Tidak kalah dengan kota Semarang yang sudah dikenal sebagai ibukotanya Jawa Tengah, sebenarnya kabupaten Semarang menyimpan sekelumit kisah perjalanan perkembangan ummat islam tepatnya di dusun Puyang Desa Tajuk Kecamatan Getasan Lereng Merbabu.
Tanmia Foundation dalam rangka program tebar Qur’an kali ini menyerahkan wakaf buku Iqra’ sebanyak 200 Eksemplar dan buku referensi lainnya kepada da’i dan para pengurus TPQ yang masih berada di titik-titik wilayah lereng Merbabu. Dusun Puyang Desa Tajuk Getasan adalah salah satu titik diantaranya yang menjadi tujuan.
Muslim di dusun ini hanya sekitar belasan jiwa saja yang terdiri dari 4 KK dan 2 KK nya pun (kepala keluarga) merupakan warga pendatang sedangkan selebihnya beragama Kristen.
Perkembangan Islam di Puyang tidak terlepas dari peran Mbah Panut Mujari (84th), seorang kakek yang sudah lebih dari setengah abad berdiam disini bersama keluarganya.
“Sebuah kebahagiaan bagi saya dan keluarga dikunjungi oleh saudara sesama muslim yang masih memperhatikan keberadaan kami disini”, tutur Mbah Panut Mujari dengan senyum merekah sembari mengelus dadanya menyambut kedatangan kami.
Mushola Baitul Ummah adalah satu-satunya tempat dimana ia bisa banyak berharap untuk menghidupkan syiar Islam dan berkumpul bersama warga muslim Puyang lainya untuk memakmurkannya dg kegiatan belajar dan menguatkan keislamannya.
Suasana shalat berjamaah pun menjadi hal istimewa yang berkesan dan cukup membekas bagi siapapun yang menginjakan kaki disana.
Musholla yang dibangun sejak 2015 adalah swadaya masyarakat dan tidak luput dari peran Ustadz Utsaimin yg dengan buah kesabarannya mendirikan tempat ibadah tersebut selama penantian berpuluh-puluh tahun lamanya.
Ustadz Utsaimin adalah da’i asli setempat yang kesehariannya berkeliling mengajar majelis taklim dan TPQ di wilayah Lereng Merbabu. Tidak berhenti disitu saja, keahliannya juga sebagai mekanik elektronik menjadi profesi pelengkap yang sangat bermanfaat dan semakin mendukung kegiatan perjalanan dakwahnya.
Mengupas perjalanan dakwah di Tajuk yang memiliki sebelas dusun yang letaknya cukup berjauhan menjadi tantangan tersendiri. Seperti kisah Mbah Panut, dengan berbagai tawaran yang akan meruntuhkan imanya tak sesekali datang berlalu saja tapi atas kekuatan-Nya dan kegigihannya ia pertahankan keluarga dan warga muslim lainya untuk terus bertahan dan tidak menyurutkan ghirah para da’i setempat untuk terus bertahan disana. Dusun-dusun tersebut diantaranya adalah Pulihan, Banaran, Kaliajeng, Ngroto, Puyang, Macanan, Tajuk, Cingklok, Sokowolu, Gedong dan Ngaduman. Pemandangan di dusun-dusun ini didominasi dengan perkebunan sayuran warga dan ternak sapi perah yang menjadi mata pencaharian sehari -hari warga di lereng gunung Merbabu yang masih berdiri dengan tinggi gagahnya.
Berdoa pula semoga sekokoh pasak bumi dan setinggi gunung yang menjulang ke angkasa itulah iman yang kita pertahankan hingga perjumpaan dengan Allah Rabbul’allamiin Rabb seluruh alam jagad semesta. Aamiin..
Ali Azmi
Relawan Tanmia
Salatiga, Jawa tengah