bendera putih aceh

Angkat Bendera Putih Untuk Aceh

bendera putih aceh

Awan kelabu masih gelap menggantung dilangit Aceh Tamiang. Begitu juga mendung sendu kelabu masih gelap menggelayut diatas awan berkumpul di langit Kecamatan Banda Mulia, tepatnya di ibukotanya Telaga Meuku, Tanjung Keramat.  Di rumah kediaman Tengku Abdul Mu’id dimana Posko Tanmia Foundation dibuka untuk merespon penanggulangan bencana Banjir Alam yang melanda Aceh Tamiang pada tanggal 25 November beberapa pekan lalu.

Sampai saat tulisan ini ditulis sisa-sisa material banjir masih pecah berserak di setiap sudut jalanan. Lumpur pekat yang terbawa arus banjir masih banyak tertinggal dalam rumah-rumah warga, sekolah, masjid, meunasah (mushola) dan tak sedikit yang makin mengeras bila tak segera dibersihkan. Material Banjir yg menerjang masih tertinggal begitu saja dimana-mana kian menambah parahnya situasi yang tak kunjung membaik sampai hari yang ke-22 pada hari ini, Rabu 17 Desember 2025.

bendera putih aceh

Aliran listrik masih padam dan jaringan sinyal seluler pun masih hilang sehingga susah untuk berkomunikasi. Tiang listrik dan jaringan internet yg bertumbangan berantakan dimana-mana ini yg kian menyulitkan warga masyarakat untuk  berkomunikasi alih-alih menghubungi relawan untuk membantu bergotong-royong bahu membahu warga.

Begitu juga air bersih menjadi sangat urgen kebutuhannya ditunggu-tunggu mendesak untuk keperluan konsumsi sehari-hari. Air seperti kebutuhan yg sangat mendesak untuk konsumsi dapur untuk keperluan masak memasak maupun keperluan MCK yang tak bisa ditunda lagi berlama-lama. Sebagaimana kata warga,”untuk sekedar minum pun kami kesulitan apalagi untuk mencuci”,tutur warga yang banyak kami jumpai.

bendera putih aceh

Pasca banjir yang dahsyat kondisi saluran air PDAM lumpuh mati total dan belum ada tanda-tanda kapan bisa mengalir seperti semula. Sumur warga pun masih terendam lumpur yang tebal sampai 1 meter. Dg perlengkapan seadanya warga hanya menunggu bisa bertahan dengan apa yang mereka butuhkan dan mereka miliki dengan jerigen air yang mereka bisa dapatkan dg membeli air bersih atau mengais air-air berlumpur yang sekedarnya bisa digunakan.

Banjir bandang memang menghapus kenangan segalanya, tapi tidak dengan solidaritas. Ketika hendak memasuki Aceh Tamiang maka siapapun terlebih relawan harus siap untuk berjalan dalam gelapnya lorong-lorong kampung yg masih becek dg kubangan lumpur, berjam-jam dalam sunyinya malam yang gelap tanpa listrik. Sunyi sepi bak seperti perkampungan yang hilang dari riak tawa anak-anak bermain-main

bendera putih aceh

Duka warga belumlah berlalu, warga harus bertahan hidup dg mengolah bahan makanan apa yang ada dirumah selama putus sementara mata pencaharian. Hampir berhari-hari mie instan menjadi makanan yg sering dimakan. Ia sebagai bahan makanan pengganti nasi demi bertahan hidup. Bahkan banyak warga yg memilih mengkonsumsi ubi dan singkong ketika tak terjangkau bantuan seperti di beberapa titik terisolir yg jauh dari jangkauan dan terputus aksesnya. Karena berdasarkan kondisi lapangan Aceh Tamiang, kerusakan hampir merata 95 % dengan jumlah pengungsi hampir 290.000 jiwa. Yang tersebar di 12 Kecamatan dari ujung Tamiang Hulu di Babo Bandar Pusaka hingga di Pesisir Telaga Meuku Kecamatan Banda Mulia dan Pesisir Batang Lawang Kecamatan Bendahara.

Semalam bingkisan paket yang berisi sekerat roti dan secuil bingkisan kami semoga dapat mengobati doa dalam harapnya,  Semoga bantuan segera sampai itulah doa yang ditunggu-tunggu para penyintas dan muhsinin melalui langkah tertatih kami mengantarkan bantuan yg diamanahkan lewat Tanmia Foundation ke titik-titik penyintas yang luput dari jangkauan bantuan. Semoga meringankan dan panjang umur kebaikan membantu rakyat Aceh cepat pulih dan bangkit. [ Ali Azmi ]

bantuan bencana aceh tamiang

Tanmia Peduli Sudah Menyalurkan Lebih Dari Dua Ton Beras

bantuan bencana aceh

Musibah dan bencana adalah ketentuan Allah sebagaimana usia dan rezeki. Namun sebagaimana rezeki terikat dengan upaya dan ikhtiar, maka musibah dan bencana pun sejatinya tidak berdiri sendiri. Ia terikat dengan hukum sebab akibat. Alam tidak merusak dirinya sendiri, namun alam merespon kerusakan yang dibuat manusia pada dirinya. Ini bukan tentang bencana alam, namun tentang bencana kerusakan manusia yang dilakukan pada alam.

Hingga hari ini, tim Tanmia peduli telah menyalurkan lebih dari dua ton beras kepada warga terdampak bencana banjir bandang Aceh Tamiang berikut minyak goreng, gula snack roti/makanan ringan dan lilin sebagai penerangan darurat. Bantuan lainnya seperti pakaian layak pakai sebagian sudah datang dan telah disalurkan dan sebagian lagi masih di perjalanan. Sedangkan pengadaan air bersih masih sedang dalam proses belanja material dan penyiapan tempat dan lokasi.

