Jum`at 18 Mei 2018
Bersama rombongan da`I Mamboro kami pun kembali menuju Masjid Al Muhajirin di sore harinya, untuk mengadakan ifthor dan tarawih bersama disana.
Dari siang usai jum`at menyiapkan menu berbuka puasa yang disiapkan oleh Ummi Ulwan bersama ibu-ibu lainya. Ummi Ulwan adalah seorang guru agama islam di sekolah menengah pertama yang tiap hari mengajar anak-anak muallaf sebanyak 13 siswa dari 200 siswa non muslim. Sekalipun demikian, hak untuk mendalami agama semisal untuk mengenakan jilbab dan menunaikan shalat masih bisa dilakukan, sehingga toleransi yang cukup baik berjalan selama ini.
Hari yang makin gelap mengejar perjalanan rombongan yang harus menyusuri jalanan rusak ditengah padang kering, hal ini tapi tak meluluhkan tekad untuk mengantarkan menu berbuka puasa bersama para muallaf yang tengah menunggu di Watuasa.
Aneka menu berbuka puasa ala Sumba juga sengaja disiapkan sebagai bagian untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama saudara muslim di bulan Ramadhan penuh berkah.
Kebahagiaan yang tak terungkapkan di hati bisa hadir ditengah para muallaf di bulan Ramadhan terlebih di lingkungan yang sangat jarang ditemukan adanya ditempat lain.
Bahkan untuk menemukan sebutir kurma untuk berbuka harus menempuh jarak puluhan kilometer dari Ibukota Waikabukak yang berada di bagian barat daratan pulau Sumba. Kultum ringan memulai acara sore jelang berbuka puasa sembari menyiapkan hidangan ifthor yang hari itu tak seperti hari-hari puasa sebelumnya. Bukan untuk mendramatisir suasana haru sore itu, beberapa butir kurma dan segelas es buah segar sore itu memancarkan kebahagiaan ditengah doa berbuka puasa para muallaf di Watu asa.
( Azmi Mubarok )