Berburu Mata Air, Setro dan Seliling Dapat Menyuplai Air Bersih Warga Dusun Sayam Sonyo Kulonprogo

Bersama warga Dusun Sayam Sonyo Jatimulyo Kulonprogo menyusuri perbukitan untuk memeriksa celah-celah mata air, baik dari aliran lubang-lubang bebatuan kapur yang merupakan identik sumber air utama di wilayah ini yang biasa digunakan warga. Biasanya setelah mendapatkan sumber mata air yang baik dan debitnya juga cukup selanjutnya akan dialirkan ke bak induk pemukiman warga.

Lokasi Dusun Sayam Sonyo berada di Desa Jatimulyo Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo adalah wilayah yang langsung perbatasan dengan Kabupaten Purworejo Jawa Tengah yang bisa diakses dengan membelah perbukitan Menoreh dari arah Godean Sleman Yogyakarta maupun Kota Wates Ibukota Kulonprogo.

Tim Tanmia Foundation belum lama sepekan ini menyusuri sumber mata air yang sudah beberapa tahun terakhir ini ditemukan warga, yakni di lokasi Seliling dan Setro dengan berbagai kondisi fisik air. Jaraknya cukup lumayan sekitar 1,5 – 2 Km dari sumber mata air ke lokasi penampungan dengan melewati naik turunnya perbukitan bebatuan dan perkebunan warga. Namun demikian keberadaan mata air Setro dan mata air Seliling sudah tentu menjadi urat nadi penyambung kehidupan sehari-hari warga. Sehingga keberadaan sumber mata air bersih sangat vital apalagi kondisi alam Jatimulyo pada umumnya airnya tinggi kadar kapurnya. Sehingga tidak sedikit saluran-saluran pipa dari mata air terkadang putus atau tersumbat dengan kerak kapur yang menempel didinding-dindingnya. Keberadaan mata air yang sekarang menyuplai air bersih untuk warga juga dimanfaatkan untuk kepentingan kegiatan di Masjid At-Taubah yang berlokasi ditengah-tengah perbukitan. Akses jalan hari ini hanya bisa dilalui dengan setapak jalan kaki dan kendaraan bermotor saja itu pun harus bergantian ketika berpapasan.

Sukamto selaku warga setempat dan pengurus Masjid At-Taubah mengatakan, pihaknya telah mencoba mengalirkan sumber air tersebut dari berbagai jalur dengan berbagai kondisional baik selama menghadapi musim kering maupun musim penghujan. Apalagi diwilayahnya hanya bisa mengandalkan mata air yang berasal dari celah-celah aliran air bebatuan sehingga sulit sekali mendapatkan air bila harus menggalinya dengan melakukan pengeboran. “Sudah bertahun-tahun disini hanya mengalirkan air dari mata air yang berasal dari celah-celah aliran air bebatuan”, jelas Mas Kamto yg akrab dipanggilnya baru-baru ini.

Dengan berbagai latar kondisi demikian
apa boleh buat air tersebut harus tetap mengalir meskipun dengan debit yang kecil dan mengandung kapur karena itu adanya. Hanya bersyukur masih ada air yang bisa digunakan selama ini.

“Alirannya ada, meski kecil tapi kalau musim penghujan seperti sekarang debitnya besar. Namun karena mengandung kapur maka untuk konsumsi kami tetap memprosesnya dengan cara merebus dan mengendapkannya semalaman sebelum benar-benar siap akan digunakan”, jelas Pairin salah satu warga Dusun setempat.

Kendati sebelum dan sesudahnya air yang digunakan selama ini belum diperiksa kadar zat terlarutnya, tapi dengan cara sederhana inilah warga Sayam Sonyo Jatimulyo ini kini dapat bertahan ditengah kerasnya kehidupan perbukitan. Alakullihal seiring berjalannya waktu syi’ar keislaman inilah yang menjadi faktor penting yang akhirnya membawa kemajuan dan membuka tabir betapa sulitnya kehidupan perbukitan perlahan-lahan tersingkap.

 

Relawan Tanmia
Ali Azmi

Wakaf Pakaian Di Tengah Pandemi “Jangan Remehkan Wakaf Sepotong Sajadah Yang Membuka Kebaikan Hingga Pelosok Negeri”

Syi’arkan wakaf terus bersemi di tengah pandemi, satu pick up wakaf pakaian dari berbagai jama’ah para muhsinin pada Tanmia Foundation kembali diberangkatkan ke Pelosok Negeri. Paket wakaf akan ditujukan ke wilayah Flores bagian Timur tepatnya Maumere Kabupaten Sikka yang masuk dalam wilayah daratan timur Flores.

Wakaf pakaian yang terdiri dari berbagai kategori dari hijab, gamis, perlengkapan shalat dan beraneka ragam pakaian anak-anak berhasil dihimpun setelah melewati tahap sortir layak dan packing sebelum akhirnya diberangkatkan.

Syi’ar wakaf dengan pembagian jilbab, gamis dan baju serta alat perlengkapan shalat akan ditujukan kepada ratusan masyarakat yang dipusatkan di sejumlah titik kepulauan-kepulauan kecil yang masih berada di Maumere Sikka yang masih dalam kawasan wilayah daratan Flores bagian timur.

Kegiatan ini memang bukanlah untuk pertama kalinya yang dilakukan Tanmia Foundation dalam mengirimkan paket wakaf pakaian di masa pandemi yang masih berlangsung ini. Kendati demikian tidaklah menghentikan syi’ar dakwah sebagai dedikasi wujud program syi’ar keislaman yang akan langsung menjangkau kaum muslimin di daerah-daerah pedalaman terus berjalan terutama wilayah prioritas pesisir dan pedalaman kepulauan yang sampai saat ini masih terbatas.

Jangka waktu pengiriman akan menghabiskan waktu sekurang-kurangnya sekitar sebulan perjalanan lamanya untuk menuju lokasi pendistribusian tergantung situasi dan kondisi medan perjalanan.

“Inisiatif pembagian jilbab, gamis dan baju serta perlengkapan shalat ditunggu-tunggu untuk menambah ghirah para da’i dan tokoh masyarakat terutama yang masih setia mengabdi berada di pulau-pulau kecil wilayah Sikka bagian perbatasan Flores Timur,” ungkap Rasyid salah satu da’i lokal yang menghubungi pihak Tanmia Foundation usai kordinasi pemberangkatan via telepon selular.

‘’Sambutan masyarakat luar biasa. Apalagi, masyarakat yang menjadi sasaran sebagiannya adalah para dhuafa dan muallaf yang didominasi dari suku Sikka dan Suku Buton yang sudah turun-temurun menghuni pedalaman Sikka”, sambung Rashid menutup pembicaraanya.

Pembagian wakaf pakaian akan dipusatkan di berbagai titik masjid dengan menghimpun para jama’ah setempat lanjut Rashid, yang juga sehari-hari nya sebagai guru madrasah dan pengurus takmir Masjid.

Rashid juga menceritakan seperti sebelumnya ketika mendengar kabar akan ada wakaf pakaian untuk para dhuafa dan muallaf nampak hati yang penuh bahagia dengan mimik raut kegembiraan sekalipun hanya dapat dirasakan dalam suara yang diungkapkan pada pihak Tanmia.

Kebahagiaan yang tak akan tergambarkan bahkan bagi sebagian orang selembar pakaian di wilayah pedalaman masih sangat dibutuhkan dan berharga mengingat lemahnya sisi ekonomi dan sumber daya kemampuan. Untuk ukuran mereka sangat senang dan bahagia sekali. Apalagi, jenis-jenis paket wakaf pakaian dalam kondisi bermacam-macam baik yang masih dalam kondisi baru ataupun masih rapi layak pakai.

“Jangkauan wilayah Flores Timur memang jauh dari pandangan mata ibukota namun setidaknya hanya membutuhkan ketulusan niat dan suara hati sajalah untuk peduli kepada kami hingga akhirnya segenap paket wakaf ditujukan sampai ke lokasi kami, tutur Rashid menyudahi pembicaraanya via telepon.