Nampaknya kebutuhan bahan makanan pokok ini akan menjadi problem yang berkepanjangan bagi warga, mengingat mata pencaharian mereka yang sebagian besar petani ladang dan tambak terputus akibat banjir yang melanda. Hewan ternak mereka, baik sapi, kambing ataupun ayam banyak yang hanyut oleh banjir yang airnya mulai naik dari petang dan sampai pada puncaknya dini hari hingga ketinggian bervariasi antara 3-5 meter.

bantuan bencana aceh tamiang

Putusnya mata pencaharian mereka itu diperparah dengan terputusnya akses air bersih karena sumur-sumur yg dipenuhi lumpur serta pasokan air PDAM yang berhenti. Juga rusaknya alat transportasi yang menjadi kendaraan mereka sehari-hari untuk mobilitas dan juga pekerjaan mengais rezeki.
Hari ini (senin/17/12) kami kembali menyalurkan bantuan bahan makanan ke kampung-kampung yang lokasinya terpelosok dan agak menjauh dari jalan raya.

Ini artinya bantuan yang sampai ke mereka tentunya tidak semasif yg ada dipinggiran jalan raya atau aksesnya masih tidak terlalu jauh dari jalan raya.
Kami mendatangi desa Marlempang dan Paya Rahat yg kondisinya nyaris sama dengan awal-awal banjir mulai surut. Endapan lumpur diluar rumah yg belum dibersihkan, kondisi berantakan dari barang-barang yang rusak terkena banjir, baik yang sedang dijemur atau yang sudah jadi sampah adalah pemandangan yang kami jumpai sepanjang lintasan mobil operasional kami.

bantuan bencana aceh tamiang

Untuk bantuan, Alhamdulillah sudah masuk dan mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Mereka juga sudah bisa tertawa dan bercanda sekalipun masih berduka. Untuk beberapa hari kedepan, mereka bisa bernafas lega karena kebutuhan makan mereka tercukupi, namun entah setelah itu. Barangkali, harapan akan datangnya bantuan-bantuan selanjutnya itulah yang masih tetap menyisakan harapan walaupun hal itu tidak bisa di prediksi juga. Namun yang jelas, butuh waktu yang agak panjang agar mereka bisa bekerja lagi seperti biasa, memanfaatkan lahan yang menjadi mata pencaharian untuk mengais rezeki sehingga tidak tergantung lagi pada bantuan.

Kegiatan hari itu kami akhiri sore hari menjelang malam dengan singgah di sebuah masjid di perkampungan Batang Janeng untuk melaksanakan shalat maghrib. Dalam perjalanan pulang, kami melewati perkampungan dengan kondisi gelap gulita nyaris di sepanjang jalan. Hanya sesekali dijumpai rumah yang menyala lampunya dengan genset, namun penerangan yang ala kadarnya dengan lilin atau lampu minyak kelapa di rumah-rumah warga itulah yang paling banyak menjadi teman setia untuk melewati malam hari.

Ust M Rofiq, Lc

Banjir aceh tamiang4

Tamiang Masih Kekurangan Air Bersih

Banjir aceh tamiang4

“Kebanyakan rumah di kuala simpang keadaannya seperti ini, lumpur di dalam rumah msh blm bisa dibersihkan”

Kami melakukan perjalanan dari bandara soetta dg rute CKG – Medan yg menempuh perjalanan sekitar dua jam setengah dengan salah satu maskapai penerbangan dan tiba jam 10 di bandara Kualanamu Medan, karena pesawat mengalami keterlambatan penerbangan kurleb 45 menit dari waktu yg dijadwalkan.

Dengan menyewa mobil rental, kami menuju Aceh Tamiang yang perjalanan memakan waktu lebih lama dari biasanya dikarenakan jalan yang padat oleh kendaraan bantuan dan dan kendaraan dari Medan ke arah Aceh, juga dibanyak titik sedang dilakukan perbaikan sebab jalan yang longsor atau berlubang.

Banjir aceh tamiang

Perjalanan kami melambat saat mulai memasuki lokasi bencana di Kuala Simpang dan pemandangan yang memilukan kami saksikan sepanjang jalan. Jalanan dipadati para korban dampak bencana yang berjajar, baik anak-anak atau orang dewasa untuk meminta bantuan dari truk-truk pengangkut bantuan atau dari mobil-mobil pribadi/relawan yang datang dari arah Medan.

Kondisi jalan yang berdebu dan sebagian lagi becek ditambah sampah yang berserakan dan mobil-mobil yang berselimut lumpur dipinggiran jalan, kian menambah suasana semakin mencekam apalagi saat malam tiba. Akses listrik yg terputus, sinyal hape yang tak kunjung pulih menjadikan Kuala Simpang mirip kota zombie kata sebagian orang.

Banjir aceh tamiang2

Kekurangan akses air bersih menambah panjang perjuangan masyarakat disana untuk recovery dari situasi bencana. Ini tantangan yang butuh perhatian lebih dari instansi terkait dan juga banyak pihak, yaitu penyediaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dan membersihkan rumah-rumah mereka.

Banjir aceh tamiang

Sebenarnya masyarakat secara mandiri barangkali bisa segera membersihkan dan merapikan rumah serta mencuci pakaian mereka jika akses listrik dan PDAM menyala.
Namun nampaknya butuh waktu lebih untuk bersabar agar itu bisa terealisasi sehingga suasana becek dan berlumpur masih akan terus mewarnai kota ini dan itu akan berubah menjadi sangat berdebu di siang hari saat terpapar matahari.

