Nabi ibrahim pun harus bersusah payah mencari 4 ekor burung kemudian mencincangnya dan masih dilanjutkan menaruhnya di 4 gunung di 4 arah yg berbeda, setelah semua kerja keras itu dilakukan, maka tinggallah beliau menanti keajaiban, maka tatkala beliau memanggil burung-burung tersebut, berdatanganlah mereka dalam keadaan hidup seperti sebelum dicincang.
Sebenarnya untuk sekedar menunjukkan bagaimana kehidupan itu tercipta, Allah cukup hanya mengucapkan “jadilah” tetapi hikmah kehidupan yg Allah gariskan dalam sejarah manusia mengharuskan Nabi ibrahim bekerja dan berusaha keras sebelum melihat apa yg telah Allah persiapkan.
Ibunda Ismail, Siti Hajar pun demikian, harus pontang panting lari kesana kemari untuk mencari air, ia yakin sebagaimana pernah disampaikan kepada sang suami bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan hambaNya yg beriman. Tetapi keyakinan ini harus ia tebus dg kerja keras, harapan itu harus ia kejar dg keyakinan yg tak boleh surut. Fisiknya sebagai seorang wanita benar-benar dimaksimalkan hingga titik tertinggi untuk usaha menemukan …air. Maka muncullah air zam-zam di bawah kaki ismail setelah tujuh putaran antara shafa dan marwa.
Sebenarnya Allah bisa saja mengeluarkan air zam-zam sblm hajar berlarian antara shafa dan marwa, tetapi demikianlah sunatullah kehidupan ” bekerjalah maka engkau akan menuai hasilnya” , ternyata hasil berlarian kesana kemari membuahkan hasil, air zam-zam muncul secara ajaib di bawah kaki ismail, bukan hasil ia berlarian antara shafa dan marwa. Itulah cara Allah menguji hambaNya . Solusi tidak mesti sesui dengan harapan manusia, tidak mesti berasal dari usaha manusia tetapi usaha harus tetap ada agar mendapat solusi.
Ketika Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke laut merah, maka terbelahlah lautan itu membentuk jalan yang membawa Bani Israel keluar dari Mesir. Apakah Allah tidak mampu membelah lautan secara langsung tanpa harus Nabi Musa memukulkan tongkatnya? Subhanallah… Allah yang Maha Kuasa tentu saja mampu, namun disinilah pelajaran yang hendak ditanamkan dalam sejarah dari kejadian ini, bahwa ikhtiar manusia dituntut untuk sebuah perubahan. Sebab harus dilakukan sebagai syarat munculnya musabbab. Dan apa yang terjadi selanjutnya maka itu urusan Allah.=
Begitulah keajaiban itu datang, tak mesti terletak dalam usaha dan ikhtiar kita, boleh jadi ia datang dari jalan lain. Tidak harus sama dengan kehendak kita, boleh jadi dengan hal yang sama sekali tidak kita duga.
Intinya….
Jika punya obsesi, harapan dan cita-cita yang baik… lakukan sebab yang mengarah kepadanya.
Jika hidup sedang didera masalah maka berusahalah mencari solusinya dengan gigih.
Adapun setelahnya…. serahkan semuanya kepada Allah karena anda telah selesai dengan tugas anda, selanjutnya urusan Allah. Berharaplah yang terbaik yang datang kepada anda.
Bekerjalah… Bergeraklah…berjibakulah…karena keajaiban akan datang dg cara yg ajaib, tidak terduga…dari arah yang tiada disangka.
Karena bekerja dan beramal adalah bentuk kesyukuran dan kesyukuran yg mengiringi amalan akan memberkahi hasil usahanya.
اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ۚ وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
” Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih. (QS. As saba’: 13)