Terselip harapan dari pembagian paket wakaf pakaian itu lanjut Rashid, bahwa para dhuafa dan muallaf yang baru hijrah itu dapat merasakan betapa indahnya kepedulian dan perhatian sebagai hubungan tali persaudaraan dalam islam.

Apalagi dari sisi syariat perlu diketahui tentang pentingnya hijab dan pakaian syar’i khususnya bagi perempuan adalah kewajiban mutlak yang tidak bisa ditawar lagi. Jadi menutup aurat bagi muslimah adalah kewajiban.

Mudah-mudahan perjalanan wakaf pakaian yang dihimpun oleh Tanmia Foundation dari para muhsinin menjadi pembuka kebaikan untuk menyemai benih dakwah di pelosok batas negeri. Siapa yang menanam maka kelak akan memanenya. Selamat jalan paket wakaf kebaikan kelak pada masanya akan dirasakan buah manisnya oleh siapapun yang ikut andil menanamnya. Biarpun hanya sepotong kain sajadah yang sangat dinantikan oleh para dhuafa untuk tempat sujudnya untuk memohon do’a untuk keshalihan anak-anaknya. Walhasil wakaf itu mengunci kebaikan untuk mengantarkan dari satu pintu kebaikan ke pintu kebaikan selanjutnya. Barakallahufiekum

Ali Azmi
Relawan Tanmi

Pulau Rimau Kekurangan Da’i

Rimau atau singkatan dari harimau, begitu masyarakat Sumatera Selatan menyebutnya. Kami tidak tau percis sebab dan asal penamaannya. Sebuah Pulau Transmigrasi yang berada di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan, sekitar 5 jam kami tempuh dalam (Safari Dakwah Sumatera Selatan) dengan kendaraan darat dari pusat kota Pelembang dengan kondisi sebagian jalan yang berdebu dan belum dicor, selama di perjalanan kami disuguhkan rindangan perkebunan sawit yang sangat luas.

Akh Hadi kami mengenalnya, seorang alumnus salah satu pesantren di Bondowoso yang kini menetap di sana. Banyak hal kami diskusikan dengan beliau soal kondisi dan agenda-agenda dakwah. Di antaranya beliau menuturkan dua hal kekurangan mendasar masyarakat Pulau Rimau sekarang, yaitu kekurangan da’i dan buku referensi atau buku panduan untuk da’i. Kekurangan yang kedua ini tentunya tidak lepas dari kekurangan yang pertama. Maka kami sampaikan program kaderisasi da’i pesantren yang kami bina, yaitu Pesantren Kaderisasi Da’i Al-Itqan yang berlokasi di Kranggan, Cibubur, Bekasi. Pesantren ini berkonsentrasi pada pembinaan calon-calon da’i dengan pembekalan berupa tahfidz Al-Quran, bahasa arab dan ilmu syar’i sehingga cukup bekal ini untuk disebarkan dalam pengabdian dakwah setelah program pendidikan di Pesantren selesai. In Sya Allah ada beberapa kader atau calon da’i akan diutus pada tahun ajaran depan, sehingga keutuhan da’i ini bisa terjawab dan tersolusikan.

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
(Surat Ali ‘Imran Ayat 104).

Tak lupa kami ucapkan terima kasih untuk para donatur pesantren. Semoga donasi yang telah disumbangkan menjadi pemberat timbangan amal shalih di akhirat kelak. Amiin.

 

Yayasan Tanmia Berbagi Dengan Rakyat Palestina

Musibah yang menimpa kemanusian akhir – akhir ini benar – benar membuat hati pilu, berapa banyak anak manusia yang mengalami kasulitan karenanya, Allah ta’ala lah Yang Maha Mengetahui kapan manusia benar – benar dapat terbebas dari ujian ini.

Di saat yang sangat sulit ini, membuat kita barangkali hanya fokus pada urusan keluarga dan rumah tangga, ini suatu hal wajar yang barangkali setiap orang ambil porsi besar untuk menjaga diri dan keluarga dari ujian yang melanda banyak orang ini.

Meski demikian tetap saja lisan dan hati ini bersyukur kepada Allah ta’ala hingga saat ini Allah memberikan kemudahan bagi kita rakyat Indonesia untuk tetap beraktifitas, mencari rizki dan berikhtiyar sebagaimana biasa meskipun kondisi wabah belum juga reda dan banyak sekali keterbatasan dan hambatan bagi kita untuk hidup normal seperti sedia kala.

Berbeda dengan apa yang dialami oleh saudara kita seiman di Palestina mereka juga merasakan pahitnya ujian virus yang juga menyebar di Negara mereka, namun kondisi ini lebih parah lagi saat kaum Yahudi memblokade dan mengisolir mereka, sehingga mereka tidak bisa keluar dari wilayah mereka, tidak bisa berkerja dan lain – lain, kebutuhan mereka terhadap bahan makan sangat tinggi, ujian kelaparan telah menunggu mereka di depan mata.

Sebagaimana kami umumkan beberapa saat yang lalu Yayasan Tanmia telah menggalang kemudian menyalurkan bantuan dana untuk bahan Sembako mereka Rp 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah), Alhamdulillah dana tersebut sudah kami serahkan kepada mereka, mereka berterima kasih yang sebesar besarnya atas bantuan dari para donatur (Muhsinin) Indonesia yang selalu berada di garis terdepan untuk ikut meringankan penderitaan kaum muslimin di Palestina.

Bersedekah pada saat mudah dan sulit adalah tanda taqwa dan keimanan kepada Allah ta’ala, Allah memuji mereka di dalam Al Quran, mereka adalah orang – orang bertaqwa yang diberi hadiah surga seluas langit dan Bumi, salah satu orang yang berhak mendapatkannya adalah orang yang bersedekah pada saat mudah dan sulit.

الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134)

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (QS Ali Imran:134).

Mudah – mudahan bantuan dari bapak dan ibu ini bermanfaat bagi kaum muslimin di Palestina, semoga Allah melipat gandakan pahalanya dan memberikan keberkahan pada harta, keluarga dan anak keturunan.

Kami dari Yayasan Attanmia mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya atas partisipasi para Muhsinin semuanya, semoga Allah memberikan kemudahan dalam semua urusan kita, memberikan kesembuhan bagi mereka yang diuji dengan sakit dan diberikan jalan keluar bagi mereka yang mendapatkan kesulitan, Aamiin ya rabbal alamin.

Safari Dakwah Sumatera Selatan

Diantara program rutin Yayasan Islam At-Tanmia Cibubur adalah melakukan Safari Dakwah, yaitu perjalanan ke luar kota dalam rangka melakukan agenda-agenda dakwah seperti Dauroh Du’at (Pelatihan dan Pembekalan untuk Para Da’i), Tablig Akbar, Konsolidasi Dakwah dan Pendistribusian Mushaf Al-Quran, Buku Iqro dan Buku Pegangan untuk Para Da’i.

Safari Dakwah kali ini kami lakukan di beberapa titik di Provinsi Sumatera Selatan. Karena waktu yang cukup terbatas dan singkat, yaitu antara 4-7 Oktober 2021, maka Safari Dakwah ini kami isi dengan dua agenda utama yaitu Konsolidasi Dakwah dan Pendistribusian Mushaf Al-Quran.

Konsolidasi Dakwah
Dakwah adalah kewajiban setiap individu Muslim. Maka setiap Muslim dimanapun berada di kolong langit ini memiliki ke-fardhu-an melakukan tugas mulia ini. Sangat tegas Allah berfirman :

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS: Ali Imran: 110).

Allah menggunakan diksi كنتم , artinya “Kamu Semua”, tanpa memandang apakah “Objek Kamu” disini sebagai Ust., tenaga pengajar, petani, pedagang ataupun profesi yang lainnya. Karena kesamaan Visi Dakwah inilah, setiap Muslim perlu melakukan Konsolidasi Dakwah agar tercipta kondisi dakwah yang solid, saling membantu dan menguatkan. Maka kami bersilaturahim dengan bebrpa Da’i di Sematera Selatan ini, yaitu dengan Ust. Ahmad Rifai Kurnianto, Lc., M.A. di Kota Palembang, Ust. Amal Qosim, Lc., Ust. Faizal, Lc., Ust. Suradi, Lc. di Kabupaten Musi Banyuasin, Ust. Ainul Wafa, Lc., di Kabupaten Ogan Ilir dan Akh Hadi seorang alumnus salah satu pesantren di Bondowoso yang kini tinggal di daerah transmigrasi Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin yang kami tempuh sekitar lima jam dari pusat kota dengan kondisi sebagian jalan yang berdebu dan belum dicor.

