Mengambil Keberhasilan Dakwah Walisongo, Dakwah Bukan Hanya Sekedar Ceramah

Prosesi kegiatan Wisuda Pesantren Al-Itqon Angkatan V periode 2020- 2024 adalah momentum bahagia puncak bahagia bagi semua orang tua walisantri dan para ustadz/ guru. Bagi walisantri adalah terkait hubungan biologis dan bagi para asatidz /guru adalah terkait hubungan ideologis, yang kedua-duanya memiliki ikatan hati yang kuat tertaut.

Menyempurnakan acara wisuda khutbah wada` semakin lebih khidmad bermakna dengan ringkas petuah yang disampaikan oleh KH. Farid Ahmad Oqbah, Lc. MA yang malam itu hadir di tengah-tengah hadirin.

Sebaik-baiknya kata adalah yang singkat tapi mengena bekas-bekasnya. Dakwah bukan hanya ceramah, sebagaimana mengambil hikmah dari jejak para walisongo yang hanya dengan sedikit jumlahnya tersebar di tanah air telah memberikan perubahan dan hasil maslahat serta manfaat untuk masyarakat ketika itu. Empowering, menjadi kata kunci untuk pemberdayaan yang menggerakan tatanan masyarakat untuk lebih baik sebagai suksesi program dakwah dan pengabdian rakyat akan peran dakwah masa itu.

Jalinan ukhuwah silaturahim menjadi cikal bakal tali yang menyambung perasaan untuk saling menguatkan satu sama lain atas dasar keimanan, dimana ketika itu parit-parit irigasi yang dibangun seketika itu telah memberikan dampak manfaat yang mampu mengalirkan manfaat pada masyarakat luas untuk saling menghidupi, mengambil manfaat yang menciptakan nilai ekonomi dan kesejahteraan. Suatu hal yang ketika masa itu hal yang langka dan sulit ditemukan.

Poin-poin nasehat yang diuraikan dalam khutbah wada` untuk para santri terangkum singkat sebagai berikut :

1. Bekal Knowledge, Pengetahuan

Jangan pernah berhenti belajar, merasa cukup untuk membatasi ilmu yang sudah di dapatkan ketika di pesantren. Baik atas ilmu agama yang di dapatkan maupun ilmu dunia yang terus berkembang saat ini, di era kecerdasan AI ( artificial Intteligent ) dan perkembangan robot masa depan. Karena Sebaik-baik ilmu pengetahuan yang di dapatkan ialah belajar terus menerus dari kehidupan “Long Life Education“. Terus perbaharui ilmu yang tak akan ada batasan waktu usianya Sepanjang hayat masih dikandung badan.

 

Bekal Experience, pengalaman

Memiliki bekal pengalaman adalah sebuah modal yang jarang ditemukan, dari setiap daerah-daerah dengan berbagai kondisi geografisnya yang berbeda. Mulai dari penjuru tanah air yang beraneka ragam kondisinya, suku dan adat – istiadatnya, iklim cuaca, mata pencaharian, pasar / praktek jual belinya, bahan makanan, kondisi geografis antara pesisir, lautan-lautan, kepulauan bahkan pucuk-pucuk pegunungan yang terjal belum terjangkau aksesnya. Bekal pengalaman seiring waktu akan terasah dengan kiprah jump terbang yang dimiliki nantinya.

2. Performance, Peran Penampilan

Peranan sebagai bagian kiprah melayani ummat setidaknya jiwa pengabdian para santri bolehlah dikatakan seorang da`i diposisikan seperti ungkapan Imam Syafi`i bahwa da`I itu sebagai dokter jiwa, yang memberikan pencerahan sentuhan ruhiyah yang dominan, sebagaimana unsur kesehatan seorang manusia yang terbangun 80 % terdiri dari unsur kejiwaan dan sisanya terbangun dari unsur kesehatan fisik. Perpaduan kesehatan antara lahir dan batin menjadi bagian yang tak terpisahkan untuk mewujudkan tatanan masyarakat madani demi terciptanya kemajuan dan keberkahan penduduk suatu negeri. Menciptakan nilai-nilai keadilan sosial bagi semua pihak demi terciptanya Baldatun Thayyibatun Wa Rabbbun Ghofur. Dengan aktifnya membangun dan membela tatanan tanah air.

3. Attitude, Akhlaq mulia

Peranan akhlaq yang akan menjadi ukuran wajah keteladanan. Terciptanya keteladanan akan terbangun dengan beberapa unsur, pertama, dengan mengawali niatan Ikhlas sebagai ruh keislaman. Mengikhlaskan hati untuk membangun diri yang positif yang sesuai antara lisan dan perbuatan, untuk terus memberikan kebaikan – kebaikan yang bermanfaat untuk semua lapisan masyarakat. Ikhlas menjadikan tujuan semata-mata untuk berbuat atas dasar lillahi ta`ala, untuk izzul islam walmuslimin. Sehingga kehadiranya memberikan peranan solusi bukan menjadi beban-beban yang memberatkan masyarakat.

Kedua, jujur dalam bermuamalah sebagai awal membangun kepercayaan kepada semua pihak dalam lingkungan masyarakat. Kata-kata dan janjinya menjadi bagian penting yang dipegang dalam kehidupan sehari-harinya.

Ketiga, jiwa penuh Kasih sayang dalam merangkul semua unsur tatanan masyarakat, tokoh masyarakat, pemerintahan, alim ulama dan semuanya demi harmonisnya hubungan antar sosial masyarakat.

Ke-empat , Itqon dalam beramal, berusaha sungguh-sungguh professional dan perfeksionis untuk secara totalitas dalam membangun kesempurnaan beramal agar memberikan dampak kemanfaatan yang lebih luas.

Malam yang penuh haru dan syahdu dengan lantunan gemuruh do`a dan harapan mengiringi sesi istimewa wisuda khutbah wada` yang ditutup dengan dokumentasi bersama seluruh peserta wisudawan. Hanya kenikmatan dan kebahagiaan yang akan dirasakan bagi siapapun mereka yang menderma baktikan jiwa-raganya dalam jalan-jalan Allah untuk keridhoan-Nya semata. Aamiin.

Ali Azmi

Relawan Tanmia

Wisuda Santri, Pintu Pengabdian Yang dinantikan

Pesantren Al-Itqon program unggulan kaderisasi da`I dan guru menggelar kegiatan wisuda santri angkatan V periode 2020-2024 bertempat di sasana kampung danau Jatisampurna , Bekasi Jawa Barat ( 22/06/2024 ).

Dalam acara tersebut, Ust Bukhari Abdul Mu`id selaku ketua yayasan Tanmia menyampaikan rasa syukur penuh keberkahan akan dukungan semua pihak dimana di tanah kampung Jatisampurna penghujung kota bekasi ini bisa melahirkan kader-kader alumni yang siap mengabdi diterjunkan ke penjuru tanah air untuk berkontribusi dan mengabdi melayani ummat dan masyarakat.

 

“Saat ini wisuda di ikuti oleh sebanyak 39 wisudawan yang berasal dari berbagai daerah dari ujung Aceh hingga Sulawesi Barat. Sebuah keberkahan yang lahir atas nikmat dan rahmat Allah serta jerih payah para pengasuh pesantren selama ini mencurahkan segala sumbangsih energi terbaiknya, baik fikiran, tenaga maupun materi yang tak bisa ternilai besarnya,” terang papar Ust Bukhari dg bahagia jelasnya dalam sesi pembukaan acara yang bertajuk khutbah wada`wisuda santri.

“Pelepasan acara wisuda santri angkatan V periode 2020-2024 ini merupakan jumlah terbanyak dari tahun-tahun sebelumnya ungkap,” Ustadz Rofid Hidayat, selaku pimpinan pengasuh pesantren Al-Itqon. Dalam sambutan pelepasan kali ini untaian-untaian bait kalimat wasiat dan nasihat terangkai indah membersamai para wisudawan yang duduk berjejer khidmat menyimaknya.

 

“Jangan kalian rusak hubungan bangunan nama baik pesantren / almamater yang telah berdiri indah, dirintis dengan jerih payah oleh alumni-alumni sebelumnya dengan hal-hal negatif yang buruk tak beradab,”terang wasiat Ust Rofiq sebelum beranjak turun dari mimbar khutbah wada`.