By Ust M Rofiq, Lc

banjir bandang sumtaera aceh

Derai Air Mata Tak Bisa dibendung Untukmu Aceh

banjir bandang aceh

Tampak diam dalam raut yg lelahnya disembunyikan dalam-dalam. Tatapan raut mukanya terasa membersamai rakyat Aceh yang masih berkalung duka saat ini. Ada setia dalam hati sebagai pemimpin yang disegani rakyatnya.

Dialah Muzakir Manaf atau lebih dikenal Mualem Gubernur Nangroe Aceh Darussalam tiba-tiba tak kuasa menahan isak tangis keringat air mata sedihnya saat sesi wawancara dg jurnalis senior Najwa Shihab saat bertanya belum ditetapkanya Aceh sebagai Bencana Nasional.

Apa jawab Mualem sosok Gubernur yang nampak dingin pendiam itu.
“Saya hanya bisa berusaha dan berdo’a ,”kata Mualem , yang sejak terjadi bencana siang malam tanpa lelah menjenguk rakyatnya.

banjir bandang aceh 2

Hari-harinya tanpa jeda harus berkeliling mengunjungi rakyatnya yang masih patah luluh lantah, salah satunya ketika helikopter yg dia gunakan mendarat di Aceh Tamiang beberapa hari lalu.

Tak akan berhenti berderai air mata ini setiap melihat langsung kondisi di lapangan tentang setiap hati yang sedang perih dirundung lara.

Hati yang patah berkeping-keping bukan saja tentang apa yg dimiliki hilang lenyap dalam sekejap, dari harta, nyawa, bahkan sanak keluarga dari orang-orang tersayang terdekat dengan kita selama ini.

Setiap langkah kaki siapapun yang masih terpanggil hatinya ia akan kembali untuk menginjakkan kaki di Bumi Rencong Aceh pasca banjir bandang dan longsor yang terjadi dahsyat akhir 26 November 2025 ini.

Mereka yg berdatangan dari berbagai penjuru tanah air ke Aceh bukan hanya untuk sekedar relawan dan sukarela membawa bantuan tapi panggilan jiwa layaknya saudara setubuh yang satu sama lain saling merasakan apalagi saudaranya dirundung sakit maka yang lain ikut merasakan sakit pula. Tak bisa dipisahkan.

Ujian dahsyat bak tsunami kedua bagi Aceh, melihat terjangan lautan banjir yg memporak-porandakan bangunan bercampur hantaman gelondongan kayu yang berserak berhamburan yang tak terhitung lagi jumlah nilai jutaan kubiknya dan tonasenya mampu dihalau.

banjir bandang aceh sumtaera

Air mata siapa yang mampu ditahan bila setiap kali menatap setiap wajah-wajah masyarakat yang sedang susah bingung berkecamuk hebat. Tatapan kosong yang disana terkenang segala apa yang pernah dilewati musnah hilang dalam sekejap. Keluh air mata warga yg tak bisa dibendung lagi disembunyikan dalam-dalam.

Tatapan yang telah menceritakan segalanya, dari lenyapnya harta, kebingungan yang merajalela, hati pikiran beradu berkecamuk dan jiwa yang terguncang hebat tak bisa lagi diceritakan berulang kecuali hanya mengundang rasa pilu air mata yang deras mengalir terus tertumpah bercucuran.

banjir bandang sumtaera aceh

“Kita hanya berserah diri kepada Allah, apa yang ada kita terima dan kita usaha. Kalau kita bergantung ke manusia, kita kecewa. Tapi kalau kita bergantung kepada Allah, ya kita terima semua apa adanya”, tegas Mualem

Pecah tangis Mualem malam itu bukan hanya tangis seorang gubernur. Melainkan itu adalah tangis seorang anak Aceh yg melihat tanah tumpah lahirnya terluka parah, tapi mencoba terus memilih berdiri tegar, memeluk setiap harapan tanpa berhenti menyerah berusaha dan berdo’a dg kesungguhan sebaiknya-baiknya.

banjir bandang aceh sumtaera

Banjir bandang dahsyat yg terjadi memang bukan keinginan dan inilah ujian takdirNya yang pasti banyak hikmahnya. Inilah ujian agar jangkar iman ini harus kuat tertambat di hati tak boleh luluh dan hanyut biarpun seolah langit kehilangan kesabaran menahan gumpalan setiap awan gelap yang sudah berhari-hari menggantung di atas kepala untuk turun menghanyutkan seluruh harta dan nyawa tanpa sisa. Dan apapun yg disapu bersih tanpa sisa di hamparan bumi milikNya semoga Allah ganti dengan berlipat-lipat pengganti yang lebih baik.

banjir bandang aceh sumtaera

Mengawali jalanan ke Aceh hari ini semoga belum terlambat untuk membasuh setiap luka dengan segenap hati yang pilu dan masih patah.

Setiap raut wajah-wajah sedihmu masyarakat Aceh, sedihmu terasa sampai kesini mengiringi sepanjang perjalanan kami menuju Aceh Tamiang. Aceh cepatlah pulih, janganlah menangis lagi. Ayo tolong bantu kuatkan Aceh bangkit kembali. [ Relawan Tanma, Ali Azmi ]

jembatan putus akibat banjir

Mencekam Terisolir Total, Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Terjadi Penjarahan Akibat Kelaparan

banjir aceh

Kondisi Wilayah terdampak Banjir dan longsor di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh masih terisolir sehingga masih luput dari perhatian khalayak. Distribusi terhambat, banyak akses jalan terputus total sehingga jalan tidak bisa dilewati. “Satu-satunya cara mengirimkan logistik yang adalah lewat udara dengan kondisi sangat langkanya sembako dan pasokan BBM,” jelas Mahlizar Safdi relawan setempat yang tergabung dalam pos Gabungan Relawan Bencana Gayo, saat dapat dihubungi Tanmia dini hari tadi, Kamis ( 4/12/2025 ).

