lah, sehingga Fir’aun mengikuti kemauan istrinya untuk tidak membunuh anak tersebut. Sedangkan pada saat itu, Fir’aun tidak menyadari bahwa anak kecil yang diselamatkan itu, merupakan seorang laki-laki yang ia takutkan kelak akan menghancurkan singgasananya itu.

Begitu juga seorang raja Mesir juga di zaman Nabi Yusuf As. ia hidup dikelilingi dengan para prajurit yang siap mengabdi, harta yang banyak, dan bangunan yang megah. Namun kebahagiaanya belum terasa lengkap, tatkala di kehidupannya tidak memiliki anak. Sehingga di suatu hari, Raja tersebut menemukan Nabi Yusuf As, yang dijual di pasar setelah para saudaranya membuangnya ke sumur. Ia berkata kepada istrinya:

))أَكْرِمِي مَثْوَاهُ عَسَىٰ أَن يَنفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا ۚ((  يوسف : 21

“Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita jadikan dia sebagai anak”.

Itulah dua contoh sosok seorang raja yang pada hidupnya mendambakan seorang anak. Bukan hanya seorang raja saja, bahkan para Nabi dan Rasul pun yang sudah dijanjikan akan masuk ke dalam surga-Nya, mereka juga mendambakan seorang anak. Seperti Nabi Zakariya As, ia setiap hari berdoa kepada Allah SWT,

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِى مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآء)) ال عمران: ))

“Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya seraya berkata, ‘Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa’.”

Ia berdoa tanpa putus asa, hingga di usianya yang sudah tua, Allah SWT kabulkan doanya dengan mengkaruniainya seorang anak yang bernama Yahya As. Menurut salah satu riwayat dikatakan bahwa Nabi Zakariya As diberi anugerah seorang anak di usianya yang ke-77 tahun.

Begitu juga dengan kekasih Allah (Khalilullah); Nabi Ibrahim As, yang berdoa setiap malamnya menantikan seorang anak dari istrinya yaitu Hajar, hingga di usianya yang sudah tua, Allah SWT kabulkan doa Nabi Ibrahim As dengan lahirnya Nabi Ismail As.

Itulah beberapa contoh manusia yang sudah diberikan oleh Allah SWT beberapa kelebihan, kesejahteraan dan kemewahan, akan tetapi mereka tetap mendambakan seorang anak. Maka kemudian bagaimana bagi kita yang dititipkan amanah oleh Allah SWT berupa anak-anak kita agar mereka bisa menjadi generasi-generasi dambaan yang dirindukan ummat. Ada contoh di dalam al-Quran, bagaimana cara kita mencetak generasi dambaan. Yaitu terdapat pada kisah seseorang yang salih, yang berhasil mendidik anaknya, sehingga namanya diabadikan di dalam al-Quran menjadi nama surat, yaitu surat Luqman.

Maka berikut langkah-langkah yang bisa kita contoh dari pendidikan seorang Luqman kepada anaknya, agar bisa mencetak generasi dambaan:

  1. Menanam akidah yang kuat di hati seorang anak (Aqidah)
))وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ(( لقمان : 13

“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”

Luqman mengajarkan anaknya sejak dini tentang tauhid, mengenalkan keagungan Allah SWT, bahwa Dia merupakan Dzat yang Maha Besar, dan tidak layak untuk dipersekutukan dengan yang lainnya. Maka sangat penting untuk menanam tauhid di dalam hati seorang anak sejak dini, agar ketika ia tumbuh besar, tauhid di dalam hatinya semakin kuat.

  1. Mengajarkan amal-amal ibadah (Syari’ah)
((يَابُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ)) لقمان: 17

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”

Setelah mengajarkan tauhid kepada anak, langkah berikutnya adalah mengajarkan nilai-nilai syariat berupa praktek ibadah. Bermula dengan solat, puasa, haji dan ibadah-ibadah sunnah lainnya. Sehingga ketika akidah sudah terbangun, maka selanjutnya bagaimana mengaplikasikan makna tersebut dalam kehidupan sehari-harinya, melalui ibadah-ibadah yang diajarkan Rasulullah SAW.