Program Beasiswa Pendidikan Kader Da’i
Beberapa hal kami diskusikan dengan Para Da’i soal kondisi dakwah dan kebutuhan umat, diantaranya adalah program beasiswa pendidikan untuk kader da’i. Kami sampaikan program pesantren pengkaderan da’i yang kami bina di Cibubur. Kami membuka kesempatan untuk calon-calon da’i di daerah tak terkecuali Sumatera Selatan untuk mengikuti program ini, yang kemudian bisa kembali ke daerah masing-masing untuk berdakwah dengan bekal ilmu yang telah ditimba di Pesantren kami.

Pendistribusian Mushaf Al-Quran
Agenda kami yang lain dalam Safari Dakwah kali ini adalah Pendistribusian Mushaf Al-Quran. Alhamdulillah 200 eksemplar Mushaf telah kami distribusikan di melalui bebrapa mushalla, pesantren, sekolah dan rumah tahfidz di Sumatera Selatan. Semua Mushaf ini adalah wakaf dari pada donatur yang mengamanahkan donasinya melalui Yayasan kami. Pada akhirnya kami berdoa semoga Allah melipatgandakan pahala untuk para donatur dan semoga Allah mengokohkan kita dalam meniti jalan dakwah di muka bumi ini. Amin.

Tanmia Foundation Rampungkan Renovasi Toilet Sehat Untuk Santri di Pesantren Baiturrahmah Arjasa Situbondo

Tanmia Foundation berhasil merampungkan proses renovasi fisik bangunan toilet santri di pesantren Baiturrahmah Dellap Sari Arjasa Situbondo ( 2/10/2020). Proses pengerjaan hampir memakan waktu 2 pekan lebih sejak dimulainya renovasi. Ini sebenarnya berawal dari kondisi sarana sanitasi yang kurang memadai yang dapat berdampak buruk terhadap rendahnya tingkat kesehatan lingkungan pesantren dan menjadi salah satu penyebab cepat berkembangnya sebuah penyakit. Apalagi kondisi itu berada di lingkungan pendidikan berbasis pesantren.

“Bangunan toilet tersebut kondisinya memprihatinkan dan kurang kondusif untuk digunakan sehari-hari untuk aktivitas santri-santri. Maka dari itu kami merasa terpanggil untuk merenovasi membangun kembali di masa pandemi agar seketika lekas ketika santri kembali diperbolehkan aktif masuk pesantren maka proses belajar berjalan lebih nyaman dan aman,” kata Achmad Jufri selaku pengasuh pesantren yang mengutarakan kepada pihak Tanmia Foundation usai rampungnya tahap finishing fisik bangunan, Jumat (2/10/2020).

Sementara segenap pihak pesantren dan santri berharap, kerja sama bantuan dan dukungan sosial kemanusiaan dari Tanmia Foundation dapat terus berlanjut demi kepentingan proses kaderisasi dan pendidikan santri generasi unggulan di masa yang akan datang. Setidaknya bagian bentuk perhatian untuk mendapatkan fasilitas pendidikan pesantren yang berkualitas.

“Kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi inisiatif Tanmia Foundation beserta uluran kedermawanan para donatur yang telah kiranya memberikan semangat kepedulian untuk kualitas hidup santri dan lingkungan pesantren juga masyarakat sekitarnya” kata Achmad Jufri meneruskan ungkapan syukur kebahagiaannya.

Kota Situbondo yang digadang-gadang menjadi ikon kota santri sejak beberapa tahun terakhir terus berupaya untuk mewujudkan perilaku gerakan hidup sehat di setiap jangkauan wilayahnya dan salah satunya pendekatan terhadap para pengelola lembaga pendidikan khususnya pesantren melalui program pentingnya kesadaran dan kualitas sanitasi sehat.

Dengan rampungnya paket renovasi fisik toilet santri di lingkungan pesantren Baiturrahmah Dellap Sari Arjasa Situbondo pada Jum’at (2/10/2020) maka sejatinya proses merangkai jalinan serikat amal jariyah dari para muhsinin kepada pihak yang tepat sasaran telah tuntas diamanahkan. Tanmia Foundation menjadi bagian yang menyambung estafet amal sholeh demi kemaslahatan ummat untuk meraih izzul Islam walmuslimin atas pegangan kepercayaan yang diamanatkan dari para muhsinin selama ini. Jazakallahukhairan

Pada waktu yang bersamaan, acara pun lalu dilanjutkan dengan acara serah terima toilet sehat pada hari Jum’at (2/10/2020). Acara sekalipun berlangsung sederhana tapi banyak kalangan wali santri dan masyarakat sekitar pesantren yang ikut memeriahkan prosesi acara tersebut.

Dengan tersedianya fasilitas toilet sehat ala kadarnya ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas mutu pendidikan pesantren dan kemajuan santri-santri untuk lebih berjuang belajar lebih sungguh-sungguh selama masa pendidikan di pesantren. Salam santri sehat dan tangguh di segala keadaan menyongsong masa depan. Barakallahufiekum

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Wakaf Tanah Untuk Ruang Tahfizh Itqan

Alhamdulillah, puji dan syukur hanya milik Allah rabb semesta Alam, shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepangkuan Nabi besar Muhammad shallahu alaihi wasallam kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Semoga bapak dan ibu dalam keadaan sehat wal afiat dan selalu dalam lindungan Allah ta’ala, dijauhkan dari berbagai penyakit dan mara bahaya.

Izinkan kami dari pengurus Yayasan Islam Attanmia menyampaikan informasi tentang kondisi pesantren kami (Al Itqan) sekarang ini, Alhamdulillah hingga saat ini seluruh kegiatan berjalan dengan baik dan lancar, Alhamdulillah hingga saat ini jumlah santri sudah 91 orang dari berbagai daerah di tanah air.

Mushallah pesantren kami yang berukuran 6X7 M2 Alhamdulillah sudah penuh sesak dengan santri dan guru yang melaksanakan shalat dan kegiatan tahfizh di dalamnya hingga ke teras mushallah, secara normal satu halaqah (kelompok tahfizh) berisi 10 santri, kalau 91 orang berarti harus ada 9 Halaqah, karena ada beberapa yang muallaf dan kemampuan baca Al Qurannya masih sangat lemah sehingga kami harus membuat 3 halaqah tambahan dengan total 11 halaqah, sudah barang tentu mushallah tersebut tidak mampu menampung meskipun kami sudah memfungsikan Saung (gazebo) di halaman pesantren untuk kegiatan tahfizh juga.

Melihat sempitnya tempat yang tersedia maka kami berencana Untuk membebaskan lahan yang ada di sebelah timur pesantren, luas tanah tersebut 560 M2, tanah tersebut bersebelahan (nempel) dengan tanah pesantren, yang kami pandang sangat strategis bila nanti dapat dibebaskan dan dibagun ruang Tahfizh dan ruang kelas di atasnya.

Harga tanah tersebut Rp 1.700.000,- per Meternya (M2), in syaa Allah dengan adanya lahan tersebut nanti in syaa Allah kita akan dapat memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi anak – anak kaum muslimin yang ingin menghafal Al Quran dan belajar ilmu syar’i di Pesantren Al Itqan.

Dengan demikian kami kembali memberanikan diri mengajak bapak dan ibu muslimin dan muslimat untuk bahu membahu mewujudkan fasilitas tahfizh untuk santri guna mewujudkan kader Guru Al Quran dan Dai di masa yang akan datang serta meraih pahala jariyah dan kejayaan ummat.

Atas perhatian dan partisipasinya kami sampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya dengan ucapan Jazakumullah khairan, Barakallahu fiekum, semoga Allah memberikan kemudahan dan keberkahan pada rencana pembebasan lahan ini dan memberikan kepada kita kelancaran dalam seluruh kegiatan.