Masa lalu tak akan pernah terulang kembali, tutup semua kesalahan dengan perbaikan yang lebih baik. Goreslah coretan kebaikan yang akan mewarnai hari-hari pengabdian dengan lautan kebaikan. Berikan sumbangsih terbaik untuk ummat ini dengan segala kemampuan dan bekal yang kalian miliki dari apa yang telah diajarkan, diberikan oleh guru-guru / ustadz-ustadz kalian ketika di Pesantren, tambah Ust Rofiq dalam bait kata-kata sambutan harapan-harapanya.

Nantinya para wisudawan akan menerima tugas wiyatabhakti selama kurun waktu 1 tahun yang akan ditempatkan untuk pengabdian diberbagai wilayah tanah air, seperti Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Utara, Kalimatan Timur, Sulawesi , NTB, NTT dan Maluku Utara. Hal ini sebagaimana bagian proses pendidikan untuk praktek dakwah pengabdian langsung di lapangan.

Prosesi acara wisuda berlangsung khidmat yang dihadiri oleh segenap pengurus yayasan, dewan guru, walisantri dan para tamu tokoh lingkungan masyarakat setempat. Untuk mencapai titik puncak sekarang ini tidak terlepas dari jalan keikhlasan dan kegigihan, kebersamaan, kekompakan semua pihak yang mensukseskan program pesantren dari awal hingga akhirnya. Selamat bahagia dan siap menunaikan tugas, Barakallufiekum.

Ali Azmi

Relawan Tanmia

Membangun Pelayanan Ummat, Air Mengalir Untuk Kemakmuran Masjid

Keberadaan air dan sanitasi menjadi kebutuhan pokok yang sangat vital dalam kegiatan Masjid, sebagai sentral pelayanan ummat dan fasilitas umum yang selama 24 jam terbuka. Masjid menjadi tempat yang nyaman untuk singgah merehatkan semua lelah dan menata hati untuk bersujud tunduk beribadah.

Pengadaan air melalui program wakaf sumur yang diinisiasi oleh Tanmia Foundation baru-baru ini dilakukan dengan pengeboran sumur wakaf di Masjid Ummu Kultsum, Dusun Kebitan, Desa Nangsri, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah ( 10/06/2024 ).

Proses pengeboran akhirnya mendapatkan hasil terbaik dengan terpancarnya mata air yang akan menjadi sumber pasokan air, karena selama ini air yang ada debitnya terbatas dan boleh dikatakan rawan tercemah limbah rumah tangga letaknya.

Habib tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. “Kini kami memiliki sumur baru yang bisa memenuhi kebutuhan air untuk kemakmuran semua jamaah untuk keperluan apapun kegiatan nantinya,” kata penasehat takmir Masjid Ummu Kultsum itu. Mengawal secara penuh proses pengeboran sumur wakaf hari itu menjadi moment unik tersendiri padahal ditengah kondisi pesakitan dirinya yang menderita diabetes yang dideritanya. “Semangat baru untuk lebih giat beribadah melayani ummat mendorong saya tak pernah lelah dan menyerah untuk semua urusan masjid, biarpun pesakitan,” imbuh Habib dengan senyum sumringahnya.

Tangan-tangan itu begitu erat berjalinan berjalan. Adakah yang lebih kuat dan mulia dari jalinan tangan untuk bermanfaat membantu sesama muslim ? Mungkin tangan hanya salah satu anggota tubuh yang kasat mata dalam bertindak. Ada yang lebih penting dari itu, yaitu niat tulus untuk bersama-sama bangkit menguatkan syiar dakwah untuk izzul islam wal muslimin di setiap jengkal bumi yang kita pijak sebagai jalan-jalan mencari keridhaan-Nya. Memakmurkan masjid sebagai tempat terbaik untuk membina dan melayani ummat ini sebagai tugas suci yang tak bisa dianggap sepele remeh temeh biasa-biasa saja. Membangun harapan melalui kolaborasi kebaikan menjadi sangat penting dalam perjalanan panjang peta hidup sebuah masjid sebagai miniatur kehidupan ala kenabian yang dapat diwujudkan perlahan secara sederhana.

Senja sore itu berlalu, semua warga dan jamaah tampak penuh mengisi shaf-shaf barisan shalat maghrib-isya berbeda dibandingkan dengan hari-hari biasanya. Walhasil, malam itu pun memang ada acara musyawarah rutin warga sekaligus ramah tamah syukuran akan adanya sumur wakaf baru. Tak hanya ucap syukur Alhamdulillah yang tersebut berkali-kali namun sebanyak tetesan-tetesan air yang nantinya mengalir untuk semua kebutuhan akan menjadi ruh penyemangat ibadah yang penuh berkah dan bekal jariyah abadi bagi setiap muhsinin yang andil didalamnya. Wallahu Musta`an.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Garapan Ladang Membentang , Santri Mandiri Mengolah Lahan Jagung

Lahan seluas satu hektar kini menjadi bagian perhatian dan harapan para pengasuh Pesantren Salman Al-Farisi untuk mengembangkan program kemandirian dan ajang skill kreativitas para santri. Memaksimalkan Lahan Pesantren untuk concern kegiatan pertanian tengah dilaksanakan oleh Pesantren Salman Al Farisi, Wairoro Halmahera Tengah belakangan tahun terakhir ini. Hamparan geografis alam Halmahera Tengah yang begitu lengkap, dari hamparan daratan agraris dan lautan yang begitu luas membentang sulit rasanya dibuang sayang bila tak dimanfaatkan optimal.

Rasanya juga tidak pernah kehilangan akal dan ide gagasan untuk menghadapi susahnya kesulitan dunia pesantren dan santri ditengah gempuran globalisasi dan digitalisasi serba modern. Gawai yang menjadi symbol era digital saat ini menjadi pedang bermata dua yang mampu menebas segala potensi juga melejitkan setiap potensi. Biarpun jauh di ujung timur terjeda lautan samudera para dewan guru dan para khidmat ustadz muda untuk kompak menginisiasi mengolah lahan pesantren sarana beternak dan bercocok tanam jagung sejak awal tahun ini.

Insya Allah, besok kita panen jagung, syukur yang banyak dengan mengucapkan Alhamdulillah. Begitu kiranya kabar yang diterima dari salah satu pengasuh pesantren Salman Al-Farisi kepada pihak Tanmia Foundation lewat pesan selular. Tanpa terasa tiga bulan sudah terlewat begitu saja, hari panen jagung sudah di depan mata, bibit yang disemai beberapa saat lalu tumbuh menjadi bulir-bulir biji yang akan menguatkan sumber energi dan hasilnya membawa berkah untuk semua santri dan semua warga pesantren. Selain jagung, aneka jenis sayuran seperti cabe juga menjadi tanaman yang dibudidayakan di lahan pesantren ini. Perjalanan yang akan melewati transit beberapa dermaga pelabuhan laut menjadi suasana khas kepulauan Maluku Utara, antara Ternate , Tidore , Bacan dan Halmahera menjadi pulau-pulau tulang punggung penggerak denyut nadi perekenomian sudah berabad-abad jauh sebelum masa kolonialisme. Untuk ke Pesantren ini cukup menghabiskan waktu sejauh 3 jam perjalanan dari Sofifi Ibukota Provinsi Maluku Utara.

Pesantren Salman Al Farisi, Wairoro, Halmahera Tengah menjadi bagian lembaga pendidikan yang menjadi sinergi dan kolaborasi kiprah lahan pengabdian ananda Rifki dan Ruli, keduanya alumni angkatan ke-IV Pesantren Al-Itqon masa kelulusan tahun 2023 tahun lalu. Sosok KH. Ridwan M. Elyas, adalah salah satu sosok ulama kharismatik yang menjadi perintis dan pembina Pesantren yang berpusat di Wairoro, Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Menurutnya, pesantren kini menjadi salah satu pilihan kiblat role model pembelajaran ilmu syar`i untuk memperdalam qur`an dan hadist sebagai kurikulum klasik yang sudah turun temurun sejak ulama generasi pendahulunya. Namun, pesantren sering kali berhadapan dengan problematika nyata lapangan tentang pengembangan kecakapan sosial dan ketrampilan.