  1. Menghiasi anak dengan akhlak mulia (Akhlaq)
((وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ)) لقمان : 18

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”

Dalam ayat ini terkandung nasihat untuk memiliki akhlak yang mulia, yakni agar bersikap ramah kepada siapapun, dan tidak berjalan dengan congkak dan angkuh. Karena sifat-sifat tersebut dimurkai oleh Allah SWT. Maka itulah tiga langkah yang diterapkan oleh Luqman dalam pendidikan kepada anaknya, yang mana tiga langkah tersebut dijadikan rumusan oleh para ulama Ahlussunnah Wal-Jamaah, bahwa semua ajaran pada agama Islam, pada akhirnya akan bermuara kepada tiga pokok prinsip dasar, yaitu: Aqidah, Syari’ah, dan Akhlaq.

Nabi Ibrahim As merupakah suri tauladan kita semua, ia dijuluki sebagai bapaknya para Nabi (Abul Anbiya’), bagaimana ia sukses mendidik anaknya, yaitu Ismail As. Ketika Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Ibrahim As di dalam mimpinya tiga hari berturut-turut untuk menyembelih anaknya. Sehingga ia tanyakan kepada Ismail As, terkait mimpinya tersebut. Dengan didikan Nabi Ibrahim As kepada anaknya, maka jawaban yang luar biasa dari Ismail As merupakan buah dari pada pendidikan ayahnya.

 ((فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ)) الصافات : 102

Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

Sungguh luar biasa, jawaban dari Nabi Ismail As, karena akidahnya yang kuat bahwa hal itu merupakan perintah Allah SWT. Kemudian ia patuh atas perintah tersebut sebagai syariat yang diturunkan Allah SWT, dan berkat didikan ayahnya menghasilkan akhlak yang mulia, patuh dan menerima apa yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim As. Mudah-mudahan kita bisa mengikuti jejak-jejak para suri tauladan kita dalam mencetak generasi dambaan. Aamiin. Wallahu a’lam.

Oleh: Mohamad Munib Asmuni

 

Kunci Menggapai Keberkahan Ilmu Menurut Imam Syafi’i -rahimahullah-

 

Manusia merupakan sebaik-baik makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT, salah satu keistimewaan yang dimiliki manusia dan tidak dimiliki oleh makhluk lain adalah akal. Sehingga akal menjadikan manusia lebih mulia dibandingkan makhluk yang lainnya. Maka hendaknya akal ini digunakan semaksimal mungkin di jalan yang diridhoi-Nya, sebagai salah satu karunia Allah SWT.

Terkhusus bagi ummat Islam, yang mana wahyu pertama turun kepada Nabi Muhammad SAW adalah “Iqra’..” , yaitu bacalah. Membaca merupakan salah satu perantara untuk mendapatkan ilmu dan kebahagiaan di dunia juga akhirat. Imam Baihaqi mengutip perkataan Imam Syafi’i –rahimahumallah- di dalam kitab Manaqib as-Syafi’i.

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ

 “Barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka hendaknya dengan ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) akhirat, maka hendaknya dengan ilmu.” (Manaqib Asy Syafi’i, 2/139)

Banyak sekali ulama terdahulu memberikan nasihat maupun kiat-kiat agar mendapatkan keberkahan ilmu. Seperti yang dikatakan Imam Syafi’i dalam Diwan-nya ada enam syarat agar seseorang mendapatkan keberkahan ilmu,

أَخي لَن تَنالَ العِلمَ إِلّا بِسِتَّةٍ         سَأُنبيكَ عَن تَفصيلِها بِبَيانِ
ذَكاءٌ وَحِرصٌ وَاِجتِهادٌ وَبُلغَةٌ       وَصُحبَةُ أُستاذٍ وَطولُ زَمانِ

“Wahai saudaraku, kalian tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam syarat,

Akan saya beritahu rinciannya dengan jelas,

Kecerdasan,  ambisi, bersungguh-sungguh, modal,

bimbingan guru, dan waktu yang lama.”

