Wakaf Qur’an Untuk Lansia Tak Mengenal Batasan Usia, Ruh Motivasi Menuntut Ilmu

614 Views

Memang benar adanya ungkapan yang mengatakan, “Belajar di waktu muda bagai mengukir di atas batu. Belajar di waktu tua bagai melukis di atas air.” Itulah petikan kata mutiara yang fasih bagi para kalangan penuntut ilmu dari dahulu hingga sekarang.

Sebenarnya, ungkapan ini memotivasi siapapun baik anak muda dan tua agar giat belajar dan menuntut ilmu. Dimana masa muda hendaklah dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan apapun.

Disisi lain, bukan berarti orang yang sudah memasuki usia senja sudah bebas terlepas tanggung jawabnya untuk menuntut ilmu.
Seperti yang sekarang ini berjalannya Majelis Taklim Ummul Quro asuhan Ustadz Shofi Kelapanan Lamongan yang berdiri sejak 2015 ini.

Banyak peserta majelis taklim yang hijrah di perjalanan umur yang sudah cukup berusia dari usia cukup beragam, 50 maupun 55 tahun tapi tak menyurutkan ghirahnya untuk tetap menuntut ilmu mengejar kewajiban belajar, salah satunya belajar baca Qur’an, tahsin dan tafsirnya. Usia bukan lagi halangan dan alasan lagi untuk mereka di masa yang terbilang tua sudah dibebaskan dari kewajiban menuntut ilmu. Karena kemampuan berfikir dan daya ingatnya sudah tak mampu lagi mengikuti merekam setiap pelajaran.

Penghujung tahun bahagia Tanmia Foundation menyalurkan wakaf qur’an untuk segenap majelis taklim Ummul Quro Kelapanan, Sadayulawas Lamongan Jawa Timur. ( 31/12/2020). Ada 20 eksemplar Qur’an ukuran A4 yang didistribusikan untuk para anggota majelis taklim.

“Alhamdulillah bahagia rasanya kami memiliki kesempatan untuk belajar Al qur’an diusia yang sekarang ini”, jelas Demurus ( 55 tahun ) yang ikut belajar qur’an bersama ustadz Faroshid di Majelis Taklim Ummul Quro.

“Bahagia bercampur sejuta rasa ketika Qur’an yang digunakan adalah wakaf dari para muhsinin untuk kami. Artinya masih banyak yang memperhatikan kami dikala kondisi usia-usia penglihatan kami yang sudah berkurang jelas namun akhirnya datang Qur’an yang standar enak untuk dibaca”, tambah Demurus

Mengaca pada keteladanan para salaf pendahulu, alkisah seorang guru pernah ditanya : tentang seseorang yang usianya sudah 80 tahun. Apakah orang tua itu masih pantas untuk menuntut ilmu? guru itu menjawab, “Jika ia masih pantas hidup.”

Sudah banyak beredar tentang kisah penuntut ilmu belajar dimasa tuanya yang bisa kita ambil contoh keteladananya sehingga usia bukan lagi alasan untuk menganggap dirinya berhenti menutup dirinya finis belajar. Selama masih pantas untuk hidup, maka dia mesti belajar dan menambah pengetahuannya dan tak ada batasan usia bagi orang yang mau menuntut ilmu.

Kisah nenek usia 80 tahun yang sempat terdengar kisahnya menjadi penghafal Qur’an dalam waktu singkat puluhan hari saja sudah cukup membuktikan bahwasanya ketika kesungguhan dan keikhlasan itu membuka pintu kemudahan petunjuk dari Allah. Bahkan Alquran telah dijamin kemudahannya oleh Allah SWT dan dijelaskan diulang-ulang beberapa kali dalam ayat-Nya. Lalu, masihkah orang yang sudah berusia menolak untuk berhenti belajar Alquran?

“Rasa psikis merasa malu atau minder memang nggak bisa dipungkiri karena dianggap terlambat memulai mengkaji Islam. Tapi lagi-lagi hidayah Allah lah yang menguatkannya. Banyak sekali para pelaku sejarah dalam sejarah Islam untuk dikisahkan, betapa banyak orang-orang yang lanjut usia, tetapi tidak sungkan untuk belajar Qur’an dan mendalami agama-Nya”, jelas Ustadz Faroshid yang sehari-hari menjadi da’i Baitul Maqdis di wilayah Lamongan Selatan.

Ini mengisyaratkan nasehat berharga bahwa sepanjang umur usia seseorang harus diisi dengan suasana keilmuan. Karena keutamaan dan kemuliaan para penuntut ilmu bukan hanya didapat di sepanjang usianya tapi kelak akan dikenang mengalir hingga tutup usianya menuju kampung akhirat. Situasi dan kondisi apapun menuntut ilmu adalah sebuah ruh penggerak bak lokomotif dalam sebuah kereta. Alhasil, pada akhirnya buah ilmu yang bermanfaat menjadi benih amal sholeh yang akan menyuburkan iman dan hatinya menjadi ruh bagi kehidupan.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

No comments

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id

    × Ahlan, Selamat Datang!