Hal inilah yang melatarbelakangi perlunya diskusi dan adu narasi gagasan kemajuan dimana kiai dan santri menyiapkan rencana masa depan gemilang untuk ummat, bak drama panggung dan pemeran utama dalam sebuah karya bioskop. Sekecil apapun peran menjadi sebuah kunci kesuksesan dalam rangka mengisi lubang-lubang kelemahan ummat untuk berkiprah santri dan melahirkan para kader da`I pejuang nantinya yang dinantikan ummat untuk membimbing di dalam masyarakat.

“Tidak semua santri di masa yang akan datang akan menjadi pendakwah di tengah kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab itu, kami tergerak untuk mengadakan sebuah bentuk penyaluran ilmu pengetahuan yang kami peroleh dari pengalaman, skill, dan akademik kampus kepada santri dalam upaya pemberdayaan dan pembentukan keterampilan di bidang pertanian khususnya pertanian dan peternakan,” Jelas KH Ridwan, dalam doa harapanya.

Sebagaimana lahan-lahan pesantren yang sudah tiga bulan lalu ditanam jagung menjadi bagian yang yang tidak kalah penting dan menjadi trending dengan adanya kemajuan era digitalisasi. Keduanya harus saling mengisi, menguatkan barisan formasi kolaborasi yang saling mendukung agar “Output dari kegiatan ini bisa membuka pikiran dan jalan peluang santri menjadi pionir – pionir petani modern di lingkungan pesantren dan kehidupan bermasyarakat serta nantinya bisa menjadi seorang wirausaha dan motivator bidang pertanian modern sebagai penggerak generasi yang peduli kebaikan ummat”, pungkas KH Ridwan.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Sukacita Bingkisan Lebaran, Pembuka Pintu Keberkahan

Dalam bilangan belasan hari saja ekspedisi paket wakaf pakaian yang diberangkatkan oleh Tanmia Foundation tiba di Warsawe , Manggarai Barat NTT ( 22/04/2024). Pekan Ied Lebaran Idul Fitri 1445 H sudah sepekan lalu terlewat, kabar bahagia menyelinap datang di depan pintu pesantren Uswatun Karima sembari si kurir pengiriman dengan sigap mengantarkan.

Pecah senyum bahagia terpancar dari belasan anak yang berlarian menyambut kedatanganya. Dengan keikhlasan hati para muhisinin tergerak mendermakan wakaf pakaian baru sebagai tanda cinta dan menyokong perhatianya pada anak-anak kaum muslimin yang seiman yang sedang berjuang menempuh belajar di pelosok pedalaman. Puluhan paket bingkisan yang berisi perlengkapan shalat, sarung, mukena dan hijab yang tiba segera menghapus rasa penantian yang sekian lama dipendam ditunggu-tunggu.

TPQ ala pesantren Uswatun Karima Warsawe, Manggarai Barat menjadi salah satu sasaran tujuan pendistribusian dengan total menampung sekitar 40-an santri dhuafa dan muallaf bermukim tinggal di asrama.
“Terimakasih kepada seluruh muhsinin dermawan atas bantuan perhatian berupa waqaf pakaian kepada santri-santri kami”, ujar pimpinan pengasuh TPQ Uswatun Karima, Ustadz Muh. Ramli.

“Para santri ini adalah anak-anak yang sungguh-sungguh berjuang menempuh pendidikan agama dengan tekad bulat meninggalkan rumah tinggal perkampunganya demi belajar menuntut ilmu untuk bekal masa depannya lebih baik”, jelas Ustadz Ramli kepada Tanmia Foundation.

Lokasinya terletak di pelosok dan jauh dari jalan raya. Untuk sampai di lokasi dibutuhkan perjuangan panjang dan kesungguhan karena medan yang berkelok-kelok di lembah balik perbukitan. Baru beberapa tahun terakhir ini jalanan dan akses listrik mulai membaik sebagai bagian ungkapan syukur akan hadirnya nasib lebih baik setelah sekian lama tertidur sunyi terisolir.

Warsawe sebagai daerah masa depan ibukota kecamatan Mbeliling bukanlah wajah masa lalu lagi, banyak berkah tertumpah di tanah yang tersimpan berbagai sejarah dan kenangan perjuangan mempertahankan iman sekuat-kuatnya tali genggaman.


Sampai saat ini budaya gotong royong, bahu membahu mengambil gentong air bersih, mengumpulkan segenggam beras dan sekerat ikan kering maupun seonggok kayu bakar dari rumah masing-masing warga masih menjadi suasana hari-hari para santri dan orang tua mereka dalam mendukung dan mempertahankan pendidikan anak-anak di TPQ Uswatun Karima Warsawe tetap berjalan dengan apapun kondisinya.

Dari sebuah jeritan perjuangan dan kesungguhan di balik lembah perbukitan telah membangkitkan optimisme melawan kemustahilan. Lain rencana lain realita, tapi inilah skenario Ilahi yang terus berjalan mengakhiri sebuah suasana jalanan sunyi. Berharap musim semi terus tumbuh bermekaran bunga wangi para anak-anak generasi darisini berlabuh. Bismillah, Wallahu Musta`an.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Dari Hutan sampai Lautan , Santri PDL diberangkatkan Safari Ramadhan

Haru bahagia para santri Pesantren Al-Itqan mendapatkan tugas khidmat safari Ramadhan 1445 H / 2024 M di berbagai tempat praktik dakwah lapangan ( PDL ) di tanah air. Keberangkatan secara resmi dimulai dari hari Kamis lalu, 7 Maret 2024 setelah diberikan surat keputusan tugas PDL dari Ustadz Rofiq Hidayat, LC selaku pimpinan Pesantren. Mereka dulu boleh jadi tak saling kenal. Ada yang berasal dari pelosok Sumatra, dari tengah lautan seberang Pulau Madura, Sulawesi bahkan Nusa Tenggara Timur. Mereka sebangku seasrama dalam kurun waktu yang lama. Namun irama nafas mereka sama. Semampu kemampuan mereka ditunggu-tunggu di kampung halaman untuk mengolah sepetak lahan dakwah , atau setitik lautan yang belum tercemar agar lebih baik nantinya.

Telepon seluler rombongan santri Pesantren Al-Itqan yang berangkat safari Ramadhan ke Lampung sempat hilang kontak semenjak berangkat Kamis pagi lalu ( 7/03/24 ). Keberangkatan menuju Lampung ditempuh estafet melalui Pelabuhan Merak Banten menuju – Pelabuhan Bakauheuni Lampung diteruskan ke Sukorame Bandar Lampung. Bunyi dering Telpon Ust Umrawi berdering tanpa jeda hari itu, mulai Kamis pagi 7 Maret baru-baru ini. Di ujung teleponya Ust Haqoni, selaku Ketua Program Da`i Ramadhan Yayasan Trisna Asih Lampung belum bisa menghubungi rombongan santri PDL ( Praktik Dakwah Lapangan ) padahal di waktu yang sama rombongan santri PDL yang berangkat safari Ramadhan ke Palembang sudah sampai di lokasi dengan jarak tempuh yang lebih jauh. “ Saya khawatir rombongan santri yang ke Lampung ada kendala-kendala kesulitan dijalan, sampai sekarang belum bisa terhubung keberadaanya,” jelas Ust Umrawi, ketua kordinator program santri PDL Pesantren Al-Itqan pada Jum`at, 8 Maret baru-baru ini.

Walhasil menunggu seharian bahkan sampai larut malam belumlah menuai hasil kepastian tanda-tanda keberadaan para santri. Pagi Jum`at berharap dapat menerima kabar baik semua rombongan santri PDL ke semua tempat berjalan lancar. Alhamdulillah, usai menunaikan shalat Jum`at diterima informasi bahwa para santri rombongan Lampung sudah menghubungi dengan akses nomer seluler lainya pada pihak lokasi PDL setempat. “Syukur alhamdulillah para santri sudah berada di Lampung dengan selamat,” seru Ust Umrawi seraya membuang nafas lega mendapat kabar tersebut.

