Bertamu ke “Ume Kbubu” Ketua Adat Suku Timor di Pedalaman OeUe Soe Nusa Tenggara Timur

965 Views

Perjalanan di pedalaman Pulau Timor belumlah cukup bila belum singgah di “Ume Kbubu” rumah bulat khas suku Timor yang banyak di jumpai di sepanjang wilayah pedalaman Soe Timor Tengah Selatan dan Kefa Timor Tengah Utara.

Semua orang asing ( bukan warga setempat ) yang akan bertamu dan berkunjung ke wilayah pedalaman ini sudah menjadi bagian kebiasaan Suku Timor ini untuk melakukan proses acara penyambutan tamu dan menghadiahkan kain tenun yang dibuat khusus sebagai tanda penerimaan dan penghormatan memuliakan tamu sekaligus tanda dibolehkanya melakukan aktivitas di wilayah mereka. Sebagaimana kedatangan Tim Tanmia Foundation ke wilayah pedalaman OeUe Soe ini.

Hal yang unik yang bisa ditelusuri ialah keberadaan Ume Kbubu. Selain bentuknya yang tergolong unik Ume Khubu juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari adat kehidupan sehari-hari dan ciri khas pemukiman Suku Timor Nusa Tenggara Timur. Mari menelusuri keunikannya saat Tim Tanmia Foundation menapaki perkampungan di perbukitan dusun OeUe dan dusun Senben di Desa Maleum Kec. Amanuban Timur Kab. Timor Tengah Selatan.

Struktur rumah bulat ini tergolong sederhana dan termasuk rumah tradisional yang bisa banyak dijumpai di bagian Soe dan Kefa. Ume Kbubu berasal dari kata Ume yang artinya rumah dan Kbubu yang artinya bulat, sehingga Ume Kbubu artinya rumah yang berbentuk bulat.

Adapun atap Ume kbubu terbuat dari anyaman yang tersusun dari material alang-alang yang sudah dikeringkan lalu dibentuk berlapis-lapis hingga menjulur bagianya hampir menyentuh tanah. Dimana sebelumnya telah dibuat pilar rangka-rangka bambu dan kayu yang akan menyangganya didalamnya.

Mayoritas penduduk yang tinggal di pedesaan Pulau Timor memiliki Ume Kbubu sejak puluhan tahun silam yang telah silih berganti turun menurun. Ume Kbubu pun bukan rumah sembarangan yang bisa dimasuki siapapun sebelum ijin kepada tuan rumahnya. Bagian atas atau loteng merupakan lumbung dan bagian yang hanya bisa dimasuki oleh istri/wanita yang dituakan dalam keluarga itu saja sebagai tanda menjaga kehormatannya.

Ume Kbubu juga berfungsi untuk menyimpan hasil panen dan hasil cocok tanam ladang seperti padi, jagung, kacang dan umbi-umbian juga ikan kering dan Sei ( daging asap yang dikeringkan ). Selebihnya juga untuk menyimpan barang-barang yang dianggap bernilai menurut kebiasaan Suku Timor ini.

Sampai saat ini hampir semua aktivitas di dalam rumah, seperti tidur, makan bahkan memasak, masih dilakukan dalam satu ruangan Ume Kbubu. Makanya, selain sebagai tempat tinggal, rumah bulat ini juga digunakan sebagai tempat berkumpulnya anggota keluarga sembari juga mengawetkan bahan pangan.

Memang sekilas kalau dari kejauhan, rumah ini tidak terlihat seperti rumah, hanya terlihat seperti susunan tumpukan jerami ilalang. Pintunya pun juga sangat rendah, sekitar 1 meter sehingga kalau kita mau masuk, kita terkadang harus berjongkok. Rumah bulat ini pun hanya ada satu ruangan utama saja dan tidak memiliki jendela dan sekat, lantainya pun tidak berubin semen melainkan berlantaikan tanah saja.

Dalam pembuatanya, ukuran Ume Kbubu biasanya tidak terlalu besar, diameternya
sekitar 3 atau 4 meter dengan tinggi 2,5-3 meter.

“Pembuatan “Ume Kbubu” rumah bulat bisa diselesaikan dalam waktu 3 sampai 5 hari saja dengan gotong-royong asalkan bahan-bahan sudah dipersiapkan semuanya”, jelas Arifin Nobisa seorang pemuka adat Suku Timor di OeUe Mauleum.

Semua bahan dapat diperoleh bebas dari semak-semak pegunungan dan rimba-rimba hutan. Jenis alang-alang untuk atap rumah bulat
pun tergolong jenis tumbuhan liar yang bisa bertahan hingga belasan tahun sebelum lapuk mengalami kerusakan.

Walhasil, realitas perkembangan hari ini pun tak bisa dipungkiri lagi, walaupun masih ada yang tinggal di rumah bulat ini tapi sebagian besar warga juga berpindah dengan membuat rumah lebih modern yang disebut rumah kotak beratap seng. Tapi Ume Kbubu pun masih dipertahankan keberadaannya.

Kendati demikian bukanlah berarti mereka sudah tidak memiliki rumah bulat lagi tapi mereka pergunakan Ume Kbubu untuk lumbung pangan untuk menyimpan hasil panen juga berkumpul membuat perapian untuk menghangatkan badan dan kegiatan masak-memasak. Inilah sekilas profil rangkaian cerita dari bertamu di Rumah Kbubu Kediaman Arifin Nobisa, Muallaf sekaligus Ketua Suku Timor di Dusun OeUe Maleum Amanuban Timur Pedalaman Timor Tengah Selatan.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
NTT

No comments

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id

    × Ahlan, Selamat Datang!