Paket Wakaf Buku Bangunkan Cita-Cita Anak-Anak Pedalaman Siberut Mentawai

Paket wakaf buku literasi Tanmia Foundation menjangkau wilayah Kepulauan Mentawai Sumatera Barat tepatnya di Simalegi Siberut Barat. Siberut Barat adalah bagian wilayah kecamatan terluas di kepulauan Mentawai diantara empat pulau besar yaitu Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan.

Program wakaf buku untuk Literasi anak-anak Pedalaman dari Tanmia Foundation tiba di Masjid Dusun Muara Simalegi Siberut Barat Kepulauan Mentawai pada ( 1/02/2021).

Wakaf buku ditujukan untuk anak-anak dan masyarakat yang memang masih minim dari berbagai hal keadaanya. Adapun untuk akses geografisnya hanya bisa ditempuh dengan perjalanan laut dengan jarak tempuh 300 KM dari pelabuhan kota Padang.

Paket wakaf buku ini terdiri dari beberapa mushaf, Iqra’ dan berbagai macam jenis bacaan juga tak luput paket perlengkapan sholat yang sudah disiapkan sebelumnya.

Jarak yang memisahkan di tengah lautan menjadi salah satu tantangan bagi sebagian kalangan menjangkaunya, selain mental yang tangguh juga fisik yang prima untuk dapat menyapa lebih dekat keberadaan masyarakat Mentawai yang mendiami perkampungan dibalik-balik rimba pesisir.

“Awal harapan yang baik dengan adanya program wakaf buku ini semoga akan terus berlanjut ke hal lainya”, tutur Jamil petugas penyuluh masyarakat yang mengantarkan paket dari Tanmia Foundation ke lokasi.

‪Dalam kesempatan lain, segenap perwakilan masyarakat Dusun Muara mengucapkan terimakasih kepada semua pihak donatur dan pihak lainya yang telah membantu dalam program ini.‬

‪”Kami mengucapkan terimakasih kepada para donatur Tanmia Foundation yang sudi memperhatikan keberadaan masyarakat suku Mentawai dengan kegiatan wakaf buku untuk anak-anak masyarakat pedalaman”, tambah masyarakat Muara Simalegi melalui Jamil.

Literasi melalui buku masih menjadi hal yang luarbiasa manfaatnya untuk membangun generasi harapan terutama di pedalaman bila saja hari ini sudah mulai hilang di tengah suasana perkotaan dengan teknologi digital yang terus berkembang serba canggih. Hal ini merupakan bagian kepedulian dan pengabdian sebagai lahan dakwah kita bersama dalam turut serta memajukan generasi dan pendidikan di wilayah pedalaman khususnya Mentawai dengan ratusan pulau-pulaunya yang terserak.

 

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Wakaf Qur’an Lahirkan Keberkahan Santri Pesantren Tahfiz Ar-Royan Pacitan

Keberkahan terus menyelimuti segenap jajaran Pondok Pesantren Qur’an Ar Royyan Dusun Gunung Cilik Purwoasri Pacitan yang memiliki program unggulan tahfiz Al-Qur’an.
Pesantren yang baru saja didirikan pada tahun 2019 ini memiliki 45 santri dari berbagai jenjang SMP dan SMA.

Baru-baru ini melalui program wakaf Al-Qur’an Tanmia Foundation menyalurkan paket mushaf Al-Qur’an untuk kelangsungan kegiatan santri pesantren. Paket Mushaf langsung diserah terimakan kepada Ust Muhamad Hanifudin M.Si selaku pimpinan pesantren kendati program belajar santri masih dibayang-bayangi masa pandemi. ( 30/01/2021 )

Dari puluhan jumlah santri masih digembleng terus untuk diasah kemampuanya untuk menghafal Alquran sebagai program unggulan utama santri sebagaimana cita-cita Ust Hari Trisdiyanto Lc salah satu pendiri pesantren yang membidangi keahlian metode hafalan Al-Qur’an.

“Satu per satu santri diantaranya ditarget untuk mampu menghafal secara kuat ( dhobit) beberapa lembar dalam waktu satu hari lanjut”, penuturan Pribandi selaku Kepala Madrasah.

Dari pengasuh pesantren menyampaikan data informasi kepada pihak Tanmia bahwasanya perjuangan pesantren masih seumur jagung yang harus dikuatkan baik secara fisik maupun kualitas sehingga wakaf Qur’an ini sangat membantu kesuksesan didalamnya dan menambah semangat santri dalam menghafal dan belajar Al Quran. Semoga kerjasama kebaikan ini tidak berhenti sampai disini”, ujar Bekti salah satu staf pesantren kepada Tanmia.

Tak luput juga dengan adanya pesantren sangat membantu kemajuan masyarakat dan lingkungan sekitar dalam perkembangan dan inovasi khususnya di wilayah kabupaten Pacitan”, ungkap Maryanto selaku tokoh masyarakat setempat.

Menurut Maryanto, saat ini dengan perkembangan teknologi informasi menjadi tantangan tersendiri. Di mana generasi muda dikhawatirkan lebih akrab dengan gadget atau handphone dibandingkan dengan membaca Alquran.

Harapan para pengasuh pesantren, kegiatan menghafal Alquran ini menjadi contoh role model bagi pesantren dan lembaga pendidikan lain. Sehingga akan lahir bibit-bibit penghafal Alquran dan pembiasaan karakter qur’an di kehidupan sehari-hari secara nyata.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Tanmia Foundation Ikut Partisipasi Wakaf Sumur Bor di Pesantren Hamalatul Qur’an Tasikmalaya

Para Santri Pondok Pesantren (Ponpes) Alam Tahfidz Hamalatul Qur’an, Dusun Cikadu, Desa Cilangkap, Kecamatan Manonjaya
Kabupaten Tasikmalaya, nampak terlihat berbahagia terpancar dari raut mukanya. Mereka tak perlu lagi was-was khawatir kesusahan air tiap musim kemarau tiba nantinya.