Insiden hilang kontak saat perjalanan santri menuju lokasi menjadi hikmah yang luar biasa tentang banyak hal. Dari Survive bertahan disegala keadaan dan rela menahan segala letih serta tertidur dikondisi berlelah-lelah ditengah perjalanan agar segera sampai ditempat tujuan merupakan bagian uji menempa mutu dan pengalaman yang mahal sulit didapat. Kabar baiknya tentu tetap berfikir positif akan jalan yang ditempuh masing-masing rombongan santri memang berbeda-beda sehingga memberi pesan tentang pentingnya arti kesungguhan dan keikhlasan serta loyalitas kesetiaan jalan perjuangan dakwah yang mungkin boleh dikatakan tidak terjadi di kebanyakan anak-anak remaja seusia mereka saat ini. Pesantren sebagai program kaderisasi guru dan da`I menjadi penjaga nyala api dakwah yang dapat secara estafet diwariskan.

Program Praktik Dakwah Lapangan ( PDL ) tahun 1445 H / 2024 ini diberlakukan rutin untuk para santri kelas akhir ( kelas IV ) selama bulan Ramadhan dengan diikuti oleh semua santri kelas akhir yang berjumlah 39 santri. Tempat tugas PDL tersebar ke berbagai wilayah tanah air, dengan rincian sebagai berikut :

 Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat
 Lereng Merapi dan Merbabu , Magelang dan Salatiga Jawa Tengah
 Karanganyar Jawa Tengah
 Banjarnegara Jawa Tengah
 Banyumas Jawa Tengah
 Bandar Lampung sebanyak
 Palembang Sumatera Selatan

Dari puncak gunung dibalik lebatnya hutan sampai daratan di seberang lautan para santri ini berusaha berlatih mendedikasikan diri dan waktu mereka untuk berkhidmat ditengah keramaian ummat. Berusaha berpartisipasi untuk kemajuan ummat dan membina generasi melalui halaqah-halaqah TPQ dan mimbar-mimbar kultum masjid dari hal yang sederhana dari sudut-sudut perkampungan dan pinggiran tanah air yang tak terliput sorotan media. Hal yang tak bisa disepelekan untuk menempa mental dan mutu kualitas untuk memulihkan segala kondisi lingkungan dan umat yang boleh dikatakan sedang pesakitan dekadensi moral saat ini.

Mereka melibatkan diri sebagai salah satu solusi yang sederhna melindungi bumi pertiwi negeri ini melalui peran nyata dengan Garda santri PDL ( Praktik Dakwah Lapangan ) yang berlangsung selama bulan Ramadhan dengan harapan tergerak menyala kembali asa harapan kemajuan syi`ar ummat dari belahan kampung-kampung agar menjadi ladang-ladang subur kembali setelah sekian lama dibiarkan gersang.

Misalnya, tempat PDL Rumah Qur`an Luqmanul Hakim Palembang, yang diasuh Ustadz Fauzan, ia menyelenggarakan pembinaan dan pendidikan sejak 2015 lalu, untuk membina anak-anak mulai dari rumah ke rumah. Memulai dari nol , berkali-kali gagal. Belum lagi juga kerap ditentang aktivitas mereka. Hingga akhirnya orang sekitar ikut bergerak bahkan mendukung sepenuhnya. Inilah sumbangsih keuletan dan buah kesabaran yang terus lestari terawat yang bisa menyulap lahan gersang menjadi sebuah gerakan pilihan pendidikan kemajuan. Mulai dari segelintir anak-anak hingga ratusan anak mereka telah berhasil hantarkan keberhasilanya. Mereka tak patah semangat disaat surut menghadang dan tak pula melambung jumawa disaat kondisi puncak mereka raih karena semata-mata berjuang demi mencari keridhaan-Nya. Selamat berjuang para santri, yassarakumullah.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Bisa Mengajar Ngaji, Bekal Masa Depan Untuk Anak Di Pelosok Negeri

“Saya bahagia bisa meringankan beban orang tua, “ kata Nafsia, lulusan SMP Muhammadiyah Warsawe yang sekarang melanjutkan ke jenjang Pesantren disekitar Jabodetabek dengan beberapa teman-temannya tahun ajaran 2023/2024 ini. “Kami atas nama orang tua walisantri juga mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya atas jasa para asatidz dan pengajar pesantren yang sudi mendidik, mengasuh anak-anak kami dengan segala perhatian dan pengorbanan,”tutur Ayah Ananda Amin walisantri Pesantren Al-Itqan yang tinggal di Dusun Ndewel, Desa Golo Ndoal, Mbeliling Manggarai Barat, NTT. Dalam beberapa tahun terakhir ini, sebagian besar murid SMP Muhammadiyah Warsawe adalah santri yang selama 24 jam bermukim di Asrama TPQ Uswatun Karima, Warsawe yang dominan dari desa-desa pelosok di Kecamatan Mbeliling dan Sano Nggoang di Manggarai Barat, NTT.

Belasan anak-anak santri yang notabene dari daerah-daerah 3T mengikuti program ala pesantren di TPQ Uswatun Karima dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, pasca beberapa alumnus program kaderisasi guru dan da`i yang dikirimkan dari daerah tersebut kembali pulang untuk mengabdi di daerah asalnya untuk kurun waktu selama satu tahun lamanya. Tidak semua daerah 3T beruntung. Banyak yang masih tertinggal baik akses pendidikan maupun kesehatan. Begitu pun anak-anak santri TPQ sebenarnya adalah anak-anak yang tidak bisa mengenyam bangku pendidikan. Menilik dari fenomena tersebut hadirnya para alumnus sebagai pengajar yang bekhidmat sebagai santri wiyata bhakti pengabdian merupakan medan laga perjuangan dan arena menyalakan api jiwa-jiwa gelora pengorbanan.

Hari-hari rihlah bersama santri misalnya, adalah jeda kegiatan sederhana yang membuat suasana hati riang gembira kendati suasana hening pedalaman membuat gejolak gelisah yang membosankan bagi anak-anak. Sangatlah sederhana dengan menggunakan kendaraan truk bak terbuka para santri bisa bertamasya meluapkan riang gembira dengan kawan-kawanya. Melepas canda berbagi dengan apa yang bisa dibawa untuk bekal merupakan modal kesederhanaan dan gaya bersahaja yang bisa ditanam untuk melatih kebiasaan gaya hidup. Dengan kata lain, keadaan memaksa harus bisa bertahan dan menyesuaikan agar bisa terus tumbuh dan berkembang. Inilah proses tarbiyah yang sedang berjalan dari waktu ke waktu untuk dapat mematangkan sebuah proses demi hasil yang dinanti-nantikan.

Menyiapkan keberlangsungan pendidikan yang berkelanjutan di titik-titik pelosok tanah air bukanlah hal yang mudah dan instan bisa terwujud tanpa adanya kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak agar terjawab semua permasalahan yang terjadi. Selama ini, kawasan 3T menjadi momok yang termarjinalkan luput dari perhatian khalayak untuk memperjuangkan generasi-generasi penerus yang sarat dengan ilmu dan budi pekerti. Estafet kaderisasi SDM ( sumber daya manusia ) melalui para utusan santri daerah yang belajar ke kota adalah upaya menjawab kendala dan tantangan krisisnya da`i/guru yang bisa berkiprah di pelosok tanah air. Menggenjot semangat baru untuk menuntut ilmu dan menyiapkan para kader tunas-tunas baru tidak serta merta menjadi hal menarik dan disokong banyak pihak, karena memerlukan proses panjang bertahun-tahun. Tapi pada realitasnya, wujud peran nyatanya bisa dirasakan seperti halnya jejak perjalanan anak-anak TPQ Uswatun Karima Warsawe, Manggarai Barat, NTT.

Masih teringat Ustadz Ramli, penggagas berdirinya sekolah SMP Muhammadiyah dan TPQ Uswatun Karima Warsawe yang kini menampung sebanyak 40 anak-anak santri dari pelosok Manggarai Barat, NTT. TPQ yang secara alamiah lahir dari kegundahan hatinya melihat kegelisahan pendidikan anak-anak yang jauh dari kata layak ketika itu. Sejak tahun 2016/2017 jerih keringat payahnya hingga saat ini mulai bersemi, membuka senyum lebar bahagia kendati naik turun tangga ujian ada saja menghampiri pahit getirnya merintis pendidikan dan mengasuh pesantren di pedalaman.

