Merasakan sebagai masyarakat urban perkotaan dengan melesatnya perkembangan teknologi dan informasi serba digital menjadikan perubahan jaman dan lingkungan terus berubah sangat cepat bahkan tanpa harus menunggu berlama-lama sehari 24 jam. Pusaran detik dan menit pun bisa berubah tanpa jeda sehingga hiruk pikuk kehidupan populasi manusia dan semua isinya bisa di ibaratkan dengan mudahnya dapat diakses dan digenggam dalam satu klik sentuhan tangan.
Menelisik lebih jauh kedalam masih sangat prihatin dengan kondisi beberapa daerah pelosok tanah air yang masih belum beranjak dari kategori daerah 3T ( Terdepan, Terluar, Tertinggal ). Sebagian besar kondisi berbagai daerah tersebut memang terpisahkan oleh lautan luas karena tanah air nusantara ini dominan kawasan maritim. Jumlah ribuan pulau satu sama lainnya terpaut jauh jaraknya sehingga menjadi faktor kendala dan tantangan dalam proses pemerataan pembangunan yang timpang hingga saat ini. Inilah realita pelosok tanah air yang tidak serta merta mudah membalikkan telapak tangan dalam proses pembangunannya baik fisik wilayahnya maupun penduduk setempat sebagai sumber daya manusia pengisinya.
Dalam rangka mendukung laju kegiatan dakwah di wilayah pelosok tanah air kali ini Tanmia Foundation mengirimkan 3 paket wakaf panel surya LTSHE ( Lampu Tenaga Surya Hemat Energi ) pada penghujung Januari (30/01/2023).
Daerah yang ditujukan masing-masing ialah Pulau Simuk Nias Selatan, Hulu Sungai Batang Gansal Suku Talang Mamak Riau dan Pulau Halmahera Maluku Utara. Diharapkan wakaf panel surya tersebut dapat sampai di lokasi sebelum datangnya bulan Ramadhan tahun 1444 H ini tiba.
Adanya program wakaf perangkat lampu tenaga surya yang masih bergulir dari tahun ke tahun dari Tanmia Foundation diharapkan ikut menyambung kontribusi untuk menunjang kemajuan fasilitas pendukung pendidikan dan syi’ar dakwah di pelosok dengan segenap kemampuan yang ada. Bersama dengan elemen ummat bergerak bahu membahu membangun jalanya dakwah di pelosok tanah air adalah salah satu bagian mensukseskan program pembangunan baik fisik maupun non fisik demi terwujudnya perbaikan masyarakat dan peradaban yang lebih baik untuk izzul Islam wal muslimin.
Daerah khusus yang diprioritaskan pengiriman lampu panel surya Tanmia Foundation kali ini terbilang daerah-daerah terisolir di tengah lautan, inilah salah potret kehidupan pelosok Pulau Simuk, sebuah pulau di tengah Samudera Hindia di penghujung bagian Nias Selatan. Program wakaf panel surya ini juga melanjutkan kegiatan Tanmia Foundation yang sudah sejak 2019 telah mengadakan kegiatan Safari Dakwah di Pulau Nias ketika itu sebagai salah satu pulau terluar Indonesia di wilayah bagian Provinsi Sumatera Utara.
Menelisik lebih dalam kegiatan mata pencaharian warga pribumi asli Pulau Simuk yang sudah turun temurun adalah nelayan dan petani. Tatanan kehidupan sosial masyarakat satu sama lain masih saling bertautan tali kekerabatan kendati disini dalam satu keluarga masih beragam berbeda keyakinan agama. Kaum muslimin termasuk minoritas di Simuk akan tetapi kehidupan antar umat beragama tetap berjalan dengan harmonis menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dg batasan-batasannya. Dan baru saja beberapa tahun terakhir ini juga Pulau Simuk menjadi wilayah kecamatan pemekaran baru menjadi Wilayah Kecamatan Pulau Simuk setelah sebelumnya menjadi wilayah Kecamatan Pulau-pulau Batu Nias Selatan.
Masih ada sebagian besar warga asli tidak memilih hidup di tengah hiruk pikuk kota besar, padahal bukan tidak mungkin lebih menjanjikan ekonomi dengan pendapatan yang lebih besar, dan kehidupan lebih layak berdasarkan standar umum. Sebutlah, Ismail Garamba salah satu guru pewaris TPQ Masjid At-Taqwa Pasar Biduk Pulau Simuk ia lebih memilih untuk menetap dan menjadi guru sukarela di kawasan pedalaman Simuk.
Diluar kegiatannya mengajar sebagai honorer sekolah ia membuka TPQ untuk pendidikan anak-anak. Perkembangan pendidikan masih terbilang sangat sederhana dan bisa terbilang tertinggal untuk ukuran saat ini. Bangunan sekolah terlihat tua termakan usia. Sekolah hanya ada beberapa saja dan sarana ibadah pun terbatas. Belum lagi jaringan listrik disini hanya mengandalkan genset dalam hitungan jam saja setelah itu sunyi gelap gulita. Akses komunikasi pun terkadang muncul tenggelam hilang jaringannya.
Berdasarkan kondisi lapangan kadang timbul rasa miris keprihatinan dan kepedulian, merasa prihatin dengan sarana dan prasarana penunjang kegiatan dakwah dan pendidikan yang belum memadai.
Selama ini, memang masih banyak daerah di Indonesia, khususnya pulau-pulau terluar dan terpencil yang masih belum mendapatkan akses jaringan listrik dan komunikasi. Salah satunya di Pulau Simuk Nias Selatan. Pulau Nias sendiri termasuk salah satu bagian kabupaten di provinsi Sumatera Utara yang memiliki daerah kepulauan, yang mana ada puluhan pulau tak berpenghuni.
Salah satu kendalanya di Simuk untuk mendapatkan jaringan sinyal terpaksa harus berjalan jauh ke pesisir atau menaiki tempat yang lebih tinggi dulu, untuk bisa berpesan berkomunikasi dengan seseorang yang berada di wilayah lain ataupun sebaliknya saat menerima pesan.
Ismail, sebagai pengajar TPQ, berharap kondisi ini menjadi perhatian khusus berbagai pemegang kebijakan pemerintah daerah, juga semua pihak. Setidaknya, semangat anak-anak Simuk dalam menggapai impian bisa didukung dengan sarana dan prasarana belajar yang memadai.
“Saya sangat berterimakasih pada Tanmia Foundation dan berharap untuk ke depannya, kegiatan TPQ ini terus bertahan dan menjadi pondasi pendidikan bagi anak-anak, sehingga mendorong adanya SDM yang unggul, sarana dan prasarana yang memadai, sehingga visi, misi, dan cita-cita pendidikan bisa tercapai,” ungkap Ismail dalam pesan singkatnya lewat seluler.
Bagi Ismail, mengajar di sekolah dan TPQ seperti menjawab penggilan hatinya. Ia pun mengungkapkan keluh kesahnya sebagai pengasuh TPQ masjidnya, banyak anak-anak di daerah pedalaman yang membutuhkan pendidikan dan bimbingan, tetapi sayangnya masih belum banyak pihak yang datang menjawab solusi kebutuhan mereka.
Salah satu yang menjadikan pendidikan berkembang di suatu daerah ialah kesadaran masyarakat untuk menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dengan di dukung oleh sarana dan prasarana memadai. Inilah bagian realita dakwah di tanah air yang memerlukan sumbangsih nafas panjang. Semoga Allah mudahkan.
Ali Azmi
Relawan Tanmia