Seberkas cahaya di Kampung Koto Pesisir, Janda Mengajar Ngaji Secara Sukarela

970 Views

Nur Hamida asal Desa pesisir Koto Pulau Tanah Masa, Kecamatan Pulau – Pulau Batu Nias Selatan, adalah sosok guru kampung yang sampai sekarang masih bertahan menjadi guru ngaji bagi anak-anak di lorong satu desa Koto pesisir.

Perempuan berusia 56 tahun itu rela menghabiskan waktunya menjadi guru mengaji bagi anak-anak dari keluarga yang tidak mampu di desanya demi mewujudkan cita-citanya mencerdaskan anak-anak di kampungnya. Sejak sebelum menikah sampai sekarang ia sudah 20 tahun lamanya mengabdi mengajar ngaji. Dan kini nasibnya harus hidup sebatang kara menjadi janda setelah kepergian suaminya ( Marwan ) sejak lima tahun silam. Profesinya sebagai guru ngaji adalah panggilan keikhlasannya tanpa mengharap gaji atau upah.

Dalam pernikahannya pun ia tidak diberi keturunan sehingga sampai saat ini waktunya ia habiskan untuk mengajar mengaji. Nur Hamida juga tak tinggal diam saja berpangku tangan untuk menyambung hidupnya. Ia mempunyai keahlian menerima perbaikan jahitan orang kampung dengan imbalan ala kadarnya seberapapun ia terima. Padahal jahitan pun terbilang jarang paling setahun hanya sekali saja.

Desa Koto adalah desa tertua di kecamatan Pulau – Pulau Batu yang berada di Pulau Tanah Masa. Disinilah juga letak makam ” Raja Sitipu ” juru runding pada masa penjajahan Belanda di makamkan. Di Lorong ( dusun ) Satu Kampung pesisir Koto ada sekitar 2O KK warga muslim dengan jumlah 80-an jiwa. Disinilah Nur Hamida membekali anak-anak didiknya belajar ilmu agama. Aliran listrik hanya mengandalkan tenaga surya yang baru masuk sejak 2018 ini.

“Sebelum tahun 2018 anak-anak mengaji hanya menggunakan lampu minyak itu pun terbatas kemampuannya hanya sebentar saja setelah itu padam”,tutur Hamida di halaman rumahnya.

Meski tidak digaji, Nur Hamida yang sekarang berstatus janda ini tanpa pamrih rela mengajar dari sore hingga malam tidak lain agar anak didiknya bisa mengaji. Biasanya mereka mengaji sampai lulus sekolah dasar saja lalu meneruskan ke jenjang berikutnya ke pulau seberang karena jenjang Tsanawiyah / SMP adanya hanya di pusat kecamatan yakni di Pulau Tello.

Setiap harinya anak-anak desa berbondong-bondong keluar-masuk rumah Nur hamida untuk belajar ngaji. Namun seiring waktu kini tinggal tersisa 10 anak-anak yang masih belajar dari mulai pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak serta Sekolah dasar.

Belum adanya listrik ketika itu bukan menjadi hambatan dirinya sehingga tetap menguatkan tekadnya untuk berusaha keras membuka tempat belajar ngaji di rumahnya, dari sepetak rumah sederhana beratap daun kelapa dan rumbia ia dedikasikan ilmunya pada anak-anak pesisir Koto.

“Awalnya hanya mengajar anak tetangga di rumah, lama-kelamaan anak-anak tetangganya yang lain ikut belajar bersama sampai mencapai puluhan orang,” kata Nur Hamida , Kamis (31/10/2019).

“Meski memberikan ilmunya tanpa berharap gaji, Nur Hamida mengaku tidak pernah mencari keuntungan sebab dengan hasil berkebun dan sebagian upah menjahit dirasa sudah cukup untuk disyukuri untuk menyambung hidup mengasapi dapurnya”, ucap Suardani kepala kades Koto yang mengantar Tim Tanmia Foundation ke lokasi.

Alasan dibukanya tempat ngaji ini untuk juga membimbing akhlaq anak -anak dengan bekal ilmu agama sebagai dasar pendidikan anak karena sekarang ini pendidikan moral anak sudah banyak yang merosot.

Ajwan atau lebih dikenal Ama Winda salah seorang wali murid mengatakan, sejak anaknya diikutkan belajar mengaji di rumah Nur Hamida, kemampuan membaca Alquran anaknya semakin fasih dan lancar.

“Tempat mengaji ini sangat membantu, apalagi warga yang tidak mampu secara ekonomi, sebab kalau mengandalkan di sekolah sangat terbatas sekali bahkan nyaris tidak ada lain belajar mengaji saat ini,” kata Ajwan diteras rumahnya depan Masjid Nurul Huda.

“Dengan membuka tempat mengaji ini warga juga merasa terbantu lantaran pintu rumah ibu Nur Hamida selalu terbuka kapanpun, baik pagi, siang hingga malam hari untuk mengajar mengaji,” katanya.

Menurut Ajwan, pengabdian mencerdaskan anak-anak di desa patut diapresiasi dan diteladani bagi siapapun sebab meski Nur Hamida tidak memiliki anak keturunan dirinya tetap peduli dengan pendidikan anak-anak warga sekitar.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Pulau Nias

No comments

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id

    × Ahlan, Selamat Datang!