Tahun ini adalah tahun kedua, pengiriman alumni pesantren Al-Itqan dibawah naungan Tanmia Foundation yang ditugaskan di Flores, Nusa Tenggara Timur setelah dua tahun berturut-turut anak-anak setempat mulai beranjak pulang bertugas untuk mengabdi ke kampung asalnya usai lulus belajar. Bekal-bekal ilmu yang telah diraih dibangku pesantren selama 4 tahun akan segera mereka ajarkan kembali kepada para anak-anak santri yang telah sekian lama menunggu kehadiran mereka beberapa saat. Hari-hari yang akan mulai padat dengan belajar dengan materi-materi baru seolah membangunkan tidur panjang impian dan harapan. Riuh semarak kebersamaan anak-anak yang tekun mengeja huruf-huruf ayat-ayat suci kalamullah akan membangkitkan inspirasi untuk melompat lebih maju sebagai bekal masa depan anak-anak membangun kampung daerah asalnya lebih baik.

Menyiapkan kader generasi hari ini untuk sungguh-sungguh belajar bukanlah hal yang sia-sia tanpa makna. Apa yang menjadi sulit bagi pendidikan anak-anak pedalaman menjadi energi kuat untuk solid melawan segala keluh kesah. Apa kurangnya perhatian dengan membiarkan anak-anak tertinggal adalah modal kegelisahan untuk segera bangkit bisa mendapatkan hak yang sama untuk nyaman mendapatkan pendidikan. Mereka adalah buah hati yang digadang- gadang menjadi pewaris generasi emas negeri ini. Mutiara penerang bangsa yang akan melanjutkan syi`ar dakwah untuk menguatkan tauhid dengan kalam ilahi yang paling mulia. Berdo`a sepenuh harap mengeja takdir-takdirNya untuk kejayaan ummat ini sebagai rahmatallil’alamiin rahmat seluruh alam. Wallahu Musta`an.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Kehormatan Keluarga Para Syuhada

Orang – orang yang berjuang mempertahankan Islam, masjid dan tanah air kaum muslimin mereka memiliki tempat dan derajat yang sangat agung di sisi Allah taala, karena mereka telah mengorbankan yang paling berharga yang dimiliki oleh manusia yaitu harta dan nyawa.

Mereka keluar dari rumah meninggalkan anak, istri, orang tua serta keluarga besar mereka demi mempertahankan kehormatan kaum muslimin, mereka mewakili ummat untuk berjuang merebut kembali kejayaan Islam dan kaum muslimin yang kini diinjak – injak oleh kaum penjajah di negeri kaum muslimin.

Orang – orang yang berjuang itu memiliki kehormatan yang harus selalu dijaga oleh kaum muslimin, kehormatan istri dan anak mereka serta keluarga mereka, kaum muslimin yang tidak berangkat jihad bertanggung jawab atas kehormatan keluar para mujahid itu, tidak boleh diganggu, dijadikan bahan omongan, apa lagi menyakiti atau menzalimi mereka, bahkan kehormatan istri para mujahid sama dengan kehormatan ibu kandung kita sendiri.

Hal ini lah seperti yang disabdakan Nabi Shallallahu alaihi wasallam berikut ini:

عن بريدة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «حُرْمَةُ نساء المجاهدين على القَاعِدِين كَحُرْمَةِ أُمَّهَاتِهِم، ما من رَجُلٍ من القَاعِدِين يَخْلِف رجُلا من المجاهدين في أهله، فَيَخُونُهُ فيهم إلا وقَف له يوم القيامة، فيأخذ من حسناته ما شاء حتى يَرْضى».

Dan dari Buraidah -raḍiyallāhu ‘anhu-, ia berkata: Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Kehormatan istri-istri para mujahidin bagi orang-orang yang tidak berjihad itu seperti kehormatan ibu-ibu kandung mereka. Tidak ada seorang pun yang tidak pergi berjihad yang diamanahi untuk menjaga keluarga para mujahidin, lalu ia mengkhianatinya melainkan ia akan berdiri di hadapannya pada hari kiamat, lalu ia akan mengambil kebaikan-kebaikannya sekehendak hatinya hingga ia rida.” (HR Muslim).

Imam Nawawi berkata:
Kehormatan istri para mujahid bagi orang – orang yang tidak berangkat jihad terdiri dari dua hal:
1. dilarang mengganggu dan melecehkan kehormatan mereka baik dengan sikap, tingkah laku, perbuatan atau ucapan.
2. Membantu mereka untuk memenuhi kebutan hidup mereka dan anak – anak mereka.

Maka posisi kita kaum muslimin dalam perang melawan yahudi laknat itu yang status kita tidak berangkat menuju medan jihad maka sudah merupakan kewajiban bagi kita segenap ummat islam untuk membantu istri dan keluarga para mujahid itu agar mereka merasa bahagia karena ada kepedulian dari kaum muslimin di berbagai belahan dunia, sehingga mereka tidak merasa hidup sendirian di muka bumi ini, terlebih apa yang terjadi di Palestina ini bahkan keluarga para mujahid pun ikut menjadi korban secara langsung, karena rumah, sekolah, rumah sakit mereka juga ikut kena bom dasyat sehingga hingga saat ini lebih dari 9000 orang mati syahid.

Yang sedang kita upayakan ini adalah bantuan kemanusiaan, untuk kebutuhan makan, minum, obat, kesehatan anak – anak, tenda dan lain – lainnya yang berkaitan dengan kebutuhan pokok.

Dengan membantu keluarga saudara – saudara kita yang kini berjuang mudah – mudahan kita mendapatkan pahala jihad fie sabilillah, Semoga Allah mengampuni kealpaan, kelalaian kita dari memperhatikan keadaan saudara kita di Palestina.

Lelang Baju Pantas Pakai Yang Ditunggu-Tunggu Jama`ah Muallaf Di Perdesaan

Puluhan koli baju layak pakai seberat 1 ton lebih yang dikumpulkan atas inisiasi Tanmia Foundation sebulan terakhir akhirnya ludes dikirimkan menuju sejumlah titik daerah pembinaan muallaf di Lereng Merapi dan Merbabu ( Rabu, 4/10/2023). Keberangkatan ekspedisi pengiriman yang sudah tiba di lokasi sejak pekan lalu menjadi kabar bahagia yang sudah ditunggu-tunggu dari mulut ke mulut oleh warga yang jauh-jauh hari sudah mendengar ihwal kabarnya. Titik-titik lokasi yang dominan di perdesaan yang dituju adalah daerah binaan dari Ukhuwah Muallaf Indonesia, sebuah lembaga yang concern sejak 2017 untuk pembinaan baca qur`an para muallaf di lereng-lereng pegunungan terutama Merapi dan Merbabu. Lembaga yang berpusat di Turi Sleman Yogyakarta ini memiliki aktivitas padat hari-harinya untuk secara rutin terjun ke lorong-lorong kampung masjid perdesaan dengan segenap niat lillah panggilan nurani mengajarkan al-qur`an bagi warga yang membutuhkan.

Dalam sepekan terakhir ini, lokasi yang menjadi tempat kegiatan mengaji dan bazar berada di Magelang Jawa Tengah, tepatnya di Masjid Al-Islam Gejayan Kecamatan Sawangan dan Masjid Ash-Shohabah Tanen Ngargomulyo Kecamatan Dukun. Jarak tempuh 1 jam untuk menuju lokasi sudah menjadi hari-hari biasa yang dilalui. Semangat baru dengan harapan berlimpahnya keberkahan akan niat lillah mengajarkan para jama`ah yang rata-rata para orang tua dan lansia berhasil mengalahkan setiap lelah yang datang karena sudah bertahun-tahun lamanya sebagian besar ( jama`ah ) yang ada sekarang ini masih buta huruf al-qur`an.

