Fajar pagi pun menyingsing jalanan menuju pelabuhan Tenau Kota Kupang, tidak jauh dari persimpangan taman Fontein pun menggema adzan shubuh pagi tadi. Inilah pilar kokoh Masjid Raya Nurussa’adah yang kembali menggerakkan ruh kerinduan kembali untuk khusyu’ bersimpuh beribadah menunaikan panggilan shalat berjama’ah setelah sekian waktu terhenti karena pandemi.
Syiar mengagungkan kalimat Allah pun bersuara dari samping pojok-pojok tiang masjid disanalah anak-anak asuh Nurussa’adah berhalaqah qur’an. Ada sekitar 60-an anak-anak yang dididik yang tinggal di asrama yang termasuk dalam pembinaan kader anak-anak qur’ani dari tingkat SMP dan SMA.
“Sudah tiga tahun belajar disini, dan sekarang sudah tingkat kelas satu Aliyah. Ada belasan teman-teman kami yang belajar disini, namun ada saja yang tidak kerasan dan akhirnya putus sekolah balik ke kampungnya di seberang”, jelas Hasan, santri asrama asal Lembata yang sedang mengikuti rutin kerja bhakti pagi di sekitar komplek asrama.
Di Area Masjid pun banyak kantor lembaga ummat yang beraktivitas selama ini, antara lain : MUI Provinsi NTT, LPOM MUI, BAZNAS Provinsi NTT,Sekolah Persatuan Islam Timor ( Persitim ) dan rumah kader asrama panti asuhan Nurussa’adah itu sendiri.
Di Area komplek pun juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan Akademi Dakwah yang diselenggarakan oleh Dewan Dakwah Islamiyah yang merupakan salah satu bagian program yang mendukung eksistensi keberlanjutan estafet dakwah di Nusa Tenggara Timur selama ini.
Sosok Ustadz Ramli, adalah bagian yang tak terpisahkan dengan keberadaan eksistensi estafet dakwah di daratan Timor maupun wilayah-wilayah pedalaman Nusa Tenggara Timur sejak tahun 2000-an sebagai penerus para senior pendahulunya.
Masjid Nurussa’adah terbilang menjadi salah satu gerbang pintu masuk dakwah di daratan Pulau Timor khususnya di Kota Kupang Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Oleh karena itu pusat kegiatan dakwah sangat tidak akan pernah terlepas dari keberadaan Masjid Raya Nurussa’adah Fontein yang sekarang menjulang tinggi menaranya.
Semalam tiba di Kupang inilah tempat yang pertama kali kami singgah sebelum melakukan perjalanan ke perbatasan Atambua.
Ali Azmi
Relawan Tanmia
NTT