Kamis, 17 Mei 2018
Hari-hari Ramadhan yang penuh makna di Pulau Sumba. Jejak kaki melangkah dari Tambolaka, salah satu pintu masuk pulau Sumba yang berada di wilayah kabupaten Sumba Barat Daya yang beribukota di Waitabula. Perjalanan menyisiri pantai utara sejauh 50 KM dengan medan jalan berbatu kapur di tengah padang savana tak bertepi. Misi perjalanan kali ini adalah Tujuan penyaluran Wakaf buku kali ini adalah Mamboro, sebuah kecamatan di wilayah Kabupaten Sumba Tengah yang beribukota di Waibakul. Teriknya matahari awal puasa di musim panas Sumba tak menyurutkan langkah kami untuk menyambangi Mamboro. Mamboro, adalah Pusat Islam tertua di daratan Sumba.
Ramadhan kali ini Tanmia Foundation bersama tim da`I kecamatan Mamboro Sumba Tengah menyusun program pembagian wakaf buku referensi untuk dai pedalaman. Bersama Ustadaz Saiful dan Ustadz Syarifudin, malam pertama tarawih yang dingin terasa di badan saat shalat terawih yang dilaksanakan di masjid Darul Hijrah Kampung Baru, Wendewa Utara.
Di awal hari pertama puasa Ramadhan tak seperti hari biasanya, teriknya matahari Sumba cukup menguji kami yang sedang mengunjungi di perkampungan Muallaf – Watuasa Kec. Mamboro Sumba Tengah. Kampung transmigran yang berjarak 17 Km dari pusat kecamatan Mamboro, adalah kampung muallaf yang cukup luar biasa ghirahnya. Ada sekitar 24 KK yang berangsur-angsur masuk islam dari agama mereka sebelumnya yakni “Merapu” ( agama kepercayaan orang asli Sumba, dekat dengan kepercayaan animisme dan dinamisme ). Mendengar kisah keislaman yang luar biasa makin menghilangkan haus dahaga hari itu. Masuk Islam dengan keinginan mereka sendiri tanpa ada paksaan menjadikan mereka harus tetap bertahan meskipun ditengah situasi dan kondisi serta geografis yang sangat sulit, tinggal di tengah terik padang yang berbatu kapur, dan semak belukar yang kering dan sumber air yang sulit setengah mati. Akses Listrik pun baru tahun ini baru rencana ada pengaliran. Pilihan kondisi yang menguji ini bukan berarti mereka pasrah putus asa, namun inilah ujian yang dihadapi mereka agar bisa melaluinya. ( Azmi Mubarok )