Tanmia Foundation melalui program wakaf sumur bor ikut berpartisipasi dalam mensukseskan pembuatan sumur bor di lingkungan Ponpes Alam Tahfidz Hamalatul Qur’an. Wakaf sumur bor tersebut dalam rangka penyediaan sarana air bersih untuk pesantren yang di diserahkan oleh pihak Tanmia Foundation pada pimpinan pesantren Ust. Cecep Iwan Ridwan, S.Th.I Jum’at (22/01/2021).

Bantuan wakaf sumur bor tersebut adalah bentuk amanah para muhsinin melalui Tanmia Foundation yang telah berjalan selama ini melalui program wakaf sebagai bentuk berbagi dan kepedulian.

“Jazakallahukhairan pada Tanmia Foundation, mudah-mudahan dengan adanya sumur bor ini, kekurangan air bisa teratasi dan kegiatan santri dalam menghafal Al Quran bisa lebih baik dan lebih fokus”, ungkap Ust Cecep selaku pengasuh pesantren dalam harapannya.

“Sumur bor sebagai sumber air adalah kebutuhan vital untuk para santriwan dan santriwati selama ini. Semoga wakaf sumur ini menjadi amal jariyah dan pahalanya terus mengalir kepada para donatur. Sehingga ketika musim kemarau tiba, para santri tidak kesulitan lagi dalam hal air bersih,” ungkap Ustadz Ilham ST, S.Pd, Al Hafidz salah satu pengajar Hamalatul Qur’an kepada Tanmia.

Selain itu Ust Cecep selaku mudir dan pendiri pesantren juga menjelaskan, bahwa pesantren Hamalatul Qur’an adalah pesantren yang peduli terhadap lingkungan sekitar pesantren, baik itu dalam masalah keagamaan ataupun sosial. Sehingga perkembangan keadaan masyarakat atau dakwah kampung saat ini setelah ada pesantren masyarakat semakin variatif seperti diadakanya kegiatan berupa sekolah diniyah, pengajian umum, diklat Ramadhan yang bekerjasama dengan Pesantren sehingga kegiatan keagamaan di masyarakat semakin maju.

Area pesantren seluas satu hektar kini memasuki tahun ke-11 sejak berdirinya tahun 2010 lalu atas pendiri pemrakarsa Ust. Cecep Iwan Ridwan dan Ust. Abdillah Fahmi. Bermodalkan keikhlasan dan pengalaman para pengasuhnya perkembangan pesantren memiliki santri sejumlah 195 santri dari berbagai daerah dengan program unggulan utama tahfizhul Qur’an.

“Alhamdulillah ‘Ala Kulli Haalin, suka duka senantiasa datang secara bergantian selama keberlangsungan pesantren ini, namun dengan sabar & yakin semua bisa dilalui, pungkas Ust Cecep Ridwan menutup pesan hikmahnya yang luar biasa.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Tanmia Bagikan Buku Wakaf Untuk Literasi Da’i & Muallaf di Pedalaman Merauke Papua

Pandemi membangunkan kepedulian ditengah duka lara ibu pertiwi negeri ini. Melalui gerakan literasi Tanmia Foundation mendistribusikan wakaf buku bahan bacaan sebagai bagian kontribusi menguatkan pilar dakwah di masyarakat dari pusat kota hingga daerah-daerah pedalaman perbatasan negeri.

Usai melewati perjalanan pelayaran estafet panjang paket wakaf Buku bacaan dari Tanmia Foundation tiba di Merauke Papua pada pekan awal Januari 2021 setelah menempuh perjalanan hampir 3 bulan lamanya. Isi paket buku wakaf beragam terdiri dari buku kisah nabi, motivasi, pengetahuan keislaman, mutiara hadis sehari-hari dan panduan belajar Al-Qur’an.

Bersama para penggerak dakwah lokal dan pengurus PDM Muhammadiyah Merauke wakaf buku Tanmia Foundation langsung di distribusikan ke berbagai kalangan para pegiat dakwah yang sudah berjibaku dengan daerah-daerah perbatasan dan pedalaman di Merauke.

“Alhamdulillah, menyapa silaturahim dengan pembagian buku-buku wakaf dari Tanmia Foundation untuk dibagikan ke para ustadz pengajar ngaji di Masjid Al Ihsan Kampung Nasai, Masjid Al Iman, Masjid An Nur Kampung Kuprik, Masjid Baabussalam, Masjid Muhajirin, Masjid Muqorabin kampung Wabinggapkai Distrik Semangga, Kampung Kumbe Distrik Malind, Pesantren Hidayatullah Merauke, Pesantren Munawwarah, Masjid Aslam, Masjid Nurul Huda, Masjid Qiblatain, Masjid Sya’ban, Masjid Muttaqien Distrik Merauke. Juga beberapa muallaf turut mendapatkan perlengkapan sholat dan buku dibeberapa tempat di Distrik Merauke”, terang jelas H. Syamarudin, ketua PDM Muhammadiyah Merauke yang berada dilokasi kepada Tanmia.

Lokasi daerah-daerah tersebut tersebar di berbagai titik dan distribusi buku terjauh di Masjid Muhajirin distrik Semangga yang berjarak 40 km dari Merauke. Keadaan masyarakat dan dakwah pada umumnya masih cukup beragam dengan berbagai tingkat kendala dan keterbatasan.