Wilayah yang dikenal daerah dingin dataran tinggi Takengon ( Aceh Tengah), Bener Meriah dan Gayo Lues sepenuhnya terisolir total, bahkan jalur akses satu-satunya masuk dan keluar terhalang longsor dan jembatan putus sejak bencana melanda Kamis ( 27/12/2025 ).

banjir bandang aceh 2025
Kondisi kian memburuk seiring dengan makin habisnya bahan sembako, bahan makanan, bahan bakar minyak ( BBM ), gas elpiji, listrik yang padam dan memicu terjadinya aksi kriminal penjarahan yang tak bisa dielakan di beberapa toko ritel modern seperti Indomart dan Alfamart sejak Senin ( 1/12/2025 ).

Warga tidak bisa melaporkan situasi terkini karena terhambat jaringan internet yang masih terputus hanya bisa mengandalkan akses starlink milik pemerintah itu pun dengan perjuangan berat harus berdesak-desakan di waktu tengah malam dimana jaringan bisa digunakan.

Kondisi rakyat semakin terjepit menjerit dengan kondisi yang sangat sulit, dan pemerintah setempat pun nyaris angkat tangan tidak tahu harus berbuat solusi apa,” ujar warga. Warga banyak nyaris kelaparan akut dan bertahan dengan bahan pangan yang ada sangat terbatas.

banjir aceh tamiang

Di lansir dari media lokal Bupati Gayo Lues, Suhaidi, menggambarkan kondisi terkini yang sangat terjepit kelaparan memprihatinkan. Ia menyebutkan bahwa lima kecamatan masih terisolasi total, yakni Putri Betung, Pining, Tripe Jaya, Rikit Gaib, dan Pantan Cuaca. Daerah-daerah tersebut belum mendapatkan suplai sembako sama sekali sejak 7 hari terakhir. Empat kecamatan — Putri Betung, Tripe Jaya, Pining, dan Rikit Gaib — menjadi wilayah paling parah terdampak, dengan banyak warga kehilangan rumah karena hanyut dibawa arus banjir yang dahsyat.

Akses utama jembatan penghubung Blangkejeren–Aceh Tenggara menjadi jalur vital nadi ekonomi dan masuknya kebutuhan pokok masyarakat Gayo Lues lumpuh total, Rabu (3/12/2025).

jembatan putus akibat banjir

Begitu juga Jembatan Aih Bobo yang merupakan akses utama urat nadi yang menghubungkan satu-satunya Rumah Sakit Umum Muhammad Aki Kasim dan Batalion Sangir pun terputus total sehingga menambah tingkat parahnya kerusakan infrastruktur dan membutuhkan waktu lama untuk diperbaikinya. Saat ini alat berat terus dikerahkan untuk membersihkan akses jalan, tetapi jalur belum bisa ditembus,” kata Suhaidi.

Daerah ini menjadi wilayah paling parah terdampak, dengan banyak warga yang kehilangan rumah. Walaupun tidak mudah melupakan trauma tragedi musibah yang sewaktu-waktu tiba terjadi sekejap, kami berdoa agar Allah SWT segera mengetuk hati para dermawan untuk mengulurkan tangan bantuanya dan bagi para pemimpin dan pengambil kebijakan pemerintah agar segera hadir berjibaku menyelamatkan setiap nyawa dan memberikan solusi nyata untuk rakyatnya yang dilanda krisis kelaparan dapat dicegah secepatnya.[ ]

banjir aceh tamiang

Telaga Meuku Aceh Tamiang Masih Terisolir, Butuh Bantuan Logistik

Persediaan Logistik di daerah Aceh Tamiang masih terisolir bahkan sampai pada titik kritis, pasalnya sejak banjir dahsyat yang melanda Aceh sejak ( Kamis, 27 November 2025 ) sampai hari ini Senin, 1 Desember 2025 bagian jalur ke Aceh Tamiang terputus total. Belum bisa ada akses kendaraan apapun bisa masuk dan dijangkau baik dengan kendaraan darat maupun perahu. Air masih tinggi dan jaringan listrik dan internet masih padam. Hanya satu-satunya pantauan udara helicopter milik aparat gabungan Basarnas dan TNI yang baru menjangkau di titik-titik tertentu saja.

Sampai informasi ini diunggah, berdasarkan informasi jejaring alumni keluarga santri Ma`had Al-Itqan yang berada di lokasi mereka akhirnya memberanikan diri dg sampan perahu kecil warga yang bisa keluar menuju akses yang memungkinkan bisa menjaring sinyal untuk mengabarkan keadaan darurat gentingnya.

banjir aceh tamiang

Berhari-hari sampai hari ke-5 terputus gelap tanpa listik dan jaringan tanpa pasokan makanan memang sangat memprihatinkan. Tapi tekad melawan situasi sulit akhirnya menunjukan tanda-tanda hasil keberuntungan dengan bisa mendapatkan jaringan agar bisa mengabarkan kondisi yang terjadi, hingga informasi ini bisa diunggah.

