Zulkifli Banfatin, orang lebih mengenalnya Ust Zul adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara
dari pernikahan Bahrein ( Ayah) dan Suriah ( Ibu). Sejak menjadi yatim karena ditinggal oleh ibunya ketika usia masih balita ( 2 tahun ) akhirnya Zulkifli diasuh oleh Arifin Nobisa dan hak sepenuhnya diserahkan layaknya orangtua dalam masa balita pengasuhannya. Arifin Nobisa ( Muallaf ) Ketua Suku Timor OeUe memang masih memiliki hubungan kerabat dengan mendiang ibunya.
Dimasa usia sekolah dasar ia habiskan waktu belajarnya di pedalaman OeUe hingga sampai akhirnya sampai jenjang selanjutnya ia diasuh di rumah kader Masjid Nurussa’adah Fontein semasa tingkat Tsanawiyah ( SMP ).
Atas jasa pendidik dan pengasuhan Ust Ramli, senior da’i Dewan Dakwah Islamiyah NTT dalam kaderisasi generasi akhirnya Zulkifli dikirim untuk melanjutkan ke jenjang Aliyah di Ma’had Al-Ittihad Al-Islami Camplong – Sampang Madura selama 4 tahun. Ghirahnya tak kunjung padam untuk menuntut ilmu hingga usai lulus pun ia tak bergeming untuk pulang hingga akhirnya ia memutuskan untuk masuk jenjang perkuliahan di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Muhammad Natsir di Jakarta. Usai lulus tahun 2019 akhirnya ia menerima amanah pengabdian untuk kembali ke pedalaman OeUe dimana kampung halamannya sewaktu masih kecilnya dibesarkan.
“Ada bahagia yang tak bisa diluapkan kecuali syukur yang sebesar-besarnya dan rasa rindu untuk pulang kembali mengabdi dan berbakti kepada orang tua sekaligus bapak asuh Arifin Nobisa. Adapun ( Bahrein ) Ayah kandung sepeninggal mendiang Ibu ketika itu memutuskan untuk menikah lagi dan menganut Katolik”, ungkap Zulkifli dalam perjalanannya dari Masjid Al-Ansor Senben tempat dimana ia mengajar hari-harinya dengan mendaki turun bukit di Desa Maleum Amanuban Timur.
Perjalanan hidayah pun akhirnya ikut membawa saudara-saudaranya sekandung pun masuk islam kendati beberapa tahun lama berpisah.
Tempat pengabdian di pedalaman bukanlah hal yang asing lagi baginya, tapi ketulusan dan tantangan yang dihadapi lagi-lagi menuntut dirinya untuk bertahan dan kokoh menghadapi apapun yang terjadi. Tidak patah menyerah dengan keadaan sekalipun kerikil-kerikil ujian kesabaran mengikuti setiap jejak langkah kaki-kakinya melewati terjalnya medan dakwah pedalaman OeUe hingga sekitar wilayah Amanuban Timur Soe Timor Tengah Selatan.
Walhasil, sekalipun sekejap mata saja kedatangan Tim Tanmia Foundation di ladang pengabdian para da’i-da’i setidaknya menjadi jalinan ukhuwah yang menguatkan jahitan tali silaturahim. Saling mengisi ruhiyah me-recharge kembali untuk menguatkan langkah kaki-kaki perkasa untuk mengarungi pendakian dakwah pedalaman yang masih terjal dan panjang. Berdoa penuh harap lentera kejayaan ummat bersinar terang dari pedalaman. Semoga istiqomah dalam dakwah kita. Aamiin.
Ali Azmi
Relawan Tanmia
NTT