Di Merauke peranan masjid adalah simbol penting akan keberadaan umat Islam yang tersebar di berbagai tempat. Keberadaan masyarakat Islam di Merauke adalah kumpulan dari para perantau dari berbagai suku di nusantara yang berasal dari keturunan keluarga muslim.

Maka sesekali tak pernah lupa untuk rindu di perbatasan Merauke akan slogan khas khususnya Merauke yang berbunyi “IZAKOD BEKAI IZAKOD KAI”, yang artinya “Satu Hati Satu Tujuan”. Atas filsafah itulah penduduknya pun bercampur baur harmoni toleransi dari berbagai suku di nusantara, seperti suku Batak, Minang, Aceh, Melayu, Sunda, Jawa, Banten, Madura, Bali, Sasak, Dayak, Banjar, Bugis, Buton, Toraja, Makasar, Menado, Ambon, Maluku, Flores, Kupang, termasuk Tionghoa, Arab dan lain sebagainya. Sebagian kalangan pun menyebut Merauke sebagai miniatur Indonesia.

Adapun untuk pribumi asli Merauke lebih di dominasi suku Marind – Anim yang pada umumnya adalah penganut Kristen dan Katholik, hanya sebagian kecil saja yang berstatus sebagai muslim.

Wilayah Merauke adalah daerah perbatasan langsung dengan Papua Nugini dibelahan paling timur Indonesia dan menjadi bagian geografis terbesar di Papua yang memiliki peranan penting yang sangat strategis. Apalagi Merauke yang sekarang sudah dimekarkan wilayahnya meliputi kabupaten Boven Digoel, dan kabupaten Mappi sehingga syi’ar keislaman dan laju langkah gerak dakwah harus menjadi perhatian agar kalam ilahi segera membumi sekaligus menjadi bagian pilihan tujuan kafilah dakwah Islam yang terus berkembang meneruskan para pewaris pendahulunya puluhan tahun silam di negeri ini. Wallahu musta’an, semoga Allah mudahkan.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Wakaf Qur’an Bantu Memakmurkan Masjid Pedalaman Lombok, NTB

Sampai hari ini pulau Lombok masih menempati sebagai julukan daerah kawasan pulau seribu masjid di Indonesia. Dan merupakan bagian populasi muslim terbesar di Indonesia. Namun, sematan julukan itu tampaknya belum berbanding lurus dengan fakta di lapangan bahwa tingkat kemakmuran masjid masih minim lebih-lebih lagi di sebagian daerah di Lombok masih awam jauh dari kesadaran para umatnya. Kendati gempa hebat 2018 lalu telah meluluhkan sebagian masjid-masjid dan bangunan yang tersebar di berbagai daratan pemukiman sepulau Lombok.

Faktanya juga menunjukkan, banyak kegiatan TPQ yang masih minim pengajar dan lemahnya kesadaran orang tua untuk mengajak anak-anak nya tentang pendidikan qur’an terlebih untuk tadabbur mendalaminya.  Melihat kenyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa tugas yang diemban para guru TPQ mengaji dalam membumikan Al-Qur’an di tengah-tengah masyarakat negeri ini masih amat berat.

Hal itu seperti diungkapkan oleh Kepala Taman Pendidikan Alquran Baabussalam Dusun Pohgading Gubuk Tengak Pringgabaya, Lombok Timur NTB Ustadz H. Takdir belum lama ini. “Salah satu tantangan terbesar guru ngaji kita saat ini adalah menumbuhkan semangat di kalangan anak-anak agar mau mencintai Alquran sejak kecil dan remajanya” ujarnya saat berbincang dengan Tanmia, belum lama ini.

Bersamaan dengan itu pula Tanmia Foundation pun mendistribusikan Wakaf Qur’an untuk para santri TPQ Baabussalam Dusun Pohgading Gubuk Tengak Pringgabaya, Lombok Timur NTB
pada ( 10/01/2021 ). Sebanyak 100 eksemplar diserahkan dengan harapan dapat meningkatkan kualitas dan pengembangan kegiatan belajar mengajar dan pendidikan anak-anak TPQ ke depannya.

Sejak dirintisnya di Mushola Baabussalam dengan segala jerih payahnya ditahun pertamanya TPQ mulai tahun 1995 sampai saat ini sudah memiliki 100 santri. Sebagian santrinya pun banyak berhasil melanjutkan ke berbagai pendidikan pesantren diberbagai daerah bahkan lulus perguruan tinggi ternama. Seiring berjalannya waktu kegiatan TPQ sekarang terbagi jam mengajinya dua waktu ba’da Ashar sampai maghrib dan ba’da maghrib sampai isya. Semuanya dibawah asuhan guru seadanya ala kampung yang notabenenya mereka semua fisabilillah. Hanya niatan panggilan hati nurani demi mendidik generasi. Padahal yang sebenarnya perlu diperhatikan juga tentang perhatian sisi kesejahteraannya.

“Alakullihal sampai saat ini biarpun guru seadanya tetap berjalan TPQ. Alhamdulillah dengan kegiatan wakaf Qur’an dari Tanmia Foundation menjadi semangat anak-anak bertambah dan terpenting anak-anak bisa mudah mengaji dan menghafal lebih baik lagi”, ujar Kurniawan salah satu pengajar TPQ.

Kegigihan para pengajar itu pun berproses panjang mulanya pada umumnya tidak semua orang tua mau anak-anaknya mengaji namun peranan H. Dahrun dan H. Takdir selaku imam masjid An-Nur yang menjadi tetua kampung jelas berpengaruh terhadap keberadaan TPQ Baabussalam sehingga keberadaan guru ngaji di TPQ inilah menjadi sebuah pilihan. Selain diajari membaca Al Qur’an juga diajari tata cara sholat tentang ilmu fiqih sederhana dan hafalan-hafalan do’a sehari-hari.