Bukhari Abdul Muid
Ketua Yayasan

⛳️ Informasi
🇲🇨 www.tanmia.or.id
📮 info@tanmia.or.id
🍀 085215100250
☪️ Bank Syariah Mandiri
7117833447
YAYASAN ISLAM ATTANMIA

Menjadi Insan Yang Dicintai Allah

Oleh : Kholid Mirbah

Allah ta’ala berfirman,

(قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِی یُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَیَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورࣱ رَّحِیمࣱ)

Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
[Surat Ali ‘Imran 31]

Diantara nikmat Allah yang sangat besar di dalam kehidupan ini adalah Ni’matul Mahabbah ( Nikmat dicintai oleh Allah), jangankan kita dicintai oleh Allah, bagaimana kehidupan kita sehari-hari dicintai oleh orang-orang yang dekat dengan kita, dicintai oleh suami, istri, orang tua, atasan, masyarakat, maka hidup ini sudah barang tentu kita merasakan kebahagiaan yang luar biasa, itu semua baru makhluk yang mencintainya, lalu bagaimana kalau yang mencintainya adalah sang khaliq (yang menciptakan semuanya). Oleh karenanya mendapatkan cinta Allah adalah energi yang luar biasa dalam kehidupan, tidak ada orang yang memiliki energi yang kuat melebihi orang yang dicintai Allah.
Nah, bagaimana agar kehidupan kita dan orang-orang yang dekat dengan kita dicintai oleh Allah?

1. Mengikuti Rasulullah shallahu alaihi wasallam dalam seluruh aspek kehidupan kita.
Sebagaimana firman Allah,

(قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِی یُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَیَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورࣱ رَّحِیمࣱ)

Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
[Surat Ali ‘Imran 31]

Jadi cinta Allah akan kita dapatkan ketika kita mengikuti Rasulullah shallahu alaihi wasallam, ketika kita shalat misalnya kita diperintahkan untuk mengikuti Rasulullah, sehingga ungkapan haditsnya adalah,

« صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلي» أخرجه البخاري

“Shalatlah kalian sebagaimana melihat Aku shalat” (HR Al-Bukhari)
Begitu pula ketika kita sedang Haji atau Umroh, kita diperintahkan untuk mengikuti Rasulullah, maka ungkapan haditsnya adalah,

خُذُوْا عَنِّيْ مَنَاسِكَكُم

Artinya: “Ambillah dariku tatacara haji kalian dalam berhaji. (H.R. Muslim)
Begitu pula dalam berumah tangga, berpolitik, berbangsa dan bernegara dan seluruh dimensi kehidupan kita mengikuti Rasulullah sehingga kita dapat meraih kecintaan dari Allah.
Maka perintah untuk mengikuti Rasulullah adalah sebuah kewajiban, sebagaimana firman Allah ta’ala ,

( وَمَاۤ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمۡ عَنۡهُ فَٱنتَهُوا۟ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِیدُ ٱلۡعِقَابِ)

Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya. [Surat Al-Hasyr 7]

Ini adalah kaidah kehidupan yang harus kita terapkan, kalau kita benar-benar ingin meraih kecintaan dari Allah.
Saking indahnya cinta, seorang filosof mengatakan seandainya semua manusia itu berdiri diatas cinta maka tidak ada lagi yang menuntut keadilan.
Diantara contoh betapa indahnya cinta Ibunda kita Saudah radhiyallahu anha, ketika beliau tau bahwa nabi begitu mencintai Aisyah radhiyallahu anha, begitu mendapat jatah giliran malam dari nabi, maka giliran beliau diberikan kepada Aisyah radhiyallahu anha, kenapa? Karena Saudah ra amatlah besar cinta beliau kepada Rasulullah shallahu alaihi wasallam dan mencintai istri Nabi yang lain yang bernama Aisyah radhiyallahu anha.

Kalau hidup ini didasari cinta, orang tua mencintai anaknya, suami mencintai istrinya, pemimpin mencintai rakyatnya, rakyat mencintai pemimpinnya maka hidup akan terasa indah dan bergairah dan itu kata kuncinya yang paling utama adalah harus mengikuti petunjuk Rasulullah shallahu alaihi wasallam.
Kenapa dizaman ini banyak muncul permasalahan yang sangat merepotkan manusia, terutama umat islam sebabnya adalah fanatik terhadap golongan, sehingga hilang rasa cinta. Hanya karena beda golongan, beda jamaah, beda ormas, sehingga terkadang terjadi perpecahan sehingga suasana persaudaraan sesama umat islam kurang kondusif. Padahal sesama orang mukmin itu bersaudara, Allah swt ingatkan dalam Al-Qur’an bahwa sesama mukmin itu bersaudara, firman-Nya;

(إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةࣱ فَأَصۡلِحُوا۟ بَیۡنَ أَخَوَیۡكُمۡۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ)

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”
[Surat Al-Hujurat 10]

2. Takwa

Siapapun orang islam yang bertakwa pasti dicintai oleh Allah ta’ala , dalilnya dalam Al-Qur’an, Allah berfirman,

إِنَّ ٱللَّهَ یُحِبُّ ٱلۡمُتَّقِینَ

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa.”
[Surat At-Taubah 4]

Kata takwa sering kita dengar dalam khutbah maupun pengajian, nah apa tanda kalau seseorang itu disebut bertakwa sehingga mendapatkan hak untuk dicintai oleh Allah. Para ulama mendefinisikan takwa adalah kamu membangun dinding yang memisahkan kamu dengan azab Allah dengan cara melaksanakan seluruh perintah Allah baik itu berupa perkara yang wajib maupun sunnah dan menjauhi seluruh larangan-Nya baik itu yang berupa haram ataupun makruh, sehingga orang yang bertakwa tidak akan menerjang perkara yang dianggap makruh apalagi yang haram.
Selain itu ada definisi takwa yang lebih aplikatif sebagaimana diutarakan oleh sahabat Nabi shallahu alaihi wasallam yang bernama Ubay bin Kaab radhiyallahu anhu, ketika ditanya oleh Umar tentang hakikat takwa, Wahai Ubay, apa makna takwa?” Ubay yang ditanya justru balik bertanya. “Wahai Umar, pernahkah engkau berjalan melewati jalan yang penuh duri?”

Umar menjawab, “Tentu saja pernah.” “Apa yang engkau lakukan saat itu, wahai Umar?” lanjut Ubay bertanya. “Tentu saja aku akan berjalan hati-hati,” jawab Umar. Ubay lantas berkata, “Itulah hakikat takwa.”
Sebuah perbincangan yang sarat akan ilmu, maka menjadi orang bertakwa hakikatnya menjadi orang yang amat berhati-hati. Ia tidak ingin kakinya menginjak duri-duri larangan Allah ta’ala.

Generasi terbaik zaman dahulu dimana takwa lebih dominan dari pada fitnah, akan tetapi ketakutan mereka terhadap fitnah sangat perlu kita jadikan sebagai teladan, saking takutnya mereka terhadap fitnah wanita diantara mereka yang bernama Said bin Al-Musayyib, dia berkata, “Tidak ada yang lebih mudah bagi setan untuk menggoda kecuali melalui perempuan.” Kemudian, Said berkata “Tidak ada sesuatu yang lebih aku takutkan daripada perempuan.” Padahal saat itu umurnya sudah lanjut, tua renta dan salah satu penglihatannya telah buta sedangkan yang tersisa pun sudah kabur penglihatannya karena rabun. Sangat besar rasa takwa beliau kepada Allah ta’ala .

Makanya kalau kita ingin dicintai Allah jadilah pribadi yang bertakwa, bahkan saking pentingnya takwa para ulama sepakat bahwa segala ibadah yang kita laksanakan tujuannya bukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban tetapi lebih dari itu untuk meraih predikat ketakwaan disisi Allah swt dan menyucikan jiwa manusia, sehingga hati dan fikirannya menjadi jernih dan bersih dari noda-noda dosa. Sehingga kebaikan hati yang merupakan anggota tubuh paling urgen dapat memberikan dampak yang positif kepada anggota tubuh yang lain, sebagaimana sabda Nabi shallahu alaihi wasallam;

أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

“Ingatlah sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik maka baik pula seluruh jasad, namun apabila segumpal daging itu rusak maka rusak pula seluruh jasad. Perhatikanlah, bahwa segumpal daging itu adalah hati!”

