Menyakini kutamaan dan kemuliaan sahabat Nabi shallallahu alai wasallam adalah bagian dari aqidah ahlusunnah wal jamaah, banyak ayat – ayat yang menyebutkan kemuliaan mereka dan sunnah yang mutawatir pun menceritakan fadhilah mereka, Allah lah yang memilih orang yang akan diberi kemuliaan risalah dan menyampaikannya kepada seluruh alam, lalu Allah memilih juga tempat yang nantinya menjadi lahan untuk menyampaikan risalah tersebut, kemudian Allah juga memilih orang – orang yang akan menemani dan membela Rasulullah shallallahu alai wasallam saat menyampaikan dakwah, Allah lah yang maha tau siapa yang paling layak menyampaikan risalah islam ini, di mana tempat yang paling bagus untuk menyampaikannya serta siapa saja yang akan menerimanya, Allah berfirman:
اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ( الأنعام/ 124).
Sesungguhnya Allah yang maha tau dimana ia turunkan risalahNya (QS Al An’am: 124).
Ibnu Qayyim berkata:
Allah taala yang maha tau dimana risalah itu sebaikanya diturunkan dan siapa yang paling layak mewariskan perjuangan risalah tersebut, dan Dialah Allah yang Maha Tahu pula siapa yang paling sanggup untuk mengemban amanah ini agar disampaikan kepada seluruh hambaNya dengan amanah dan nasehat, memuliakan risalahnya serta mengamalkan isinya, bersabar dalam melaksanakannya, serta bersyukur dengan nikmatnya (Thariqul Hijratain).
Allah berfirman:
( مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاء عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاء بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعاً سُجَّداً يَبْتَغُونَ فَضْلاً مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَاناً سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْراً عَظِيماً ) الفتح/29.
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS Alfath:29).
Salah satu hal yang sangat penting adalah meninggikan derajat para sahabat, karena Allah telah bersaksi tentang kesucian hati mereka, keteguhan iman mereka, ini kesaksian yang agung dari Allah taala, tidak mungkin bisa didapatkan oleh orang lain setelah putusnya wahyu dari langit.
( لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحاً قَرِيباً ) الفتح/18
Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).
Peristiwa janji setia di bawah pohon yang kemudian dikenal dengan “baiatu ridwan” ikut dalam sumpah setia ini sekitar 1.400 orang sahabat Nabi shallallahu alai wasallam di wailayah Hudaibiyah, merujuk ayat di atas Allah menyebutkan Allah sudah tau isi hati mereka, berupa kejujuran, kesetiaan, mendengar perintah dan mentaati perintah Allah dan Rasulnya. (Tafsir Ibnu Katsir).
Karena Allah mengetahu isi hati mereka, ketaatan, kesetiaan, kejurun dan kesungguhan mereka dalam berjuang maka Allah memilih mereka untuk mendampingi dan membela dakwah Nabi shallallahu alai wasallam.
Lihat apa yang sebutkan oleh sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu tentang para sahabat Nabi “barang siapa di antara kalian yang ingin mencari teladan maka hendaklah ia meneladani orang – orang yang telah wafat,
Mereka adalah sahabat – sahabat Nabi Muhammad, mereka ada manusia terbaik ummat ini, paling bersih hatinya, paling dalam ilmunya, paling sedikit membebani diri dalam ibadah, mereka dipilih Allah untuk mendampingi Nabi utusanNya, untuk menegakkan agamaNya, kenalilah keutamaan – keutamaan mereka, ikutilah jejak mereka, berpeganglah semampu kalian pada akhlaq dan agama mereka, sesungguhnya mereka berada di jalan yang lurus. (Jami’ bayan fadhli ilmi wa adabihi, Ibnu Abdil Barr).
Mengapa kita harus meniru mereka yang telah wafat Dalam hal ini adalah sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam?! karena orang yang masih hidup tidak mungkin terlepas dari fitnah (ujian dan cobaan) bisa jadi dengan ujian dan cobaan tersebut ia akan berubah pendirian, sehingga orang – orang yang telah meniru mereka akan kecewa.
Allah telah menjanjikan surga dan kenikmatan abadi untuk kaum Muhajirin dan Anshar di dalam ayat – ayat Al Quran yang dapat dibaca manusia hingga hari kiamat, maka adakah keutamaan yang lebih mulia dari ini semua?!
( وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ) التوبة/100
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar (QS Attubah 100).