Sebutlah, Ibu Ngatirah ( 85 tahun ) di Dusun Tanen Ngargomulyo seorang nenek yang sudah memiliki belasan cucu dalam beberapa bulan terakhir masih istiqomah mengikuti program baca qur`an tingkat iqra` kelas 2. Sedangkan Ibu Wasilah ( 70 tahun ) masih harus memulai tingkat iqra kelas 1 sudah sejak 6 bulan terakhir. Hari-hari berladang dan berkebun mereka harus ditinggalkan sejenak setiap ada jadwal mengaji setiap pekan. Tak sedikit warga yang sudah berpuluh-puluh tahun menyandang status sebagai muallaf terkatung-katung tanpa pembinaan dan perhatian. Tanpa hidayah Allah yang menyapa mereka sebenarnya sesuatu yang absurd ( sesuatu yang mustahil ) akan tetapi hidayah bukan milik siapapun karena gerak bolak-baliknya hati kita ini Allah yang menguasainya.

“Alhamdulillah, senajan wis tuwo aku tetep pengen melu ngaji sebisone wae.( Alhamdulillah, biarpun saya sudah usia tua, saya tetap ingin ikut mengaji sebisanya saja ). Bismillah, Lillahi Ta`ala’’, tutur Nenek Ngatirah pada tim Tanmia Foundation di lokasi, Masjid Ash-Shohabah Tanen Ngargomulyo Dukun Magelang.

Puluhan koli baju layak pakai ini juga akan di distribusikan ke lokasi-lokasi tempat para jama`ah di tempat lainya dengan mengadakan bazar pakaian layak pakai ala kadarnya. Agar tidak tadzir dalam pelaksanaanya pakaian-pakaian ini sudah disortir sebelum dikirim, kemudian usai pengajian selesai kegiatan bazar dimulai guna merekatkan ukhuwah dan persaudaraan sesama jama`ah lainya. Kegiatan ini bisa disebut terbilang dikatakan gratis bersyarat karena pakaian layak pakai yang dilelang dinominalkan dengan harga yang sangat terjangkau, mulai dari Rp. 500, – ( lima ratus rupiah ) sampai dengan Rp. 5000,-( lima ribu rupiah tergantung dari jenis kondisi pakaianya. Bila ada pakaian yang tergolong masih baru pun akan dilelang seharga Rp. 10.000,- ( sepuluh ribu rupiah ) sampai dengan Rp. 15.000,- ( lima belas ribu rupiah ). Hasil dari semua penjualan juga akan dikumpulkan untuk menunjang operasional setiap kegiatan-kegiatan yang tetap rutin berlangsung.

Kegiatan mengaji pun cuma-cuma tanpa pungutan biaya karena fasilitas sudah disediakan bahkan seringnya ada saja para muhsinin yang tergerak hati membantu kegiatan dalam berbagai bentuk dukungan baik moril maupun materiil. Hal yang tidak bisa dinilai dengan penilaian materi dan benar-benar nyata Allah-lah yang menjadikan semua perjalanan lika-liku dakwah di perdesaan kampung itu mudah dengan keridhaan-Nya.

Selain pakaian layak pakai kegiatan juga diadakan bazar sembako kebutuhan sehari-hari ( seperti: beras, minyak goring, gula pasir, kopi dan teh ) dengan nilai dibawah harga pasaran. Sistem yang digunakan ialah subsidi silang dari penjualan pakaian layak pakai untuk menutup sisa kekurangan dari harga sembako-sembako yang dijajakan. Semisal, sembako senilai Rp. 65.000,- ( enam puluh lima ribu ) dijual dengan harga senilai Rp. 50.000,- ( Lima puluh ribu ) saja.

“Semua kegiatan yang berjalan ini, bukan untuk mencari keuntungan profit begitu juga dari kegiatan bazar -bazar ini, tapi peran sedekah inilah yang menjadikan kita bisa berjalan sampai saat ini. Berbagi bukan hanya materi tapi dengan apa yang kita miliki termasuk ilmu yang kita dapat hari ini, bisa kita ajarkan kepada orang yang membutuhkanya”, pungkas Umi Dosmauli selaku ketua UMI pada Tanmia Foundation di lokasi.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Melepas Khidmat Santri Ke Pelosok Negeri, Merawat Syi`ar Dakwah Yang Tak Boleh Padam

Hari mulai senja sirine keberangkatan kapal dibunyikan tanda semua pintu ABK kapal menutup semua akses pintu agar semua penumpang standby bersiap untuk berangkat. Setiap air mata rindu dan salam perpisahan bercampur aduk dikeluarkan bagi siapa saja yang berpisah senja sore itu. Tak ubahnya seorang Ibu yang akan melepas anak-anak tercintanya yang akan berlabuh merantau jauh. Biarlah air mata menetes deras tapi setiap tetesnya akan menjadi keberkahan do`a yang akan bersemi dikemudian hari untuk membawa kebahagiaan.

Seluas mata memandang area pelabuhan Tanjung Priok di pesisir Pantai Jakarta Utara. Dua pekan telah berlalu santri tugas pengabdian Pesantren Al-Itqan, Kranggan Bekasi diberangkatkan lewat pelabuhan laut Dermaga Terminal Nusantara Pura menuju Ternate, Maluku Utara. Antrian hilir mudik kawasan sibuk pelabuhan Tanjung Priok hari itu bergemuruh berjejalan para calon penumpang kapal PELNI Dorolonda yang sudah bersandar di anjungan untuk menunggu keberangkatan para calon penumpang.

Sebanyak 2 orang alumni angkatan ke-IV Pesantren Al-Itqan berstatus sebagai alumni tugas wiyata bhakti yang akan bertugas selama satu tahun akan ditempatkan di Pesantren dan Masyarakat tepatnya di Halmahera Tengah, Maluku Utara. Menuju tempat pengabdian yang penuh perjuangan akan dilewati melalui jalur laut selama 5 hari perjalanan laut.

Pesantren Al-Itqan dalam perjalananya telah mengirimkan alumni-alumninya ke berbagai daerah pelosok penjuru tanah air sebagai bentuk khidmat melayani ummat dan kewajiban setiap alumninya untuk tugas kewajiban syi`ar dakwah di setiap jengkal tanah air. Dari Ujung Aceh Pulau Sumatera hingga Ujung Timur Halmahera Maluku Utara bahkan Papua nantinya diharapkan menjadi bagian syi`ar yang berperan membantu kinerja para pengampu ummat dan lembaga-lembaga dakwah maupun pendidikan agar terus berkembang maju lebih baik.

“Biasanya melalui kegiatan safari dakwah kita ingin mengetahui sejauh mana realita ummat dan sikon perkembanganya agar kegiatan pendidikan kaderisasi guru dan da`i di dalam pesantren relevan terhadap dinamika perkembangan ummat yang terupdate. Sehingga para alumni-alumni ini bisa membantu mengurai persoalan dan permasalahan ummat akan krisisnya tenaga pengajar dan sumber daya manusia dalam bidang keagamaan di pelosok masyarakat yang kurang diperhatikan,” ujar petuah Ustad Rofiq Hidayat selaku Pimpinan Pesantren saat melepas keberangkatan para santri wiyata bhakti, Selasa ( 5/09/2023 ).

Menurutnya, kegiatan pendidikan di Pesantren bukan semata-mata mentrasfer ilmu syar`i akan tetapi mendidik memberikan tarbiyah akan pentingnya menyiapkan kaderisasi generasi yang mampu memberikan kemanfaatan dan kemaslahatan untuk mampu berdakwah dan istiqomah dalam kebaikan dan menjangkau daerah-daerah pelosok pinggiran yang masih minim perhatianya.

“Harapanya tidak tinggi-tinggi akan tetapi para alumni diharapkan dapat menghidupkan syi`ar keislaman dan menghidupkan kembali ruh-ruh perjuangan membina anak-anak umat ini untuk kembali kepada indahnya kalam al-qur`an sebagai bentuk pertanggung jawaban akan ilmu yang telah dipelajari di pesantren untuk diamalkan di masyarakat,” tambah Ust Rofiq dalam nasehatnya.

Jadwal kapal yang hanya ada 1 kali sebulan menuju Ternate menjadi pemandangan yang luar biasa setiap calon penumpang dan para pengunjung pelabuhan yang hendak mengantarkan sanak famili keluarganya yang hendak bepergian jauh.

