Padang mahsyar adalah sebuah tempat pada hari Kiamat yang disiapkan oleh Allah ta’ala untuk mengumpulkan seluruh manusia yang pernah hidup di alam dunia ini, untuk menghadiri proses hisab dan pengadilan akbar, setiap manusia akan memperoleh haknya tanpa ada sedikitpun kezaliman.
Matahari yang sangat dekat jaraknya dengan manusia membuat manusia yang berkumpul itu merasa sangat haus, kelelahan juga ketakutan, semua manusia mencari solusi apa saja yang bisa membuat mereka merasa lebih ringan dalam menghadapi kenyataan di mahsyar.
Salah satu bentuk rahmat Allah di padang mahsyar untuk manusia ialah disiapkan bagi mereka telaga penuh air agar manusia dapat menghilangkan dahaganya, setiap Nabi yang diutus oleh Allah diberikan telaga masing – masing agar para pengikut Nabi- Nabi dapat minum di sana, hal itu seperti hadits berikut ini:
إِنَّ لكلِّ نبيٍّ حوضًا ، وإِنَّهم يتباهَوْنَ أيُّهم أكثرُ وارِدَةً ، وإِنَّي أرجو أنْ أكونَ أكثرَهم واردَةً
Setiap Nabi memiliki Telaga, mereka berbangga ummat siapa yang paling ramai datang ke Telaga itu, aku berharap Telagaku paling banyak yang mendatanginya (HR Tirmidzi, dishahihkan Albany).
Berita tentang telaga Nabi shallahu alaihi wasallam sangat banyak, diceritakan dalam riwayat secara mutawatir (diceritakan oleh banyak perawi) dalam berbagai kita hadits shahih (Ash Shihah), sunan serta masanid.
Imam Ibnu Abil Izzi al-Hanafi rahimahullah berkata, “Hadits-hadits yang menyebutkan al-Haudh (telaga) mencapai derajat Mutawatir. Ada lebih dari tiga puluh orang sahabat shallallahu alaihi wa sallam yang meriwayatkannya. Guru kami, Imaduddin Ibnu Katsir, benar-benar telah membahas sanad-sanadnya di bagian akhir kitab sejarah yang besar yang berjudul al-Bidayah wan Nihayah.” (Syarh al-‘Aqidah ath-Thahawiyah, hlm. 309)
Imam Nawawi berkata: Telaga Nabi shallahu alaihi wasallam adalah hakiki (benar adanya) telah diciptakan oleh Allah ta’ala, ia adalah makhluq yang telah ada sekarang ini.
Syekh Ibu Al Utsaimin berkata:
Telaga Nabi shallahu alaihi wasallam telah ada, Nabi shallahu alaihi wasallam pernah diperlihatkan oleh Allah telaga itu.
عقبة بن عامر: أنَّ النَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – خرج يومًا فصلى على أهل أحد صلاته على الميت، ثم انصرف إلى المنبر، فقال: “إني فرط لكم، وأنا شهيد عليكم، وإني والله لأنظر إلى حوضي الآن”
Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi shallahu alaihi wasallam keluar menuju shalat jenazah salah seorang sahabat, setelah shalat selesai beliau naik minbar dan bersabda: Aku menunggu kalian, aku menjadi saksi bagi kalian, demi Allah aku melihat Telagaku sekarang ini (HR AlBukhari dan Muslim).
روى مسلم من حديث أبي ذر: أن النبي – صلى الله عليه وسلم – عندما ذكر الحوض قال: ماؤه أشد بياضًا من اللبن، وأحلى من العسل وريحه أطيب من المسك.
Dari Abu Dzar radhiyallahu anhu ia berkata: bahwasanya Nabi shallahu alaihi wasallam menyebut tentang Telaga (Haudh), airnya lebih putih dari pada susu, lebih manis dari madu, baunya lebih wangi dari minyak kasturi (HR AlBukhari dan Muslim).