Keutamaan para sahabat juga disaksikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sendiri di dalam berbagai hadits beliau, karena Rasulullah telah melihat sendiri pengorbanan mereka, kejujuran, kesungguhan, sehingga Rasulullah pun mengabadikan mereka dalam sabda beliau.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ( لا تَسُبُّوا أَصحَابِي ؛ فَوَالَّذِي نَفسِي بِيَدِهِ لَو أَنَّ أَحَدَكُم أَنفَقَ مِثلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا أَدرَكَ مُدَّ أَحَدِهِم وَلا نَصِيفَهُ ) رواه البخاري (3673) ومسلم (2540)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘ahnu, beliau berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,”Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfaq emas seperti Gunung Uhud, tidak akan menyamai satu mud (infaq) salah seorang dari mereka dan tidak pula setengahnya (HR AlBukhari dan Muslim).
وعن عبدالله بن مسعود رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ( خَيرُ النَّاسِ قَرنِي ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُم ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُم ) رواه البخاري (2652) ومسلم (2533).
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Al Khatib Al Bagdady berkata: Kalau pun seandainya tidak ada nash (dalil) Al Quran atau Sunnah yang menyatakan keutamaan mereka maka secara mutlaq sifat mulia itu sudah tersemat pada diri mereka secara otomatis, karena mereka sudah hijrah bersama Nabi, jihad, mengeluarkan harta benda mereka, memberi nasehat dalam agama, kuatnya iman dan keyakinan mereka, keadilan mereka, kemurnian aqidah mereka, keyakinan seperti ini untuk para sahabat adalah madzhab para ulama (Al Kifayah).
يقول ابن مسعود رضي الله عنه :
” إن الله نظر في قلوب العباد ، فوجد قلب محمد صلى الله عليه وسلم خير قلوب العباد ، فاصطفاه لنفسه ، فابتعثه برسالته ، ثم نظر في قلوب العباد بعد قلب محمد ، فوجد قلوب أصحابه خير قلوب العباد ، فجعلهم وزراء نبيه ، يقاتلون على دينه ، فما رأى المسلمون حسنا فهو عند الله حسن ، وما رأوا سيئا فهو عند الله سيئ ” رواه أحمد في “المسند” (1/379) وقال المحققون : إسناده حسن .
Ibnu Mas’ud berkata:
Sesungguhnya Allah melihat hati seluruh manusia, ternyata hatinya Muhammad adalah sebaik – baik hati, maka Allah memilih sebagai Nabi yang kemudian menyampaikan risalahnya, setelah itu Allah melihat hati manusia lagi, lal Allah menemukan hati para sahabat yang paling mulia, Allah memilih mereka untuk membantu dahwah nabi, berperang membela agama nabi, maka yang mereka pandang baik maka itu sungguh – sungguh baik, apa yang mereka pandang buruk maka ia buruk di sisi Allah (HR Ahmad dengan sanad Hasan).
ولما أذنب بعض الصحابة حين أخبر قريشا بمقدم النبي صلى الله عليه وسلم بالجيش عام الفتح ، وهَمَّ عمر بن الخطاب رضي الله عنه بقتله ، قال صلى الله عليه وسلم : ( إِنَّهُ قَد شَهِدَ بَدرًا ، وَمَا يُدرِيكَ ؟ لَعَلَّ اللَّهَ اطَّلَعَ عَلَى أَهلِ بَدرٍ فَقَالَ : اعمَلُوا مَا شِئتُم ، فَقَد غَفَرتُ لَكُم ) رواه البخاري ومسلم (2494)
Pada saat Hatib bin Abi Balta’ah sahabat yang ikut dalam perang Badar melakukan kesalahan, ingin membocorkan rahasia Nabi yang ingin menaklukkan kota makkah, Umar bin Al Khatab yang milihat peristiwa ini meminta izin kepada agar ia boleh memenggal kepala Hatib karena ia berusaha berkhianat, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Sesungguhnya Hatib hadir dalam perang badar, barangkali kamu tidak tahu bisa jadi Allah telah melihat hati pengikut perang badar, lalu Allah berfirman: “Lakukan apa saja yang engkau kehendaki, Aku telah mengampuni dosa kalian”. (HR Al Bukhari dan Muslim).
Ini lah sekelumit tentang keutamaan sahabat Nabi, kewajiban kita kepada mereka mendoakan mereka, meniru langkah mereka dalam dakwah dan berjuang, menjadikan mereka sebagai teladan dalam hidup, semoga Allah mengumpulkan kita di dalam surga bersama Rasulullah dan para sahabat – sahabatnya, aamiin ya rabbal alamin.