Dua tahun berlalu setelah pandemi akses transportasi laut kembali menggeliat tumbuh menjadi incaran setiap orang yang hendak bepergian maupun pulang kampung bagi mereka yang berasal dari daerah-daerah jauh ditengah kepulauan seperti kawasan Indonesia timur.

Toh,selain biaya yang hemat juga akan menambah rasa pengalaman akan luasnya tanah air ibu pertiwi sebagai daerah maritim dunia. Perjalanan ke Ternate dengan Kapal PELNI Dorolonda akan singgah di beberapa pelabuhan besar seperti : Tanjung Priok Surabaya, Makassar, Bau-Bau, Namlea Maluku, Ambon dan terakhir tiba di tujuan Ternate sebagai eks Ibukota Maluku Utara sebelum diganti di Sofifi yang berada di Pulau Halmahera.

Terakhir, bagi para alumni yang bertugas wiyata bhakti dimana pun berada dengan segala situasinya menjadi rangkaian perjuangan kesabaran dan keikhlasan dalam medan amal yang tak bisa diremehkan dan disepelekan. Karena menanamkan jiwa kesabaran dan keikhlasan menjadi kunci dan modal yang tak pernah habis dalam rangkaian suksesnya kegiatan amal jama`i dalam syi`ar dakwah. Permintaan tenaga alumni pesantren untuk menjadi tugas wiyata bhakti mengalami kondisi yang timpang, antara permintaan tenaga alumni yang disana-sini meminta masih membutuhkan namun disaat yang sama masih minimnya anak-anak ummat ini yang belum berminat untuk masuk meniti pendidikan pesantren khususnya kaderisasi guru dan da`i dengan mengharap keridhaan-Nya semata. Wallahu Musta`an.

Datang Ke Jogokaryan, Rindu Lahirnya Masjid Kebangkitan Ummat

Malam purnama bulan Safar baru saja menampakkan sinarnya yang terang benderang. Fajar shubuh pun baru menyingsing di ufuk timur Masjid Kauman yang tepat bersebelahan dengan alun-alun utara kesultanan Yogyakarta. Jalanan Paris pun sudah mulai padat merayap dengan rombongan becak kayuh yang berlalu-lalang para pedagang yang mengangkut barang dagangan ke pasar-pasar pagi buta. Jalanan rindu pagi-pagi menembus pintu Jokteng Langenastran pun bukanlah untuk melancong Kawasan Taman Sari Keraton.
Semangat berkah pagi menuju Masjid Jogorkaryan akhirnya pun sampai. Hanya berjalan kaki santai sejauh ratusan meter saja dari Pojok Benteng Alun-Alun Kidul Keraton pun bisa dijangkau. Lokasi Masjid yang tepat berada di Kalurahan Mantrijeron, Kapanewon ( Kecamatan ) Mantrijeron ini terbuka 24 jam bagi para jama`ah dan musafir yang tidak pernah sepi hari-harinya. Miniatur fungsi masjid yang kini tengah merubah tatanan masyarakat sebagai sumber kesejahteraan masyarakat benar-benar tengah dirasakan warganya.


Berawal dari sebuah langgar kecil di Kampung Pinggiran Selatan Kota Yogyakarta, Masjid Jogokariyan terus berusaha membangun ummat dan mensejahterakan masyarakat. Masjid sebagai agen perubahan masyarakat berjalan dengan baik seiring dengan proses berkembangnya dakwah berbasis Masjid. Konon Kawasan kampung yang dulu “Abangan” Komunis kini menjadi masyarakat Islami melalui dakwah berbasis Masjid.

Bersamaan dengan munculnya gerakan komunis tahun 1965 di Jogjakarta lahirlah cikal bakal legenda masjid Jogokaryan. Komunis yang sedang diatas angin di tanah air tahun 1965, ibarat usia kandungan “hamil tua” yang sudah mau lahir ingin unjuk kekuatan digdayanya. Kampung Jogokaryan mungkin salah satu titik target Kawasan kampung untuk berkembangnya politik dan gerakan ideologi komunis jaman itu. Setiap gangnya memiliki latar arti perjalanan sejarah kelam yang bisa selalu teringat oleh para saksi yang masih hidup.

Masjid fenomenal yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari pegiat dakwah di Jogjakarta menjadi tempat yang ramah untuk setiap tamu yang ingin datang. Sudut demi sudut menjadi inspirasi simbol akan kemakmuran masjid sebagai embrio lahirnya kesejahteraan bagi ummat dan jamaahnya. Suasananya menjadi panggilan semangat untuk terpanggil menguatkan hati dan kaki-kaki ini berlama-lama beribadah di dalamnya. Menjadi tempat yang menyimpan energi penyemangat gerakan dakwah untuk terus jalan berkembang maju. SIapapun akan merasa betah bermunajat di dalam rumahNya yang suci untuk menjawab setiap pinta doa hamba-hambaNya.

Alhamdulillah, ahlan wa sahlan atas kedatangan rombongan dari segenap pengurus Yayasan Tanmia Jakarta di sekretariat utama Masjid Jogokaryan dengan sepenuh hati menyambut gembira ramahnya kedatangan para tamu , Ujar Gita Welli Ariadi salah satu pengurus Masjid yang hari itu piket sekretariat di tempat.

“Program-program Masjid berderet begitu banyak dan inilah miniatur kepemimpinan yang ideal terbilang sudah berjalan sampai saat ini. Struktur bagian-bagian kepengurusan masjid yang terbagi dalam belasan biro-biro bagian yang selama ini berjalan menunjukan kegiatan masjid yang begitu padat selama ini telah berjalan”, jelas Gita Welli Ariadi selaku pengurus harian Masjid Jogokariyan ( 14/08/2023 ).

Sejarah panjang masjid yang terus berjalan sampai saat ini bukanlah instan dibangun dalam bilangan hari. Lahirnya sistem kepengurusan masjid dengan sederet visi yang mencerahkan ummat menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Masjid Jogokaryan yang sebenarnya hanya sebuah masjid kampung sederhana saja, namun memiliki program-program terobosan yang kreatif dan memiliki asas manfaat yang akhirnya membangunkan lelap nyenyak tidurnya para takmir masjid pada umumnya untuk berduyun-duyun berlomba-lomba mengikutinya.

“Terimakasih atas perhatian dan jamuan tamu serta telah menerima kedatangan rombongan dengan ramah sepenuh hati”, ucap Ust Bukhari Abdul Mu`id sembari saling beramah-tamah. Selain kantor sekretariat juga ruangan aula yang seringnya sibuk dari waktu ke waktu untuk belajar para tamu yang datang. Mereka adalah para tamu pengurus takmir yang hendak akan belajar tentang manajemen pengelolaan masjid. Suasana masjid pun akhirnya menjadi pemandangan layaknya kerumunan tempat wisata dan Kawasan pendidikan.

Lagi-lagi uniknya juga pemberdayaan program setiap RT ( rukun tetangga ) kampung yang memiliki struktur kepengurusan dalam rangka memonitor setiap jamaah setiap kali kedatangan shalat adalah salah satu bentuk absensi dan kontrol sosial yang jarang ditemukan ditempat lainya. Bagaimana jama`ah satu sama lain saling memperhatikan tentang artinya persaudaraan seiman sesungguhnya. Ia ikut tersadar merasa senasib dan sepenanggungan dalam bingkai ukhuwah keislaman. Bagaimana tidak bila salah satu saudara merasakan sakit maka tetangga kerabat hingga pihak masjid bersegera untuk datang membesuk dengan tangan yang penuh kedermawanan membawa bingkisan santunan. Ini bukan apa dan berapa, tetapi tentang arti hak bertetangga dan peran masjid yang juga penting ada di hati setiap warga dan ummatnya dengan merasakan keberadaanya.