Jumlah gelas yang tersedia di telaga itu sangat banyak, mari kita simak dalam hadits berikut ini:
حديث أنس بن مالك – رضي الله عنه – أن رسول الله – صلى الله عليه وسلم – قال: ( إن قدر حوضي كما بين أيله وصنعاء من اليمن، وإن فيه من الأباريق بعدد نجوم السماء ) متفق عليه .
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya perkiraan luas Telagaku seperti antara Shan’a di Yaman dan Ailah (Syiria), sesungguhnya jumlah gelasnya sebanyak bintang di langit (Muttafaq alaih).
Di antara sebab – sebab manusia dapat mendatangi Telaga Nabi shallahu alaihi wasallam adalah sebagai berikut:
1. Berpegang pada Al Quran dan Sunnah, berpegang teguh pada keduanya, dari perbuatan bidah dan dosa besar.
روى الحاكم في المستدرك: من حديث أبي هريرة – رضي الله عنه -: أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: “إني قد تركت فيكم شيئين لن تضلوا بعدهما: كتاب الله وسنتي، ولن يتفرقا حتى يردا على الحوض”.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata, bahwasanya Nabi shallahu alaihi wasallam bersabda: aku tinggalkan pada kalian dua hal, kalian tidak akan pernah sesat bila berpegang pada keduanya, Kitab Allah dan Sunnahku, keduanya (Al Quran dan Sunnah tidak akan berpisah (bersebrangan) hingga datang ke Telagaku.
Sahl bin Sa’d radhiallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِنِّي فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ، مَنْ مَرَّ عَلَيَّ شَرِبَ وَمَنْ شَرِبَ لَمْ يَظْمَأْ أَبَدًا، وَلَيَرِدَنَّ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونِي ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ، فَأَقُولُ: إِنَّهُمْ مِنِّي. فَيُقَالُ: إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ. فَأَقُولُ: سُحْقًا، سُحْقًا لِمَنْ غَيَّرَ بَعْدِي
“Sesungguhnya aku akan mendahului kalian di telaga itu. Barang siapa melewatiku, dia akan minum di telaga itu, dan barang siapa berhasil minum darinya, niscaya dia tidak akan merasa haus selamanya. Sungguh, beberapa kaum akan berusaha melewatiku. Aku mengenal mereka dan mereka mengenaliku. Kemudian dipisahkan antara aku dan mereka.
Aku katakan, ‘Sesungguhnya mereka dari golonganku!’
Dikatakan kepadaku, ‘Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang mereka ada-adakan sepeninggalmu!’
Aku katakan, ‘Amat jauh (telagaku) bagi orang yang mengubah (agamaku) sepeninggalku’.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Ibnu Abdil Barr berkata:
Setiap orang yang membuat Bid’ah di dalam agama akan diusir dari Telaga Nabi shallahu alaihi, seperti Khawarij, Syiah Rafidhah dan seluruh sekte, begitu juga dengan orang yang kelewat batas dalam berbuat zalim dan memadamkan kebenaran, serta orang – orang yang terlaknat akibat perbuatan dosa besar.
Imam Al Qurthuby rahimahullah berkata:
Ulama – ulama kita semoga Allah meridhai mereka berkata: Semua orang yang murtad dari agama Allah atau membuat suatu ajaran (ibadah) yang tidak diridhai dan diizinkan Allah mereka akan terusir dan dijauhkan dari Telaga Nabi shallahu alaihi wasallam, yang paling tegas untuk diusir adalah orang – orang yang menyelisihi jamaah kaum muslimin, mencari jalan selain jalan kaum muslimin seperti Khawarij dengan berbagai kelompoknya, Syiah Rafidhah dengan berbagai kesesatannya, begitu juga dengan pemimpin zalim yang kelewat batas zalimnya, pemimpin yang menghancurkan kebenaran, membunuh dan merendahkan para ulama, terang – terangan melakukan dosa besar yang meremehkan dosa kecil.