Apalagi kondisinya pandemi seperti sekarang yang mengharuskan anak-anak sekolah sementara belajar dirumah masing-masing maka bisa kita bayangkan jika tidak ada guru ngaji. Apa jadinya. Banyak anak terkendala juga tidak bisa baca Al Qur’an. “Alhamdulillah di kampung suasana masih Pandemi Covid 19 tidak menyurutkan anak-anak dalam mengaji di TPQ, in sya Allah tidak ada kendala”, tutur Akbar yang juga merupakan salah satu pengajar rutin.

Adanya tempat TPQ dan para pengajar yang ikhlas setia menemani bersama anak-anak adalah kekuatan yang mampu mengokohkan keimanan dan keberkahan bagi lingkungan khalayak ramai biarpun berada di suasana perkampungan.

Sehingga perlahan syi’ar pendidikan qur’an dan tingkat kemakmuran masjid menjadi lebih meningkat dan berkembang sebagai bagian dari syi’ar keberadaan pulau seribu masjid orang banyak menyebutnya.

Nyata dengan realitas adanya adalah harapan dan tantangan yang harus dicapai sepanjang masa karena bukan sekedar julukan kebanggaan semu semata. Biarlah hadir tanpa pamrih sehingga syi’ar qur’an dan keislaman itu mewarnai nyata disetiap sikap dan perilaku. Itulah kemuliaan dan keberkahan yang nyata sesungguhnya sebutan Lombok Pulau Seribu Masjid itu benar nyata adanya. Barakallahufiekum.

 

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Wakaf Qur’an Untuk Majelis Taklim Al-Hidayah Maumere, Membantu Bebas Buta Huruf Al-Quran di NTT

Sebuah keutamaan bagi siapapun yang memuliakan Alquran. Sebagaimana dikuatkan dalam Hadis disebutkan, sebaik-baik umat adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya. Tak hanya sampai disitu saja, memfasilitasi untuk belajar qur’an pun sangat diutamakan terutama untuk kaum muslimin di daerah pelosok atau pedalaman.

Sepekan ini distribusi wakaf qur’an Tanmia Foundation masih menyasar di Maumere bagian Kabupaten Sikka tepatnya di TPQ Al-Hidayah Kelurahan Kota Uneng Alok ( 7/01/2020 ). Wilayah Sikka merupakan daerah perbatasan dengan wilayah Flores Timur yang lebih didominasi dengan daerah pegunungan dan pesisir yang sebagian besar di wilayah utara dan selatan.

Wakaf Qur’an Tanmia Foundation yang telah berlangsung telah menginspirasi para muhsinin dari berbagai kalangan untuk membumikan Alquran ke berbagai penjuru negeri. Mulai dari lingkungan terkecil, yakni keluarga, masyarakat sekitar, majelis taklim, hingga santri TPQ di berbagai pelosok. Dengan asas maslahat telah banyak membantu kegiatan di daerah pelosok dalam menyiarkan syi’ar keislaman dan membantu meminimalisir buta huruf Al-Qur’an.

Disaat pandemi seperti sekarang ini kegiatan majelis taklim dan kegiatan TPQ sangat terbantu dengan adanya wakaf qur’an dan ini saatnya yang tepat untuk mengajak umat untuk menggali dan memaksimalkan potensi yang dimiliki dengan nilai-nilai Al-Qur’an “Ini agar hidup mulia bersama Alquran,” ungkap Ishak Abdullah pengasuh TPQ Al-Hidayah.

Keberkahan Masjid Al Hidayah yang berdiri sejak puluhan tahun lalu ini masih bertahan dengan menjadi bernaungnya TPQ Al-Hidayah hingga sekarang ini. Ini tidak luput dari peran H. Adnan sebagai bapak imam masjid bagi perkampungan masyakarat suku Buton yang sudah turun temurun bermukim di daratan Sikka.

“Kegiatan TPQ pun juga diperuntukkan untuk kegiatan majelis taklim yang sebagian besar para ibu-ibu yang sudah cukup berumur. Sedangkan untuk tempat belajarnya bergiliran dirumah-rumah selain di Masjid”, jelas Hainul Rashid pada Tanmia saat penyerahan wakaf Al-Qur’an di lokasi.

Kegiatan majelis taklim dan TPQ ibu-ibu ini juga peran dari dari Ustadzah Siti Hajar yang sabar menemani para ibu-ibu belajar. Ia mendambakan lingkungan sekitar gemar melantunkan ayat Alquran. Pesertanya pun awalnya hanya segelintir saja hingga saat ini ada belasan ibu-ibu. Suasana pun perlahan mendukung sehingga lebih semarak.

“Terimakasih kepada Tanmia Foundation Jakarta atas bantuan nya berupa wakaf Al-qur’an, semoga mendapatkan ridho Allah Swt, dan balasan amal yang setimpal, semoga kedepan nya kami mendapat perhatian dan dukungan syi’ar kegiatan dakwahnya dalam memajukan dan mengembangkan TPQ Al-Hidayah. Hingga bertambahlah para generasi ibu yang akan menghasilkan anak-anak keluarga penghafal Alquran di kompleks kami”, ungkap Siti yang mengajar Alquran khusus ibu-ibu saat menghubungi Tanmia.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Wakaf Sumur Bantu Kegiatan Masyarakat & Santri Pesantren Abdurrahman, Duyungan, Bojonegoro

Tanmia Foundation resmi menyerahkan bantuan paket wakaf sumur bor di Pondok Pesantren Tahfidzhul Qur’an Abdurrahman yang berada di Dsn. Sepat Rt.003 Rw.001 Kel. Duyungan Kec. Sukosewu Kab. Bojonegoro Jawa Timur pada 3 Januari 2021.

