Situs Kampung Adat Tarung dan Prai Ijing di Sumba Barat

Puluhan rumah adat yang berderet masih asli terbilang magis, karena kepercayaan mereka menganggap roh leluhur mereka masih ada di sekitar mereka dan menjaga serta mengawasi mereka. Banyak juga dijumpai kubur batu ( megalitikum) yang sudah ratusan tahun berada di depan rumah-rumah di situs kampung adat desa ini. Secara turun temurun mereka menyakini bahwa kubur batu itu adalah leluhur nenek moyang mereka dan setiap yang mati akan di kuburkan satu lubang atau berdekatan berdasarkan keturunan leluhurnya.

Magis dan mengerikan bukan ? Sekali waktu perjalanan kami mendapati upacara adat kematian di kampung ternyata sangatlah sakral dan sarat akan ritual kurban penyembelihan hewan ternak seperti sapi, kerbau, kuda dan tak luput juga babi yang semuanya ditikam sambil diiringi dengan suara genderang musik-musik khas adat Sumba.

Bahkan ternak yang dihabiskan dalam acara kematian mencapai puluhan tergantung dengan adat dan garis keturunanya. Rumah adat Sumba terdiri atas tiga bagian, bagian tingkat pertama untuk hewan peliharaan, bagian tingkat kedua untuk penghuni rumah dan bagian ketiga, atap yang menjulang tinggi untuk menyimpan bahan makanan sekaligus tempat bersemayamnya Marapu yang dipercayai mereka.

Tanah Humba ( Tanah Asli ) masyarakat Sumba pada mulanya dibagi dalam empat golongan yaitu : imam (ratu,) bangsawan (Maramba), orang merdeka (Kabihu), dan hamba (Ata) namun dalam perkembangan golongan imam (ratu) disatukan dengan golongan bangsawan, sehingga hanya ada tiga golongan.
Masing-masing golongan dalam masyarakat Sumba memiliki gelar-gelar tertentu dan gelar tersebutlah yang menunjukan status sosialnya, serta masing-masing golongan memiliki tugas-tugas tersendiri, yakni:

1.   Para bangsawan memakai gelar Umbu atau Tamu Umbu (laki-laki) dan Rambu atau Tamu Rambu (perempuan), mereka mempunyai tugas dan kewajiban untuk melindungi dan memberi kesejahteraan terhadap warga kampungnya.

2.   Orang merdeka memakai gelarKabihu Bokulu (orang merdeka besar) dan Kabihu Kudu (orang merdeka kecil), mereka merupakan rekan kerja para bangsawan, penasihat bangsawan dan juga pemimpin perang.

3.   Hamba memiliki tugas melayani para bangsawan dan juga orang merdeka. Mereka biasa digelar dengan Ata Bokulu (hamba besar) dan Ata Kudu (hamba kecil).

Sumba memang unik dan magis dengan warisan budaya leluhurnya. Islam datang segala keramahan dan konsep rahmatalil’alamin sehingga dengan perlahan berjalan menelusuri lika-liku dakwah di Sumba yang begitu luas jelaslah sentuhan dakwah belum banyak menjangkau disetiap jengkal tanah Marapu ini.

Dakwah membedah pulau Sumba penuh tantangan dan rintangan serta perjuangan lintas generasi. Apalagi di setiap sudut kota dan kampungnya tersimpan persembahan dan pujian para abdi yang sudah ada turun temurun. Namun inilah tugas estafet dakwah Islam yang sebenarnya bahwa kelak cahaya dakwah akan bersinar terang benderang di tanah humba. Biidznillah Allahu Musta’an.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Pulau Sumba, NTT

Menyapa Da’i Para Muallaf di Kaliuda Pahunga Lodu Sumba Timur

Pahunga Lodu adalah kecamatan paling timur di Sumba Timur. Sesuai namanya Pahunga Lodu menurut arti kata masyarakat Sumba adalah tempat dimana matahari terbit. Pahunga Lodu bisa ditempuh dengan perjalanan darat sekitar 4 jam dari Waingapu Ibukota Sumba Timur dengan jarak 140 KM.

Hamparan padang savana dan pohon lontar yang tumbuh di sela bebatuan kapur bisa terlihat sepanjang perjalanan.

Masjid Al-Jihad Kaliuda adalah salah satu tujuan Tanmia Foundation untuk bertemu silaturahim dengan Ustadz Syufatan, tokoh masyarakat dan sekaligus da’i para muallaf di Sumba Timur.

Sudah sejak 1978 Ustadz Syufatan merintis dakwah di pedalaman timur Sumba yang masih jalan setapak dan dipenuhi semak belukar.

“Bumi Marapu” adalah sebutan lain bagi Tana Humba atau ‘Sumba’. ‘Marapu’ merupakan merupakan kepercayaan asli yang bersumber pada unsur pemujaan arwah nenek moyang yang dianggap sebagai hal yang sangat penting bagi orang Sumba.

Tantangan medan dakwah yang dihadapi ganda selain geografis yang tak bersahabat juga sistem kepercayaan pada leluhur “Marapu” dan adat istiadat kehidupan asli Sumba yang masih mengenal sistem kasta antara kaum hamba dan kaum bangsawan.

Kiprah dakwah Ustadz Syufatan telah menjadi bagian penting banyaknya para orang asli Sumba menjadi muallaf yang akhirnya masuk islam hingga saat ini. Garis keturunan istri beliau adalah orang bangsawan Kalawai Sumba Timur asli yang memiliki peranan cukup penting. Seiring berjalannya waktu Kaliuda menjadi bagian titik umat islam terbesar di kecamatan Pahunga Lodu Sumba Timur.

