Siang ini Senin 15 Januari 2018 menjelang zhuhur kami sudah berjalan menuju masjid kebanggan kami di bilangan cibubur, langit terlihat mendung menutupi keindahan cahaya matahari, namun langit masih menahan beratnya kandungan hujan dan enggan menurunkannya, menunggu perintah Zat Yang mengendalikannya.
Di halaman masjid terlihat pemandangan yang tidak biasa, banyak mobil masuk ke halaman masjid, banyak pula orang lalu lalang dan berjalan agak terburu – buru, bapak – bapak, ibu – ibu, muda – mudi kelihatannya sibuk melangkahkan kalinya sambil berbicara dengan rekan – rekan mereka kelihatannya sangat serius, kami mengira mungkin ada orang yang ingin masuk islam, karena masjid ini terkenal sebagai tempat yang banyak dipilih orang sebagai tempat ikrar syahadat.
Habis berwudhu kami masuk ke dalam masjid seperti biasa selalu memilih tempat favorit di bagian masjid yang terkenal dengan kemegahan dan kemakmuran kajian ilmunya itu, duduk sebentar maksud hati ingin istirahat sambil mendengarkan indahnya suara adzan yang berkumandang memenuhi sanubari, namun saat kami menoleh ke sisi kanan kami melihat sebuah benda yang menghilangkan penasaran kami sejak tadi, ia adalah satu tempat yang diselimuti dengan kain hijau dengan kaligrafi kalimat tauhid berwarna kuning emas, iya, itu adalah keranda jenazah.
Sambil menunggu iqamah, pengurus masjid pun segera mengumumkan kepada jamaah bahwa ada seorang jamaah atas nama fulan bin fulan telah dipanggil Allah untuk menghadapNya, dari pengumuman itu terdengar jelas bahwa jenazah berusia 40 tahun, meninggalkan beberapa orang anak dan istri, pengurus meminta kesediaan jamaah untuk ikut menshalatkan jenazah tersebut, usia muda memang tidak menjamin seseorang akan hidup lebih panjang, semua telah ditentukan Dzat Yang menciptakan kehidupan dan kematian.
Selesai shalat zhuhur sang datok imam langsung meminta jamaah untuk memberikan jalan bagi keranda jenazah untuk diletakkan di hadapan imam, shalat jenazah segera dilaksanakan dipimpin seorang imam hafizh Al Quran yang juga menerangkan kaifiyah (tata laksana) shalat jenazah kepada makmum, Alhamdulillah dari jamaah yang hadir ratusan orang ikut meshalatkan jenazah tersebut.
Kami teringat hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menyebutkan
مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيَقُومُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُونَ رَجُلاً لاَ يُشْرِكُونَ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ شَفَّعَهُمُ اللَّهُ فِيهِ
“Tidaklah seorang muslim meninggal dunia lantas dishalatkan (shalat jenazah) oleh 40 orang yang tidak berbuat syirik kepada Allah sedikit pun melainkan Allah akan memperkenankan syafa’at (do’a) mereka untuknya.” (HR. Muslim).
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda,
مَا مِنْ مَيِّتٍ يُصَلِّى عَلَيْهِ أُمَّةٌ مِنَ الْمُسْلِمِينَ يَبْلُغُونَ مِائَةً كُلُّهُمْ يَشْفَعُونَ لَهُ إِلاَّ شُفِّعُوا فِيهِ
“Tidaklah seorang mayit dishalatkan (dengan shalat jenazah) oleh sekelompok kaum muslimin yang mencapai 100 orang, lalu semuanya memberi syafa’at (mendoakan kebaikan untuknya), maka syafa’at (do’a mereka) akan diperkenankan.” (HR. Muslim).
Dari Malik bin Hubairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيُصَلِّى عَلَيْهِ ثَلاَثَةُ صُفُوفٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ إِلاَّ أَوْجَبَ
“Tidaklah seorang muslim mati lalu dishalatkan oleh tiga shaf kaum muslimin melainkan do’a mereka akan dikabulkan.” (HR. Tirmidzi no. 1028 dan Abu Daud no. 3166. Imam Nawawi menyatakan dalam Al Majmu’ 5/212 bahwa hadits ini hasan).
Jenazah yang berbaring di hadapan seluruh jamaah bahkan termasuk imam, adalah pemberi nasehat terbaik bagi manusia yang masih hidup, lisannya paling fasih, bahasa tubuhnya paling mengena, dan pelajaran yang akan diterima benar – benar sangat membekas dalam hati, mengenai hal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Cukuplah kematian yang menjadi penasehat”. (Alhadits).
Nasehat dari jenazah itu begitu kuat, kata – katanya sangat kuat dan melembutkan hati, dalam satu riwayat dari Shafiyyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan, ada seseorang yang datang kepada Aisyah radhiyallahu anha berkata: Wahai ibu sesungguhnya hatiku terasa sangat keras, sulit tersentuh dengan ayat – ayat Al Quran dan nasehat, Aisyah berkata: Hendaklah engkau mengingat mati, karena mengingat mati akan melembutkan hati.
Menghadiri jenazah, menshalatkan dan mengantar jenazah ke kuburan merupakan amal shaleh yang pahalanya sangat besar.
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّىَ عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ ، وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ . قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ
“Barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qiroth. Lalu barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua qirath.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qirath?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab, “Dua qirath itu semisal dua gunung yang besar.” (HR. Bukhari).
Dalam riwayat Muslim disebutkan,
« مَنْ صَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ وَلَمْ يَتْبَعْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ فَإِنْ تَبِعَهَا فَلَهُ قِيرَاطَانِ ». قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ « أَصْغَرُهُمَا مِثْلُ أُحُدٍ ».
“Barangsiapa shalat jenazah dan tidak ikut mengiringi jenazahnya, maka baginya (pahala) satu qirath. Jika ia sampai mengikuti jenazahnya, maka baginya (pahala) dua qirath.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qirath?” “Ukuran paling kecil dari dua qirath adalah semisal gunung Uhud”, jawab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Muslim).
Dalam Riwayat Imam Muslim disebutkan bahwa Ibnu Umar radhiyallahu anhu saat mendengar hadits tentang pahala orang yang menghadiri shalat dan mengantarkan jenazah ke kuburan sangat besar maka ia sangat menyesal, karena seringkali kesempatan ibadah ini terlewatkan, kala itu ia memegang benerapa kerikil di tangannya, ia membanting kerikil – kerikil itu sebagai bentuk kekesalannya seraya berkata: berapa banyak Qirath yang sudah kita baikan?!
Mudah – mudahan Allah merahmati seluruh jenazah kaum muslimin dan mengampuni kesalahan – kesalahan mereka, serta menempatkan mereka di taman – taman surga.