Wakaf Quran Untuk Muallaf & Muslim Pulau Nias

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan keharibaan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhira zaman.

Menimbang dan melihat kebutuhan saudara – saudara seiman kita di Pulau Nias kepada Al Qur’an yang sangat tinggi dan sarana untuk belajar Islam sangat minim di tempat mereka tinggal, karena memang jumlah kaum muslimin di sana kurang dari 10% maka kami dari Yayasan Islam Attanmia terpanggil untuk mengadakan Wakaf Al Qur’an untuk kemudian di distribusikan kepada mereka serta membuat program pengentasan buta huruf Al Qur’an di Pulau Nias.

Selain Wakaf Al Qur’an in syaa Allah akan diadakan Daurah dan pelatihan baca Al Qur’an dan ilmu dasar agama islam serta melatih Pendidik lokal agar mereka nantinya bisa membantu masyarakat dalam membaca Al Qur’an.

Berkenaan dengan hal ini maka kami mengajak kaum muslimin dan muslimat di seluruh bumi Allah untuk ikut berpartisipasi dalam program Dakwah dan Wakaf ini, sebagai salah satu wujud kepedulian kita kepada kaum muslimin agar mereka mengenal islam lebih baik dan mengenal kitab Allah subhanahuata’ala.

Demikian surat ini kami sampaikan semoga Allah memudahkan kita untuk berdakwah dan beramal Jariyah, atas partisipasinya kami sampaikan Jazakumullah khairan.

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Bukhari Abdul Muid
Ketua Yayasan Attanmia

🗳 Informasi
🌐 www.tanmia.or.id
📮 info@tanmia.or.id
📞 085215100250
💰 Bank Syariah Mandiri
7117833447
YAYASAN ISLAM ATTANMIA

Informasi tentang pulau Nias, Sumatra Utara.

>> PULAU NIAS

nias mengaji

Husen Laba keluarga muslim satu-satunya di Nggodimeda Rote Tengah

Rote Ndao – Terik panas matahari musim panas di daratan pulau Rote makin menyengat kulit tapi inilah cuaca adanya setiap tahun. Kali ini bertepatan dengan hari tasyrik terakhir Iedul Adha 1440 H tepat pada Rabu ( 14/08/19 ).

Dedaunan lontar yang tinggi di semak-semak tak mengurangi sinar matahari yang menyorot di sepanjang jalanan utama dari Labalain menuju Rote Timur .

Panas tetaplah saja menyengat. Walhasil topi yang menutupi kepala tertinggal sehingga tanpa topi helm pun bisa serbaguna dikenakan. Selain perjalanan ke Oenggae tanpa terlewatkan untuk singgah di Nggodimeda Rote Tengah. Ada apa gerangan ?

“Pulangnya dari Oenggae bisa lewat jalan Rote Tengah tadi, nanti sebelum pasar Nggodimeda tengok kanan. Sebelum jembatan, nanti akan ketemu rumah kayu cat hijau dengan atap seng dan ada penampung air di samping rumahnya,” kata Ahmad Koso ketua MUI Rote yang jumpa di Masjid Nurul Ikhwan Ba’a Lobalain. Beliau menjelaskan proses muallaf keislaman istri Bapak Husen satu-satunya keluarga muslim di Nggodimeda Rote Tengah. Ahmad Koso adalah ketua MUI Rote yang juga masih dalam satu kecamatan Rote Tengah dengan Bapa Husen. Muslim di Rote Tengah hanya ada belasan KK saja dengan jumlah kurang dari 90 jiwa dan tinggal saling berjauhan.

Mengikuti arahan ketua MUI Rote bersama Ust Zul kordinator penyuluh agama di wilayah Rote Ndao akhirnya singgahlah di kediaman Bapak Husen, satu-satunya keluarga muslim yang tinggal di Nggodimeda Rote Tengah. Dari jalanan kejauhan tampaklah tiang bendera dengan rumah cat hijau bertembok kayu.

Sembari meletakan kendaraan dan melepas penutup kepala karena cuaca yang menyengat akhirnya tibalah kami di depan rumah Bapak Husen tempat kami singgah.

Raut wajahnya berseri bahagia ketika mendengar salam kami yang sudah mengucapkan dari halaman rumah.

Memasuki rumahnya begitu sederhana, dengan pembatas dinding dari bambu yang sudah lusuh karena sudah sangking lama nampaknya.

Bapa Husen Laba berasal dari Ende daratan Flores yang sejak tahun 1988 menetap di Rote. Mulanya 1978 beliau tinggal di Kupang tapi seiring waktu karena pekerjaannya sebagai perantau sampailah akhirnya ia mempersunting putri Raja Amalo Rote hingga dengan kesadaran sepenuh hati keyakinanya akhirnya memeluk islam. Sebutlah Mama Vira yang kini bernama Halimah setelah masuk islam. Mulanya banyak tantangan bertahun-tahun ketika istrinya memilih masuk islam dari keluarga besar orang tuanya yang notabenenya trah kerajaaan Amalo Rote namun seiring dengan keteguhan hati istri dan keyakinanya sampai saat ini masih bertahan sekaklipun menjadi muslim satu-satunya di Nggodimeda. Walhasil ketika seiring waktu berjalan menantu-menantunya pun tergerak untuk masuk Islam sebelum menikahi putri-putrinya.

Berjumpa silaturahim di kediamannya seakan menguatkan hati bahwa bisa bertahan hidup ditengah -tengah kondisi seperti itu bukanlah hal yang mudah. Boleh terbilang rawan dan penuh tantangan kita menganggapnya tapi tidak seperti Bapak Husen utarakan sembari menikmati hidangan minum ala kadarnya dirumahnya. Kita bisa membayangkan bagaimana selain menjadi kepala keluarga muslim satu-satunya juga kondisi mata pencaharian nafkahnya yang masih serabutan karena sebelumnya sejak tahun 2000 ia di PHK dari penjaga hutan sebuah perusahaan yang entah bagaimana alasanya sehingga ia diberhentikan sepihak.

Usai shalat dzuhur di Oenggae yang berjarak sekitar 15 KM, di sanalah masjid Arrahman Oenggae biasa ia shalat Jum’at bersama anak lakinya beserta menantunya. Silih berganti ujian tidak menyurutkan semangat keislaman Bapak Husen, seringkali ia wasiatkan pesan Bapaknya ( Muallaf ) sebelum wafat kepada anak-anaknya.
“Kalian harus ingat wasiat kakek-nenek kalian bahwa jangan sampai islam itu terputus dari keluarga kita bagaimanapun keadaannya”, terang Bapak Husen kepada kami. Wasiatnya kepada keluarga dan anak-anaknya untuk tetap memegang ajaran islam adalah wasiat yang tidak bisa ditawar lagi dan benteng yang kokoh terhadap ujian yang datang menerpa.

