Sayup-sayup indahnya suara ayam berkokok mulai terdengar bersahut -sahutan mengusir sepinya malam menyambut datangnya fajar, fajar datang ditandai dengan azan subuh yang menggema menggulung tabir kesunyian malam, tanda – tanda kehidupan mulai nampak, satu – persatu manusia pilihan Tuhan semesta alam (Rabbul Alamin) mulai menggeser palang pintu rumahnya keluar menelusuri jalan mengusik kerikil – kerikil yang sedang asyik bertasbih menuju asal suara indah yang terdengar jelas dari corong penghantar suara masjid.
Sungguh Allah azza wajalla sangat memuliakan mereka, hayunan langkah demi langkah menuju masjid mengangkat derajat dan menggugurkan karatan kesalahan yang telah memenuhi catatan amal manusia, Tanah yang diinjak manusia saat mereka berjalan menuju masjid akan menjadi saksi yang akan membela mereka pada hari kiamat nanti.
Bani Salimah yang perkampungan mereka berada agak jauh dari Masjid Nabawi membuat mereka sering terlambat menghadiri panggilan Allah setiap kali waktu shalat, mereka mulai berencana untuk membuat lapak baru sebagai tempat hunian mereka di wilayah yang tidak begitu jauh dari Masjid Nabawi, desas – desus ingin eksodus sudah mulai tercium di tengah masyarakat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin melakukan konfirmasi kepada Bani Salimah perihal itu, saat informasi itu sudah terkonfirmasi maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan nasehat kepada mereka
يَا بَنِي سَلِمَةَ دِيَارَكُمْ تُكْتَبْ آثَارُكُمْ دِيَارَكُمْ تُكْتَبْ آثَارُكُمْ
“Wahai bani salimah, hendaklah kalian tinggal di kampung kalian, sesungguhnya perjalananmu menuju masjid dinilai pahala oleh Allah”. (HR Muslim).
Namun apa kabar mereka yang masih terlelap dalam samudera lautan mimpi dan hangatnya belaian lebut selimut, semakin menjelang waktu subuh kelihatannya tidur semakin menjadi – jadi nikmatnya, perangkap empuknya tempat tidur dan lembutnya selimut seakan menyandera mereka dari shalat subuh berjamaah, suara azan seakan tidak terdengar, barangkali inilah yang disebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai orang yang telinganya dikencingi setan.
Dari Ibnu Mas’ud ia pernah berkata, “Di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan tentang seorang laki-laki yang tidur semalaman sampai datang waktu pagi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda,
ذَاكَ رَجُلٌ بَالَ الشَّيْطَانُ فِى أُذُنَيْهِ – أَوْ قَالَ – فِى أُذُنِهِ
“Laki-laki itu telah dikencingi oleh setan pada kedua telinganya -dalam riwayat lain: di telinganya-” (Muttafaqun ‘alaih).
Kejadian dikecingi setan seperti ini selalu terulang setiap pagi kala orang tidak sadarkan diri saat adzan berkumandang, ada pula kemungkinan banyak orang yang sudah berlangganan di setiap paginya.
Memang shalat subuh termasuk shalat yang harganya sangat mahal, karena harganya mahal banget maka sedikit orang yang bisa beli apa lagi berlangganan, bagaimana tidak mahal, pengantar Shalat Subuh (sunnah fajar) saja harganya lebih mahal dari pada dunia dan se-isinya, ibarat seorang masuk Restoran mewah, baru makanan pembuka, snak kecil saja harganya sangat mahal, apa lagi makanan intinya.
Shalat subuh berjamaah adalah salah satu penentu kualitas iman seseorang, orang yang menghadirinya dijamin oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai orang yang tidak ada benih kemunafikan dalam hati mereka.
Semoga Allah menjaga kita dan keluarga, mudah – mudahan mereka menjadi orang – orang yang mendirikan shalat.