Detik-detik penghujung tahun baru saja lewat. Kepedulian kita kembali diuji dan Kepekaan kita diasah lagi dengan adanya musibah tanah longsor yang menimpa saudara-saudara kita di Sukabumi. Gempa beruntun masih mengguncang Lombok. Tsunami dan Likuifaksi menenggelamkan Palu-Sigi-Donggala. Selat Sunda masih siaga setelah luluh lantak diterjang tsunami belum lama ini.
Musim hujan sudah turun tapi kondisi pengungsian di Donggala masih belum banyak berubah dan tidak sedikit huntara yang terendam banjir padahal belum dioperasikan. Baru-baru ini juga banjir bandang di Aceh Tenggara seolah tak memberi jeda kita untuk istirahat. Hingga akhirnya, berjatuhan korban pasca bencana. Ada yang meninggal dunia, ada yang luka-luka dan ada pula yang sampai saat ini masih terpisah dari keluarga.
Kerusakan bangunan, jalan dan pemukiman tidak bisa dielakkan. Belum lagi, trauma bencana masih menjadi yang menjadi momok yang menakutkan. Sekali lagi, kepedulian kita diuji. Kepekaan kita diasah lagi. Panggilan iman dalam jiwa kemanusiaan haruslah terus melambung tinggi memecah setiap pekikan terompet, dan letusan kembang api yang tinggi.
Harta materi seolah dibuang begitu saja tanpa arti lagi untuk pesta pora. Belum lagi padat sesaknya panggung biduan di pusat jalan-jalan ibukota dengan kendaraan roda empat dan roda dua inilah realita yang sangat ironis menyisakan keprihatinan.
Kondisi yang terus menyesakan dada menambah sederetan panjang luka nafas kemanusiaan ditengah musibah yang silih berganti.
Tanpa pamrih di awal tahun 2019 Tanmia Foundation masih berusaha memperbaiki semangat baru untuk terus membangun ummat dengan ikhtiar terbaik di tengah sisa kelelahan yang ada, ditengah sisa kehangatan akan tetesan musim hujan yang terus mengguyur deras dalam suasana kedinginan. Tantangan selalu hadir dalam setiap kebaikan tapi niat baik untuk terus berbuat atas dasar keimanan dan panggilan jiwa kemanusiaan harus tetap kokoh menebalkan iman keyakinan dan menumbuhkan harapan optimisme di dada.
Awal tahun 2019 jelang sepekan beriringan dengan 100 hari pasca bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah Tanmia Foundation mendistribusikan logistik dan tandon air untuk pengungsi terdampak yang berada di Palu-Sigi-Donggala.
Selain itu sumur-sumur wakaf juga telah beroperasi di beberapa titik pengungsian sebagai sumber penyambung kehidupan para pengungsi.
“Alhamdulillaah distribusi logistik dan tandon penpung air dapat menyambung harapan dan menambah semangat kami untuk bangkit ditengah ketidakpastian suasana pasca bencana”, ungkap Taufik Abdullah salah seorang warga Lumbumpetigo Wani Tanantovea Donggala.
Empati kita terus digugah untuk tetap berbagi meringankan derita saudara seiman kita yang masih bersedih dirundung duka. Adakah dosa yang belum berhenti dengan taubat nasuha ? Atau inikah ujian untuk menguji keteguhan iman kita ?
Satu kata untuk kita terus bergerak dan berfikir demi menolong sesama atas keimanan dan kemanusiaan kendati awal tahun tiba ditengah hiruk pikuk, hingar bingar riuh gegap gempita datangnya tahun baru bergelora di penjuru Indonesia bahkan seantero dunia.
Hidup kita itu sebaiknya ibarat “bulan & matahari”—dilihat orang atau tidak, ia tetap bersinar. Dihargai orang atau tidak, ia tetap menerangi.
Diterimakasihi atau tidak, ia tetap “berbagi”. Mari tetap berbagi dalam kebaikan kawan. Barakallahufiekum.
Relawan Tanmia
Ali Azmi