Membuka Lembaran Ujian Dakwah di Bumi Sikerei, Siberut Kepulauan Mentawai

436 Views

Lawatan untuk silaturahmi pembina muallaf Suku Mentawai Ust Anwar Chaniago disambut baik oleh Ust Bukhari Abdul Mu`id, selaku pimpinan, ketua yayasan Tanmia Foundation yang berpusat di Jatisampurna Bekasi Jawa Barat pada( 24/7/2024 ). Kedatanganya bukan lain adalah bagian dari niat merajut ikatan dakwah dan menguraikan berbagai permasalahan dinamika dakwah di pedalaman Mentawai, khususnya Siberut Selatan. Banyak hal yang bisa diuraikan, bagaimana perjalanan lika-liku perkembangan dakwah di Bumi Sikerei Kepulauan Mentawai, khususnya Siberut sebagai pulau terbesar di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Ust Anwar, lebih akrab disapanya, merupakan Pembina muallaf di pedalaman Siberut Selatan tepatnya di Dusun Ugai, Desa Madobag, Kecamatan Siberut Selatan Kepulauan Mentawai. Boleh terbilang kondisi dakwah di Kepulauan Mentawai bisa dikategorikan fase krisis SDM dan tergolong darurat. Kondisi pedalaman yang minim infrastruktur dan akses menjadi tantangan tersendiri. Dusun Ugai, Siberut Selatan Kepulauan Mentawai bagi Ust Anwar adalah kampung halaman, disinilah asal kelahiran dimana masa kecil bersama keluarga besar kerabatnya tumbuh berkembang hidup bersama. Bersama belasan KK dan puluhan jiwa yang berstatus muallaf kini hidup bersama.

Masjid Dar El-Iman yang diresmikan akhir tahun 2021 menjadi bagian tak terpisahkan dari kegiatan pembinaan para muallaf, kendati sejak berdirinya baru mulai terlihat syi`ar kegiatanya pada tahun 2022. Nyaris masjid itu pun hening tak berpenghuni karena memang tak ada pembina yang membersamainya.

Belum lama terhitung sejak tahun 2022 sepulang Ust Anwar kembali dari bangku kuliah di STID Al-Hikmah Mampang Jakarta Selatan, riuh kebersamaan memakmurkan masjid itu pun makin menggeliat semarak. Kegiatan-kegiatan menuntut ilmu dan pembinaan jama`ah mulai berjalan dan benih-benih kebaikan mulai bersemi tumbuh perlahan. Sudah 2 tahun terakhir syi`ar Ramadhan dan hari raya qurban telah menyirami belasan KK muallaf untuk tetap istiqomah diusia mereka yang tak lagi muda. Bahkan tak jarang beberapa kepala Suku Mentawai ini rela dibimbing untuk belajar keislaman semisal, belajar bersuci , wudhu dan belajar gerakan shalat setelah mereka memutuskan masuk islam dengan panggilan hatinya. Walhasil, mengucap rasa syukur, Alhamdulillah

Wilayah pedalaman Siberut selatan ini masih serba minim terbatas, seperti halnya, jalan antar kampung hanya sebagian yang sudah tembus jalan darat bisa dilalui dengan kendaraan, selebihnya harus jalan kaki setapak atau menggunakan jalur sungai dengan sampan pompong kecil. Akses jalan antar lokasi pemukiman perkampungan bisa menghabiskan waktu berjam-jam jika dihubungkan. Listrik sebagai penerangan hanya ada pada jam-jam tertentu dari jam 6 sore sampai jam 11 malam saja itu normalnya , tapi bila diesel listrik itu tidak tersedia bahan bakarnya maka bisa berhari-hari padam.

Pembukaan jalan sudah mulai awal tahun 2024 ini dan sudah cukup mending lebih baik dari pada tahun-tahun sebelumnya yang sangat miris memprihatinkan kondisinya harus berjam-jam menyusuri sungai , rawa karena jalanan belum bisa digunakan. Selain itu, jaringan komunikasi juga sangat terbatas sekali , hanya ada jaringan internet di pusat kota kecamatan saja dengan jarak tempuh sekitar 1 jam perjalanan, sekitar 20 KM. Untuk sekedar berkomunikasi sering kali harus bertukar janji waktu karena bagi orang disini harus pergi memilih tempat dimana ada tempat-tempat khusus yang bisa menerima jaringan sinyal untuk komunikasi.

Belajar dari kegigihan dan keterbatasan di pedalaman Mentawai , setiap keinginan untuk maju dengan sungguh-sungguh untuk terus belajar menuntut ilmu bolehlah sudah dilewati bagi Ust Anwar, seiring waktu dan rasa optimis yang akan mengantarkan pada setiap asa dan cita-cita mulia dimasa depan. Akan tetapi akan menjadi masalah ketika regenerasi para anak-anak Mentawai tidak disiapkan sedari sekarang dari berbagai aspeknya, terutamanya adalah prioritas pembinaan keagamaan dan pendidikan. Tidak ada istilah terlambat untuk memulai sebuah kebaikan, melainkan mengikis rasa lemah, gengsi, minder bahkan pagar kemalasan harus segera dirobohkan demi mengusung cita-cita mulia yang harus rela diraih dengan segala perjuangan dan pengorbanan tanpa mengenal lelah dan kata menyerah.

“ Kami berharap Ust Anwar menetap membina kami ( Muallaf Mentawai ) disini, biar sudah berpuluh-puluh da`I silih berganti datang menemani kami, tapi akhirnya mereka pulang lagi meninggalkan kami”, ujar cerita Ust Anwar dalam sela obrolan santai itu.

Bahkan lanjut kisahnya, “Kami ( Para Muallaf Suku Mentawai ) akan tetap menjadi muslim sekiranya Ust masih tinggal di kampung, namun sekiranya pergi meninggalkan kami maka bisa jadi keyakinan kami akan kembali ke sedia kala ( ke agama nenek moyang kami animisme )”, pungkas Ust Anwar berbagi pengalaman kisahnya.

Menatap syi`ar dakwah di pedalaman Mentawai untuk masa depan yang lebih baik bukanlah hal yang mustahil kendati jumlah muslim di daerah ini minoritas, tidak lebih dari 10 persen saja khususnya di Siberut Selatan. Dari sebuah tantangan dan keluh kesah dakwah pedalaman menggugah kegelisahan untuk nurani itu peduli bergerak membuka harapan-harapan baru. Impian dan harapan doa itu menyelinap diantara deretan kata seketika obrolan itu mengalir dengan renyahnya. Semoga jalan-jalan dakwah akan membuka setiap lembaran jalanan Mentawai semakin mudah, indah dan berkah. Wallahu Musta`an.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

One comment

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id

    × Ahlan, Selamat Datang!