Mayoritas Sumba baik dari Sumba Barat Daya hingga Sumba Timur terbilang kuat akan situs etnik leluhur dan kaya adat budayanya.

Secara administrasi statistik penduduk asli asli Sumba mayoritas Kristen Protestan dan Katolik tapi sebagian besar masih menganut kepercayaan Marapu yang sudah turun temurun.

Marapu adalah sistem keyakinan yang berdasarkan keyakinan pada pemujaan arwah-arwah nenek moyang leluhur. Marapu artinya ” yang dipertuan atau dipermuliakan”. Melihat lebih dekat tentang orang asli Sumba yang masih menganut Marapu salah satunya bisa mengunjungi situs kampung adat yang sarat akan budaya dan magisnya ini.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Pulau Sumba, NTT

Jilbab Tanda Cinta Buat Saudariku Yang Muallaf

Bantuan memang tak selamanya berupa materi atau berbentuk uang tunai tapi sekedar bersilaturahim dan mendengarkan keluh kesah sesama saudara seiman adalah kunci dalam menguatkan ukhuwah keislaman.

Apalagi jauh dan tak saling mengenal sebelumnya. Ada yang unik dalam pendistribusian bantuan pakaian syar’i di Sumba Tengah. Kali ini bersama-sama dalam acara di majelis taklim muallaf muslimah majelis taklim Syifa’ul Qulub dan majelis taklim binaan Miftahul Khoir.

Alhamdulillah, kali ini menggelar acara yang berbeda seperti biasanya yakni berbagi “Jilbab Tanda Cinta Untuk Saudariku Muslimah Muallaf”, tutur Nur Asiah S.pd selaku ketua majelis taklim Syifa’ul Qulub di Mananga Atas Mamboro.

Ada sekitar puluhan anggota dari berbagai majelis taklim ikut hadir dalam acara majelis ilmu dan kepedulian yang dilakukan oleh Tanmia Foundation dengan berbagi macam pakaian muslimah dan hijab.

“Alhamdulillah kami keluarga besar majelis taklim Al Jihad sangat berterima kasih atas undangan dari Tanmia Foundation yg telah memberi kami sumbangan pakian layak pakai dan peduli terhadap keislaman muallaf muslimah yang berada di daratan Sumba”, ungkap Fatimah Spd. ketua majelis Taklim Al Jihad dari Wendewa Utara Mamboro.

Maksud lain dari acara kajian dan silaturahim itu tidak lain adalah memberikan dukungan moral bagi para mualaf muslimah dan menguatkan keislaman di kehidupan sehari-hari mereka agar lebih siap dengan berhijab. Kilas balik cerita sebelum keislaman mereka luar biasa dari berbagai latar belakang, banyak yang memutuskan untuk mengucap dua kalimat syahadat dan menjadi muslimah, mereka dulunya suka mengenakan rok mini, baju lengan pendek dan lainnya. Setelah masuk Islam mereka harus bisa menutup auratnya tapi terkendala kondisi ini itu dan sebagainya.

“Karena setelah menjadi muallaf muslimah harus wajib menutup auratnya. Selain itu sebagai identitas bahwa hijab adalah wajib bagi seorang muslimah yang tetap berperilaku baik apalagi hidup di tempat minoritas “, ungkap Haryani Mbepa dari kampung Muallaf Watuasa.

“Sebelum usai ditutup para anggota majelis taklim berharap agar masa datang ada perhatian lainya dari semua pihak untuk membantu mukena dan hijab syar’i sekaligus sebagai syiar Islam antar muallaf muslimah lainya dengan cara saling silaturahim gethok tular”, pungkas Ibu khadijah Said salah satu pengurus majelis taklim yang hadir dalam acara tersebut.

Banyak hal yang belum diketahui permasalahan sebagai seorang muallaf muslimah yang hidup di minoritas tapi tekad tetaplah tekad dan karena hidayah Allah lah semua yang berkehendak sehingga menguatkan niat mereka bernaung dibawah Islam dan kalimat tauhid.

Sekali pun sudah menjadi muallaf yang beragama muslim, tapi juga tidak serta merta meninggalkan saling bersilaturahmi dengan saudara sesama Merapu atau non muslim Kristen maupun Katolik. Peduli muallaf dan membumikan syi’ar islam di tanah Sumba adalah bagian penting dari kerja dakwah Islam yang harus diperjuangkan dengan niat ikhlas semata-mata demi meninggikan kalimat Allah dan meraih ridho Allah Ta’ala. Barakalallahufiekum.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Pulau Sumba, NTT

Penyuluhan Kesehatan Untuk Santri Tahfizh Tanmia

Bismillah washolatu wassalaamu ala Rasulullah..

Menimbang pentingnya ilmu kesehatan dan dasar-dasar pencegahan penyakit khususnya bagi Anak-anak,dengan izin Allah pada hari Ahad,10 maret 2019 Ma’had Tahfizh Qur’an At-tanmia bekerjasama dengan para wali santri menyelenggarakan kegiatan SEMINAR KESEHATAN dengan beberapa Narasumber diantaranya :
1. Dr. Nylvia lamsari sardy. Spm
2. Dr. Shinta dewatha
3. Dr. Fitriani
4. Drg.H.D.Pudjiadi S

Kegiatan penyuluhan meliputi penyuluhan kesehatan tubuh , mata, gigi dan mulut serta mengenalkan makanan sehat untuk anak dalam mencapai gizi yang seimbang.

Kegiatan yang dialaksanakan dari pukul 08.00-12.00 wib, diharapakan dapat memberikan edukasi kesehatan khususnya bagi para siswa/ santri boarding didalam menjaga kesehatan dari penyakit-penyakit yang lumrah penyebarannya diarea umum atau pondok pesantren.