Makanya diantara tugas Rasulullah saw diutus ke dunia adalah menyucikan hati dan jiwa kita semua, sebagaimana firman Allah ta’ala,

(كَمَاۤ أَرۡسَلۡنَا فِیكُمۡ رَسُولࣰا مِّنكُمۡ یَتۡلُوا۟ عَلَیۡكُمۡ ءَایَـٰتِنَا وَیُزَكِّیكُمۡ وَیُعَلِّمُكُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَیُعَلِّمُكُم مَّا لَمۡ تَكُونُوا۟ تَعۡلَمُونَ)

“Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.”
[Surat Al-Baqarah 151]

Bahkan diantara syariat islam yang mungkin dibenci oleh sebagian manusia namun pada hakikatnya dapat mengantarkan kepada takwa adalah syariat Qishas. Apa itu Qishas? Yaitu

أَنْ يُفْعَل بِالْفَاعِل الْجَانِي مِثْل مَا فَعَل

Diperlakukannya pelaku kejahatan sebagaimana dia memperlakukan hal itu kepada korbannya.
Jadi qishash maknanya hukuman bagi pelaku kejahatan yang prinsip dasar ditegakkannya berdasarkan kesetaraan bentuk kejahatannya. Prinsipnya membunuh dibunuh, melukai dilukai, merusak dirusak dan memotong dipotong.
Tentang Qishas, Allah ta’ala berfirman,

(وَلَكُمۡ فِی ٱلۡقِصَاصِ حَیَوٰةࣱ یَـٰۤأُو۟لِی ٱلۡأَلۡبَـٰبِ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ)

Dan dalam qisas itu ada (jaminan) kehidupan bagimu, wahai orang-orang yang berakal, agar kamu bertakwa.
[Surat Al-Baqarah 179]

Dalam ayat tersebut kenapa dalam hukuman Qishas itu ada kehidupan, bukankah orang yang diqishas itu juga dihukum mati ketika ia membunuh? Karena jikalau setiap orang yang membunuh itu diqishas maka orang-orang berfikir dua kali untuk melakukan pembunuhan, khawatir ia terkena qishas juga, sehingga orang tidak mudah menghilangkan nyawa orang lain, akhirnya keamanan hidup manusia akan terjamin. Inilah maksud firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 179 di atas.

3. Santun kepada sesama muslim dan tegas kepada orang kafir.

Allah ta’ala berfirman,

(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ مَن یَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِینِهِۦ فَسَوۡفَ یَأۡتِی ٱللَّهُ بِقَوۡمࣲ یُحِبُّهُمۡ وَیُحِبُّونَهُۥۤ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِینَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَـٰفِرِینَ یُجَـٰهِدُونَ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ وَلَا یَخَافُونَ لَوۡمَةَ لَاۤىِٕمࣲۚ ذَ ٰ⁠لِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ یُؤۡتِیهِ مَن یَشَاۤءُۚ وَٱللَّهُ وَ ٰ⁠سِعٌ عَلِیمٌ)

“Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.” [Surat Al-Ma’idah 54].

Dalam ayat diatas secara tegas bahwa diantara sifat-sifat orang-orang yang dicintai oleh Allah adalah lemah lembut dan sopan santun kepada sesama muslim, karena sesama muslim adalah bersaudara, jangankan menzhalimi, bahkan mengucapkan sesuatu yang menyakiti hati orang beriman saja terlarang.

Rasulullah pernah memberikan teguran jika istrinya mengeluarkan kata-kata tak sedap didengar, Aisyah meriwayatkan, “Aku pernah berkata kepada Nabi, ‘Shafiyah itu orangnya begini begini’ (menurut riwayat lain, ia mengatakan Shafiyah itu pendek). Lalu beliau bersabda, ‘Kau telah mengatakan sesuatu yang seandainya melebur dengan air laut maka leburlah ia”.

Ucapan yang menyakiti orang lain di dalam islam terlarang hukumnya karena islam adalah agama mahabbah (cinta), makanya mengenai pentingnya menjaga ucapan yang baik sampai-sampai Rasulullah menjadikan hal tersebut sebagai standar keimanan manusia, Nabi shallahu alaihi wasallam bersabda:

وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَــقُلْ خَــــيْرًا أَوْ لِيَـصـــمُــتْ

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” [HR Bukhari]

Jangan sampai kita menyakiti orang lain baik itu dengan ucapan maupun perbuatan terhadap manusia terlebih lagi terhadap orang-orang beriman apalagi kepada para ulama, orang tua kita dan kepada orang-orang yang berjihad membangun bangsa ini. Maka, menjaga sopan santun dan perasaan seorang mukmin adalah kewajiban yang dapat mengantarkan kecintaan kepada Allah. Jangan sampai terjadi sebaliknya sesama orang islam galak dan tidak sopan justru dengan orang kafir saling bermesraan dan berlemah lembut. Maka ini pertanda dia tidak paham terhadap perintah Allah ta’ala .

4. Berjuang dijalan Allah ta’ala .

Allah memerintahkan agar setiap muslim mau berjuang dijalan Allah di dalam medan kehidupan yang mereka jalani masing-masing agar mereka meraih mahabbah dari Allah swt.
Allah berfirman dalam lanjutan ayat di atas

…فَسَوۡفَ یَأۡتِی ٱللَّهُ بِقَوۡمࣲ یُحِبُّهُمۡ وَیُحِبُّونَهُۥۤ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِینَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَـٰفِرِینَ یُجَـٰهِدُونَ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ …….

Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah…
[Surat Al-Ma’idah 54]

Kata jihad, memiliki pengertian yang luas. Jihad dalam arti memerangi orang kafir, hanya merupakan salah satu dari bentuk dan jenis jihad, karena pengertian jihad lebih umum dan lebih luas dari hal tersebut.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan jenis jihad ditinjau dari obyeknya, memiliki empat martabat, yaitu: jihad memerangi nafsu, jihad memerangi setan, jihad memerangi orang kafir dan jihad memerangi orang munafik.
Dalam keterangan selanjutnya, Imam Ibnul Qayyim menambah dengan jihad melawan pelaku kezhaliman, bid’ah dan kemungkaran.
Zaadul Ma’ad fi Khairal ‘Ibaad, Ibnul Qayyim, tahqiq Syu’aib al Arnauth dan Abdulqadir al Arnauth, Cetakan Ketiga, Tahun 1421H, Muassasat ar Risalah, Bairut (3/9-10)

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata,

Menuntut ilmu adalah bagian dari jihad di jalan Allah karena agama ini bisa terjaga dengan dua hal yaitu dengan ilmu dan berperang (berjihad) dengan senjata.

Sampai-sampai sebagian ulama berkata, “Sesungguhnya menuntut ilmu lebih utama daripada jihad di jalan Allah dengan pedang.”

Karena menjaga syari’at adalah dengan ilmu. Jihad dengan senjata pun harus berbekal ilmu. Tidaklah bisa seseorang berjihad, mengangkat senjata, mengatur strategi, membagi ghonimah (harta rampasan perang), menawan tahanan melainkan harus dengan ilmu. Ilmu itulah dasar segalanya”.

(Syarh Riyadhus Sholihin, 1: 108)

Jihad merupakan amal kebaikan yang disyari’atkan Allah. Ia menjadi sebab kokoh dan mulianya umat Islam. Sebaliknya, jika kaum Muslimin meninggalkan jihad di jalan Allah, maka mereka akan mendapatkan kehinaan. Dijelaskan dalam hadits yang shahih :

عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ

“Dari Ibnu Umar, beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Apabila kalian telah berjual-beli ‘inah, mengambil ekor sapi dan ridha dengan pertanian serta meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kalian kerendahan (kehinaan). Allah tidak mencabutnya dari kalian sampai kalian kembali kepada agama kalian” [HR Abu Dawud].

Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam Menunggumu di Telaga

Padang mahsyar adalah sebuah tempat pada hari Kiamat yang disiapkan oleh Allah ta’ala untuk mengumpulkan seluruh manusia yang pernah hidup di alam dunia ini, untuk menghadiri proses hisab dan pengadilan akbar, setiap manusia akan memperoleh haknya tanpa ada sedikitpun kezaliman.

Matahari yang sangat dekat jaraknya dengan manusia membuat manusia yang berkumpul itu merasa sangat haus, kelelahan juga ketakutan, semua manusia mencari solusi apa saja yang bisa membuat mereka merasa lebih ringan dalam menghadapi kenyataan di mahsyar.

Salah satu bentuk rahmat Allah di padang mahsyar untuk manusia ialah disiapkan bagi mereka telaga penuh air agar manusia dapat menghilangkan dahaganya, setiap Nabi yang diutus oleh Allah diberikan telaga masing – masing agar para pengikut Nabi- Nabi dapat minum di sana, hal itu seperti hadits berikut ini:

إِنَّ لكلِّ نبيٍّ حوضًا ، وإِنَّهم يتباهَوْنَ أيُّهم أكثرُ وارِدَةً ، وإِنَّي أرجو أنْ أكونَ أكثرَهم واردَةً

Setiap Nabi memiliki Telaga, mereka berbangga ummat siapa yang paling ramai datang ke Telaga itu, aku berharap Telagaku paling banyak yang mendatanginya (HR Tirmidzi, dishahihkan Albany).

Berita tentang telaga Nabi shallahu alaihi wasallam sangat banyak, diceritakan dalam riwayat secara mutawatir (diceritakan oleh banyak perawi) dalam berbagai kita hadits shahih (Ash Shihah), sunan serta masanid.

Imam Ibnu Abil Izzi al-Hanafi rahimahullah berkata, “Hadits-hadits yang menyebutkan al-Haudh (telaga) mencapai derajat Mutawatir. Ada lebih dari tiga puluh orang sahabat shallallahu alaihi wa sallam yang meriwayatkannya. Guru kami, Imaduddin Ibnu Katsir, benar-benar telah membahas sanad-sanadnya di bagian akhir kitab sejarah yang besar yang berjudul al-Bidayah wan Nihayah.” (Syarh al-‘Aqidah ath-Thahawiyah, hlm. 309)

Imam Nawawi berkata: Telaga Nabi shallahu alaihi wasallam adalah hakiki (benar adanya) telah diciptakan oleh Allah ta’ala, ia adalah makhluq yang telah ada sekarang ini.

Syekh Ibu Al Utsaimin berkata:
Telaga Nabi shallahu alaihi wasallam telah ada, Nabi shallahu alaihi wasallam pernah diperlihatkan oleh Allah telaga itu.

عقبة بن عامر: أنَّ النَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – خرج يومًا فصلى على أهل أحد صلاته على الميت، ثم انصرف إلى المنبر، فقال: “إني فرط لكم، وأنا شهيد عليكم، وإني والله لأنظر إلى حوضي الآن”

Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi shallahu alaihi wasallam keluar menuju shalat jenazah salah seorang sahabat, setelah shalat selesai beliau naik minbar dan bersabda: Aku menunggu kalian, aku menjadi saksi bagi kalian, demi Allah aku melihat Telagaku sekarang ini (HR AlBukhari dan Muslim).

روى مسلم من حديث أبي ذر: أن النبي – صلى الله عليه وسلم – عندما ذكر الحوض قال: ماؤه أشد بياضًا من اللبن، وأحلى من العسل وريحه أطيب من المسك.

Dari Abu Dzar radhiyallahu anhu ia berkata: bahwasanya Nabi shallahu alaihi wasallam menyebut tentang Telaga (Haudh), airnya lebih putih dari pada susu, lebih manis dari madu, baunya lebih wangi dari minyak kasturi (HR AlBukhari dan Muslim).

Jumlah gelas yang tersedia di telaga itu sangat banyak, mari kita simak dalam hadits berikut ini:

حديث أنس بن مالك – رضي الله عنه – أن رسول الله – صلى الله عليه وسلم – قال: ( إن قدر حوضي كما بين أيله وصنعاء من اليمن، وإن فيه من الأباريق بعدد نجوم السماء ) متفق عليه .

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya perkiraan luas Telagaku seperti antara Shan’a di Yaman dan Ailah (Syiria), sesungguhnya jumlah gelasnya sebanyak bintang di langit (Muttafaq alaih).

Di antara sebab – sebab manusia dapat mendatangi Telaga Nabi shallahu alaihi wasallam adalah sebagai berikut:

1. Berpegang pada Al Quran dan Sunnah, berpegang teguh pada keduanya, dari perbuatan bidah dan dosa besar.

روى الحاكم في المستدرك: من حديث أبي هريرة – رضي الله عنه -: أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: “إني قد تركت فيكم شيئين لن تضلوا بعدهما: كتاب الله وسنتي، ولن يتفرقا حتى يردا على الحوض”.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata, bahwasanya Nabi shallahu alaihi wasallam bersabda: aku tinggalkan pada kalian dua hal, kalian tidak akan pernah sesat bila berpegang pada keduanya, Kitab Allah dan Sunnahku, keduanya (Al Quran dan Sunnah tidak akan berpisah (bersebrangan) hingga datang ke Telagaku.

Sahl bin Sa’d radhiallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِنِّي فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ، مَنْ مَرَّ عَلَيَّ شَرِبَ وَمَنْ شَرِبَ لَمْ يَظْمَأْ أَبَدًا، وَلَيَرِدَنَّ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونِي ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ، فَأَقُولُ: إِنَّهُمْ مِنِّي. فَيُقَالُ: إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ. فَأَقُولُ: سُحْقًا، سُحْقًا لِمَنْ غَيَّرَ بَعْدِي

“Sesungguhnya aku akan mendahului kalian di telaga itu. Barang siapa melewatiku, dia akan minum di telaga itu, dan barang siapa berhasil minum darinya, niscaya dia tidak akan merasa haus selamanya. Sungguh, beberapa kaum akan berusaha melewatiku. Aku mengenal mereka dan mereka mengenaliku. Kemudian dipisahkan antara aku dan mereka.
Aku katakan, ‘Sesungguhnya mereka dari golonganku!’
Dikatakan kepadaku, ‘Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang mereka ada-adakan sepeninggalmu!’
Aku katakan, ‘Amat jauh (telagaku) bagi orang yang mengubah (agamaku) sepeninggalku’.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Ibnu Abdil Barr berkata:
Setiap orang yang membuat Bid’ah di dalam agama akan diusir dari Telaga Nabi shallahu alaihi, seperti Khawarij, Syiah Rafidhah dan seluruh sekte, begitu juga dengan orang yang kelewat batas dalam berbuat zalim dan memadamkan kebenaran, serta orang – orang yang terlaknat akibat perbuatan dosa besar.

Imam Al Qurthuby rahimahullah berkata:
Ulama – ulama kita semoga Allah meridhai mereka berkata: Semua orang yang murtad dari agama Allah atau membuat suatu ajaran (ibadah) yang tidak diridhai dan diizinkan Allah mereka akan terusir dan dijauhkan dari Telaga Nabi shallahu alaihi wasallam, yang paling tegas untuk diusir adalah orang – orang yang menyelisihi jamaah kaum muslimin, mencari jalan selain jalan kaum muslimin seperti Khawarij dengan berbagai kelompoknya, Syiah Rafidhah dengan berbagai kesesatannya, begitu juga dengan pemimpin zalim yang kelewat batas zalimnya, pemimpin yang menghancurkan kebenaran, membunuh dan merendahkan para ulama, terang – terangan melakukan dosa besar yang meremehkan dosa kecil.