Dari informasi Furqon, yang merupakan warga setempat” saya sampai hari ini belum dapat menghubungi keluarga”, tuturnya via selular dengan penuh harap. Begitu juga Fajar yang tak jauh dari kampung Telaga Meuku sampai hari ke-7 belum dapat kabar nasib keluarganya. Ada puluhan keluarga santri asal Aceh Tamiang yang masih menunggu harap-harap cemas tentang keluarganya bagaimana kabarnya.

banjir bandang

Tepatnya di Gampong , Telaga Meuku 1 Kecamatan Banda Mulia, Lokasi rumah di depan Masjid Baitul Izzah, warga yang dilaporkan mengungsi dalam 1 rumah lantai 2 berjumlah 50 orang sampai hari ini Senin 1 Desember 2025 masih terisolir tanpa ada bantuan apapun yang masuk.

Kuala Simpang dan Langsa yang menjadi akses masuk ke daerah ini pun masih terendam tinggi air sehingga benar-benar melumpuhkan akses dan bisa dibilang warga perlahan-lahan bisa terjangkit kelaparan hingga kematian. Tanpa hiraukan apapun yang bisa mereka lakukan untuk bertahan hidup mereka tempuh.

banjir bandang 2025

“Saat ini kami butuh bantuan karena logistik sangat minim,” kata salah seorang warga penyintas jama`ah masjid Telaga Meuku 1 saat dikonfirmasi, Jumat (1/12)
Dari Ikatan Alumni Pesantren asal Aceh Tamiang masih menggerakan dukungan untuk mamasok bantuan kepada keluarganya yang terdampak dan sampai saat informasi ini disampaikan masih belum ada tanda-tanda bisa menghubungi pihak keluarga masing-masing. Berharap pihak yang berwenang dapat segera menjangkau dan membuka akses yang sudah berhari-hari terbilang nyaris mati ditenggelamkan perlahan ditelan lautan banjir.

air banjir hingga dada dewasa

Pihak pemerintah dan relawan SAR pun menjelaskan akses transportasi darat menuju Aceh Tamiang masih kesulitan seperti dari jalur utama Medan –KualaSimpang – Tamiang masih terputus dibeberapa titik. Begitu juga ke kabupaten lain Lhokseumawe,Bireuen, Aceh Utara, Aceh Tengah, dan Aceh Timur terputus total. Jalan nasional yang menjadi satu-satunya urat nadi penghubung mengalami longsor dan sejumlah jembatan turut ambruk tak bisa dilewati apapun.

banjir bandang banda mulia

“Keadaan logistik ini menipis yang memicu kelaparan dan tindakan kejahatan karena saking sulitnya terisolasi dan tidak bisa dijangkau dengan informasi maupun kendaran yang ada, inilah sulitnya situasi yang sulit dibayangkan dalam keadaan terisolasi,” ungkap Datok Tanjung Keramat bersama warga jama`ah Masjid Baitul Izzah yang mengungsi di ruko-ruko lantai atas warga dengan kondisi berdesakan karena juga Masjid terendam tak bisa digunakan.

Perbaikilah Sisa Umurmu, Semoga Allah Mengampuni Dosa Masa Lalu-mu

 

Ungkapan di atas adalah salah satu ucapan dari seorang ulama besar asal Damaskus Syria Ibnu Katsir rahimahullah yang wafat tahun 774 H, ia dikenal sebagai ahli Tafsir, ahli hadits, ahli fikih dan pula ahli sejarah serta memiliki banyak karya yang sangat bermanfaat bagi ummat.

Beliau menyebutnya sebagai “Al Ghanimah Al Baridah” atau Harta rampasan perang ‘dingin’, disebut ‘dingin’ karena di dapatkan dengan mudah, biasanya setiap ghanimah (harta rampasan perang) selalu didapat dengan cara perang yang berkecamuk, dengan cipratan darah, desingan pedang yang mengeluarkan api dan suasana panas namun kali ini ghanimahnya bukan harta benda, bukan pula didapat dalam perang fisik namun ghanimah ini di dapat dari perang melawan hawa nafsu yang berkecamuk.

Ungkapan di atas disampaikan oleh Ibnu Katsir saat beliau menafsirkan firman Allah taala:

إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Furqan: 70).

Orang yang bertaubat dan beramal shaleh setelah ia taubat Allah taala akan menggantikan keburukan terdahulu dengan kebaikan-kebaikan, syirik diganti tauhid, zina dengan ‘iffah (menjaga kehormatan), dusta dengan jujur, pelit dengan sifat dermawan, maka begitu besar kasih sayang Allah kepada manusia. bukan hanya dimaafkan kesalahan masa lalu tapi juga keburukan-keburukan itu diganti dengan berbagai kebaikan-kebaikan.

Kehidupan yang dilalui manusia dengan berbagai kekurangan dan kekhilafannya tentu bila dikumpulkan maka akan menjadi koleksi dosa yang menumpuk tinggi, sudah menjadi ketentuan Allah taala bahwa manusia tidak dapat luput dari kesalahan dan khilaf itu.

Allah subhanahu wa ta’ala sangat menyanyangi manusia sehingga apabila manusia itu memiliki kesalahan maka Allah akan membuka pintu taubat bagi manusia untuk memperbaiki kesalahan – kesalahan masa lalu agar kelak di akhirat manusia tersebut dapat hidup bahagia.

Kesalahan dan dosa yang diperbuat manusia dapat menyebabkan manusia itu hidup sengsara baik di dunia maupun akhirat, maka sering kita temukan di dalam Al Quran Allah menyebut pelaku dosa itu sebagi orang yang menyiksa dirinya sendiri, mari lihat firman Allah berikut ini:

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosanya. (Ali Imran: 135).