Kami mengucapkan terima kasih kepada para Donatur dan pengurus sehingga kegiatan SEMINAR KESEHATAN dapat terlaksana dengan baik.

Jazakumullah khayran katsiran
Tanmia,10 Maret 2019.

Tanmia Distribusi pakaian layak pakai di Pulau Salura, Pulau Terluar Perbatasan dengan Australia

Geografi Indonesia yang tersebar luas dengan lebih dari 18.000 pulau menjadikan negeri ini sangat kaya melimpah. Namun bukan berarti telah merata kesejahteraanya, sisi lain masih banyak akses pulau terpencil yang sulit untuk dijangkau bahkan jaringan internet pun tidak bisa mencapai pulau-pulau tersebut.

Sehingga ketertinggalan dalam berbagai hal menjadikan fenomena yang miris memprihatinkan sampai saat ini. Naasnya sampai sekarang banyaknya penghuni pulau yang rela bertahan dengan sendirinya mencari penghidupan tanpa ada perhatian yang layak dari pemerintah bahkan terbilang masih sebelah mata diperhatikan nasibnya. Bahkan masih jauh dari kata sejahtera para penghuni pulau-pulau terpencil tersebut.

Misi distribusi bantuan Pulau Sumba Tanmia Foundation akhirnya tiba saatnya menuju Pulau Salura. Salura adalah pulau di ujung selatan Pulau Sumba yang menjadi wilayah perbatasan pulau terluar Indonesia dengan Australia. Luas Pulau Salura ini kurang lebih sekitar 620 hektar masuk dalam wilayah kecamatan Karera Kabupaten Sumba Timur yang hanya berjarak 800 Mil saja dari Australia yang terletak jauh di sisi Selatan Pulau Sumba. Kota besar yang terdekat adalah Waingapu dengan jarak 110 KM.

Dari Kota Waingapu menuju Salura perjalanan darat sekitar enam sampai delapan jam untuk bisa sampai ke pelabuhan kampung di Desa Katundu dengan menggunakan bus oto pedesaan ( truk yang biasa mengangkut orang, ternak dan barang ke wilayah pedesaan).

Perjalanan panjang dan melelahkan itu pun dilengkapi dengan jalur terjal yang cukup sulit. Sampai sepertiga perjalanan di bukit Tanarara seterusnya dan setengahnya perjalanan adalah jalan bebatuan yang ekstrem. Namun penatnya perjalanan selalu saja alam menghibur dengan perjalanan menyusuri daratan padang savana Sumba yang sedang hijau-hijaunya saat musim hujan.

Hujan sering kali mengejar datang tapi nampaknya menjauh kembali dihempas angin sehingga kendaraan kami tetap nyaman berjalan sekalipun jok kayu yang keras berjam-jam kami duduki melewati jalan bebatuan yang rusak. Boleh dibilang jalur ke Salura sendiri terdiri dari 30% jalan mulus, 30% setengah mulus dan 30% hancur lebur. Sisa 10% dari perjalanan adalah penyeberangan menuju Samudera Hindia saat menyeberang nanti.

Perjalanan darat pun akhirnya usai di kampung Katundu lalu akan berlanjut dengan kapal kayu menuju Pulau Salura esoknya. Bulan Januari – April adalah musim angin dan gelombang tinggi sehingga jalur laut yang akan menuju seringnya mengombang -ambingkan kapal sehingga kapal penumpang jarang sekali lewat berlabuh kecuali hari-hari pasar tradisional yang buka setiap hari Selasa saja. Jalur ke Salura bisa ditempuh dengan kapal kayu selama satu jam saja lalu akhirnya sampai di bibir pantai Pulau Salura.

Distribusi bantuan pakaian layak pakai Tanmia Foundation berangkat dari Waingapu akhirnya diterima oleh Bapak Sahlan selaku sekretaris desa Salura yang sudah menunggu di Kampung Katundu. Memang sudah sempat berkomunikasi sebelumnya jelang pemberangkatan pengiriman bantuan. “Ada 11 Coli bantuan yang bisa dimuat dalam truk yang selanjutnya akan didistribusikan ke penduduk pulau Salura”, jelas Basyar selaku crew Tanmia yang mengawal hingga lokasi. Tak hanya itu, turut menyambut juga beberapa penduduk yang sedang menunggu kapal menuju Salura. Dari keterangan informasi yang di dapat mayoritas penduduk Pulau Salura sendiri adalah beragama Islam, ada 2 buah masjid dan sekolah dasar serta SMP yang berdiri disana.

“Bantuan akan didistribusikan ke warga dibeberapa dusun di Pulau Salura, hingga saat ini yang tercatat di Pulau Salura ditinggali 618 jiwa yang tersebar dalam 139 keluarga”, menurut keterangan Sahlan, Sekertaris Desa Salura yang menyambut kedatangan Tim Tanmia.

Sahlan yang juga sekali waktu berkunjung ke kota untuk urusan dinas juga memberi keterangan bahwa Pulau Salura hanyalah satu dari tiga pulau yang tercatat sebagai daerah yang berpenduduk. Pulau Kotak (alias Pulau Kambing) dan Pulau Mengkudu adalah dua pulau lainnya yang masih lumayan berdekatan namun tidak berpenduduk.