Kali ini sebelum pulang amanah hewan kurban berupa kambing dari Tanmia Foundation diserahkan untuk disembelih di tempat Bapak Husen dan keluarganya.

Belum usai pengulitan hari sudahlah menjelang senja sudah sampai di sini pertemuan kami dengan Bapa Husen, satu-satunya keluarga muslim di Nggodimeda Rote Tengah.

Mengunjungi kediaman Bapak Husen memang seperti berpijak pada sejengkal “tanah halal” di Nggodi Meda, karena tak sedikit ternak babi berkeliaran di sekitar rumah tetangganya ketika singgah di Nggodi Meda. Bila berkunjung ke Rote Tengah yang wajib dikunjungi para da’i dan asatidz atau pegiat dakwah lainya adalah Bapak Husen. Tetapi tak kalah pentingnya untuk mengunjungi masjid-masjid di seluruh Rote yang sekarang ini berjumlah 11 saja.

Sejak 2003 Pulau Rote memang menjadi kabupaten bagian tersendiri dengan nama Rote Ndao dengan pusat ibukota di Ba’a Lobalain. Dengan terbagi menjadi 10 wilayah kecamatan. Menyapa Bapa Husen di Nggodimeda Rote Tengah seolah mengingat kuatnya kalimat syahadat yang pernah diucap Halima istrinya dihadapan Ketua MUI Rote berapa puluh tahun silam sehingga silaturahim kali ini juga dipertemukan diatas dasar keyakinan iman makna tauhid La Ilaha Illallah, Muhammad Rasulullah.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
NTT

Tanmia Bagikan Nikmat Qurban Untuk Perkampungan Oenggae Muslim Pesisir Pulau Rote

Fajar menyingsing dengan cuaca angin yang masih dingin mulai terasa dan tampak dari kejauhan nyala lampu menara mercusuar Dermaga Pelabuhan laut Ba’a di Pulau Rote pada 14/08/2019. Ini adalah hari tasrik terakhir ke-3 pada bulan Dzulhijjah 1440 H dimana distribusi hewan qurban Tanmia Foundation menyasar pulau Rote. Titik lokasi penyembelihan hewan qurban dipusatkan di warga muslim Oenggae Kecamatan Pantai Baru berada di arah timur dan ditempuh sejauh 25 KM dari pusat dermaga Ba’a pusat kota Kabupaten Rote Ndao.

Haji Laode Mailing selaku imam Masjid Arrahman Oenggae Pantai Baru bersama penduduk bajo pesisir sudah bersiap-siap sejak pagi untuk bergotong royong melakukan penyembelihan qurban sapi dari Tanmia Foundation.

Oenggae adalah pemukiman muslim yang berada diantara mayoritas Kristen Protestan di Kecamatan Pantai Baru.

“Muslim di sini lebih kurang sejumlah 116 KK dengan jumlah mencapai 400 jiwa”, ucap Mahmud salah seorang muallaf yang sejak 1990 tinggal di Oenggae. Mata pencaharian penduduk Oenggae sebagian besar adalah melaut karena sudah turun temurun sejak dulu. Melaut dilautan lepas bukan dalam hitungan hari lagi mereka melainkan berminggu-minggu bahkan bulan karena mereka berburu ikan maupun hasil laut lainya berpindah-pindah. Naasnya bila cuaca buruk tak sedikit dari mereka yang tak kembali pulang entah bagaimana nasibnya.
Usai prosesi penyembelihan hewan bersama warga langsung dibagikan ke warga Oenggae hingga menjelang waktu Dzuhur tiba.

Sebelum pulang meninggalkan Oenggae tak lupa kami mengunjungi rumah Mama Zaini Casova ( 70th ) dan Mama Hanija Lembang ( 70th), keduanya adalah janda yang ditinggal sudah bertahun-tahun melaut oleh suaminya yang belum tahu keberadaannya.

“Alhamdulillah terima kasih sudah mampir di gubug kami membawakan daging kurban, ucap Mama Zaini dengan wajah senyum merekah sembari kami pamit pulang.

Pada umumnya warga muslim di pulau Rote memilih tinggal di pesisir-pesisir daripada warga Kristen atau Katolik yang tinggal di daratan atau pegunungan. Warga Muslim di Rote diperkirakan hanya 5 % dengan jumlah tertinggi berada di Lobalain dan terendah di Rote Tengah dan Selatan.

Pulau Rote adalah bagian kepulauan Rote yang masuk dalam wilayah Kabupaten Rote Ndao. Dengan Pulau Ndana Rote Barat Daya sebagai wilayah tugu perbatasan paling selatan perbatasan Indonesia dengan Australia.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
NTT

Distribusi hewan qurban untuk warga pesisir Nangahale Talibura Maumere

Distribusi hewan qurban Tanmia Foundation pada hari tasrik ke 2 Iedul Adha 1440 H untuk Nusa Tenggara Timur tidak berhenti sampai di ujung barat pulau Flores di Komodo Manggarai Barat saja tapi menyasar juga ke Maumere Sikka, bagian wilayah timur daratan Flores.

Menempuh lintas trans Flores selagi pagi masih buta tim Tanmia Foundation menuju jalanan trans Flores untuk mengejar waktu agar sampai di Ende lanjut Maumere. Medan berkelok menanjak inilah jalanan khas Flores yang membentang membelah pegunungan rimba yang lebat.

Titik-titik rawan longsor harus dilewati tapi mau apalagi inilah jalan satu-satunya trans daratan Flores dari ujung Labuan Bajo hingga Larantuka.

Ajaib Subhanallah perjalanan menuju Maumere, usai melewati Bajawa-Ende yang dikenal berkelok terjal melintasi pegunungan tinggi danau Kelimutu Wolowaru semua terasa terbayar sekalipun harus terlewatkan moment untuk singgah karena kendaraan kami harus berpacu dengan waktu agar sampai di Maumere sebelum gelap.

Walhasil Alhamdulillah, singkatnya bersama Tim Kompak Maumere menuju lokasi pemotongan hewan kurban di Masjid Baitul Muhajirin, Dusun Likong Gete Desa Nangahale Kecamatan Talibura Kab. Sikka Flores NTT.

