Hari menjelang sore rombongan mobil distribusi logistik Tanmia Foundation memasuki gerbang kota Donggala.
Kali ini distribusi bantuan logistik sebanyak 100 paket untuk tiga titik shelter pengungsi korban tsunami di Kampung Labuan Bajo Banawa Donggala (15/11). Isi paket terdiri dari beberapa bahan pokok dan kebutuhan sehari-hari. Tiga titik shelter pengungsian ini terdiri 15 – 20 tenda yang berisi 20 KK disetiap shelternya.
“Ada sekitar 200 jiwa yang masih bertahan di tenda pengungsian yang berderet di pinggiran jalan, ini bukan lain karena trauma saja melainkan hanya inilah lokasi yang masih bisa digunakan”, tutur Fahrul Islami kordinator posko labuan Bajo pada relawan.
Wilayah Donggala terbilang cukup unik, sebuah kota tua dengan akses pelabuhan laut yang sudah familiar sejak peninggalan Belanda beratus tahun. Selain pesisir Talise Palu yang menjadi pusat terparah dan menumpuknya tujuan bantuan, pelabuhan kota tua Donggala pun juga tak luput dari hantaman gempa dan tsunami pada 28/9. Bagian pusat kota Donggala dan bagian lainya dipisahkan oleh teluk Palu dan kota Palu sehingga pesisir pantai Donggala sangat panjang. Ini yg menyebabkan minimnya distribusi bantuan ke titik-titik Donggala seringnya terlewatkan.
Titik-titik lokasi terkena dampak gempa dan tsunami di wilayah Donggala memanjang sepanjang pesisir Banawa, Teluk Palu hingga laut luar Tanjung Karang Banawa dan Sirenja di utara. Perjalanan menuju Labuan Bajo Banawa bisa dijangkau dg menempuh jarak 50 KM dari Pombewe Sigi Biromaru pusat posko logistik Tanmia berada.
Bantuan logistik ini adalah bagian dari jawaban dan harapan dari setiap doa para pengungsi yang terus dipanjatkan selama ini. Karena jalan kebaikan selalu mempertemukan para dermawan dan mereka yang masih membutuhkan uluran tangan.
Ali Azmi
Relawan Tanmia
Palu Sulteng