Sehingga sampai saat ini baru Pulau Salura yang didiami manusia. Pulau Kotak atau lebih ditinggali oleh hewan ternak kambing sedangkan Pulau Mengkudu masih belum berpenghuni. Mengenai kegiatan mata pencaharian penduduk pulau Salura adalah nelayan yang sudah belasan tahun dan hingga saat ini masih tertatih untuk mendapatkan perhatian dan penghidupan yang lebih baik layak penduduk yang berada di pesisir perbatasan lainya.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Sumba, NTT

Distribusi Bantuan Untuk Muallaf di Ngadu Mbolu dan Watuasa Mamboro Sumba Tengah

Sumba Tengah —Sekitar 40 KK Muallaf di Ngadu Mbolu dan Watuasa Mamboro Sumba Tengah menerima bantuan pakaian layak pakai dari donatur Tanmia Foundation, Rabu (28/2/2019). Pakaian tersebut terdiri dari gamis, hijab, dan pakaian dari usia anak-anak hingga dewasa.
“Sebelum didistribusikan, pakaian dipilih yang masih layak, dipilah berdasarkan jenis kelamin dan usia. Pakaian memang sudah bersih disortir , dipacking, dan siap didistribusikan. Kita pastikan pakaian benar-benar layak, bermanfaat, dan aman digunakan,” terang Saiful salah satu crew Tanmia Foundation di Lapangan.

Pakaian layak pakai ini diharapkan dapat membantu para muallaf yang memang masih perlu diperhatikan. Tidak sedikit dari mereka yang keseharianya dengan pakaian seadanya karena situasi dan kondisi yang jauh dari sejahtera. Namun sekalipun demikian, berprinsip menjadi seorang islam tetap menjadi pegangan kuat sebagai bekal yang selalu dipegang erat-erat.

“Alhamdulillah hanya kepada Allah kami berdoa, semoga Allah memberi keberkahan melimpah untuk muhsinin yang memberi bantuan”, ucap
Abdul Kadir Ana Wona salah seorang warga setempat yang sehari-harinya sebagai imam Masjid Al Bahar di Ngadu Mbolu, Umbu Ratu Nggai Barat Mamboro.

Mata pencaharian kehidupan muallaf beraneka ragam, mulai dari cocok tanam, buruh berladang, menggembala ternak dan membuat garam di pesisir sudah menjadi sahabat keseharian yang sudah belasan tahun untuk menyambung hidup bahkan ketika musim kering melanda bahan makanan pun rela mereka simpan di pepohonan agar bisa digunakan ketika musim paceklik.

Kampung Muallaf Watuasa Mamboro adalah wilayah Kabupaten Sumba Tengah yang direspon oleh Tanmia Foundation untuk daerah binaan dan pendistribusian bantuan. Selain distribusi bantuan pakaian layak pakai, tim Tanmia juga melakukan sosialisasi tentang keberadaan kegiatan pesantren Al Itqan yang masih dalam naungan Tanmia Foundation yang bergerak di bidang pendidikan berbasis pesantren untuk menampung para putra-putra terbaik daerah agar mendapatkan pembinaan keilmuan yang lebih baik.

Bercengkerama dengan warga muallaf yang berada di pedalaman jauh dari kata layaknya hidup ideal di perkotaan metropolitan sangat mengetuk pintu relung hati bagi siapapun yang masih punya rasa peduli dan dermawan. Terketuk hatinya untuk membantu mereka tidak hanya dengan pakaian yang layak, bahkan impian sebagai seorang muslim yang luar biasa ialah bagaimana ia bisa mengangkat kehidupan mereka menjadi lebih baik dengan terpenuhinya hak-hak dasar baik sandang, pangan dan papan tempat tinggal yang layak. Sehingga saat ini masih sangat membutuhkan bantuan-bantuan yang terus mengalir untuk menguatkan keislaman mereka agar tidak kembali ke keyakinan “Merapu” keyakinan pada leluhur nenek moyang yang identik dengan animisme dan dinamisme.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Pulau Sumba, NTT

Ekspedisi Bantuan Untuk Muallaf Telah Sampai di Daratan Sumba

Pengangkutan Ekspedisi bantuan Tanmia Foundation akhirnya sampai di Tanah Marapu Waikabubak Sumba Barat pada 27/2/2018. Pengiriman bantuan kemanusiaan berupa pakaian layak pakai ini sebanyak 45 koli ini diangkut dari gudang Tanmia yang berada di Jakarta dan akan didistribusikan ke titik kantong-kantong muallaf di daratan Sumba baik di Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Timur dan Pulau Salura yang merupakan titik terluar yang berbatasan dengan Laut Australia.

Armada truk yang sudah penuh perjuangan telah mengarungi lautan Selat Bali, Selat Lombok, Selat Sumbawa dan bersilang di selat Flores untuk menuju laut Sawu Sumba. Bukan hal mudah untuk menuju lokasi disamping cuaca musim penghujan yang sudah tiba dan gelombang laut yang berubah tak menentu.

“Syukur Alhamdulillah, semua karena kehendak Allah menggerakan rasa peduli dan berbagi terus mengalir untuk kami dari saudara iman kami yang jauh untuk para muallaf di Sumba dan tak saling mengenal sebelumnya”, jelas Saiful salah seorang da’i para muallaf yang menerima ekspedisi di Waikabubak.

Sumba adalah destinasi pulau yang sangat kuat dengan kasta dan tradisi marapu ( kepercayaan leluhur nenek moyang ) yang sudah turun temurun dari ratusan tahun dan lintas generasi.

Namun seiring dengan berjalannya waktu dan perkembanganya di daratan Sumba tak sedikit lahir kesadaran keislaman para muallaf yang tersebar di berbagai daerah daratan Sumba. Dalam hal ini, Tanmia Foundation turut menyambung menguatkan jalinan ukhuwah dan berbagi kebaikan untuk keberkahan para kaum muslimin di penjuru negeri dengan kemampuan yang ada. Nafas kebaikan tak begitu saja berhenti lantaran tidak saling mengenal sebelumnya tapi sambung menyambung kepedulian terus digalang sekali pun di belahan bumi yang jauh.