Syukur alhamdulillah dua ekor kambing super dapat dipotong di lokasi dan dibagikan untuk masyarakat muslim yang sebagian besar nelayan yang mendiami pesisir “,ucap Hainul Rashid da’i yang hari-harinya mengajar di sekitar Maumere.

Distribusi hewan qurban Tanmia Foundation kali ini adalah untuk pertama kalinya di Maumere Sikka. Hal ini sekaligus momen keberkahan yang bisa menguatkan ukhuwah dan memperkokoh benteng keimanan sesama kaum muslimin yang notabenenya tinggal sebagai minoritas di wilayah Kabupaten Sikka.

Berdasarkan data BPS Sikka 2018 hanya 12 % saja jumlah warga muslim yang berada di semua wilayah Sikka.

Semoga Allah menerima amal shalih disetiap niat dan derap langkah para shohibul qurban dan semua yang terkait dengan lautan nikmat keberkahan. Aamiin

Ali Azmi
Relawan Tanmia
NTT

Warga Bajo Pesisir Pulau Longos NTT Menikamati Daging Qurban

Salah satu sasaran distribusi Qurban Tanmia Foundation selain daerah daratan pedalaman juga daerah pesisir kepulauan yang minim akses. Berdasarkan kriteria tersebut, distribusi hewan juga menjangkau Pulau Longos Manggarai Barat dengan melangsungkan penyembelihan tiga ekor kambing untuk warga kampung Bajo pesisir yang mayoritas nelayan.

Musim angin dan cuaca yang tak menentu membuat para nelayan tidak melaut dan biasanya lebih memilih bekerja serabutan atau menggunakan waktu untuk memperbaiki perahu sampan kayu atau bercocok tanam berladang di semak belukar pulau sebisanya.

Kampung Bajo yang terletak di pesisir pulau Longos ini tergolong minim. Listrik hanya hidup beberapa jam saja semalam sehingga siangnya padam, air kebutuhan konsumsi pun payau dan asin terkadang di beberapa titik pemukiman warga, begitu juga akses jaringan selular hanya ada titik-titik tertentu bisa didapat sehingga komunikasi agak terhambat.

Demikian kondisi masyarakat bajo yang notabene nelayan pesisir yang hidup ala kadarnya, tampak dari rumah penduduk masih terbuat dari belahan bambu yang sudah terkikis lapuk dan lusuh. Selain itu, kesadaran masyarakat akan pendidikan pun sangat rendah. Anak-anak usai sekolah dasar tak jarang membantu melaut kebanyakan dan tidak melanjutkan sekolah setelah  lulus sekolah dasar. Sehingga mereka sudah bekerja untuk membantu orang tua memenuhi nafkah kebutuhan ekonomi keluarga.

Penyembelihan berlangsung mulai ba’da ashar hingga menjelang maghrib. Anak-anak pesisir pun dengan kepolosannya ikut antusias membantu penyembelihan sampai pendistribusian.

” Kaum ibu terbiasa ketika ada idul kurban menyiapkan bumbu untuk selanjutnya memasak daging bersama-sama di tungku tradisional dengan bahan bakar kayu kering lalu mengundang tetangga pesisir makan bersama”, terang Amran kepada crew Tanmia Foundation.

Bagi warga pesisir Bajo Pulau Longos menikmati masakan dari daging kurban bersama-sama adalah suatu kebahagiaan yang mereka nantikan. Teriring doa semoga senyum mereka adalah senyum yang mengantarkan kita bertemu di surgaNya. Aamiin Ya Rabbal alamin.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
NTT

Nikmat Hewan Kurban Sapa Muslim Pedalaman di Rahak Poco Golo Kempo Sano Nggoang

Usai Shalat ‘Ied di pedalaman Warsawe Mbeliling Tim Tanmia Foundation bergerak untuk mendistribusikan hewan kurban ke dusun-dusun yang berada di bukit-bukit pedalaman Sano Nggoang dan Mbeliling. Kali ini jalur distribusi menuju dusun Rahak dusun Desa Poco Golo Kempo yang merupakan daerah perbukitan terjal di wilayah Kecamatan Sano Nggoang, Manggarai Barat. Di desa ini sekitar 25 KK warga muslim asli yang termasuk dalam merupakan salah satu rumpun suku Rahak Kempo bermukim.

Di Desa Poco Golo Kempo, muslim menjadi minoritas. Hanya ada berkisar 25 KK kepala keluarga muslim sampai saat ini. Namun kendati demikian, jumlah tersebut tak mengurangi semangat keislaman dalam laju perkembangan zaman. Subhanallah banyak santri hafidz-hafidz Qur’an berprestasi yang berasal dari Rahak Poco Golo Kempo ini muncul.

“Tak sedikit murid putra-putri kami beberapa tahun terakhir berhasil menjadi hafizh di beberapa pesantren, syukur alhamdulillah kendati kondisi keberadaan kami disini cukup jauh untuk dijangkau dan sebagian besar keluarga asli yang merupakan asal Suku Kempo dan Lembor ,” terang Bapak Nurman bersama istrinya, selaku imam masjid.

Hewan kurban yang didistribusikan untuk warga Rahak Sano Nggoang dan dusun Wae Lambor Golo Tantong Mbeliling sebelumnya diangkut dengan kendaraan menuju lereng perbukitan di mana akan dilakukan penyembelihan di Masjid Hidayatullah, Rahak. Masjid ini memang dijadikan pusat kegiatan ibadah warga muslim di Poco Golo Kempo Sano Nggoang.

Nurman selaku imam Masjid Hidayatullah, menerima kedatangan tim Tanmia dan menghubungi para warga lain untuk membantu proses penyembelihan hingga selesai.

“Kami jadikan Masjid Hidayatullah sebagai pusat tempat pemotongan dan distribusi daging hewan kurban di Poco Golo Kempo. Hal ini mengingat satu-satunya masjid yang ada sekalipun ala kadarnya ketersediaan fasilitas” jelas Nurman Imam Masjid dirumahnya.

Hewan kurban yang di distribusikan tim Tanmia di Mbeliling dan Sano Nggoang ini adalah milik warga lokal yang notabene juga beternak dalam menyambung mata pencaharian mereka sehari-hari. Hewan di sini diternak liar di alam bebas oleh tuan-nya sehingga pada mulanya kami harus menempuh perjalanan melintasi lereng bukit untuk menjerat menangkapnya. Walhasil kebiasaan warga yang sudah bertahun-tahun berinteraksi dengan hewan ternak liar cukup membuat kami terperanjat.

