Puluhan koli baju layak pakai seberat 1 ton lebih yang dikumpulkan atas inisiasi Tanmia Foundation sebulan terakhir akhirnya ludes dikirimkan menuju sejumlah titik daerah pembinaan muallaf di Lereng Merapi dan Merbabu ( Rabu, 4/10/2023). Keberangkatan ekspedisi pengiriman yang sudah tiba di lokasi sejak pekan lalu menjadi kabar bahagia yang sudah ditunggu-tunggu dari mulut ke mulut oleh warga yang jauh-jauh hari sudah mendengar ihwal kabarnya. Titik-titik lokasi yang dominan di perdesaan yang dituju adalah daerah binaan dari Ukhuwah Muallaf Indonesia, sebuah lembaga yang concern sejak 2017 untuk pembinaan baca qur`an para muallaf di lereng-lereng pegunungan terutama Merapi dan Merbabu. Lembaga yang berpusat di Turi Sleman Yogyakarta ini memiliki aktivitas padat hari-harinya untuk secara rutin terjun ke lorong-lorong kampung masjid perdesaan dengan segenap niat lillah panggilan nurani mengajarkan al-qur`an bagi warga yang membutuhkan.
Dalam sepekan terakhir ini, lokasi yang menjadi tempat kegiatan mengaji dan bazar berada di Magelang Jawa Tengah, tepatnya di Masjid Al-Islam Gejayan Kecamatan Sawangan dan Masjid Ash-Shohabah Tanen Ngargomulyo Kecamatan Dukun. Jarak tempuh 1 jam untuk menuju lokasi sudah menjadi hari-hari biasa yang dilalui. Semangat baru dengan harapan berlimpahnya keberkahan akan niat lillah mengajarkan para jama`ah yang rata-rata para orang tua dan lansia berhasil mengalahkan setiap lelah yang datang karena sudah bertahun-tahun lamanya sebagian besar ( jama`ah ) yang ada sekarang ini masih buta huruf al-qur`an.
Sebutlah, Ibu Ngatirah ( 85 tahun ) di Dusun Tanen Ngargomulyo seorang nenek yang sudah memiliki belasan cucu dalam beberapa bulan terakhir masih istiqomah mengikuti program baca qur`an tingkat iqra` kelas 2. Sedangkan Ibu Wasilah ( 70 tahun ) masih harus memulai tingkat iqra kelas 1 sudah sejak 6 bulan terakhir. Hari-hari berladang dan berkebun mereka harus ditinggalkan sejenak setiap ada jadwal mengaji setiap pekan. Tak sedikit warga yang sudah berpuluh-puluh tahun menyandang status sebagai muallaf terkatung-katung tanpa pembinaan dan perhatian. Tanpa hidayah Allah yang menyapa mereka sebenarnya sesuatu yang absurd ( sesuatu yang mustahil ) akan tetapi hidayah bukan milik siapapun karena gerak bolak-baliknya hati kita ini Allah yang menguasainya.
“Alhamdulillah, senajan wis tuwo aku tetep pengen melu ngaji sebisone wae.( Alhamdulillah, biarpun saya sudah usia tua, saya tetap ingin ikut mengaji sebisanya saja ). Bismillah, Lillahi Ta`ala’’, tutur Nenek Ngatirah pada tim Tanmia Foundation di lokasi, Masjid Ash-Shohabah Tanen Ngargomulyo Dukun Magelang.
Puluhan koli baju layak pakai ini juga akan di distribusikan ke lokasi-lokasi tempat para jama`ah di tempat lainya dengan mengadakan bazar pakaian layak pakai ala kadarnya. Agar tidak tadzir dalam pelaksanaanya pakaian-pakaian ini sudah disortir sebelum dikirim, kemudian usai pengajian selesai kegiatan bazar dimulai guna merekatkan ukhuwah dan persaudaraan sesama jama`ah lainya. Kegiatan ini bisa disebut terbilang dikatakan gratis bersyarat karena pakaian layak pakai yang dilelang dinominalkan dengan harga yang sangat terjangkau, mulai dari Rp. 500, – ( lima ratus rupiah ) sampai dengan Rp. 5000,-( lima ribu rupiah tergantung dari jenis kondisi pakaianya. Bila ada pakaian yang tergolong masih baru pun akan dilelang seharga Rp. 10.000,- ( sepuluh ribu rupiah ) sampai dengan Rp. 15.000,- ( lima belas ribu rupiah ). Hasil dari semua penjualan juga akan dikumpulkan untuk menunjang operasional setiap kegiatan-kegiatan yang tetap rutin berlangsung.
Kegiatan mengaji pun cuma-cuma tanpa pungutan biaya karena fasilitas sudah disediakan bahkan seringnya ada saja para muhsinin yang tergerak hati membantu kegiatan dalam berbagai bentuk dukungan baik moril maupun materiil. Hal yang tidak bisa dinilai dengan penilaian materi dan benar-benar nyata Allah-lah yang menjadikan semua perjalanan lika-liku dakwah di perdesaan kampung itu mudah dengan keridhaan-Nya.
Selain pakaian layak pakai kegiatan juga diadakan bazar sembako kebutuhan sehari-hari ( seperti: beras, minyak goring, gula pasir, kopi dan teh ) dengan nilai dibawah harga pasaran. Sistem yang digunakan ialah subsidi silang dari penjualan pakaian layak pakai untuk menutup sisa kekurangan dari harga sembako-sembako yang dijajakan. Semisal, sembako senilai Rp. 65.000,- ( enam puluh lima ribu ) dijual dengan harga senilai Rp. 50.000,- ( Lima puluh ribu ) saja.
“Semua kegiatan yang berjalan ini, bukan untuk mencari keuntungan profit begitu juga dari kegiatan bazar -bazar ini, tapi peran sedekah inilah yang menjadikan kita bisa berjalan sampai saat ini. Berbagi bukan hanya materi tapi dengan apa yang kita miliki termasuk ilmu yang kita dapat hari ini, bisa kita ajarkan kepada orang yang membutuhkanya”, pungkas Umi Dosmauli selaku ketua UMI pada Tanmia Foundation di lokasi.
Ali Azmi
Relawan Tanmia