Semua sama berjuang berlelah-lelah tapi keikhlasanlah yang menentukan hasil akhir.Karena Imanlah kunci semua penggerak lokomotif kebaikan.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Pulau Sumba, NTT

Menggeluti Perkerjaan dan Usaha untuk mencari ridha Allah ta’ala

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus kepada manusia sebagai salah satu rahmat (kasih sayang) Allah kepada manusia, kehadirannya membawa risalah ilahy untuk mengatur kemaslahatan hidup manusia agar manusia hidup dalam kebaikan dan jauh dari kesulitan, baik dunia maupu akhirat, sehingga sahabat Abu Daz Al Ghifary berkata:

وقال أبو ذر رضي الله عنه: لقد توفي رسول الله صلى الله عليه وسلم وما طائر يقلب جناحيه إلا ذكر لنا منه علماً
Tidak ada satu ilmu pun yang tidak diajarkan oleh Rasulullah kepada kami, bahkan burung yang terbang di langit pun Rasulullah telah mengajarkan ilmu tentangnya. (HR Ahmad).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِحْـرِصْ عَـلَـى مَا يَـنْـفَـعُـكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَـعْجَـزْ .

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu , beliau berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allâh (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. (HR Muslim).

Dari hadits ini nampak jelas perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada ummatnya agar berusaha, berkerja untuk mendapatkan apa saja yang bermanfaat bagi kehidupannya, juga memberi isyarat lampu merah bagi orang – orang yang enggan bekerja, mengandalkan orang lain untuk memenuhi hajat hidup sehari – hari.

Meminta – minta dalam kaca mata syariat sangat lah buruk dan dibenci.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

(( إِنَّ الْمَسْأَلَةَ كَدٌّ يَكُدُّ بِهَا الرَّجُلُ وَجْهَهُ إِلاَّ أَنْ يَسْأَلَ الرَّجُلُ سُلْطَانًا أَوْ فِى أَمْرٍ لاَ بُدَّ مِنْهُ.))

“Sesungguhnya meminta-minta adalah cakaran yang seseorang mencakar sendiri wajahnya, kecuali seseorang yang meminta kepada pemimpin atau pada urusan yang harus untuk meminta.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi).

(( مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ.))

“Senantiasa seseorang meminta-minta kepada manusia, sampai nanti di hari kiamat wajahnya tidak memiliki daging sedikit pun.” (HR Al Bukhari).

إِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى وَلَدِهِ صِغَارًا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ ، وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى أَبَوَيْنِ شَيْخَيْنِ كَبِيرَيْنِ فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ ، وَإِنْ كَانَ يَسْعَى عَلَى نَفْسِهِ يُعِفُّهَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ ، وَإِنْ كَانَ خَرَجَ رِيَاءً وَمُفَاخَرَةً فَهُوَ فِي سَبِيلِ الشَّيْطَانِ.

Beliau bersabda, “Kalau dia keluar mencari nafkah buat anaknya yang masih kecil maka dia juga di jalan Allah, kalau dia bekerja mencukup kedua orang tua yang sudah renta maka dia juga di jalan Allah, kalau dia bekerja mencukupi kebutuhannya sendiri agar terjaga kehormatan maka dia juga di jalan Allah. Tapi kalau dia bekerja untuk riya` dan membanggakan diri maka dia di jalan setan.” (HR Thabrany).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَا سَبِيلُ اللَّهِ إِلا مَنْ قُتِلَ ؟ مَنْ سَعَى عَلَى وَالِدَيْهِ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ، ومن سعى على عياله ففي سبيل الله، وَمَنْ سَعَى مكاثِرًا فَفِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ.

“Memangnya jihad di jalan Allah itu hanya yang terbunuh (dalam perang) saja? Siapa yang bekerja untuk menghidupi orang tuanya maka dia di jalan Allah, siapa yang berkerja menghidupi keluarganya maka dia di jalan Allah, tapi siapa yang bekerja untuk bermewah-mewahan (memperbanyak harta) maka dia di jalan thaghut (Setan)” (HR Al Bazzar).

Kedua hadits ini menjelaskan kepada kita bahwasanya mereka yang berkerja untuk membiayai hidupnya, keluarganya, orang tuanya mereka semua dianggap fi sabilillah (di jalan yang diridhai Allah), maka upaya manusia untuk memenuhi hajat kebutuhan keluarga dan dirinya adalah bagian dari ibadah yang diridhai Allah, dengan catatan ia mencari rizki tersebut dengan cara yang halal serta tidak mencari rizki dengan cara – cara yang dilarang terlebih dimurkai Allah ta’ala.

Kemudian Rasulullah juga menganjurkan agar berusaha maksimal untuk mencari kemaslahatan hidup manusia

إِنْ قَامَتِ السَّاعَةُ وَفِي يَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيلَةٌ، فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ لَا تَقُومَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَغْرِسْهَا»

“Bila kiamat hendak terjadi, dan di tangan salah seorang di antara kalian ada tunas kurma, sekiranya bisa menanamnya sebelum kiamat itu (benar-benar) terjadi, hendaknya ia melakukannya.” (HR Ahmad).

Seluruh perkerjaan harus dikerjakan manusia dengan kulitas yang terbaik.

عن أم المؤمنين عَائِشَةَ بنت الصديق رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا وعن أبيها أنها قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنّ اللَّهَ تَعَالى يُحِبّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah taala menyukai jika salah seorang di antara kalian melakukan suatu perkerjaan dengan sempurna.” (HR Muslim).