Selaras dengan nasihat ulama-ulama yang lain, mereka memberikan motivasi dalam menuntut ilmu dengan esensi yang sama seperti nasihat imam Syafi’i di atas. Ketika sudah diketahui faktor-faktor agar mendapatkan berkahnya ilmu yang bermanfaat, maka harus diketahui pula faktor-faktor penghalang ilmu masuk ke dalam hati seseorang.

Suatu ketika imam Syafi’i mengeluhkan hafalannya yang sulit sekali masuk kepada gurunya, yaitu imam Waki’. Kisah ini disebutkan juga melalui sya’irnya di dalam Diwan­-nya yang berbunyi:

شَكَوتُ إِلى وَكيعٍ سوءَ حِفظي
فَأَرشَدَني إِلى تَركِ المَعاصي
وَأَخبَرَني بِأَنَّ العِلمَ نورٌ
وَنورُ اللَهِ لا يُهدى لِعاصي

“Saya mengeluhkan kepada (guruku) yaitu imam Waki’ tentang buruknya hafalanku,

Maka ia menasihatiku untuk meninggalkan maksiat,

Ia memberitahuku bahwa ilmu itu cahaya,

Dan cahaya Allah SWT tidak akan diberikan kepada pelaku maksiat.”

Maka maksiat inilah, merupakan penghalang terbesar bagi para penuntut ilmu. Sebagai penuntut ilmu, sepatutnya untuk menjauhi segala macam maksiat. Apabila sudah terlanjur melakukan maksiat, hendaknya untuk memperbanyak taubat kepada Allah SWT. Suatu hal yang mustahil apabila manusia tidak melakukan maksiat selama hidupnya, dan ketika kita menyerah dalam menghadapi maksiat, tidak melawannya dengan ketaatan, maka hal itupun termasuk kemaksiatan. Ulama terdahulu menawarkan dua solusi agar tidak terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan bagi para penuntut ilmu, yaitu; 1.) menyibukkan diri dengan menuntut ilmu, dan 2.) bergaul dengan orang-orang yang solih.

Tatkala, dosa kita sudah menggunung tinggi dan seluas samudera, maka ingatlah bahwa Rahmat Allah SWT Maha Luas. Satu hal yang perlu kita lakukan adalah memperbanyak istighfar kepada Allah SWT, dan waktu terbaik untuk istighfar adalah ketika di waktu sahur. Sebagaimana firman Allah dalam surat adz-Dzariyat ayat ke 17-18,

كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (17) وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Mereka (orang yang bertaqwa) sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan (istighfar) di waktu pagi sebelum fajar.”

Menjadi suatu aib yang besar bagi penuntut ilmu yang meninggalkan solat tahajjud, hal ini karena pada waktu-waktu tahajud ini merupakan waktu terbaik untuk ber-istighfar, agar dosa-dosa kita diampuni Allah SWT dan ilmu yang kita pelajari dengan mudah masuk ke dalam hati. Wallahu a’lam.

Oleh: Mohamad Munib Asmuni

Wakaf buku

Wakaf Referensi Buku Da`i Untuk Kaderisasi Peduli Generasi

 

Wakaf bukuPermasalahan keterbatasan koleksi referensi buku untuk para da`i di pelosok tanah air masih menjadi kendala dilema klasik. Kendati dunia digital dan informasi hari ini memudahkan untuk pencarian sumber referensi namun tidak serta merta bisa menggantikan peran utama fungsi dari keutamaan referensi buku yang sebanding.
Sejak beberapa tahun terakhir, Tanmia Foundation melalui program wakaf buku referensi da`i telah mengirimkan beberapa paket literasi da`i ke berbagai daerah di tanah air, dengan melewati berbagai proses dan rentang waktu yang panjang. Penutup diujung Syawal 1444 H ini paket wakaf buku referensi da`i dan al-qur`an tiba di berbagai daerah diantaranya, Pesawaran Lampung dan Toraja Sulawesi Selatan.