“Pemanfaatan wakaf dirasakan langsung oleh warga pesantren yakni para pengasuh dan santri yang notabene banyak dari kalangan dhuafa. Santri pun cukup beragam mulai dari sekitar Bojonegoro, hingga Takalar Sulawesi Selatan. Hadirnya pesantren sejak dua tahun terakhir memiliki sejumlah santri sebanyak 30 santri. Kegiatan pembelajaran utama adalah hafalan Al-Qur’an sebagai salah satu program pokok pendidikan mengapa didirikannya pesantren,” jelas Ustadz Mujiono saat serah terima wakaf sumur di lokasi. Beliau selaku tokoh pribumi setempat dan mudir pesantren dalam menjelaskan banyak hal kepada Tanmia di lokasi termasuk asal mula lokasi pesantren yang dibangun sumur bor air tanah tersebut adalah tanah wakaf keluarganya yang sampai hari ini masih dalam tahap pengembangan sehingga dengan pembangunan sumur bor akan lebih membantu memudahkan kegiatan santri dan operasional pesantren serta membantu masyarakat sekitar.

“Titik pengeboran sumur hanya mencapai kedalaman 20 meter dengan kondisi tanah lumpur pekat hitam. Ini pertanda biasanya sumber air di daerah ini cukup beragam tergantung keberuntungan bisa jadi mudah maupun sulit untuk di dapat”, jelas Anto tukang bor yang melakukan pengeboran dilokasi lahan pesantren.

Paket wakaf sumur bor ini mengawali lembaran baru di tahun 2021 sejak bergulirnya program wakaf sumur bor yang dibangun oleh Tanmia Foundation hingga sekarang dan suatu keberkahan yang mengalirkan pahalanya atas partisipasi kedermawanan para muhsinin dari berbagai kalangan atas segala perhatiannya.

Tidak seperti sumur bor pada umumnya, sumur bor yang dibangun Tanmia Foundation tergolong sumur dangkal dengan memiliki spesifikasi kedalaman rata-rata sekitar 12 hingga 20 meter dengan debit air yang sudah kualitas maksimal baik kejernihan maupun debitnya. Satu sumur bor yang dibangun ini dapat melayani kebutuhan pesantren dan santri untuk kegiatan sehari-hari dan selebihnya aktifitas kegiatan bersama masyarakat sekitar pesantren.

Dalam kurun waktu yang bersamaan pula Tanmia Foundation juga mengadakan pembangunan wakaf sumur bor di beberapa titik di wilayah Jawa Timur yakni Madiun dan Tulung agung. Untuk sumur bor di Madiun sudah berjalan dan selesai serah terima dan Tulungagung masih dalam proses pengerjaan.

Sumur bor di Pesanteren Abdurrahman diharapkan dapat melayani kebutuhan air bersih bagi seluruh santri dan masyarakat sekitar sehingga masyarakat sekitar pun juga turut menikmati air bersih tersebut.

Daerah Kecamatan Sukosewu Bojonegoro merupakan daratan rendah yang seringkali bila datang musim hujan dilanda banjir. Sungai yang ada memang tidak banyak berubah dan merupakan mata rangkaian anak sungai yang menyatu dengan Bengawan Solo. Daerah ini seringkali mendapat kiriman pasokan air dari daerah pegunungan selatan yang lebih tinggi sehingga menjadikan daerah ini rawan terjadinya banjir sehingga menimbulkan gangguan pada persawahan dan pemukiman warga termasuk sumur yang ada mengeruh.

Untuk sumur bor pun masih terbilang langka yang menggunakanya dan masih mengandalkan sumur tradisional sehingga pada musim hujan lagi banjir banyak yang tergenang lumpur sehingga keruh dan sulit tidak layak untuk dikonsumsi. Kalau sudah seperti itu biasanya masyarakat ramai mencari sumber aliran PDAM di kota atau siapa yang memiliki sumur bor untuk ijin mengambil airnya disini,” ujar Masidi warga setempat yang bersebelahan dengan pesantren.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Wakaf Qur’an Untuk Lansia Tak Mengenal Batasan Usia, Ruh Motivasi Menuntut Ilmu

Memang benar adanya ungkapan yang mengatakan, “Belajar di waktu muda bagai mengukir di atas batu. Belajar di waktu tua bagai melukis di atas air.” Itulah petikan kata mutiara yang fasih bagi para kalangan penuntut ilmu dari dahulu hingga sekarang.

Sebenarnya, ungkapan ini memotivasi siapapun baik anak muda dan tua agar giat belajar dan menuntut ilmu. Dimana masa muda hendaklah dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan apapun.

Disisi lain, bukan berarti orang yang sudah memasuki usia senja sudah bebas terlepas tanggung jawabnya untuk menuntut ilmu.
Seperti yang sekarang ini berjalannya Majelis Taklim Ummul Quro asuhan Ustadz Shofi Kelapanan Lamongan yang berdiri sejak 2015 ini.

Banyak peserta majelis taklim yang hijrah di perjalanan umur yang sudah cukup berusia dari usia cukup beragam, 50 maupun 55 tahun tapi tak menyurutkan ghirahnya untuk tetap menuntut ilmu mengejar kewajiban belajar, salah satunya belajar baca Qur’an, tahsin dan tafsirnya. Usia bukan lagi halangan dan alasan lagi untuk mereka di masa yang terbilang tua sudah dibebaskan dari kewajiban menuntut ilmu. Karena kemampuan berfikir dan daya ingatnya sudah tak mampu lagi mengikuti merekam setiap pelajaran.

