Betapa besarnya rahmat dan kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya, dan betapa indahnya islam ini. Segala sesuatunya apabila kita niatkan ikhlas karena Allah SWT, maka akan bernilai pahala. Terlalu mulia, apabila suatu amalan soleh kita hanya diniatkan untuk dunia semata. Tentu, janji Allah SWT itu nyata, Dia adalah Dzat yang Maha Segalanya. Apabila seorang hamba meminta dan berdoa kepada-Nya hanya untuk menghendaki dunia semata, maka Allah SWT akan kabulkan saat itu juga, akan tetapi jangan harap ketika di akhirat ia akan mendapatkan kebaikan juga. Allah SWT berfirman di dalam Surat Hud ayat ke-15 dan 16:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (16)
“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud : 15-16)
Maka pentingnya kita berniat dalam beramal soleh, ikhlas karena ingin mengetuk rahmat dan ridho Allah SWT semata. Begitu juga di bulan Ramadhan ini, merupakan momen yang tepat untuk memperbanyak amal soleh. Kebanyakan di antara kita ketika melakukan amal soleh, tanpa disadari bukan karena Allah SWT, akan tetapi karena ingin dilihat oleh saudara-saudara kita.
Rasulullah SAW mengisahkan kepada para sahabatnya, bahwa di hari kiamat kelak ada seorang laki-laki yang membawa pahala setinggi gunung Tihamah, akan tetapi Allah SWT hempaskan semua pahala itu bagaikan debu yang berhamburan. Maka, para sahabat bertanya-tanya, “siapa laki-laki itu Ya Rasulullah?”
Rasulullah SAW menjawab:
قَالَ أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنْ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا (رواه ابن ماجه : 4235)
“Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian mengerjakannya, tetapi mereka adalah kaum yang jika dalam keadaan sendirian, mereka kembali kepada apa yang di haramkan Allah, dan maka mereka terus mengerjakannya.”
Dari hadits ini, dapat disimpulkan bahwa ada sekelompok orang munafik, yang mana mereka beribadah hanya ingin dilihat oleh manusia saja, akan tetapi ketika dalam keadaan sendiri mereka bermaksiat, mereka lupa dan tidak peduli bahwa ada Dzat yang Maha Melihat, yaitu Allah SWT.
Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat ke 108:
يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَى مِنَ الْقَوْلِ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطًا (108)
“mereka dapat bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak dapat bersembunyi dari Allah, karena Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang tidak diridai-Nya. Dan Allah Ma-ha Meliputi terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nisa : 108)
Maka dari itu, marilah kita perbanyak amal soleh kita di bulan Ramadhan ini, tidak hanya cukup di bulan ini saja, akan tetapi kita senantiasa menjaga amal soleh kita, meskipun bulan Ramadhan akan meninggalkan kita.
Semoga kita semua bukan termasuk hamba-Nya yang beramal soleh di bulan Ramadhan saja, akan tetapi termasuk ke dalam golongan hamba-Nya yang senantiasa istiqomah menjaga amal solehnya ikhlas karena Allah SWT di bulan-bulan berikutnya hingga akhir hayatnya. Aamin. Wallahu a’lam bisshowab.
Oleh: Moh. Munib Asmuni, Lc