Di dalam ayat ini Allah taala menyebutkan orang yang berbuat dosa pada hakikatnya adalah orang yang menzhalimi diri mereka sendiri alias menyiksa dan menyusakan diri sendiri, karena maksiat dapat menghancurkan badan, merusak rizki, menghancurkan keturunan serta kesulitan dalam hidup meskipun secara zahir ia memiliki kecukupan.

Ibnu Al Qayyim Al Jauziyah berkata:
Kemaksiatan dan perilaku rusak dapat membuat hati gundah, gelisah, takut, sedih, dada terasa sumpek, dan berbagai penyakit hati (Kitab Zaad Al Ma’aad).

Maka sesungguhnya pelaku maksiat itu amat sangat tersiksa hidupnya karena selama ia terus – terusan di dalam maksiat itu, tidak bertaubat maka selama itu pula ia menyiksa dirinya sendiri, siksaan di dunia berupa kesedihan, rasa takut, gelisah, sedih, penyakit hati seperti iri hati, dengki, dendam, pemarah dan lain – lain adalah bentuk siksaan bagi pelaku maksiat di dunia sampai ia bertaubat kepada Allah taala, pada intinya pelaku maksiat tidak pernah menikmati maksiat yang ia lakukan.

Maka sungguh luar biasa ketika Allah taala memberikan kepada manusia kesempatan memperbaiki dirinya sendiri dengan cara taubat, meskipun ia kembali khilaf setelah taubat tersebut lalu ia datang lagi kepada Allah memohon ampunan maka Allah taala tetap memberikan ampunan itu.

Dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ,

أَذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا ، فَقَالَ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْلِيْ ذَنْبِيْ. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَذْنَبَ عَبْدِيْ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ . ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ ، فَقَالَ: أيْ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: عَبْدِيْ أَذْنَبَ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ . ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ ، فَقَالَ: أيْ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَذْنَبَ عَبْدِيْ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ ، اِعْمَلْ مَا شِئْتَ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ .

Seorang hamba mengerjakan dosa kemudian  berkata, ‘Ya Allâh, ampunilah aku.’ Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hamba-Ku mengerjakan dosa dan ia tahu bahwa ia mempunyai Rabb yang mengampuni dosa dan menyiksa karenanya.’ Kemudian hamba tersebut berbuat dosa lagi, lalu berkata, ‘Wahai Rabbku, ampunilah dosaku.’ Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hamba-Ku berbuat dosa dan ia tahu bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menyiksa karenanya.’ Kemudian hamba tersebut berbuat dosa lagi, lalu berkata, ‘Wahai Rabbku, ampunilah dosaku.’ Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Hambaku berbuat dosa dan ia tahu bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menyiksa karenanya, berbuatlah sesuka engkau, Aku telah mengampunimu.’ (HR Bukhari dan Muslim).

Allâh Subhanahu wa Ta’ala :

وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا

Dan barangsiapa berbuat kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan  (kepada Allâh), niscaya dia akan mendapatkan Allâh Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (an-Nisa:110).

Mudah-mudahan kita semua mendapat ghanimah baridah ini, dimaafkan kesalahan masa lalu dengan memperbaiki sisa usia. Aamiin ya rabbal alamin.

Sumur Wakaf di Masjid Sayyid Syuhada Tanjungsari, Bogor Timur

Sumur wakaf

Alhamdulillah dengan izin Allah taala masjid Sayyid Syuhada telah sempurna dibangun pada 17 November 2022 lalu dengan dana yang kita kumpulkan dari jamaah dan masyarakat telah berfungsi dengan baik, berbagai kegiatan telah terlaksana pula di dalamnya.

Alhamdulillah sejak tahun itu pula kita tempatkan 2 orang santri pengabdian dari Pesantren Al Itqan untuk merawat masjid serta ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pengabdian kita dan juga seorang ustadz alumni Al Azhar Kairo Mesir yang bersedia mengisi kajian rutin bulanan di masjid itu, adapun kegiatan santri pengabdian kita di masjid tersebut antara lain :
1. Mengajar TPA
2. Mengajar di sekolah SD di pemukiman masyarakat dekat masjid
3. Mengadakan pengajian umum bagi masyarakat sekitar.
4. Berkebun di lahan wakaf di sekitar masjid.

Sejak masjid Sayyid Syuhada ini berdiri kami memanfaatkan sumber mata air di sekitar masjid untuk keperluan air wudhu, toilet dan kebersihan masjid, namun mata air tersebut mengering pada saat curah hujan tidak banyak dan kering total pada saat musim kemarau, sehingga pasokan air mengalami hambatan, hal ini berlangsung hingga kurang lebih 4 tahun, tanpa sumur bor dan hanya memanfaatkan sumber mata air.

Alhamdulillah awal agustus lalu kita dapat menggali sumur dari dana wakaf hamba Allah dan in sya Allah air tersebut dapat kita manfaatkan untuk keperluan masjid dan pula masyarakat yang memerlukannya, semoga Allah taala memberikan keberkahan dan amal jariyah bagi seluruh pihak yang trlah ikut berpartisipasi dalam pembangunan masjid, penggalian sumur serta masyarakat sekitar yang mendukung penuh kegiatan ini, atas parhatian dan pasrtisipasinya kami sampaikan Jazakumullah khairan, Barakallahu fiekum.