Penghujung tahun bahagia Tanmia Foundation menyalurkan wakaf qur’an untuk segenap majelis taklim Ummul Quro Kelapanan, Sadayulawas Lamongan Jawa Timur. ( 31/12/2020). Ada 20 eksemplar Qur’an ukuran A4 yang didistribusikan untuk para anggota majelis taklim.

“Alhamdulillah bahagia rasanya kami memiliki kesempatan untuk belajar Al qur’an diusia yang sekarang ini”, jelas Demurus ( 55 tahun ) yang ikut belajar qur’an bersama ustadz Faroshid di Majelis Taklim Ummul Quro.

“Bahagia bercampur sejuta rasa ketika Qur’an yang digunakan adalah wakaf dari para muhsinin untuk kami. Artinya masih banyak yang memperhatikan kami dikala kondisi usia-usia penglihatan kami yang sudah berkurang jelas namun akhirnya datang Qur’an yang standar enak untuk dibaca”, tambah Demurus

Mengaca pada keteladanan para salaf pendahulu, alkisah seorang guru pernah ditanya : tentang seseorang yang usianya sudah 80 tahun. Apakah orang tua itu masih pantas untuk menuntut ilmu? guru itu menjawab, “Jika ia masih pantas hidup.”

Sudah banyak beredar tentang kisah penuntut ilmu belajar dimasa tuanya yang bisa kita ambil contoh keteladananya sehingga usia bukan lagi alasan untuk menganggap dirinya berhenti menutup dirinya finis belajar. Selama masih pantas untuk hidup, maka dia mesti belajar dan menambah pengetahuannya dan tak ada batasan usia bagi orang yang mau menuntut ilmu.

Kisah nenek usia 80 tahun yang sempat terdengar kisahnya menjadi penghafal Qur’an dalam waktu singkat puluhan hari saja sudah cukup membuktikan bahwasanya ketika kesungguhan dan keikhlasan itu membuka pintu kemudahan petunjuk dari Allah. Bahkan Alquran telah dijamin kemudahannya oleh Allah SWT dan dijelaskan diulang-ulang beberapa kali dalam ayat-Nya. Lalu, masihkah orang yang sudah berusia menolak untuk berhenti belajar Alquran?

“Rasa psikis merasa malu atau minder memang nggak bisa dipungkiri karena dianggap terlambat memulai mengkaji Islam. Tapi lagi-lagi hidayah Allah lah yang menguatkannya. Banyak sekali para pelaku sejarah dalam sejarah Islam untuk dikisahkan, betapa banyak orang-orang yang lanjut usia, tetapi tidak sungkan untuk belajar Qur’an dan mendalami agama-Nya”, jelas Ustadz Faroshid yang sehari-hari menjadi da’i Baitul Maqdis di wilayah Lamongan Selatan.

Ini mengisyaratkan nasehat berharga bahwa sepanjang umur usia seseorang harus diisi dengan suasana keilmuan. Karena keutamaan dan kemuliaan para penuntut ilmu bukan hanya didapat di sepanjang usianya tapi kelak akan dikenang mengalir hingga tutup usianya menuju kampung akhirat. Situasi dan kondisi apapun menuntut ilmu adalah sebuah ruh penggerak bak lokomotif dalam sebuah kereta. Alhasil, pada akhirnya buah ilmu yang bermanfaat menjadi benih amal sholeh yang akan menyuburkan iman dan hatinya menjadi ruh bagi kehidupan.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Sumur Wakaf Untuk Masjid Bantu Kegiatan Rumah Qur’an Di Jiwan Madiun

Program perintisan pembangunan Rumah Qur’an dan Pesantren Abu Bakar Ash-Shidiq Jiwan, Kota Madiun Jawa Timur,  tengah berlangsung. Masih dalam wilayah lokasi yang sama peran Masjid Raudatul Madinah sangat penting sebagai salah satu pusat kegiatan belajar mengajar anak-anak dan kegiatan ibadah para jama’ah masjid di sekitarnya.

Tanmia Foundation turut hadir mensumbangsihkan program wakaf sumur dengan melakukan pengerjaan pengeboran sumur di area lokasi Masjid. Pembuatan sumur dimaksudkan untuk mendukung kebutuhan kegiatan jama’ah dan para santri karena selama ini hanya mengandalkan saluran air PDAM tanpa ada tempat penampungan air khusus jadi bila sewaktu-waktu aliran PDAM mati maka sudah ada cadangan dan bisa juga dimanfaatkan secara bersamaan untuk kegiatan rutin lainnya.

“Alhamdulillah, Selasa (29/12),  pesantren dan Masjid yang baru dirintis ini mendapatkan bantuan sumur bor dari Tanmia Foundation dengan rasa bahagia para santri dan jama’ah merasa memilikinya untuk syi’ar dan kemakmuran ibadah”, ucap H. Agus selaku ketua takmir Masjid dalam acara simbolis serah terima wakaf.

Setelah berjibaku selama 2 hari, akhirnya air jernih yang diharapkan pun keluar dan membasahi lokasi masjid yang diberkahi terlebih juga sedang tahap pembangunan pesantren dan rumah Qur’an Abu Bakar Ash-Shidiq,” terang Pengurus Rumah Qur’an sekaligus Takmir Masjid, Doris Nasution melalui keterangannya di lokasi.

Cikal bakal kegiatan rumah Qur’an pun berawal dari kegiatan TPQ di masjid Jami Hussoh Al Barra atau lebih dikenal dengan Masjid Raudhatul Madinah. Kegiatan pembelajaran pun beragam dari baca tulis Al-Qur’an, hafalan, aqidah akhlaq dan materi-materi keislaman lainya sehingga untuk memaksimalkan kegiatan pada nanti akhirnya akan diarahkan untuk menjadi pesantren.