2. Tidak membantu dan mendukung pemimpin yang zhalim.

عن كعب بن عجرة أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال له: “أعاذك الله من إمارة السفهاء، قال: وما إمارة السفهاء؟ قال: أمراء يكونون بعدي لا يهتدون بهديي ولا يستنون بسنتي، فمن صدقهم بكذبهم وأعانهم على ظلمهم، فأولئك ليسوا مني ولست منهم، ولا يردون على حوضي، ومن لم يصدقهم بكذبهم ولم يعنهم على ظلمهم فأولئك مني وأنا منهم وسيردوا على حوضي”.

Rasulullah shallahu alaihi wasallam telah bersabda,’Hai Ka’ab bin ‘Ujrah, semoga Allah melindungi kamu dari imaarat al-sufahaa` (kepemimpinan orang-orang bodoh).’ Ka’ab bin Ujrah bertanya,”Apa itu imaarat al-sufahaa` wahai Rasulullah ?’ Rasulullah shallahu alaihi wasallam menjawab,”[Imaarat al-sufahaa` itu] adalah para pemimpin yang akan datang setelah aku. Mereka itu tidak berteladan dengan petunjukku dan tidak bersunnah dengan sunnahku. Maka barangsiapa yang membenarkan perkataan mereka (Imaarat al-sufahaa`), dan membantu kezaliman mereka, maka dia tidak termasuk golonganku dan aku pun bukan termasuk golongannya, dan dia tidak akan mendatangi aku di telagaku (di Hari Kiamat kelak). Namun barangsiapa yang tidak membenarkan kebohongan mereka, dan tidak membantu kezaliman mereka, maka dia termasuk golonganku dan aku pun termasuk golongannya, dan dia akan mendatangi aku di telagaku (di Hari Kiamat kelak).” (HR Ahmad, Al-Musnad, Juz III, hlm. 111, nomor 14.481).

3. Bersabar terhadap segala ujian yang menimpa di dunia

روى البخاري ومسلم من حديث أنس بن مالك: أن النبي – صلى الله عليه وسلم -: “سترون بعد أثرة شديدة، حتى تلقوا الله وروسوله – صلى الله عليه وسلم – على الحوض”.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu ia berkata: bahwasanya Nabi shallahu alaihi wasallam bersabda: Setelah aku tiada nanti engkau akan melihat pemimpin yang hanya mementingkan dirinya sendiri, hingga kalian bertemu dengan Allah dan RasulNya di Telaga (HR AlBukhari dan Muslim).

4. Selalu menjaga Wudhu

عن حذيفة – رضي الله عنه -: أن النبي – صلى الله عليه وسلم – عندما ذكر الحوض قال: “والذي نفسي بيده إني لأذود عنه كما يذود الرجل الإبل الغريبة عن حوضه قالوا: يا رسول الله أوتعرفنا؟ قال: نعم، تردون علي الحوض غرًا محجلين من آثار الوضوء ليست لأحد غيركم”.

Dari Hudzaifah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallahu alaihi wasallam ketika beliau bercerita tentang Telaga beliau bersabda: demi jiwaku berada ditanganNya Sesungguhnya aku benar – benar menjaga Telagaku dari orang yang tidak berhak minum di dalamnya seperti seorang di antara kalian menjaga onta orang lain agar tidak minum di tempat air kalian, wahai Rasulullah apakah nanti engkau akan mengenal kami? Beliau bersabda: iya aku mengenal kalian, kalian akan datang ke telagaku dengan tubuh bercahaya dari bekas air wudhu kalian, cahaya itu tidak dimiliki kecuali oleh kalian ummatku. (HR Muslim).

Mudah – mudahan kita termasuk orang yang ditunggu Nabi shallahu alaihi wasallam di telaganya untuk menikmati nikmatnya air telaga beliau, Aamiin ya rabbal alamin.

Cahaya Qur’an di Tengah Lautan, Minat Baca Anak-anak Pulau Simuk Meningkat di Saat Pandemi

Segala hiruk pikuknya pandemi pun tak lantas berhenti menghilang begitu saja di jantung keramaian kota. Suasana keheningan Pulau Simuk yang berada di kawasan pulau terluar Indonesia pun tersibak. Keberadaanya di pesisir paling barat Sumatera Utara pun tergoncang dari hening sunyinya. Ternyata dampak pandemi pun jauh menembus daratan Simuk yang berada di tengah-tengah lautan samudera hindia ini.

Padahal mulanya hanya dirasakan di Tello sebagai pusat kecamatan kepulauan Pulau-pulau Batu Timur Nias Selatan. Walaupun demikian, pandemi bukan menjadi momok kekhawatiran yang berlebihan justru memberikan dampak positif bagi meningkatnya minat belajar ngaji bagi anak-anak pulau Simuk untuk datang ke tempat TPQ kesayanganya di Masjid At-Taqwa Pasar Biduk Gobo Baru. Kendati sekolah diliburkan tapi suasana belajar mengaji masih berjalan sebagaimana biasa karena bagaimanapun juga jauh sebelum ada datangnya pandemi pun memang suasana Simuk tetaplah hening sunyi layaknya suasana keterasingan terisolasi dari segala keramaian karena saking jauh jaraknya. Perjalananya pun dengan kapal khusus Simuk sekitar 7-9 jam tergantung cuaca dengan jarak sejauh 80-an Km dari pelabuhan Teluk Dalam pusat ibukota Nias Selatan.

Bertahun-tahun lamanya tanpa ada akses listrik dan komunikasi menjadikan tantangan survive tersendiri bagi penduduk setempat bertahan. Adanya listrik dari genset rumahan sekarang pun baru-baru saja menyinari lorong-lorong perkampungan dan nyalanya pun masih sangat terbatas pada waktu-waktu tertentu dengan hitungan jam saja. Sehingga kondisi pandemi demikian bukan hal yang membuat kaget bagi warga muslim Simuk hanya berkisar 50-an KK saja dari 1400-an jiwa ( Non muslim ) se-kecamatan Simuk.

Adanya peraturan kebijakan belajar saat pandemi membuat anak-anak dan orang dewasa memiliki waktu yang cukup luang untuk dimanfaatkan mengaji dan membaca buku-buku seadanya di serambi ruangan Masjid.

Ismail Garamba, salah satu pengasuh anak-anak TPQ At-Taqwa Pecinta Rasulullah, menyebutkan bahwa masa libur belajar yang diterapkan oleh sekolah saat ini sangat memberi cukup waktu luang bagi anak-anak untuk dimanfaatkan belajar mengaji dan membaca buku. Apalagi masa aktif kembali belajar ke sekolah diwaktu pandemi belum jelas sampai kapan ujung akhirnya.

Menurut Ismail yang juga sebagai tenaga pengajar honorer di salah satu sekolah sudah meliburkan anak-anak sekolah didiknya sejak awal pandemi beberapa bulan silam. Sebagai pengasuh TPQ, ia memang tetap mengadakan kegiatan anak-anak mengaji dan mengajarkan kecintaan membaca buku-buku kepada murid-muridnya yang sekarang berjumlah 30-an anak-anak yang datang rutin tiap harinya.

Selain mengajar ngaji, Ismail juga aktif dalam kegiatan relawan satgas pedesaan yang bertugas mengedukasi warga dan anak-anak untuk menjaga kesehatan selama masa pandemi Covid-19, Senin (21/9/2020).

“Syukur alhamdulilah, sekarang ada anak didik pertama kami yang sudah bisa ikut membantu mengajar sejak awal berdirinya tahun 2007”, tutur Ismail yang menghubungi pihak Tanmia via seluler baru-baru ini.

TPQ At-Taqwa adalah TPQ yang berdiri sejak 2007 atas inisiasi Ustadz Fathul Arifin yang pertama kali datang membuka lahan dakwah dari utusan da’i pengabdian AMCF ( Asian Moslem Charity Foundation ).

Kegiatan TPQ pun termasuk bervariasi, dari kegiatan baca tulis Al-Qur’an, praktek thaharah dan shalat, hafalan juz amma dan doa-doa sehari-hari. Walhasil berbagai jenis buku bacaan dari Tanmia Foundation yang didistribusikan ketika itu menjadi lahapan bacaan anak-anak setiap kali kunjungi, tambah Ismail menyudahi pembicaraanya.