2. Tidak membantu dan mendukung pemimpin yang zhalim.
عن كعب بن عجرة أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال له: “أعاذك الله من إمارة السفهاء، قال: وما إمارة السفهاء؟ قال: أمراء يكونون بعدي لا يهتدون بهديي ولا يستنون بسنتي، فمن صدقهم بكذبهم وأعانهم على ظلمهم، فأولئك ليسوا مني ولست منهم، ولا يردون على حوضي، ومن لم يصدقهم بكذبهم ولم يعنهم على ظلمهم فأولئك مني وأنا منهم وسيردوا على حوضي”.
Rasulullah shallahu alaihi wasallam telah bersabda,’Hai Ka’ab bin ‘Ujrah, semoga Allah melindungi kamu dari imaarat al-sufahaa` (kepemimpinan orang-orang bodoh).’ Ka’ab bin Ujrah bertanya,”Apa itu imaarat al-sufahaa` wahai Rasulullah ?’ Rasulullah shallahu alaihi wasallam menjawab,”[Imaarat al-sufahaa` itu] adalah para pemimpin yang akan datang setelah aku. Mereka itu tidak berteladan dengan petunjukku dan tidak bersunnah dengan sunnahku. Maka barangsiapa yang membenarkan perkataan mereka (Imaarat al-sufahaa`), dan membantu kezaliman mereka, maka dia tidak termasuk golonganku dan aku pun bukan termasuk golongannya, dan dia tidak akan mendatangi aku di telagaku (di Hari Kiamat kelak). Namun barangsiapa yang tidak membenarkan kebohongan mereka, dan tidak membantu kezaliman mereka, maka dia termasuk golonganku dan aku pun termasuk golongannya, dan dia akan mendatangi aku di telagaku (di Hari Kiamat kelak).” (HR Ahmad, Al-Musnad, Juz III, hlm. 111, nomor 14.481).
3. Bersabar terhadap segala ujian yang menimpa di dunia
روى البخاري ومسلم من حديث أنس بن مالك: أن النبي – صلى الله عليه وسلم -: “سترون بعد أثرة شديدة، حتى تلقوا الله وروسوله – صلى الله عليه وسلم – على الحوض”.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu ia berkata: bahwasanya Nabi shallahu alaihi wasallam bersabda: Setelah aku tiada nanti engkau akan melihat pemimpin yang hanya mementingkan dirinya sendiri, hingga kalian bertemu dengan Allah dan RasulNya di Telaga (HR AlBukhari dan Muslim).
4. Selalu menjaga Wudhu
عن حذيفة – رضي الله عنه -: أن النبي – صلى الله عليه وسلم – عندما ذكر الحوض قال: “والذي نفسي بيده إني لأذود عنه كما يذود الرجل الإبل الغريبة عن حوضه قالوا: يا رسول الله أوتعرفنا؟ قال: نعم، تردون علي الحوض غرًا محجلين من آثار الوضوء ليست لأحد غيركم”.
Dari Hudzaifah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallahu alaihi wasallam ketika beliau bercerita tentang Telaga beliau bersabda: demi jiwaku berada ditanganNya Sesungguhnya aku benar – benar menjaga Telagaku dari orang yang tidak berhak minum di dalamnya seperti seorang di antara kalian menjaga onta orang lain agar tidak minum di tempat air kalian, wahai Rasulullah apakah nanti engkau akan mengenal kami? Beliau bersabda: iya aku mengenal kalian, kalian akan datang ke telagaku dengan tubuh bercahaya dari bekas air wudhu kalian, cahaya itu tidak dimiliki kecuali oleh kalian ummatku. (HR Muslim).
Mudah – mudahan kita termasuk orang yang ditunggu Nabi shallahu alaihi wasallam di telaganya untuk menikmati nikmatnya air telaga beliau, Aamiin ya rabbal alamin.