Riuh semarak hari kemerdekaan belumlah usai, baru saja sepekan berlalu peringatan detik-detik proklamasi dirgahayu kemerdekaan ke-78 digelar dari ujung Sabang sampai Merauke serentak berdiri tegak pusaka merah putih berkibar mengangkasa. Tanda hari suci atas Rahmat Allah akan kemerdekaan yang ke-78 telah berlangsung khidmat untuk disyukuri sebaik-baiknya. Terus melaju untuk Indonesia maju menjadi denyut penyemangat agar tanah air terus maju untuk keadilan dan kemakmuran rakyat didalamnya. Inilah harapan setiap realita demi juang kebebasan sejati agar terbebas dari segala sekat-sekat keterbatasan setelah sekian lama menikmati udara kemerdekaan.
Semangat juang mengisi kemerdekaan pun tak luput di-isi oleh jajaran pengurus Tanmia Foundation yang baru-baru ini temu sinergi dengan jejaring komunitas Si Bulan ( Siaga Ambulance ) Indonesia yang menginisiasi adanya antar jemput pasien dhuafa gratis tanpa pungutan biaya pada ( 15/08/2023). Jejaring komunitas yang berpusat di Kebumen Jawa Tengah ini sudah ada sejak 2015 lalu yang di inisiasi Kang Fikri dkk, sapaan akrabnya. Berawal dari banyaknya kasus penanganan pasien gawat darurat yang harus ditangani secara cepat dan tepat untuk segera dirujuk menjadi cikal bakal tergeraknya jejaring komunitas ini.
Apalagi notabene sebagian besar pasien adalah kalangan dhuafa yang mengalami kesulitan baik dari segi biaya dan aksesnya saat akan dirujuk dari satu tempat ke tempat lain yang cukup jauh ribuan kilometer jaraknya. Ini yang menjadikan jejaring komunitas Si Bulan ( Siaga Ambulance ) Indonesia menjadi pintu wasilah penolong, yang keberadaanya bermanfaat di tengah-tengah masyarakat.
“Terus terang, kami tidak memiliki tarif khusus ketentuan. Silahkan bagi keluarga pasien yang mampu memberi infak semampunya, yaa silahkan saja tidak memberi pun tidak masalah. Kalau pun ada juga untuk mengisi kas operasional saja,” jelas Kang Fikri Ketua Jejaring Si Bulan Indonesia dalam obrolan santai saat silaturahmi dengan segenap jajaran pengurus Tanmia Foundation.
Ia pun menambahkan hadirnya jejaring Si Bulan ( Siaga Ambulance ) saat ini telah memiliki lebih dari 200 unit ambulance yang tergabung dari ujung Provinsi Banten Pulau Jawa sampai Lombok Timur di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang menjadi rantai tali-temali bagian solusi untuk melayani antar jemput pasien secara gratis bagi kalangan dhuafa di tanah air. Ini bukan semata-mata untuk mengambil alih fungsi peran birokrasi pemerintah namun lebih kepada membantu penanganan dan memudahkan permasalahan di lapangan yang sering timbul dihadapi oleh masyarakat itu sendiri sehari-harinya.
Sinergi jejaring yang terbangun lintas komunitas ini mengalir secara alami begitu saja karena berdasarkan kesamaan visi misi dan frekuensi kemanfaatan tolong menolong. Sistem pengantaran pasien pun dilakukan estafet dari satu kota ke kota lainya yang bertetanggaan terdekat menuju tujuan. Sedangkan mengenai biaya operasional akan dibebankan pada pihak masing-masing jejaring si Bulan titik daerah setempat sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Adapun di sisi yang lain, sekilas profil pendidikan kaderisasi guru dan da’i yang dilakukan oleh Pesantren saat ini juga diutarakan oleh Ustadz Rofiq Hidayat, selaku pimpinan pesantren Al-Itqan yang hadir dalam acara temu silaturahmi tersebut.
Pertemuan hampir satu jam menjadi tak terasa, dibuai dengan semilir angin persawahan dan perkampungan dimana sejenak kesempatan duduk bersua bertukar pikiran dan pandangan dengan santai dihabiskan sejenak waktu itu.
Kedua Lembaga ( Tanmia Foundation dan Si Bulan Indonesia ) memang memiliki concern kompetensi bidang masing-masing tapi tak mustahil akan saling mengisi ruang-ruang sinergi yang akan menggugah lahirnya berbagi ruang kebaikan dan kepedulian.
Langkah nyata dalam memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan yang dilakukan segenap elemen anak bangsa dengan segala potensi dan kontribusinya tidak bisa diabaikan dan diremehkan sekecil apapun nilainya. Karena 2 hal, antara Pendidikan dan kesehatan, dua hal yang tak terpisahkan sebagai sebuah prioritas pembangunan utama suatu bangsa dalam mengisi kemerdekaan.
Jalan panjang merengkuh kemerdekaan sejati berbagai cara dilakukan sesuai peran masing-masing segenap anak bangsa karena tidak mudahnya membangun di-era yang kian rumitnya dan ditimpa beratnya dekadensi moral. Juga pengaruh tranformasi digital yang secepat kilat berubah-ubahnya dari waktu ke waktu. Apalagi geliat dalam kiprah dalam bingkai dakwah dan sosial kemanusiaan akan sangat dipengaruhi dengan kultur daerah kebiasaan tempat masing-masing. Memang membangun lahan daerah tidaklah mudah dan instan. Ia pun membutuhkan seni tersendiri. Ibarat perumpamaan “Lain lubuk lain ikanya, lain padang lain belalang, lain daerah lain pula kebiasaan seni membangunya”.
Belum cukupkah sudah hari merdeka dilewati dengan berkali-kali yel-yel teriakan itu berkumandang, menggema di cakrawala, dipentaskan dalam berbagai ajang pentas heroik dan atraksi lomba?
Dari ujung pelosok negeri hingga belantara kota, harapan makna kemerdekaan itu sepertinya rangkaian kata doa dan harapan yang bersambung-sambung satu rasa satu perasaan akan nasib yang sama akan perjalanan bangsanya yang masih tertatih-tatih. Karena setiap tenaga dan peluh sudah tidak bisa mengeluh lagi diungkapkan.
Lantas, merdeka dari apa yang kita cari ? Kemudian, merdeka untuk apa ? Satu kata dalam kemerdekaan hakiki rangka jalan pengabdian mencari keridhaan-Nya tanpa pamrih dan meninggikan syi`ar kalimat Allah tertinggi. Sungguh seluruh ibadah, hidup dan mati kita untuk Allah Rabbul Izzati semata.
Ali Azmi
Relawan Tanmia