Berusaha dan berkerja dengan baik juga sempurna, menunaikan semua akad perjanjian dan perkerjaan dengan baik adalah ciri manusia yang dicintai oleh Allah ta’ala, semoga Allah menjadikan kita manusia yang bertanggungjawab dalam segala hal sehingga dapat meraih ridha Allah ta’ala.

Jangan Suka Nyinyir

1. Salah satu kata yang viral akhir-akhir ini adalah Nyinyir, dalam KBBI Nyiyir artinya mengulang-ulang perintah atau cerewet, kata lain yang sepadan adalah suka berkomentar dengan konotasi yang kita rasakan selama ini adalah negatif, cenderung merendahkan dan tidak menghargai.

2. Cukup menjadi Syahid akan ketidakbolehan nyinyir adalah Kalam Allah yang begitu agung dalam Surat Al-Hujurat ayat 11 sbagai berikut :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّن قَوْمٍ عَسَى أَن يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاء مِّن نِّسَاء عَسَى أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الاِسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”

3. Sesungguhnya kita telah diingatkan dalam perjalanan umat di kolong langit ini tentang sikap nyinyir yang dicontohkan oleh orang-orang munafiq yang hadir bersama Kanjeng Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa ketika ayat Shadaqah turun, para sahabat mengamalkannya, maka ada seseorang yang bersedekah dengan sesuatu yang banyak, orang-orang munafiq nyinyir dengan berkata :
مرائي
(Muroo-ii), artinya :
“Ah, palingan dia Riya“.

Ada juga yang bersedekah satu sha. (4 Mudd, 1 Mud adalah 3/4 Liter), artinya sahabat ini bersedekah dengan sesuatu yang sedikit, maka orang-orang munafiqpun tetap saja Nyinyir dgn berkata :

إن الله لغني عن صدقة هذا

Artinya :
“Sungguh Allah benar-benar kaya dan tidak butuh sedekah satu sha yang sedikit ini“

Maka turunlah Ayat Allah, Surat At-Taubah ayat 79 :

الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لَا يَجِدُونَ إِلَّا جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ ۙ سَخِرَ اللَّهُ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Artinya :
“Orang-orang munafik yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu dan untuk mereka adzab yang pedih.

Lihat Tafsir Ibn Katsir, Surat At-Taubah ayat 79

4. Sangat cocoklah kiranya kita juga merenungkan kata-kata bijak dari Imam Syafii dalam Diwannya yang menasehati kita agar melihat segala sesuatu secara objektif dan rela untuk mengapresiasinya walaupun hal itu berada pada kawan kita yang berpakaian berbeda dengan kita.

وعين الرضا عن كل عيب كليلة كما أنّ عين السخط تبدي المساويا

Artinya :
“Dan pandangan mata cinta akan menutupi segala keburukan, sebagaimana pandangan mata benci akan menampakan kebaikan menjadi keburukan”.

5. A negative mind will never give you a positive life.

Penerimaan santri Baru Pesantren Al Itqan Jatirangga – Jatisampurna – Bekasi – Jabar

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Segala puji hanya milik Allah rabb semesta alam, shalawat dan salam selalu tercurahkan kepangkuan nabi besar Muhammad shallallahu alaihi wasallam

Pesantren Islam Al Itqan adalah Sekolah untuk menghafal Al Quran, mempelajari berbagai disiplin ilmu syari dan ilmu bahasa arab serta memiliki komitmen kuat untuk mengajarkannya kembali kepada masyarakat.

Mulai dari 1 January hingga 28 Maret 2019 membuka pendaftaran santri baru tahun ajaran 2019 – 2020 tingkat SLTA Khusus Putra (ikhwan), dengan kuota maksimal 40 santri, bagi bapak dan ibu yang ingin mendaftarkan putranya dapat datang secara langsung ke pesantren Al Itqan, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Demi mendukung keberhasilan program pendidikan Al Hamdulillah Pesantren telah memiliki guru – guru pendidik yang mumpuni dan dengan kualitas yang sangat baik, diantaranya adalah sebagai berikut:

0.  Al Ustadz Muhammad Aniq. Lc. SS.I. MPd
0.  Al Ustadz Iqbal Subhan Lc. MA
0.  Al Ustadz Muhammad Rofiq Lc
0.  Al Ustadz Bukhari Abdul Muid Lc
0.  Al Ustadz Rival Azwar Lc
0.  Al Ustadz Abu Hanif Lc
0.  Al Ustadz Kholid Mirbah Lc
0.  Al Ustadz Ihsan Isnaini Lc
0.  Al Ustadz Mansur Al Hafizh
0.  Al Ustadz Fadhil Kamil
0.  Al Ustadz Umrawi
0.  Al Ustadz Nur Abduh
0.  Al Istadz Antoni
0.  Al Ustadz Jailul murobbil haq
0.  

🗳 Informasi
🌐 www.tanmia.or.id
📮 info@tanmia.or.id
📞 0813 18236060‬/ ‭0812 99336013‬
💰 Bank Syariah Mandiri
7117833447
YAYASAN ISLAM ATTANMIA

Atas perhatian dan Partisipasinya kami sampaikan Jazakumullah khairan, Barakallahu fiekum.

Desa Pejem menunggu bantuan Dai

Kamis 7 february Tanmia foundation mendapat kesempatan untuk bersilaturahim ke Dusun Pejem, Desa Gunung Pelawan, kecamatan Belinyu, Bangka belitung, perjalan cukup jauh dari Kota Pangkal Pinang, kira – kira 100 KM dari bandara Depati Amir berdiri, meski perjalanan terhambat sedikit dengan delay hampir satu jam lamanya, namun alhamdulillah perjalan lancar.