Menggali Warisan Islam di Samudra Pasai: Safari Dakwah At-Tanmia Cibubur

 

Aceh, 27 Mei – 03 Juni 2025 – Yayasan Islam At-Tanmia Cibubur melaksanakan kegiatan Safari Dakwah ke Provinsi Aceh selama sepekan penuh. Kegiatan ini menjadi bagian dari program tahunan yang bertujuan memperluas ukhuwah Islamiyah, memperdalam wawasan sejarah Islam di Nusantara, serta menumbuhkan semangat dakwah dan kepedulian terhadap warisan peradaban Islam.

Maklumat Singkat tentang Aceh

Aceh, yang dikenal sebagai Serambi Mekkah, merupakan provinsi yang terletak di ujung barat Pulau Sumatra. Aceh memiliki sejarah panjang sebagai pusat penyebaran Islam pertama di Nusantara. Selain dikenal dengan penerapan syariat Islam, Aceh juga memiliki kekayaan budaya, warisan kerajaan Islam, dan tokoh-tokoh ulama besar yang berperan dalam dakwah dan perjuangan kemerdekaan.

Kunjungan ke Situs Kerajaan Islam Samudra Pasai

Salah satu kegiatan penting dalam safari dakwah ini adalah kunjungan ke situs bersejarah peninggalan Kerajaan Islam Samudra Pasai yang terletak di Desa Beuringen, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.

Di lokasi ini terdapat kompleks makam Sultan Malik al-Saleh, raja pertama Kerajaan Samudra Pasai, serta Museum Islam Samudra Pasai yang menyimpan berbagai peninggalan berharga, seperti manuskrip kitab kuno, mata uang dirham masa kerajaan, dan karya tulis ulama besar Aceh Utara.

Sekilas Sejarah Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudra Pasai berdiri pada abad ke-13 M, dan merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Didirikan oleh Sultan Malik al-Saleh sekitar tahun 1267 M, kerajaan ini menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Islam di wilayah Asia Tenggara. Letaknya yang strategis di pesisir Sumatra Utara menjadikan Samudra Pasai sebagai pelabuhan penting yang ramai dikunjungi pedagang dari Arab, Persia, India, hingga Tiongkok.

Selain berperan dalam perdagangan internasional, Samudra Pasai juga menjadi pusat keilmuan Islam. Banyak ulama dan cendekiawan lahir dari wilayah ini, dan warisan intelektual mereka masih dapat ditemukan dalam bentuk kitab-kitab kuno di museum Samudra Pasai.

Pelajaran Berharga dari Kunjungan

Dari kunjungan ini, para peserta Safari Dakwah Yayasan At-Tanmia mendapatkan pelajaran penting bahwa:

1.⁠ ⁠Islam telah hadir di Nusantara sejak abad ke-13, bahkan lebih awal, dan berkembang melalui pendekatan damai dan intelektual.

2.⁠ ⁠Pentingnya menjaga warisan sejarah Islam, baik dalam bentuk fisik seperti makam dan museum, maupun non-fisik seperti karya ulama dan nilai-nilai dakwah.

3.⁠ ⁠Inspirasi dari tokoh-tokoh ulama dan raja-raja Islam masa lalu, seperti Sultan Malik al-Saleh, dalam menegakkan keadilan, menyebarkan Islam, dan menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.

Kegiatan Safari Dakwah ini juga diisi dengan kajian keilmuan di beberapa masjid dan silaturahmi dengan tokoh-tokoh masyarakat dan agama Aceh.

 

Kontributor : Dr Iqbal Subhan Nugraha

Pentingnya Menyempurnakan Amal

Dalam kuliah subuh di masjid Baitul Izzah di Telaga Meuku Aceh Tamiang , Dr. Iqbal Subhan Nugraha MA menyampaikan tema tentang pentingnya menyempurnakan amal. Menurut beliau, memberikan bantuan makanan kepada orang yang membutuhkan itu baik, namun yang lebih baik dari itu adalah membuatnya kenyang. Tidak hanya sekedar memberikan makan dan minuman. Itulah makna penyempurnaan amal. Intinya, kita melakukan suatu amalan dengan tuntas dan sempurna. Dengan apa yang kita lakukan, orang tersebut seakan-akan telah terpenuhi semua hajatnya.

Ada amalan yang baik, ada yang sangat baik namun ada yang paling baik atau yang terbaik. Tema menyempurnakan amal adalah tema tentang melakukan yang terbaik dalam beramal.
Beliau mengambil contoh Nabi Ibrahim saat menjamu tamunya, Nabi Ibrahim menyembelih kambing untuk tamu-tamunya karena sangat kuatnya hasrat beliau memuliakan tamunya walaupun ternyata diketahui kemudian bahwa tamu beliau adalah para malaikat utusan Allah yang tidak makan dan minum.

Totalitas Nabi Ibrahim dalam menghormati tamunya dengan merepotkan dirinya melakukan ini dan itu, dari mulai menyembelih, memotong-motong daging, memasak hingga menyajikannya sebagai santapan yang siap saji, adalah bentuk penyempurnaan amal.

Itulah hari kedua dari agenda safari dakwah tanmia 2025 yang diadakan di propinsi Nangroe Aceh Darussalam. Dimulai dari Aceh Timur di wilayah Tanjung Keramat, kuala Simpang dan akan berlanjut hingga ke Banda Aceh.

Pada hari sebelumnya, para asatidzah dari Yayasan Islam At Tanmia berkesempatan silaturahim menjumpai para tokoh-tokoh dakwah dan wilayah setempat untuk berdiskusi tentang isu-isu dakwah, pendidikan dan dan sosial keumatan.

Agenda safari dakwah ini diharapkan dapat memperluas jaringan silaturahim, tukar menukar informasi yg sedang berkembang dan tentunya mengokohkan spirit ukhuwah islamiyah diantara para da’i dan ulama untuk kemajuan umat.