Namun demikian inilah adanya kebiasaan masyarakat pedalaman flores. “Dengan Qurban untuk muslim minoritas di pedalaman kita dapat membantu memberdayakan warga peternak lokal karena kebutuhan hewan saat musim kurban lumayan tinggi, tapi hewannya skalanya terbatas” tambah Arman yang juga ikut membantu menangkap hewan qurban kami yang lepas.

Distribusi daging kurban untuk warga muslim dhuafa di dusun-dusun pedalaman setidaknya mampu memberikan kebahagiaan hingga secercah do’a terbaik bagi para Shohibul Qurban yang mendermakan niat mulia untuk berkurban untuk saudara seimanya yang berada pelosok negeri, khususnya Pedalaman Pulau Flores NTT. Kebahagiaan akan hewan kurban adalah kebahagiaan yang tak ternilai yang dirasakan masyarakat pedalaman yang hidup dengan berbagai corak kondisi perekonomian. Kurban Anda bahagiakan mereka. Baarakallahu fiekum.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
NTT

Lebaran Idul Adha 1440 H : Asa Kebahagiaan di Warsawe Pedalaman Mbeliling Flores NTT

Hari Lebaran Idul Adha 1440 tim distribusi Qurban Tanmia Foundation menyambung asa harapan kaum muslimin di pedalaman Warsawe Mbeliling Manggarai Barat. Malam hari raya serasa bermakna karena esok akan merayakan kebahagiaan bersama-sama melaksanakan shalat Ied di Warsawe Mbeliling.

Malam yang gulita menjadi berkesan betapa nyala listrik sangat berarti disini, karena belum terjangkau dengan aliran listrik. Sehingga genset tenaga surya menjadi benda berharga untuk membantu aktivitas dan ibadah terutama bagi kaum muslimin pedalaman Warsawe yang berjumlah 27 KK dari sekian ratusan mayoritas Katolik dan Protestan.

Pagi shubuh nyala listrik dari tenaga surya menerangi Masjid Uswatun Karima satu-satunya masjid di Warsawe. Alhamdulillah kumandang takbir hari raya bersemarak menggema dari bahagia kaum muslimin yang tinggal di pelosok Warsawe. Serasa mengharukan berjumpa tatap muka bersama kaum muslimin yang notabene minoritas dan bertahan tinggal di pedalaman. Lagi-lagi inilah realita kondisi kaum muslimin yang tinggal di pedalaman dan minoritas.

Kali ini Khotib Iedul Adha, Ustadz Ramly yang memang sehari-hari nya menjadi imam Masjid di Warsawe. Berjumpa dengan raut wajah berseri bahagia kala bertemunya serasa saudara yang lama tak bersua. Ada haru dan rasa yang tak pernah tergantikan. Inilah nikmatnya iman yang luar biasa. Terbayang hari-harinya harus ia jalani menjadi da’i demi dakwah yang ia yakini di pedalaman.

“Belajar dari Nabi Ibrahim Alaihissalam yakin bahwa Allah tidak akan menelantarkan umatnya yang berpegang pada ajaran Tauhid Laa Ilaaha Ilallaah sebagaimana yang dialami sang kekasih Allah dan bapaknya para Nabi. Beliaulah teladan dalam pengorbanan, teladan dalam dakwah, teladan dalam keteguhan dan teladan dalam ketaatan hingga sampailah pada Rasulullah Muhammad Saw”, jelas khutbah Ustadz Ramly dalam khutbah di Masjid Uswatun Karima satu-satunya masjid di Warsawe .

Hari raya Idhul Adha adalah momen yang paling tepat untuk mengambil pelajaran berharga dari kisah-kisah ketauhidan, keyakinan akan sebuah prinsip Nabi Ibrahim Alaihissalam.

Dan tentu bersyukurlah para ustadz dan dai yang berdakwah di tengah-tengah metropolitan kota-kota besar. Mereka bisa merasakan hidup di tengah fasilitas yang bisa dijangkau.

Tapi tidaklah demikian dengan para dai yang berdakwah di daerah terpencil hingga pedalaman. Jangankan berpikir rupiah, kendaraan mewah, atau penghargaan, seringkali usap air mata menemani mereka ketika melihat langsung kondisi umat Islam di pedalaman.

Bahkan, nyawa pun siap dipertaruhkan demi tegaknya Islam. Singkat cerita pengalaman Ustadz Ramly yang yang berdakwah di Warsawe Mbeliling Manggarai Barat.

Tim Tanmia Foundation dalam Idul Adha 1440 H ini juga mendistribusikan hewan kurban ke polosok-pelosok desa pedalaman pulau Flores Nusa Tenggara Timur. Salah satunya, distribusi dilakukan di Pulau Flores, tepatnya di desa-desa pedalaman Manggarai Barat dan Sikka Maumere juga kawasan pemukiman muslim dhuafa yang masih berada di pulau-pulau terpencil.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
NTT

Kiprah Ukhuwah Muallaf Indonesia, Mengajar Qur’an di Lereng Merapi Merbabu

Ukhuwah Muallaf Indonesia atau disingkat UMI adalah komunitas yang berdiri atas prakarsa Ibu
Desmauli Simbolon yang berpusat di Magelang Jawa Tengah.
Desmauli Simbolon atau lebih dikenal dengan Ibu Ully adalah salah satu potret muallaf yang kini berprofesi sebagai guru ngaji untuk para lansia di lereng Merapi Merbabu.

Perjalananya bertahun-tahun sejak usia belianya sebagai seorang misionaris gereja akhirnya berbalik arah menjadi seorang muallaf atas ijin Allah. Niat keinginanya untuk masuk islam terdetik ketika hidayah menghampirinya yang ketika itu sedang melakukan misi penginjilan di sebuah wilayah di pulau Jawa. Namun tanpa disangka dirinya semakin menyakini bahwa orang islam menyakini pepatah “Allah Mboten Sare” ( Allah Tidak Pernah Tidur ) Dialah Allah sang Maha Hidup yang terus menerus mengurus makhluk-Nya, yang tak lupa dan tak pernah mengantuk dan tak pernah tidur.

Hingga akhirnya tergerak hatinya untuk memutuskan memeluk islam pada tahun 2015. Tidak berhenti disitu saja, setelah masuk Islam justru ia makin rajin untuk mempelajari islam hingga ia merasa prihatin dengan kondisi kaum muslimin yang mayoritas orang tua belum bisa membaca Alquran dan itu berada di sekitar pedesaan pelosok di lingkunganya.
Pada perjalananya, dakwah UMI berawal dari Paguyuban Muallaf Magelang ( PMM ) yang juga concern dalam pembinaan muallaf dalam setiap kegiatannya.