Keberadaan Rumah Qur’an Abu Bakar Ash-Shidiq yang berada di Jiwan Kota Madiun ini pun kian mendapat perhatian masyarakat luas, sehingga proses perintisan pesantren kini tengah perlahan berjalan.

Demikian pun Program wakaf sumur Tanmia Foundation ini juga tak lepas dari partisipasi para muhsinin dan donatur dimanapun berada sehingga dengan sinergi beramal shaleh makin banyak maslahat ke berbagai kalangan luas di tanah air.

Pengurus rumah Qur’an, Doris Nasution juga menyampaikan rasa terima kasih atas terealisasikannya program wakaf sumur bor ini.

“Alhamdulillah, terimakasih saya sampaikan kepada Tanmia Foundation yang telah merealisasikan program sumur bor. Sungguh ini sangat bermanfaat untuk kelangsungan pesantren ke depan dan menjadi jariyah kebaikan yang tak pernah putus-putusnya,” ungkapnya.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Wisuda & Khataman TPQ Pecinta Rasulullah Pulau Simuk, Pulau Nias

TPQ Pecinta Rasulullah Pulau Simuk Nias Selatan menggelar acara wisuda dan khataman Qur’an. Ahad 27 Desember 2020. Sejumlah santri dan warga pun khususnya muslim pun turut diundang untuk menghadiri acara tersebut.

Letaknya yang jauh ditengah lautan Hindia menjadikan sampai saat ini Simuk masih dalam kondisi zona hijau dimasa pandemi, hal ini pun menjadikan kebahagiaan tersendiri bagi kaum muslimin.

Ismail Garamba termasuk salah satu pengurus Masjid dan TPQ Pecinta Rasulullah berinisiatif mengadakan khataman Al-Qur’an sekaligus wisuda dengan memanfaatkan liburan dan belajar di rumah di tengah pandemi bersama-sama anak-anak dan remaja. Kabar bahagia mengalir bahwa buah kegiatan wakaf Qur’an pelosok negeri dari Tanmia Foundation di Pulau Simuk beberapa waktu lalu kini menumbuhkan tunas-tunas baru dengan berdirinya TPQ dan diwisudanya anak-anak TPQ Pecinta Rasulullah di Pulau Simuk baru-baru ini.

“Sebagai bentuk ikhtiar perkuat doa dan perbanyak membaca Alquran di masa pandemi, wisuda dan khataman berjamaah bisa tetap dilakukan ditempat kami yang zona hijau, melalui berkumpul bersama di Masjid. Alhamdulillah pandemi tidak mengurangi kekhusyukan,” ujar Ismail tokoh da’i Simuk, Nias Selatan yang mengadakan khataman, Ahad (27/12/2020).

Dia mengatakan wisuda khataman bersama anak-anak dengan mengundang warga dan orang tua walisantri merupakan bagian dari kebersamaan untuk tetap melangsungkan kegiatan TPQ yang sudah berjalan rutin tiap tahun. Kendati selama pandemi berbeda dengan khataman rutin yang biasanya dilaksanakan karena kali ini khataman diadakan untuk warga muslim yang berada di Pulau Simuk saja tanpa dari luar daerah.

Suasana khataman di pelosok sangat terasa khidmatnya terlebih muslim di Simuk tergolong minoritas, hanya 50-an KK saja. Hendri selaku pengurus remaja dan panitia acara mengatakan ada 20 anak yang diwisudan dan sekitar 60 jamaah ibu-ibu mengikuti khataman tersebut. Khataman tersebut dipimpin langsung oleh Ismail pendiri TPQ dan Takmir Masjid Taqwa Pasar Biduk Pulau Simuk. Masing-masing peserta membaca Alquran yang menjadi bagiannya sehingga jika digabungkan menjadi lengkap 30 juz.

Hendri menyampaikan justru saat seperti ini kedekatan dengan Allah harus selalu dijaga. Selain ikhtiar sebagai manusia melalui berbagai upaya pencegahan dan penanganan, juga bertawakal kepada Allah atas terjadinya pandemi.

“Insya Allah dengan kita taqwa dan mendekatkan diri kepada Allah akan dikeluarkan dari wabah ini dengan selamat,” ujar Hendri.

“Ini agar mental tetap kuat dan optimistis menghadapi berbagai dampak yang mungkin muncul,” kata Ismail.

Pada akhir khataman, selain doa Khotmil Quran, Ismail memimpin doa agar terhindar dari pandemi dan supaya pandemi cepat berlalu. Ismail merencanakan kegiatan TPQ akan tetap berjalan dirumah-rumah di beberapa jamaah pengajian.

Menurut dia, semakin banyak anak-anak yang ikut kegiatan mengaji tentunya semakin baik. “Karena Alquran itu petunjuk dan obat keistiqomahan hati. Kalau membaca Alquran hati kita bisa tenang dan tidak was-was, apalagi dalam menghadapi kondisi sekarang. Jadi kegiatan mengaji ini jangan sampai hilang,” ungkap Ismail menutup pembicaraannya.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Paket Wakaf Qur’an Untuk TAUD Lembah Qur’an Sidokarto Yogyakarta, Sekolah Hafalan Sejak Usia Dini

Paket Wakaf Qur’an Tanmia Foundation di distribusikan di TAUD Lembah Qur’an Semarangan Sidokarto Godean Yogyakarta Selasa 22 Desember 2020.

Penyaluran Wakaf Iqro dan Al Quran harus tertunda menunggu beberapa waktu karena kegiatan belajar mengajar masih berlangsung secara daring sampai saat ini.