Safari Dakwah santri Al Itqan di Bulan Ramadhan

Sudah sepekan berjalan kegiatan PDL ( Praktik Dakwah Lapangan ) berlangsung bagi para santri kelas akhir (Niha`I) Pesantren Al-Itqan Kranggan Bekasi Jawa Barat. Ada puluhan santri yang diberangkatkan untuk menerima tugas praktik dakwah selama bulan Ramadhan tahun ini. Daerah yang menjadi tempat kegiatan diantaranya : Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat.

Momentum kesempatan Ramadhan terakhir kali ini adalah waktu detik-detik akhir di jenjang bangku kelas akhir Pesantren yang tak bisa diabaikan apalagi disepelekan. Kegiatan sederhana akan menjadi ajang medan latihan pengabdian membersamai ummat dan masyarakat yang kelak nantinya mereka akan hidup berdampingan bersamanya. Salah satu maksud dari kegiatan PDL ini adalah menjadi laboratorium riset dakwah yang mempertemukan titik suksesi konsentrasi dakwah dan pendidikan yang memberikan ruang pengalaman bagaimana praktik fiqih dakwah di masyarakat bisa menembus berbagai aspek dan sinergi kemaslahatan untuk ummat. Ia akan menjadi bara penyemangat sebelum puncak lulus wisuda yang tinggal sebentar lagi datang menghampiri mereka.

Kegiatan PDL dalam kurun waktu sebulan ini memang singkat tapi memberikan banyak pengaruh yang signifikan untuk membangun pola pikir dan mental serta jati diri para santri ini akan pentingnya tanggung jawab dan kemandirian nantinya yang tak bisa disepelekan apalagi diabaikan. “Masa PDL sebulan memang singkat tapi praktek dakwah lapangan ini menjadi bagian pengungkit kesuksesan dan keberhasilan para santri agar menjadi da`i-da`i tangguh yang siap menghadapi tantangan dimasa datang nanti, InsyaAllah,”pungkas Ustadz Umrawi saat melepas keberangkatan para santri dan sekaligus didapuk menjadi penanggung jawab kegiatan PDL selama bulan Ramadhan tahun ini. Ramadhan ini masih baru dimulai diujung awalnya, mari sempurnakan dengan segala peluang kesempatan beramal shalih kebaikan hingga akhirnya, Wallahu Musta`an.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Menguatkan Generasi dengan Mukjizat Nilai-nilai Qur’ani

Selalu ada rasa bahagia ketika gerimis senja mulai reda di sudut kampung. Seperti biasanya para santri bersama berjalan beramai-ramai berangkat ke tempat mengaji di TPQ Al Mujahidin yang berada di Dusun Bagek Elok Desa Labuan Pandan Kecamatan Sambelia Lombok Timur, NTB.

Banyak dari mereka yang jalan kaki dari rumahnya yang terpaut lumayan cukup jauh dari tempat mereka mengaji. Bukan karena mereka tidak memiliki kendaraan atau mau diantarkan oleh orang tuanya tetapi karena sudah kebiasaan turun temurun di kampung setelah shalat berjamaah lalu mereka jalan bersama ke tempat mengaji.

Dari pekan Jumat yang lalu ( 8 /11/2024 ) para santri sudah riuh bergemuruh bahwa pekan depan rencananya mereka akan mendapatkan hadiah berupa wakaf mushaf Quran baru untuk khusus program hafalan.

“Alhamdulillah pada malam ini, malam hari Jumat yang berkah ditunggu-tunggu para santri akhirnya dapat menerima wakaf mushaf Quran dari tanmia Foundation,” ucap Ustadz Abdul Maulud pada Tanmia semalam. ( 15/11/2024 )

Ustadz Abdul Maulud memberikan ungkapan rasa syukur Alhamdulillah bahagia atas pemberian wakaf mushaf Alquran yang diberikan pihak Tanmia Foundation, pasalnya di saat ini keadaan kegiatan belajar mengajar di TPQ sedang mendesak membutuhkan mushaf untuk para santri yang sedang menempuh belajar Al-qur’an dan program khusus hafalan. Ada sebanyak 40 mushaf Alquran yang ludes dibagikan kepada seluruh santri yang datang.

Suasana dan kondisi tempat belajar TPQ Al Mujahidin pun cukup sederhana tapi layak ala kadarnya saja. Apalagi pasca bencana gempa bumi Lombok yang dahsyat terjadi tahun 2018 lalu telah merobohkan semua bangunan permanennya yang ada. Kini boleh dikatakan bahwa Ustadz Abdul Maulid dan para pengajar yang lainnya tidak patah arang jiwanya untuk terus meneruskan perjuangan.

Ia tetap bergerak peduli meskipun ia rela mengajar tanpa sepeser gaji yang didapatkan di kampung. Inilah sebagai bentuk keterpanggilan nurani kesadaran untuk membangun generasi penerus agar lebih siap mewarisi setiap jengkal tanah air yang dimiliki ummat. Apalagi menjawab tantangan zaman di era digitalisasi yang tidaklah mudah dan tidaklah sedikit hambatan dan tantanganya.

Sekalipun tembok dan atap runtuh jutaan tetes air hujan, ribuan tetes keringat membasahi tubuh kita tidak akan pernah pernah lelah berhenti untuk belajar mempelajari Al-qur’an. Mari menguatkan kembali generasi masa depan umat ini dengan sebaik-baik mukjizat umat ini, yakni dengan nilai- nilai Alquran yang bersemayam kuat-kuat dalam dada dan ruh sanubari generasi anak-anak umat ini.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id