“Ukhuwah Muallaf Indonesia atau lebih dikenal dengan UMI memiliki visi agar terbentuknya muallaf dan muslim yang kuat sejak lahir, mandiri lahir dan batin, sehingga terwujud masyarakat Islam yang Kaffah”, jelas Ully usai mengajar para orang tua di Merapi Sari Lereng Merbabu.

UMI juga sebagai wadah untuk merangkul dan membina para mualaf agar terwujud muallaf yang kaffah, istiqomah dan sejahtera sehingga dengan terbentuknya pribadi muallaf yang mandiri dan muslim yang bertaqwa dapat mewujudkan program aksi bina muallaf mandiri dan bertaqwa yg bisa dilaksanakan secara bersinergi dengan berbagai pihak umat islam yg peduli dan punya keterkaitan dengan Pembinaan Mualaf.
Dalam jadwal kegiatanya UMI tak hanya sekali atau dua kali dalam sepekan. Ada sekitar 12 lokasi yang harus mereka datangi, sehingga harus dijadwal hampir setiap hari dalam sepekan. Bahkan, dalam sehari kadang mereka harus mengajar di dua lokasi. Lokasinya pun berjauhan dengan medan jalan yang cukup menantang.

“Kehadiran UMI diharapkan mampu menjadi wadah para muallaf yang bisa saling komunikasi dan menguatkan hati satu sama lain sehingga semakin mantaplah rasa iman mereka didalam Islam”, jelas Muhyiddin ( 65 tahun ) warga dusun Cuntel Merbabu kepada Tanmia Foundation saat ditemui di lokasi.

Ali Azmi
Yogyakarta

Gigihnya Belajar Qur’an Para Lansia Muallaf di Lereng Merapi Merbabu

Perjalanan silaturahim team Tanmia Jakarta ke warga muslim muallaf dusun Cuntel Kopeng harus menempuh jarak 60 KM dari kota Yogyakarta. Dusun terakhir ini berada di lereng pendakian Merbabu yang pada kesempatan ini menuju lokasi bersama tim rombongan Ukhuwah Muallaf Indonesia ( UMI ) pimpinan Ibu Dosmauli Simbolon, mantan pendeta yang akhirnya menjadi muallaf.

Berikut ini menyimak kisah para lansia muallaf yang masih gigih untuk belajar Alquran.

Dinomo. 79 tahun, memulai belajar Iqra’ setahun ini di Masjid Baiturrahman dusun Cuntel Desa Kopeng Kabupaten Semarang. Keinginan untuk bisa membaca Al-Qur’an pada usianya yang sudah lanjut sungguh menakjubkan. Cita-citanya untuk bisa mengkhatamkan Qur’an memang tidaklah mudah dan instan, berbagai hal harus dilaluinya dengan kesabaran dan juga pengorbanannya yang tidaklah ringan.

Motivasi yang kuat mendorong Kakek Dinomo sampai sekarang ini masih gigih belajar Al-Qur’an. Sebenarnya diumur yang sudah lanjut keinginan saya untuk bisa membaca Al-Qur’an tetap masih ada. Sudah lama menunggu-nunggu tapi terkendala banyak hal, disamping belum ada guru yang siap menjadi pengajar juga faktor fisiknya yang makin membungkuk menjadi kendala tersendiri yang dihadapinya.

“Jejak masalalu pernah bertahun-tahun menjadi ketua gereja Pantekosta dan gereja Bethel di wilayah Cuntel, Alhamdulillah atas ijin Allah akhirnya tergerak untuk memeluk islam menjadi muallaf akhirnya”, jelas sang kakek dengan senyum polosnya usai belajar membaca iqra.

Keinginanya untuk belajar Alquran terus membara padahal fisiknya makin menua. Usia bukan lagi menjadi halangan dirinya untuk tidak memulai belajar, hingga kondisi keadaan tidak membuatnya menyerah begitu saja.Berikut singkat kisah bagaimana awal perjalanan Mbah Dinomo belajar membaca Qur’an ?

Saya mulai belajar ketika awalnya Ibu Ully bersama tim Ukhwah Muallaf Indonesia datang meluangkan waktu setiap Jumat sore mengajar kami. Ketika itu tahunya mengaji sebatas ikut menghadiri ceramah di pengajian itupun jarang sekali. Belum tentu setiap bulan itu ada.

Seiring waktu kehadiran rutin para pengajar UMI lambat laun terdorong semangat untuk belajar bersama para lansia yang lain. Dari sinilah, saya dan para lansia yang lain memulai belajar Al-Qur’an, setiap Jum’at sore berlatih dengan Iqra’.

Bagaimana langkah yang kakek gunakan untuk bisa belajar ?

Setiap hari, setelah belajar hari Jum’at bersama tim UMI kami membukanya lagi dirumah dan mengulanginya lagi baris demi baris hingga satu halaman. Keesokan harinya, sebelum berangkat ke ladang mengulangi ayat-ayat tersebut. Tak cukup itu saja, saya pun sering bertanya pada imam atau tetangga muslim yang sudah bisa.

Tim UMI memang menetapkan jadwal setiap hari Jum’at sore khusus untuk mengajar warga lansia di dusun Cuntel Kopeng dan Merapi Sari. Sehingga apa yang sudah diajarkan akan kembali diulanginya lagi selama satu pekan.

Demikian seterusnya, para warga yang mayoritas lansia selalu berlatih belajar membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan Iqra’ tersebut. Jadwal kegiatan ini sudah berjalan selama tiga tahun hingga sekarang.

Mbah Tilah, Dusun Merapi Sari ( 96 tahun ) Selain kakek Dinomo tak mau ketinggalan ada Mbah Tilah ( 96 tahun ) asal dusun Merapi Sari Ngablak lereng Merbabu Magelang juga masih sabar belajar membaca Iqra’ demi keinginanya bisa membaca Qur’an. Keseharian nenek juga masih seperti biasanya beraktivitas berkebun sayur dan mencari rumput untuk ternaknya padahal usianya sudah cukup lanjut. Kini Mbah Tilah tengah belajar sampai Iqra’ jilid II kendati usianya terbilang sangat lanjut ia masih tetap berkeinginan belajar tanpa malu, bahkan cucu cicitnya terkadang yang menuntunya ketika belajar.