“Selama libur sekolah memang kegiatan TPQ tetap ramai berjalan dan budaya membaca buku yang meningkat, terlihat dengan jumlah anak-anak yang meminjam buku-buku ketika kegiatan TPQ berlangsung” jelas Ismail Garamba.

Sistem peminjaman buku hanya untuk dibaca di tempat saja bukan dibawa ke rumah anak masing-masing karena disamping masih minimnya buku-buku yang ada juga karena satu-satunya solusi agar buku tetap terawat dan terjaga sehingga inilah cara yang tepat untuk tetap mencintai dan membaca buku.

“Kadang sesekali ada kelebihan rezeki saya bawakan hadiah sesuatu untuk anak-anak, kadang makanan, buku tulis, bolpoin serta sejumlah alat lain, agar menambah semangat anak-anak mengaji dan membaca,” cetus Ismail dalam bahagia ceritanya.

Kendati laju perkembangan dakwah di Simuk pun mengalami gelombang pasang surut hingga sekarang tapi kilas balik perjalanan Tim Tanmia Foundation ke Simuk tahun 2019 lalu yang hampir genap setahun ini menjadi kabar yang cukup istimewa. Pilihan mendatangi anak-anak di pesisir Lamolo Simuk ketika itu barulah sangat terasa sekarang ini bahwa pilihan itu sangatlah tepat. Sebab, sebagian besar anak yang belum tersentuh kemajuan teknologi dan gawai itu bisa menambah ilmu dengan kuat berjam-jam duduk ditemani buku menjadi sesuatu hal yang sangat berharga di suasana sunyinya pulau yang terletak dikawasan terluar tersebut. Terlebih pesisir Simuk memiliki hamparan pantai yang masih alami dengan desiran ombak yang mangalun sangat indah. Berdoa semoga Allah memberikan keistiqomahan dan kemudahan disetiap gerak kebaikan dakwah untuk mengetuk pintu langit meneguhkan nurani untuk terus peduli terhadap keimanan saudaranya.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Wakaf Buku, Bantu Pulihkan Gairah Belajar Santri Saat Pandemi di Muara Enim Sumatera Selatan

Paket Ekspedisi Wakaf Buku Literasi Tanmia Foundation menyemarakan suasana adaptasi kebiasaan baru untuk beberapa lembaga pendidikan di Muara Enim dan Sematang Borang Sumatera Selatan. Sejak dibukanya kegiatan new normal sebagian sekolah sudah berjalan pada September 2020 ini.

“Kegiatan wakaf literasi sangat berperan dalam pemulihan kondisi belajar anak-anak ditengah masa pandemi untuk mendukung peningkatan gairah belajar anak-anak yang lebih baik setelah rehat panjang dan dalam upaya meningkatkan kondisi kesehatan dan pentingnya pengaruh tingkat kecerdasan ada pada bacaan yang mereka baca sehari-hari”, ujar Wiliyan Husen selaku pengasuh pesantren Al Muzakir Ujanmas Muara Enim Sumatera Selatan saat dihubungi pihak Tanmia Foundation.

Wakaf buku-buku literatur yang dikirimkan dimaksudkan untuk menambah perbendaharaan literasi yang merupakan bagian kegiatan Tanmia Foundation dalam rangka menunjang kemajuan pendidikan di beberapa titik tanah air yang sudah diprioritaskan. Hal ini juga dimaksudkan agar lebih berkembangnya dan bertambahnya pembangunan kualitas lembaga pendidikan hingga puncaknya melahirkan generasi penerus yang unggul baik secara akhlak dan akademis.

Buku-buku paket wakaf literasi ini juga ditujukan pada pihak pengelola Rumah Qur’an Lukmanulhakim Sematang Borang Palembang yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan berbasis Qur’an untuk anak-anak yatim dan dhuafa yang sudah berdiri sejak 2017. Ada puluhan anak-anak yang selama ini ditampung atas pembinaan oleh K.H.Drs.Umar Sa’id tokoh masyarakat setempat yang concern pada bidang pendidikan anak-anak.

Fauzan ( muallaf ) selaku pengurus dan pengelola Rumah Qur’an Lukmanulhakim menambahkan, dengan adanya dukungan pembangunan dakwah berbentuk literasi akan semakin mengokohkan stabilitas masyarakat dengan jalinan iman dan sesama hati akan bertaut menguatkan apalagi terjangan pendangkalan iman lewat kristenisasi dan pemurtadan semakin marak di lingkungannya.

Untuk paket buku yang dikirimkan beraneka macam jenis yang sudah dipersiapkan sejak mulai berlangsungnya pandemi. Keberadaan para donatur dan muhsinin sangat berpengaruh dalam mensukseskan kelancaran program Tanmia Foundation dalam menjalankan sinergi dakwah dengan berserikat dalam amal jariyah kebaikan. Semoga Allah membalasnya dengan sebaik-baik balasan Aamiin.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Wakaf Qur’an di Pesisir Olibeu Oenggae, Jembatan Kemajuan Pendidikan Anak-anak Pesisir Pulau Rote

Laksana urat nadi, inilah Ba’a ibukota kabupaten Rote Ndao yang berada di pesisir Pulau Rote yang hiruk pikuknya mengantarkan setiap jengkal kemajuan di setiap darah kehidupan untuk masyarakat di daratan Rote. Masih minimnya pembangunan infrastruktur selalu meninggalkan jejak pincang pemerataan terutama kesejahteraan masyarakat.

Dari kota pesisir pelabuhan laut Ba’a inilah peradaban kehidupan pulau Rote terbentuk. Kota kabupaten yang dikenal dengan khas Lontar Sasando sebagai khas pulau ini. Letaknya di wilayah paling selatan Indonesia menjadi pulau Rote ini sangat tergantung dengan sentuhan dan dukungan dari daerah luar selama ini.

Tanmia Foundation menyalurkan paket wakaf mushaf Qur’an dan Iqra’ serta buku-buku islami untuk TPQ Ar-Rahman di Dusun Olibeu Oenggae Kecamatan Pantai Baru dengan penyerahan langsung ke Ustadz Mahmud Lelosambi sebagai pendiri sekaligus pengasuh TPQ.( 12/09/2020 ).

“Sejak berdirinya 2006 sampai sekarang ada 70-an santri mengaji di TPQ Ar-Rahman yang berada di kampung pesisir mungil berpenduduk lebih dari 300-an kepala keluarga, inilah potret wajah lain pendidikan anak-anak muslim pemukiman pesisir Pantai Baru Rote perlahan terkuak”, tutur Laode Mailing sesepuh dusun Olibeu yang juga pengurus Masjid setempat dimana kegiatan penyaluran wakaf berlangsung.

Meski hanya berjarak sekitar 25 kilometer dari pusat kota Ba’a, keadaannya masih memprihatinkan apalagi sekat kesenjangan paling mendasar dari masyarakat di kampung ini adalah akses kesadaran akan pendidikan. Tak sedikit anak-anak yang putus sekolah dan memilih untuk melaut menjadi nelayan saja selebihnya sebagian kecil masih melanjutkan ke jenjang pendidikan SMP atau pun SMA itupun relatif sangat minim karena bagaimanapun juga realita keadaan yang memaksa mereka.

“Kegiatan penyaluran wakaf Qur’an dan Iqra’ dari Tanmia Foundation setidaknya menjadi jembatan yang akan memajukan lingkungan yang ada sebagai salah satu faktor imbas dari tingkat pendidikan yang rendah dan keadaan sosial yang ada apalagi terjangan ujian pandemi seperti sekarang ini”, tutur Ust Zulkifli penyuluh da’i yang berada di lokasi saat penyerahan wakaf.

Karena minimnya tingkat SDM setidaknya semakin mempersempit ragam profesi disini. Walhasil, mata pencaharian masyarakat Olibeu Oenggae pun hanya terbatas hanya mengandalkan pada mata pencaharian pertanian berladang bercocok tanam dan perikanan nelayan tradisional skala kecil. Hanya untuk menyambung hidup mencukupi kebutuhan sehari-hari sudah sangat bersyukur. Sehingga apapun bentuk kepedulian kita adalah tanda kebaikan yang akan menyuburkan segenggam iman di hati kita demi mencapai keridhoan Allah semata.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id