Tiba di kota Pangkal pinang langsung disambut oleh Ustadz Ali Muttaqin pendiri sekolah Islam Al Mansyur, lebih 10 tahun sudah beliau berkiprah di Bangka alhamdulillah sudah banyak kegiatan dakwah yang beliau jalankan, dari mendirikan SDIT Al Mansur, mendistribusikan dai, pesantren tahfizh masih dalam perencanaan, in syaa Allah akan berdiri di atas lahan 4000 M2, di dekat kota Pangkal Pinang.

Perjalanan ke Dusun Pejem kami diantar oleh beberapa orang ustadz dan Lazis Muhammadiyah yang diwakili oleh bapak Umar dani, beliau menemani perjalanan kami hingga ke lokasi, wilayah dusun Pejem memang lokasi terujung pulau bangka, masyarakat di wilayah ini masih ada sekitar 30 persen yang belum memiliki agama, masyarakat adat di dusun ini ada 2 suku, Lom dan Lah. Dari makna harfiyah dalam arti bahasa bangka kata “Lah” berarti sudah, dan “Lom” berarti Belum, maksudnya suku Lom adalah belum beriman (islam), dan Lah sudah beriman (islam).

Dahulunya masyarakat suku ini enggan untuk membaur dengan masyarakat yang sudah modern, seringnya mereka menutup diri layaknya suku Badui dalam di Jawa barat, namun sekarang mereka sudah membaur dengan masyarakat, mereka juga tidak memiliki pakaian adat, sehingga kita tidak lagi menemukanciri khas atau rumah adat mereka yang terbuat dari kayu dan atap dari daun nipah, meskipun masih terlihat satu dua rumah adat mereka di tengah dusun itu.

Gerakan dakwah di tempat ini terbilang sangat minim, karena posisinya yang cukup jauh dari pusat kota, namun alhamdulillah jalan hingga ke lokasi sangat bagus aspal halus sehingga tidak perlu hawatir soal hambatan di jalan menuju lokasi.

Di masjid dusun ini ada seorang Dai muda ustadz Ramdhani asal palembang yang sengaja diutus oleh kampus beliau di Palembang untuk berdakwah di dusun ini, alhamdulillah banyak kegiatan yang beliau tangani, dari mengajar santri TPQ, kajian bapak – bapak, kajian ibu – ibu, hingga pembinaan Muallaf dari suku Lom, perjuangan beliau di tempat ini terbilang besar, lokasinya yang sangat jauh dari kota sehingga sinyal handphone pun jadi barang amat langka di tempat ini, kehadiran beliau di tempat ini dirasakan oleh masyarakat sangat besar manfaat dan faedahnya.

Kami tiba di dusun Pejem jam 2 siang, kami temui ustadz ramdhani di rumah pak RT dusun tersebut, tempat beliau tinggal, alhamdulillah kami disambut dengan baik, rambutan khas dusun ini dan teh menjadi jamuan kami di tempat itu.

Dalam obrolan santai siang itu banyak masukan dan saran dari sang ustadz untuk Tanmia untuk program kegiatan dakwah dan sosial di masa yang akan datang, pada akhir pertemuan itu kami distribusikan Al Quran wakaf untuk masyarakat sekitar, mudah – mudahan menjadi amal jariyah buat kita semua. Aaminn ya rabbal alamin.

Jangan Benci Saudaramu

Sudah menjadi lumrah dalam perjalanan bahtera kehidupan manusia saat mengarungi luasnya lautan kehidupan mendapatkan berbagai macam gelombang yang seringkali tidak sesuai harapan para pelayar, namun inilah realitas kehidupan yang harus diterima dengan lapang oleh setiap insan, ada senang, susah, benci, cinta, permusuhan, maaf, dendam, ikhlas, dll.

Hidup bersama masyarakat umum, berinteraksi, bersosialisasi dan bergaul dengan manusia tentu lebih baik daripada menyendiri, menyepi dan menghindari mereka dalam pergaulan, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam,

عَنْ يَحْيَى بْنِ وَثَّابٍ عَنْ شَيْخٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا كَانَ مُخَالِطًا النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ خَيْرٌ مِنَ الْمُسْلِمِ الَّذِى لاَ يُخَالِطُ النَّاسَ وَلاَ يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ ».

“Yahya bin Watsab meriwayatkan dari seorang alim dari shahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya seorang muslim, jika ia bergaul dengan manusia dan bersabar atas gangguan mereka lebih baik daripada seorang muslim yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar atas gangguan mereka.” HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 939.

Hadits ini secara gamblang memberikan gambarang kepada kita bahwasanya bergaul dengan masyarakat dan sabar terhadap gangguan yang barangkali akan ditemui saat berinteraksi dengan mereka jauh lebih baik daripada menyendiri, tidak bergaul dengan dengan mereka.

Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam hidup dalam lingkungan masyarakat yang majemuk, dari sisi agama, bangsa, sosial dan budaya, namun dengan cantik beliau telah memperlihatkan akhlaq yang baik lagi mulia serta menjadi contoh bagi manusia hingga akhir masa, hingga Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam dicintai oleh Bilal bin Rabah asal Ethiopia, Hudzaifah dari Yaman, Suhaib dari Romawi, Salman dari Persia, dll.

Sudah menjadi rahasia internal manusia, bahwasanya manusia tidak dalam satu akhlaq, budi pekerti, sopan santun, tabiat, adat istiadat serta pemahaman agama, namun di sinilah barangkali ujian manusia dalam pergaulan bermula, akibat sikap dan tingkah laku orang lain yang tidak sesuai dengan yang ia harapkan terjadi pada dirinya maka terjadilah pertengkaran, keributan, dll.