Awalnya mustahil bisa ikut belajar karena usia tetangga-tetangganya yang jauh lebih muda darinya. Tapi justru mereka malah berbalik menyemangati Mbah Tilah untuk tetap membulatkan tekad pantang menyerah sekalipun usianya sangat berpengaruh pada daya ingatnya yang semakin melemah. Tetapi ketika mereka melihat kebulatan tekadnya, akhirnya mereka pun tersulut untuk tak mau kalah untuk terus giat belajar dan sedikit demi sedikit hafalannya pun mulai bertambah.

“Ketika Mbah Tilah mulai beranjak bisa perlahan para lansia yang lain pun merasa takjub sangat bahagia bahkan tak sesekali air mata menetes di pipi mereka karena rasa bersyukurnya”, jelas Siti yang juga ikut belajar bersama-sama Mbah Tilah.

Selain belajar rutin Iqra setiap sekali sepekan, terkadang juga diisi dengan acara mabit dan pemberian santunan kepada warga yang kurang mampu.

Ali Azmi
Yogyakarta

Cara Seorang Muslim Memanfaatkan Waktunya

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata :

“Waktu yang dimiliki manusia itu adalah umurnya yang sebenarnya, dan dia adalah modal kehidupan yang paling berharga saat sehat dan muqim (aman). Juga modal manusia disaat yang sulit pada kesengsaraan dan kepedihan, dia bergerak sebagaimana gerakan awan, maka barang siapa yang waktunya untuk allah dan karena allah ta’ala maka itulah hidup dan umurnya yang sebenarnya, adapun selainnya maka itu tidak termasuk kehidupannya.”

Sesungguhnya waktu dalam agama islam memiliki tempat yang sangat Agung, tidak terhitung dan tidak terukur. Bahkan emas, perak, uang, dan segalanya tidak bisa membeli waktu untuk kembali walaupun sekejap saja.

Menggunakan waktu pada hal yang bermanfaat adalah sebuah keharusan, karena menggunakan kepada selainnya sudah pasti kerugian.

Seseorang harus bisa memilah dan memilih dari kegiatannya hal yang paling urgent kemudian yang semisalnya. Dan tidak membuang buangnya pada hal yang tidak bermanfaat baik bagi dunianya ataupun akhiratnya.

Bahkan jangan sampai membuang waktu yang sangat berharga tadi kepada hal-hal yang tidak ada dzikirnya kepada allah subhanahu wata’ala apatah lagi bergelimang dalam kemaksiatan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَفَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” [Q.S. Al-Munafiqun : 9]

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menjelaskan bahwasannyaorang yang merugi adalah mereka yang lupa dengan dzikrullah dan orang yang beruntung adalah mereka yang selalu ingat kepada allah.

Hal merupakan akibat dari terlalu tenggelamnya seorang hamba kepada dunia dan segala kelezatannya sehingga melupakan akhirat bahkan lalai terhadap kewajibannya sebagai seorang hamba.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْابِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Demi waktu ashar, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” [Q.S. Al-Ashr 1-3]

Surat ini merupakan manhaj, metode, cara yang sempurna bagi seorang muslim dalam mengatur waktunya dan hari-harinya. Dalam surat ini terdapat pelajaran yang sangat penting didalamnya, dan didalamnya allah mengecualikan kelompok yang sedikit yaitu yabg keluar dari lingkarangkerugian, mereka adalah rang yang beriman, mengerjakan kebaikan dan saling menasehati dalam kebenaran dan dalam kesabaran.

Dan juga dalam al-qur’an allah subhanahu wata’alamenjelaskan bagaimana seseorang ketika selesai dari suatu pekerjaan:

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ. وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَب

“Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” [Q.S. Al Insyirah : 7-8]

Dalam ayat ini Al-Imam At-Thabari rahimahullahmengatakan :

“Para Ahli Ta’wil (Ahli Tafsir) berbeda pendapat dalam tafsir ayat ini, dan yang benar adalah pendapat pertama yaitu, perkataan yang mengatakan : sesungguhnya allah subhanahu wata’ala menjelaskan perintah (untuk) rasulullah shallallahualaihi wasallam agar menjadikan waktu luangnya kepada apa-apa yang menyibukkan kepada hal-hal yang bermanfaat untuk dunianya dan akhiratnya, atau yang mendatangkan kepada kesibukan kepada keduanya, dan kesibukan yang bisa mendekatkan kepada-Nya, dan meminta kepada-Nya hajat-hajatnya, dan tidak ada pengkhususan dari satu kondisi ke kondisi yang lainnya, baik itu semua waktu luangnya baik dari sholat, jihad, atau perkara dunia dia menyibukkan diri, karena keumuman syarat pada ayat itu, tidak ada pengkhususan pada kondisi ke kondisi yang lain”.

Juga Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ

“Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” [Al-A’la : 17]

Para pembaca yang dirahmati allah tentunya pembahasan tentang pentingnya waktu sangatlah panjang apalagi jika ditambahkan dengan contoh dan yang lainya, atau bahkan bisa bisa menjadi sebuah buku, tidak bisa diringkas menjadi artikel yang pendek kecuali banyak memotong ilmu yang ada.

Akan tetapi kami akan meringkasnya menjadi beberapa poin yang paling penting tentang pengaturan waktu ini :

1. Jangan tunda pekerjaan saat ini hingga hari esok.
2. Ingatlah bahwa waktu yang anda miliki sekarang tidak akan pernah kembali selamanya.
3. Jangan pernah menyia-nyiakan waktu anda kecuali untuk yang bermanfaat bagi dunia anda dan akhirat anda.
4. Lihatlah bagaimana para ulama dan para salafus shalihmemanfaatkan waktu mereka.
5. Waktu anda adalah saat ini bukan kemarin yang telah berlalu atau besok yang belum terjadi.
6. Waktu adalah diantara hal yang tidak bisa dibeli dengan harta semahal apapun.
7. Penyesalan pasti terjadi dibelakang.
8. Buatlah jadwal kegiatan anda dan petakan dari yang paling penting kemudian yang setelahnya.
9. Muhasabah diri apa yang sudah kita lakukan hari ini.
10. Lihatlah tabel jadwal harian anda sudah beberapa persen terealisasi.

Katakan kepada diri anda kita pasti bisa dan kerjakan hal itu sekarang “DO IT NOW”.

