Sebenarnya jadi pengungsi itu bukan keinginan siapapun dan tidak ada seorang pun menginginkanya. Tapi itulah jalan pilihan yang harus dipilih dalam suasana darurat dan penuh duka.
Keprihatinan itu tak kunjung instan sekejap berangsur sirna. Itulah gambaran yang sekilas menyelimuti para korban gempa dan tsunami Kampung Muara Kelurahan Boya Donggala. Selain puluhan rumah tenggelam juga betapa banyak keluarga yang kehilangan anggota keluarga tercintanya.
Tim Tanmia Foundatiom sudah lewat sebulan bertahan pada masa transisi darurat pasca bencana. Itu tidak lain karena ijin Allah semua bisa dilalui dengan segala daya dan upaya.
Dua hari berturut-turut (4-5/12/2018) Tim Relawan Tanmia Foundation masih menyisir lokasi-lokasi target untuk mendistribusikan bantuan ke keluarga-keluarga yang masih luput dan minim dari survei bantuan. Sebanyak 50 paket logistik diserahkan langsung ke warga Kampung Muara Donggala yang menghuni “Rumah Haluan Prihatin”.
Sebanyak 45 Jiwa dalam 15 KK menghuni shelter berukuran 4×4 meter yang berada di kawasan pelabuhan Donggala. Shelter “Rumah Hunian Prihatin” ini adalah bangunan semi permanen yang berasal dari bantuan kemanusiaan rakyat Malaysia yang didirikan baru-baru ini.
“Kami yang tinggal disini adalah para saksi hidup, yang telah kehilangan para anggota keluarganya, balita bernama Farel usia 2 tahun 7 bulan adalah anakku yang ikut hanyut diterjang tsunami yang hingga kini belum ditemukan jasadnya”, ungkap Ibu Fla (38 th) dengan raut sedih bersama air mata kepada relawan yang datang membagikan bantuan.
Ibu Hayati (78 th) berkata “bukanlah banyak atau sedikit nilai pemberian itu yang kami kagumi, tetapi yang kami sangat kagum ialah kepedulian dan keprihatinan saudara-saudara kita dari jauh yang terus turut bahu membantu kami di Sulawesi Tengah yang dilanda gempa ini.”
Masih bisa memberi walau dalam kesusahan itu contoh bersyukur yg luar biasa. Tak lupa peran para muhsinin donatur dan semua pihak sudah memberi sumbangsih yang terbaik untuk meringankan beban derita saudaranya yang duka terkena bencana. Ini adalah cara Allah menggerakan hati setiap hambaNya menumbuhkan kecintaan untuk saling membantu karena panggilan keimanan.
Tak perlu menjadi siapapun untuk memberi karena tidak ada satu orang pun yang jatuh miskin karena memberi. Dunia pun ramai kemarin, 5 Desember adalah ditetapkanya hari relawan internasional dimana dunia memberi apresiasi pada semua insan relawan. Padahal siapapun relawan sejatinya imanlah yang memanggil para insan relawan untuk selalu berbuat bukan hanya urusan kemanusiaan saja tapi bukti iman yang nyata adalah perhatian untuk membantu meringankan beban saudaranya yang kesusahan. Untuk para relawan… Berdoalah, doamu dikabulkan karena sekecil apapun menanam kebaikan akan mengantarkan pada musim panen kebahagiaan. InshaAllah
Ali Azmi
Relawan Tanmia
Palu Sulteng