Namun Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam telah pun memberikan arahan bila terjadi hal – hal seperti itu dalam kehidupan manusia dalam sabdanya:

Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ

“Janganlah seorang mukmin benci kepada seorang wanita mukminah (istrinya), jika ia membenci  sebuah sikap (akhlak) istrinya maka ia akan ridha dengan sikapnya (akhlaknya) yang lain” (HR Muslim).

Meskipun hadits ini berbicara tentang akhlaq dalam rumah tangga, namun cakupan dan hikmahnya tentu multi dimensi, tidak hanya dalam masalah keluarga namun berlaku dalam hubungan sesama manusia, hadits ini seperti rumus dalam bergaul, bila kita tidak menyukai seseorang karena satu sikap dan tingkah lakunya pasti kita akan menyukai sifat dan akhlaqnya yang lain.

Menjauhi, membelakangi, tidak bertegur sapa bukanlah pilihan sikap yang baik, tentu sangat jauh dari tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam, barangkali sikap demikian terjadi akibat salah faham, buruk sangka, dan lainnya, namun bermusuhan tentu dilarang Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ.

Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Janganlah kalian saling mendengki, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidak boleh menyakiti, merendahkan, ataupun menghina. (HR Muslim).

Bersikap lapang dada, memberi maaf, membersihkan hati adalah tuntunan Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam dalam pergaulan, karena sikap seperti ini memiliki keagungan yang tinggi, Radulullah saw bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ:صلى الله عليه وسلم أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: ” كُلُّ مَخْمُومِ الْقَلْبِ صَدُوقِ اللِّسَانِ “، قَالُوا: صَدُوقُ اللِّسَانِ نَعْرِفُهُ، فَمَا مَخْمُومُ الْقَلْبِ، قَالَ: ” هُوَ التَّقِيُّ النَّقِيُّ، لَا إِثْمَ فِيهِ، وَلَا بَغْيَ، وَلَا غِلَّ، وَلَا حَسَدَ.

Dari sahabat Abdullah bin Amr radhiyallahu ’anhu ia berkata, suatu ketika ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, “Siapakah manusia yang paling mulia?” beliau menjawab, “Setiap Makhmumul Qalbi dan orang yang lisannya jujur,” para sahabat berkata, “Orang yang jujur lisannya kami telah mengerti, namun siapakah Makhmumul Qalbi itu wahai Rasulullah?” beliau menjawab, “Dia adalah seorang yang yang memiliki  hati yang bertakwa yang suci hatinya dari dendam, permusuhan, dan kedengkian. (HR Ibnu Majah).

Dan ternyata bagi manusia yang memiliki sifat lapang dada, pemaaf, tidak dendam serta menyimpan amarah adalah sifat para penghuni surga, Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda:

Diriwayatkan dari Anas bin Malik dia berkata, “Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba beliau bersabda, ‘Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni Surga.’ Kemudian seorang laki-laki dari Anshar lewat di hadapan mereka sementara bekas air wudhu masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal.

Esok harinya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda lagi, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang laki-laki penghuni Surga.’ Kemudian muncul lelaki kemarin dengan kondisi persis seperti hari sebelumnya.
Besok harinya lagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga!!’ Tidak berapa lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi sebelumnya; bekas air wudhu masih memenuhi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal .

Setelah itu Rasulullah bangkit dari tempat duduknya. Sementara Abdullah bin Amr bin Ash mengikuti lelaki tersebut, lalu ia berkata kepada lelaki tersebut, ‘Aku sedang punya masalah dengan orang tuaku, aku berjanji tidak akan pulang ke rumah selama tiga hari. Jika engkau mengijinkan, maka aku akan menginap di rumahmu untuk memenuhi sumpahku itu.’

Dia menjawab, ‘Silahkan!’
Anas berkata bahwa Amr bin Ash setelah menginap tiga hari tiga malam di rumah lelaki tersebut tidak pernah mendapatinya sedang qiyamul lail, hanya saja tiap kali terjaga dari tidurnya ia membaca dzikir dan takbir hingga menjelang subuh. Kemudian mengambil air wudhu.

Abdullah juga mengatakan, ‘Saya tidak mendengar ia berbicara, kecuali yang baik.’
Setelah menginap tiga malam, saat hampir saja Abdullah menganggap remeh amalnya, ia berkata, ‘Wahai hamba Allah, sesungguhnya aku tidak sedang bermasalah dengan orang tuaku, hanya saja aku mendengar Rasulullah selama tiga hari berturut-turut di dalam satu majelis beliau bersabda, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga.’ Selesai beliau bersabda, ternyata yang muncul tiga kali berturut-turut adalah engkau.
Terang saja saya ingin menginap di rumahmu ini, untuk mengetahui amalan apa yang engkau lakukan, sehingga aku dapat mengikuti amalanmu. Sejujurnya aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang berpahala besar. Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian?’

Kemudian lelaki Anshar itu menjawab, ‘Sebagaimana yang kamu lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.’

Abdullah bin Amr berkata, ‘Rupanya itulah yang menyebabkan kamu mencapai derajat itu, sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya’.” (Az-Zuhdu, Ibnul Mubarak, hal. 220).

Mari bersihkan hati dari penyakit dan kotorannya, lapangkan dada, maafkan dan berbaik sangka terhadap sesama saudara seiman kita, mudah – mudahan Allah memberikan kasih sayangNya dan memasukkan kita dalam surgaNya.

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id

    × Ahlan, Selamat Datang!