Paket Wakaf sudah sampai di lokasi pada tiga pekan sebelumnya namun belum bisa dibagikan secara langsung karena akan dibagikan saat penyerahan nilai rapor para peserta didik. Kendati sebagian peserta didik mengikuti belajar dengan daring tapi ada pula yang datang ke sekolah sembari menerima rapor sekaligus Iqra’ sebagai tanda apresiasinya mereka selama ini belajar.

Sekolah Tahfizh Anak Usia Dini ( TAUD ) Lembah Qur’an memiliki program unggulan tahfiz (hafalan) Al Quran bagi peserta didiknya. Oleh karena itu, distribusi wakaf qur’an dan mushaf tersebut sebagai salah satu pendukung program -program utamanya.

Dalam kesempatan tersebut, 60 Iqro dan 15 mushaf Al Quran disalurkan secara langsung kepada , Diah Dharma Astuti, S.Pd selaku kepala sekolah TAUD Lembah Qur’an. “Sekolah ini berdiri sejak tahun 2014 dan sekarang terus berkembang dengan ditambahnya program-program unggulan” terang Diah. Sekolah ini juga diprakarsai oleh dr. Pernodjo Dahlan SpS (K) dan Ustadz Afifi selaku tokoh masyarakat setempat yang merasakan keprihatinannya terhadap dunia pendidikan anak sejak dini hari ini sehingga lahirlah sebuah wadah pendidikan seperti sekarang ini.

Sekolah tersebut memiliki 60 peserta didik dengan target mampu mengikuti program pokok tentang baca tulis Qur’an dan hafalan-hafalan dasar seperti Juz Amma dan do’a serta adab sehari-hari”,jelas Salsa salah satu staf pengajar infonya pada Tanmia.

” Jazakallahukhairan atas wakaf Qur’an dan Iqra’ kepada keluarga besar TAUD Lembah Qur’an. Semoga menjadi pahala jariyah para muhsinin dari Tanmia Foundation. Dan semoga ke depan nya akan terjalin kerjasama kembali di berbagai bidang”, ujar segenap pengurus sekolah.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

 

Wakaf Sumur, Bantu Kelangkaan Air Masjid Al-Muttaqin Wera Bima NTB

Segenap da’i dan jajaran MUI Kecamatan Wera Bima mengeluhkan akan kondisi terbatasnya sumber air bersih untuk bersuci yang terjadi di Masjid Al-Muttaqin yang berada di dusun Simbu Desa Tawali Kecamatan Wera Timur, Kabupaten Bima.

“Jamaah shalat di Masjid Al-Muttaqin sudah berbulan-bulan mengeluh tentang sulitnya mendapatkan air untuk berwudhu karena sumur yang ada tertimbun robohnya dinding sumur beberapa waktu lalu. Masih bisa diambil airnya tapi sedikit karena tertimbun material reruntuhan sehingga kelangkaan air berlanjut sampai berbulan-bulan,” ujar Jaysul bersama warga setempat memberikan informasi.

Ia menyampaikan, kelangkaan air akan sangat terasa ketika hari Jum’at, dengan demikian harus segera adanya solusi kongkrit dari pihak pengurus masjid dengan segenap jama’ahnya demi kelangsungan kemakmuran masjid.

Katanya, masalah air di masjid itu sangat riskan, mengingat setiap waktu shalat masyarakat mengantri begitu lama untuk mendapatkan giliran wudhu, apalagi pas hari Jumat di tempat air wudhu’ bisa mengantri cukup lama karena debit air yang ada memang sedikit bahkan bisa tidak keluar air sama sekali karena habis.

Masjid Al-Muttaqin terbilang masjid baru yang baru genap setahun ini yang biasanya digunakan untuk masyarakat Simbu Tawali untuk menunaikan shalat berjamaah. Inisiatif dibangunnya masjid sebagai pelayanan dan pusat dakwah masyarakat yang mampu menjangkau sejumlah 150 KK warga Simbu Tawali dan pusat kecamatan Wera. Jadi sangat miris ketika sarana air untuk ibadah tidak tersedia maksimal, apalagi setelah sumur yang ada tertimbun longsoran dinding sumur sehingga minimnya air mirip saat kondisi musim kemarau.

Atas dasar sikon dan assessment tersebut Tanmia Foundation pun tergerak untuk merespon terbangunnya sumur baru melalui program wakaf paket sumur bor. Walhasil, atas kebesaran hati diatas tanah milik M. Said Aziz ( salah satu jama’ah masjid ) pengeboran sumur berhasil dirampungkan proses pengerjaan bor sumur demi kepentingan dan kebutuhan sumber air yang begitu mendesak.

“Alhamdulillah, apa yang kami nantikan dari doa yang kami panjatkan selama ini Allah mudahkan dengan pemberian sumur wakaf dari Tanmia Foundation. Hanya syukur dari lisan yang terucap Allah sajalah yang mampu
membalas segala kebaikan bagi para muhsinin donatur yang telah membantu”, ucap penuh harap Ust. Safruddin da’i setempat kepada Tanmia.

Wera adalah merupakan bagian daerah kecamatan di wilayah kabupaten Bima yang berjarak 55 KM dari pusat kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat. Untuk menjangkau lokasi harus melewati perbukitan di sepanjang pesisir yang berhadapan langsung dengan laut Flores disebelah utaranya. Terbangunnya sumur yang terus mengalirkan airnya untuk para jama’ah masjid adalah bagian investasi amal yang kelak akan diperlihatkan pada ahlinya di akhirat kelak. Semoga Allah meridhoi segala amal sholeh untuk kemaslahatan umat dan izzul Islam walmuslimin.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id

    × Ahlan, Selamat Datang!