Laksana urat nadi, inilah Ba’a ibukota kabupaten Rote Ndao yang berada di pesisir Pulau Rote yang hiruk pikuknya mengantarkan setiap jengkal kemajuan di setiap darah kehidupan untuk masyarakat di daratan Rote. Masih minimnya pembangunan infrastruktur selalu meninggalkan jejak pincang pemerataan terutama kesejahteraan masyarakat.
Dari kota pesisir pelabuhan laut Ba’a inilah peradaban kehidupan pulau Rote terbentuk. Kota kabupaten yang dikenal dengan khas Lontar Sasando sebagai khas pulau ini. Letaknya di wilayah paling selatan Indonesia menjadi pulau Rote ini sangat tergantung dengan sentuhan dan dukungan dari daerah luar selama ini.
Tanmia Foundation menyalurkan paket wakaf mushaf Qur’an dan Iqra’ serta buku-buku islami untuk TPQ Ar-Rahman di Dusun Olibeu Oenggae Kecamatan Pantai Baru dengan penyerahan langsung ke Ustadz Mahmud Lelosambi sebagai pendiri sekaligus pengasuh TPQ.( 12/09/2020 ).
“Sejak berdirinya 2006 sampai sekarang ada 70-an santri mengaji di TPQ Ar-Rahman yang berada di kampung pesisir mungil berpenduduk lebih dari 300-an kepala keluarga, inilah potret wajah lain pendidikan anak-anak muslim pemukiman pesisir Pantai Baru Rote perlahan terkuak”, tutur Laode Mailing sesepuh dusun Olibeu yang juga pengurus Masjid setempat dimana kegiatan penyaluran wakaf berlangsung.
Meski hanya berjarak sekitar 25 kilometer dari pusat kota Ba’a, keadaannya masih memprihatinkan apalagi sekat kesenjangan paling mendasar dari masyarakat di kampung ini adalah akses kesadaran akan pendidikan. Tak sedikit anak-anak yang putus sekolah dan memilih untuk melaut menjadi nelayan saja selebihnya sebagian kecil masih melanjutkan ke jenjang pendidikan SMP atau pun SMA itupun relatif sangat minim karena bagaimanapun juga realita keadaan yang memaksa mereka.
“Kegiatan penyaluran wakaf Qur’an dan Iqra’ dari Tanmia Foundation setidaknya menjadi jembatan yang akan memajukan lingkungan yang ada sebagai salah satu faktor imbas dari tingkat pendidikan yang rendah dan keadaan sosial yang ada apalagi terjangan ujian pandemi seperti sekarang ini”, tutur Ust Zulkifli penyuluh da’i yang berada di lokasi saat penyerahan wakaf.
Karena minimnya tingkat SDM setidaknya semakin mempersempit ragam profesi disini. Walhasil, mata pencaharian masyarakat Olibeu Oenggae pun hanya terbatas hanya mengandalkan pada mata pencaharian pertanian berladang bercocok tanam dan perikanan nelayan tradisional skala kecil. Hanya untuk menyambung hidup mencukupi kebutuhan sehari-hari sudah sangat bersyukur. Sehingga apapun bentuk kepedulian kita adalah tanda kebaikan yang akan menyuburkan segenggam iman di hati kita demi mencapai keridhoan Allah semata.
Ali Azmi
Relawan Tanmia