Wakaf ini menyasar para da`i untuk mendukung proses kegiatan pembelajaran yang sebagian besar mengelola pendidikan di daerah masing-masing seperti Taman Pendidikan Qur`an (TPQ) atau semisalnya. Salah satu tujuan di daerah Lampung tepatnya di Rumah Belajar Bimbingan Al-Qur`an (Rumbelqu) Negeri Sakti, Kabupaten Pesawaran yang sudah berdiri sejak 2019.

“Buku referensi da`i sangat penting dibutuhkan para da`i untuk membantu kegiatan majelis ta`lim di masyarakat dan kegiatan dinniyah anak-anak TPQ yang kami selenggarakan. Berdirinya rumah belajar bimbingan al-quran (Rumbelqu) ini juga dalam rangka membiasakan budaya gemar membaca dan semangat menuntut ilmu sehari-hari”, kata Ustadz Saif Hidayatullah saat menerima buku wakaf dari Tanmia Foundation (17/05/2023).

Wakaf buku

 

“Peran kebiasaan keluarga sangat penting untuk melatih kebiasaan anak-anaknya gemar membaca,” tambah Saif pengasuh Rumbelqu. Saif juga mengatakan, peran penting buku dan da`i /pengajar sangat menunjang keberadaan Rumbelqu ( Rumah Bimbingan Belajar Al-Qur`an) dalam menyelenggarakan beberapa kegiatan diantaranya : belajar baca tulis al-qur`an, tahsin, tahfidz, bimbingan bahasa arab dan inggris dan dinniyah dasar keislaman yang semuanya dalam rangka memfasililitasi masyarakat agar terbentuk generasi qur`ani dan lingkungan kehidupan masyarakat yang berakhlaq.

Di tempat yang lain, kondisi serupa di TPQ Nur Hidayah yang berada Tana Toraja tepatnya di Dusun Gandang Batu Silanan juga mengalami keterbatasan buku referensi dan koleksi buku bacaan . Hal ini berdampak pada pasang surutnya kegiatan TPQ yang saat ini masih terus berjalan. TPQ Nur Hidayah yang berjarak 1 jam perjalanan dari Makale, pusat ibukota Tana Toraja ini berada di dusun perbukitan yang saling berjauhan satu sama lain antar pemukiman warga.

Sebagian besar TPQ yang ada juga berjalan secara turun-temurun, hanya mengandalkan kaderisasi berbasis masyarakat sekitar. Begitu juga animo perhatian masyarakat akan belajar di TPQ makin menurun sehingga menyebabkan kaderisasi ini makin terseok. Mirisnya juga, anak-anak sekarang hidup di zaman yang berbeda dengan dihadapkan pada lebih banyak godaan. Saat ini, kehadiran gawai, internet, game, dan produk-produk teknologi digital menghadang di depan mata 24 jam sehingga semakin menggiurkan. Nur Hidayah juga menilai semangat orang tua untuk memberikan pendidikan agama yang lebih baik pada anak-anaknya masih sangat minim. Artinya, ada banyak motif yang menyebabkan kaderisasi anak-anak terlambat bahkan tergerus.

Wakaf buku

Selain memberikan paket wakaf buku referensi da`i Tanmia Foundation juga menyerahkan wakaf qur`an yang diterima langsung oleh Nur Hidayah, pengelola TPQ setempat pada (16/05/2023). “Alhamdulillah, wakaf buku dan al-qur`an ini sebagai bagian amal shalih dan dapat diartikan sebagai ilmu jariyah yang bermanfaat karena akan berguna untuk sarana belajar dan insyaallah pahalanya terus mengalir selama buku tersebut bermanfaat,” tandas Nur Hidayah.