Pandemi yang setahun terakhir berlalu telah menggulung semua kantong-kantong laju ekonomi mata pencaharian masyarakat hingga pada kondisi titik nadir yang memprihatinkan namun justru Menara masjid jogokaryan menjadi mercusuar sosial yang sangat berperan aktif menjadi sumber poros energi yang menyediakan setiap solusi masyarakat dimasa pandemi. Penanganan kasus darurat hingga protocol kesehatan yang sedemikian ketatnya waktu itu telah dilaluinya. Masjid selalu memiliki pintu yang sangat lebar untuk hati para jamaah setianya. Belum lagi hadirnya pasar rakyat setiap akhir pekan menjadi animo warga untuk tetap bangkit masa pandemi itu dengan peran permodalan masjid ikut berperan serta didalamnya. Ditambah lagi pendampingan dan upgrading setiap usaha jamaah agar menjadi partner berkembangnya usaha menjadi peran masjid juga ikut membersamainya.

Inilah yang menjadi lahan dakwah yang tak pernah habis dan samudera yang tak akan pernah kering untuk digali agar kehadiran masjid bukan hanya fisik bangunan semata tetapi menjadi solusi setiap permasalahan umat warga yang bernaung di dalamnya. Membuka masjid bukan soal luas dan megahnya, namun para peran nyata pada ummatnya. Inilah fungsi yang berperan di Jogokaryan.

Rindu pun pasti membekas bila Ramadhan tiba, Kampung jogokaryan menjadi lautan manusia yang ingin datang untuk menikmati rasanya berbuka puasa di jalan utama Masjid dengan ribuan jama`ah dan aneka menu kuliner yang datang berduyun-duyun berbaris di kanan kirinya. Mari bersegera mengambil peran untuk lahirnya Jogokariyan-Jogokariyan baru untuk ikut membangun ummat.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Temu Sinergi Jejaring Si Bulan Indonesia, Estafet Mengisi Hari-Hari Kemerdekaan

Riuh semarak hari kemerdekaan belumlah usai, baru saja sepekan berlalu peringatan detik-detik proklamasi dirgahayu kemerdekaan ke-78 digelar dari ujung Sabang sampai Merauke serentak berdiri tegak pusaka merah putih berkibar mengangkasa. Tanda hari suci atas Rahmat Allah akan kemerdekaan yang ke-78 telah berlangsung khidmat untuk disyukuri sebaik-baiknya. Terus melaju untuk Indonesia maju menjadi denyut penyemangat agar tanah air terus maju untuk keadilan dan kemakmuran rakyat didalamnya. Inilah harapan setiap realita demi juang kebebasan sejati agar terbebas dari segala sekat-sekat keterbatasan setelah sekian lama menikmati udara kemerdekaan.

Semangat juang mengisi kemerdekaan pun tak luput di-isi oleh jajaran pengurus Tanmia Foundation yang baru-baru ini temu sinergi dengan jejaring komunitas Si Bulan ( Siaga Ambulance ) Indonesia yang menginisiasi adanya antar jemput pasien dhuafa gratis tanpa pungutan biaya pada ( 15/08/2023).  Jejaring komunitas yang berpusat di Kebumen Jawa Tengah ini sudah ada sejak 2015 lalu yang di inisiasi Kang Fikri dkk, sapaan akrabnya. Berawal dari banyaknya kasus penanganan pasien gawat darurat yang harus ditangani secara cepat dan tepat untuk segera dirujuk menjadi cikal bakal tergeraknya jejaring komunitas ini.

Apalagi notabene sebagian besar pasien adalah kalangan dhuafa yang mengalami kesulitan baik dari segi biaya dan aksesnya saat akan dirujuk dari satu tempat ke tempat lain yang cukup jauh ribuan kilometer jaraknya. Ini yang  menjadikan jejaring komunitas Si Bulan ( Siaga Ambulance ) Indonesia menjadi pintu wasilah penolong, yang keberadaanya bermanfaat di tengah-tengah masyarakat.

“Terus terang, kami tidak memiliki tarif khusus ketentuan. Silahkan bagi keluarga pasien yang mampu memberi infak semampunya, yaa silahkan saja tidak memberi pun tidak masalah. Kalau pun ada juga untuk mengisi kas operasional saja,” jelas Kang Fikri Ketua Jejaring Si Bulan Indonesia dalam obrolan santai saat silaturahmi dengan  segenap jajaran pengurus Tanmia Foundation.

Ia pun menambahkan hadirnya jejaring Si Bulan ( Siaga Ambulance ) saat ini telah memiliki lebih dari 200 unit ambulance yang tergabung dari ujung Provinsi Banten Pulau Jawa sampai Lombok Timur di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang menjadi rantai tali-temali bagian solusi untuk melayani antar jemput pasien secara gratis bagi kalangan dhuafa di tanah air. Ini bukan semata-mata untuk mengambil alih fungsi peran birokrasi pemerintah namun lebih kepada membantu penanganan dan memudahkan permasalahan di lapangan yang sering timbul dihadapi oleh masyarakat itu sendiri sehari-harinya.

Sinergi jejaring yang terbangun lintas komunitas ini mengalir secara alami begitu saja karena berdasarkan kesamaan visi misi dan frekuensi kemanfaatan tolong menolong. Sistem pengantaran pasien pun dilakukan estafet dari satu kota ke kota lainya yang bertetanggaan terdekat menuju tujuan. Sedangkan mengenai biaya operasional akan dibebankan pada pihak masing-masing jejaring si Bulan titik daerah setempat sesuai dengan situasi dan kondisinya.

Adapun di sisi yang lain, sekilas profil pendidikan kaderisasi guru dan da’i yang dilakukan oleh Pesantren saat ini juga diutarakan oleh Ustadz Rofiq Hidayat, selaku pimpinan pesantren Al-Itqan yang hadir dalam acara temu silaturahmi tersebut.

Pertemuan hampir satu jam menjadi tak terasa, dibuai dengan semilir angin persawahan dan perkampungan dimana sejenak kesempatan duduk bersua bertukar pikiran dan pandangan dengan santai dihabiskan sejenak waktu itu.

Kedua Lembaga ( Tanmia Foundation dan Si Bulan Indonesia ) memang memiliki concern kompetensi bidang masing-masing tapi tak mustahil akan saling mengisi ruang-ruang sinergi yang akan menggugah lahirnya berbagi ruang kebaikan dan kepedulian.

Langkah nyata dalam memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan yang dilakukan segenap elemen anak bangsa dengan segala potensi dan kontribusinya tidak bisa diabaikan dan diremehkan sekecil apapun nilainya. Karena 2 hal, antara Pendidikan dan kesehatan, dua hal yang tak terpisahkan sebagai sebuah prioritas pembangunan utama suatu bangsa dalam mengisi kemerdekaan.

Jalan panjang merengkuh kemerdekaan sejati berbagai cara dilakukan sesuai peran masing-masing segenap anak bangsa karena tidak mudahnya membangun di-era yang kian rumitnya dan ditimpa beratnya dekadensi moral. Juga pengaruh tranformasi digital yang secepat kilat berubah-ubahnya dari waktu ke waktu. Apalagi geliat dalam kiprah dalam bingkai dakwah dan sosial kemanusiaan akan sangat dipengaruhi dengan kultur daerah kebiasaan tempat masing-masing. Memang membangun lahan daerah tidaklah mudah dan instan. Ia pun membutuhkan seni tersendiri. Ibarat perumpamaan “Lain lubuk lain ikanya, lain padang lain belalang, lain daerah lain pula kebiasaan seni membangunya”.

Belum cukupkah sudah hari merdeka dilewati dengan berkali-kali yel-yel teriakan itu berkumandang, menggema di cakrawala, dipentaskan dalam berbagai ajang pentas heroik dan atraksi lomba?

Dari ujung pelosok negeri hingga belantara kota, harapan makna kemerdekaan itu sepertinya rangkaian kata doa dan harapan yang bersambung-sambung satu rasa satu perasaan akan nasib yang sama akan perjalanan bangsanya yang masih tertatih-tatih. Karena setiap tenaga dan peluh sudah tidak bisa mengeluh lagi diungkapkan.

Lantas, merdeka dari apa yang kita cari ? Kemudian, merdeka untuk apa ? Satu kata dalam kemerdekaan hakiki rangka jalan pengabdian mencari keridhaan-Nya tanpa pamrih dan meninggikan syi`ar kalimat Allah tertinggi. Sungguh seluruh ibadah, hidup dan mati kita untuk Allah Rabbul Izzati semata.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id

    × Ahlan, Selamat Datang!