Ditulis oleh
Faqih, Mahasiswa Indonesia di Al Azhar University, Cairo, Mesir

Urgensi Waktu Dalam Hidup Manusia

Ada ungkapan dalam bahasa arab

؟ أليس اليوم هو الغد للأمس

“artinya “ bukankah hari ini adalah besok untuk hari kemarin?”.

Kita sering melihat seseorang atau bahkan diri kita sendiri menunda-nunda pekerjaan yang ingin dikerjakan dengan alasan “ nanti ajalah” atau “ besok kan masih bisa”, taukah anda pemikiran seperti ini akan membuat kita terbuai dengan waktu yang ada yang membuat diri kita bertambah malas, dan juga berpotensi menjadi kebiasaan atau habits, orang yang seperti ini biasanya akan selalu dikejar-kejar yang namanya deadline, mengapa harus menuggu besok? Bukankah hari ini juga telah menjadi hari besok? Dan hari besok juga akan menjadi hari ini, jadi mengapa tidak lakukan hari ini saja?.

Rasulullah sholallahu alaihi wasalam bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Artinya “ ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu olehnya : kesehatan dan waktu luang”.

Sering kita dengar fenomenal anak-anak zaman sekarang dari tingkat SD bahkan sampai anak kuliahan yang kecanduan game, ada yang tidak tidur berhari-hari demi menaikkan tingkatan level gamenya, bahkan ada yang lebih parahnya ada yang sampai meninggal dunia karena saraf otaknya berhenti berkerja akibat tidak tidur berhari-hari di warnet. Betapa sia-sianya waktu yang dipakainya.

Begitulah waktu terasa sangat cepat berlalu dan waktulah menentukan jalan hidup ini, apa yang anda lakukan di waktu sekarang itulah yang menentukan anda diwaktu yang akan datang, jika anda menghargai waktu maka waktu juga akan menghargai anda.

Pernahkah anda mendengar pepatah inggris mengatakan “ Time is money” waktu adalah uang, sebagai seorang muslim jelas kita tidak boleh memfokuskan diri hanya pada uang saja,tetapi terlepas dari itu, perlu anda ketahui bahwa barang siapa yang menyia-nyiakan waktu dalam kehidupannya berarti ia sedang menyia-nyiakan uang. Sebab, membuang waktu sama seperti membuang kesempatan anda untuk mendapatkan uang, jika hari ini adalah waktu anda untuk berkerja dan dari pekerjaan ini anda biasanya anda menghasilkan uang sebesar Rp.2.000.000 sementara anda justru bersantai-santai membuang waktu dengan percuma, maka sama saja anda sedang sembuang uang dua juta tersebut. Karena itulah pola pikir anda dalam menghargai waktu akan berakibat pada kondisi finansial anda.

Imam Hasan Al Bashri mengatakan :

يَا ابْنَ آدَمَ, إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ, إِذَا ذَهَبَ يَوْمٌ ذَهَبَ بَعْضُكَ

Artinya” wahai manusia sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari hilang, maka hilang pula sebagian dirimu.”

Begitulah kehidupan, setiap bertambahnya umur seseorang berarti berkurang waktu kehidupannya di dunia ini, oleh sebab itu para ulama terdahulu tidak pernah menyia-nyiakan waktunya mereka sedikitpun, Imam nawawi rahimahullah yang namanya sangat fenomenal, buku-buku yang ditulisnya sampai berjilid-jilid padahal beliau wafat di usia muda. Beliau memakai waktu hidupnya dengan sebaik mungkin untuk menuntut ilmu sampai lupa mencari pasangan hidup.

Atau imam Syafi`i yang tidurnya jarang nyenyak karena setiap beliau memejamkan mata sejenak ada fawaid-fawaid yang muncul di benaknya dan ia langsung menulisnya dan itu terus berlanjut hingga subuh.

Imam Al Ghozali pernah berkata di dalam kitabnya Bidayatul Hidayah:

Artinya” waktu-waktumu adalah umurmu, dan umurmu adalah harta yang paling berharga, dengannya engkau bisa menggapai kenikmatan abadi di sisi Allah ta`ala, setiap nafas dari setiap hembusan nafasmu adalah permata yang sangat berharga yang tidak tergantikan apabila telah hilang maka ia tidak akan kembali.

Maka jangan menjadi seperti orang bodoh yang senang dengan bertambah umur dan hartanya setiap hari padahal umurnya semakin berkurang.

Maka mulai sekarang bangunkan kesadaran dalam diri anda bahwa menghargai waktu itu sangatlah penting. Kesandaran ini penting karena ia akan menyelamatkan anda dalam setiap langkah yang akan anda lakukan selanjutnya.ketika anda mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, pada akhirnya anda akan mampu mengendalikan waktu dengan sebaik-baiknya.

Oleh : Al fath, Mahasiwa Indonesia di Al Azhar University, Cairo, Mesir.

Sumber :
• Kitab Qimatuz Zaman `indal Ulama
• kata-kata motivasi

Hargailah Perjuangan Kedua Orang Tua

Kita semua adalah pemimpin, sebagaimana seorang Bapak adalah pemimpin dalam rumah tangga terutama memimpin Istri dan Anak-anaknya, siapa yang tidak bisa memimpin keluarganya maka bersiaplah kepemimpinanmu akan di pertanggung jawabkan Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana Allah berfirman;

يَأَيَّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا قُوْ أَنْفُسَكُمْ وَ أَهْلِيْكُمْ نَاراً وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
‘’Wahai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah Manusia dan Batu’’,.(QS. At-Tahrim:6).

Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhuma dan Para Ulama Salaf rahimahullah berkata, ‘’jika engkau mendengar Allah berfirman  dalam al-Qur’an ‘Hai orang-orang yang beriman’, maka perhatikanlah ayat itu dengan telingamu, karna itu merupakan kebaikan yang ia perintahkan kepadamu, atau keburukan yang Dia melarangmu darinya’’. (Tafsir Ibnu Katsir).

Terus gimana caranya supaya kita menjaga diri kita dan keluarga dari api neraka?
Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari berkata: maksud Allah menjaga diri kita dan keluarga dari api neraka yaitu untuk selalu mengajari keluargamu dengan melakukan ketaatan kepada Allah yang dengannya akan menjaga diri mereka dari api neraka.