Hari-hari sebagai petani kopi Nur Hidayah tak segan-segan untuk meluangkan sebagian waktunya untuk mengajar ngaji bagi anak-anak dusun disekitarnya. Kegiatan rutinitas mengajar TPQ yang sudah berjalan bertahun-tahun ini adalah bagian yang tidak bisa terpisahkan dari nafas perjuanganya mengajar anak-anak.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Sekolah Al Huffazh

Wakaf Qur’an Untuk Sekolah Al Huffazh, Jadikan Anak-anak Shalih Itu Prioritas

Sekolah Al Huffazh

Memperluas kebaikan dengan mengalirkan jariyah lewat wakaf qur’an adalah kemuliaan yang tak berulang lagi datang bila kesempatan itu terlewat.

Jelang penghujung Syawal ini Tanmia Foundation menyalurkan wakaf qur’an untuk para peserta didik di SDIT Al-Huffazh Kota Payakumbuh, Sumatera Barat diawal mulai masuk sekolah usai lebaran hari raya pada ( 09/05/2023).

Ustadz Hasby, salah satu staff pengajar sekolah yang menerima simbolis pembagian wakaf qur’an menjelaskan bahwa semua proses pendidikan terhadap anak-anak peserta didik berdasarkan nilai-nilai Qur’an. Visi dan misi yang dimaksudkan untuk menanamkan akhlak yang mulia pada setiap jiwa anak-anak.

Kegiatan belajar mengajar selama ini cukup komprehensif yang memadukan kurikulum antara pendidikan berbasis keislaman dengan nilai-nilai Al-Qur’an dan pendidikan sains umum yang relevan.
Wakaf al-quran
“Alhamdulillah, kepedulian dan dukungan perhatian terhadap pendidikan Qur’an terus tumbuh berkembang berdatangan untuk anak-anak peserta didik kami salah satunya dengan wakaf Qur’an yang diberikan dari para muhsinin Tanmia Foundation untuk penyelenggaraan pendidikan di sekolah Al-Huffazh tempat kami. Semoga menjadi ladang jariyah yang tak pernah putus sampai jannah ,” ucap syukur Ustadz Hasby.

Ia mengatakan, nilai-nilai agama harus menjadi dasar pondasi untuk anak-anak sejak dini. Dimanapun dan kapanpun harus bisa diamalkan semampunya nilai keagamaan yang telah didapatkan baik dari sekolah maupun lingkungan keluarganya yang terdekat.

Anak-anak yang dididik dan dilatih mengaji serta beragam kegiatan lainnya dalam rangka melahirkan anak yang sholeh, cerdas dan terampil. Ini bagian dari menyiapkan mental pendidikan anak-anak bangsa ditengah krisis degradasi akhlak yang kian memburuk di tanah air yang sering terdengar berseliweran di beranda media informasi.

Sekolah Al Huffazh 2

Ia menambahkan, jika dasar agama anak-anak sejak dini kuat, maka mereka juga diharapkan akan lebih kuat menghadapi beragam masalah nantinya.Ia penuh doa berharap, setiap nilai-nilai Qur’an yang diajarkan di sekolah menjadi pijakan utama sebagai pendidikan karakter. Dengan pendidikan qur’an dan iman yang diberikan para guru, anak-anak akan menjadi anak yang lebih santun beradab, menghargai orang lain, serta menghormati yang lebih dewasa.

Sekolah Al Huffazh

“Saya berharap, menjadikan anak-anak yang shalih adalah program prioritas. Jika tidak, maka percuma anak-anak diberikan berbagai fasilitas dan dukungan kemajuan teknologi tinggi-tinggi tapi pada akhirnya tidak berbakti kepada kedua orangtua baik semasa hidup hingga meninggal tutup usia tidak mampu didoakan. Jadi, nilai-nilai Al-Qur’an adalah unsur prioritas pilihan utama yang didahulukan untuk ditanamkan pada anak yang kita cintai,” pungkasnya.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id

    × Ahlan, Selamat Datang!