Ajaib, Kuasa Ilahi pada Keluarga Imam Ma’arif, Imam Masjid Al Furqan Petobo
Matahari tinggalah sesaat terbenam, jalan Biromaru sesak beriringan kendaraan berat menuju petobo atas.
Singgah sejenak di tenda pengungsi Petobo, bapak Ma’arif bersama istrinya ibu Mirna. Bercengkerama sejenak sembari mengantarkan perbekalan tenda yang masih reot seadanya meskipun sudah dua pekan mereka mengungsi sejak bencana 28/9/2018.
“Maaf jika berkenan antarkan Qur’an dan mukena untuk kami mengaji, karena semua perlengkapan shalat kami hanyut terbawa lumpur”, ucap Ibu Mirna sembari sembab berdiri disamping suaminya.
Malamnya itu juga kami terheran aneh, tersentuh hati akan ucapan keluarga itu di tengah perjalanan rombongan tim relawan pulang menuju posko Panti Asuhan Pombewe Sigi Biromaru.
Esok harinya kami , kami antarkan Qur’an dan sarung ke tendanya. Padahal Qur’an dan mukena sarung itu belum ada karena belum terbawa. Perangkat shalat adalah satu-satunya kebutuhan yang sering terlewatkan. Singkat cerita tanpa disangka,apa dikata menurut kerabatnya yang tak jauh dari tendanya disemak-semak kami terperanjat bila Bapak Ma’arif adalah imam di Masjid Al-Furqon RW 04 Petobo.
Ma’arif sekeluarga bersama istri, dan ketiga anaknya tak sedikitpun basah terkena terjangan lumpur, sehingga banyak tetangga-tetangga lainya yang merasa heran setelah mereka bersua esok paginya setelah gempa dan likuifaksi maghrib itu.
Perlahan ia bertutur cerita yang membuat kami sembab, ia terpisah dengan semua keluarganya dan qadarullah semua selamat dengan jalan perjuangan ajaib masing-masing saat guncangan dahsyat itu terjadi.
Sesaat adzan masih berkumandang, goncangan dahsyat itu menghentakan semua yang berada dalam masjid. Seketika itu juga Ma’arif terpontang-panting keluar meskipun pelan lambat karena kondisinya yang sudah mulai sakit-sakitan. Tanah mulai terbelah, tiang-tiang listrik sudah mulai berjatuhan. Ia menyaksikan rumah-rumah pun mulai ambruk bersamaan dg pepohonan yang tumbang dg kerasnya. Semua orang menyelamatkan diri masing-masing tanpa menghiraukan dg teriakan minta tolong disuasana yang mencekam itu.
Ia berfikir keluarganya sudah tidak ada yang selamat karena ia jauh dari rumah saat kejadian. Qadarullah jelang tengah malam bersaut teriakan saling memanggil akhirnya ia bertemu dg istri dan anak-anaknya dg selamat. Mereka yang selamat berkumpul dengan berbagai kondisi yang sangat kotor dan memilukan bahkan ada yang tanpa sehelai pakaian. Suasana risih sangat kotor, dibasah dg lumpur menjijikan. Dan Subhanallah terheran disaat warga yang lain bersusah payah, Ma’arif bersama keluarganya dalam kondisi biasa saja, kering dan tak tersentuh lumpur sama sekali hanya percikan langkah kaki biasa saja.
Kini Pak Ma’arif dan Ibu Mirna serta keluarganya mengungsi di Loru berbatasan Petobo bagian atas, sebuah padang luas yang hanya ditumbuhi semak. Perjuangan yang tak ternilai baginya dan siapapun yang mengambilnya untuk perbekalan keimanan sepanjang usia.
Mari bantu mereka dengan apa yang kita miliki. Menolong berbagi di dunia, Allah siapkan pahala dan balasan di akhirat.Aamiin In sya Allah
Ali Azmi
Relawan Tanmia
Petobo – Palu