Di sinilah perjuangan seorang bapak untuk selalu mendidik Anak-anaknya, hormatilah perjuangan Ayahmu karna dia telah membesarkanmu dan mengajarimu kepada kebaikan, tidak ada di dunia ini seorang Ayah akan menuntun Anak-anaknya kepada keburukan, di dalam hati kecil Mereka ingin sekali menjadikan Putra Putrinya menjadi Shalih dan Shalihah, dan janaganlah kita memarahi dan benci kepada kedua orangtua kita disebabkan karna mereka di lahirkan dalam keadaan faqir terhadap ilmu dan harta, yang mana dengan keadaan seperti itu Mereka tidak bisa mendidikmu menjadi pribadi yang pintar, seharusnya dirimulah yang harus selalu berfikir dan semangat dengan di berikannya serba kekurangan kepada kedua Orang tuamu supaya dirimulah yang harus menjadikan dirinya terangkat martabatnya disebabkan dirimu yang selalu giat dalam belajar, banggakanlah ayah dan ibumu denagan kelebihanmu masing-masing, meskipun dirimu tidak mempunyai apa-apa untuk di berikan kepadanya setidaknya taatilah keduanya sebelum mereka akan meninggalkan dirimu selamanya,.

Janagnlah kita berkecil hati disebabkan karna mereka lulusan SD,SMP,SMA. Akan tetapi jadikanlah dirimu sebagai Anak yang akan mengangkat martabatnya, jangan sampai dirimu setelah mendapatkan ilmu yang jauh lebih faham dari orang tuamu malah menjadikan dirimu lebih rendah dari Ayah dan Ibumu.

Dan sadarlah Wahai saudarakau sesungguhnya di dalam darahmu mengalir keringat Ayahmu, meskipun Dia tidak menyusuimu akan tetapi setetes susu ASI dari Ibumu yang kamu minum darinya, semuanya ituh Adalah dari keluh kesah Ayahmu, dan jangan pernah kita sampai menyakiti perasaannya ataupun membuat kedua orangtua kita menangis atas sebab sikapmu yang kurang menghormati dan tidak taat kepadanya,, sesungguhnya Allah telah memrintahkan kepada kita untuk selalu taat kepadanya setelah kita mentaati allah, karna ridhonya Allah berada di dalam ridhonya kedua orang tua,

عن عبد الله بن عمر قال:رِضاَ الرَّبُّ فِيْ رِضَا الوَالِدِ وَسَخَطَ الرَّبُّ فِيْ سَخَطِ الوَالِدِ (رواه الترمذى:1899)
Artinya; Dari ‘Abdullah Ibnu ‘Umar ia berkata: Ridhonya Allah berada di dalam ridhonya kedua orangtua, Dan murkanya Allah berada di dalam murkanya orang tua. (HR. Attirmidzi:1899).

Tetapi di zaman yang semaki mendekati kehancuran dan penuh dengan fitnah, banyak keturuanan dari mereka malah menjadikan Ayah dan Ibunya menjadi seperti budak, dan lebih kejamnya lagi mereka malah membunuh Ayah dan Ibunya disebabkan kebencianya terhadap masa lalunya atau orang tuanya tidak menuruti kemauan Anaknya
Wahai saudaraku kita di lahirkan dari rahim seorang Ibu yang mana di saat kita masih di dalam kandungan dan masih bayi sempatkah kita berkata terima kasih dan bersyukur atas lahirnya diri inih? Tentu kita akan menjawabnya mustahil malah tidak akan bisa berkata sepatah katapun, berjalanpun kita tidak bisa yang cuman bisanya menjadikan beban bagi kedua Orang tua kita,.

ingatlah mereka rela tidak pernah tidur semalan hanya karnamu, disebabkan kasih sayangnya mereka terhadapmu yang tidak pernah hilang selamanya, setelah dirimu sudah beranjak dewasa dan baligh di manakah ucapan syukurmu dan hormatmu kepada kedua Orang tuamu? Sudah lupakah bahwa dirimu di lahirkan dari rahim Ibumu? Sudah lupakah bahwa dirimu di besarkan oleh keringat Ayahmu? Tidak sadarkah bahwa dirimu akan menjadi bapak sama seperti Ayahmu,. Kalau dirimu tidak pernah mentaati Ayahmu dan berbakti kepada keduanya maka tunggulah bahwa Anakmu juga nanti akan sepertimu dia tidak akan menghormati dan mentaati segala perintahmu, Kalau kedua orangtuanya tidak pernah di taati bagaimana akan mentaati sang pencipta.

Begitu juga kita semua adalah calon pemimpin dan penerus generasi setelahnya, maka Sebelum kita membangun rumah tangga dan membuat suasana yang baru maka persiapkanlah semaksimal mungkin, terutama seorang Wanita ingat bahwa dirimu akan menjadi guru pertama dari Anak-anakmu, sebagaimana seorang penyair dalam bait syairnya:

الأم مدرسة اذا أعددتَها*أعددتَ شعباً طيّب الأعراق
Artinya: “Ibu adalah sebuah madrasah (tempat pendidikan) yang jika kamu menyiapkannya berarti kamu menyiapkan (lahirnya) sebuah masyarakat yang baik budi pekertinya”

persiapkanlah ilmu sebanyak banyaknya dari sekarang jangan sampai dirimu tergoda dan tergiur di karnakan melihat Orang-orang sudah menikah di usia muda, belum tentu orang yang menikah bisa merasakan kenyamanan dan kebahagiaan, boleh jadi apa yang telah meraka bangun saat inih sedang di landa kehancuran dan penderitaan, maka dari itu persiapkan semaksimal mungkin untuk selalu fokus dalam memikirkan masa depanmu bukan selalu memikirkan masa lalumu.

Wahai kaum Adam ketika dirimu telah menghalakan seorang Wanita maka hormatilah dia sebagaiman kamu selalu menghormati kedua Orang tuamu janganlah berlaku kasar kepadanya, dan jangan pernah membentaknya ketika Istrimu melakukan kesalahan, sesungguhnya Suami yang baik adalah ketika dia marah maka marahnya karna Allah dan ketika dia menasehati Istrinya maka dia akan menasehatinya dengan kesabaran dan kelembutan bukan dengan bentakan yang bisa melukai Istrinya, dan begitu juga seorang Istri yang baik adalah ketika Suaminya pergi maka dia akan menjada kehormatanya dan hartanya, dan ketika suaminya pulang dia kan menyambutnya dengan penuh kecintaan dan tidak akan pernah berjauhan dengan suaminya. Wallahu ‘alam.

Di nukil dari :
1. Tafsir ibnu katsir
2. Al-adabul Mufrod lil imam al hafidz ismail al bukhari
Di tulis oleh: Ade Kamaludin, Mahasiswa Indonesia, Al Azhar University. Cairo, Mesir

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id