Sumur Wakaf Tanmia Foundation Untuk Nenek Bahraeni bersama Dua Cucunya Yang Yatim

Dampak bencana gempa bumi yang mengguncang Lombok akhir Juli 2018 tahun lalu masih saja disusul dg gempa beruntun meskipun dalam skala magnitudo kecil hingga saat ini. Tanmia Foundation sejak awal sudah hadir menyapa dg menyalurkan bantuan apa yang dirasakan warga Lombok yang terkena dampak dengan pelbagai program dari bantuan kemanusiaan darurat hingga bantuan recovery yang masih berlangsung hingga saat ini.

Program wakaf sumur bor Tanmia Foundation sudah berjalan dan dirasakan manfaatnya untuk warga Lombok khususnya di Sambelia Lombok Timur. Pasca Guncangan gempa bermagnitudo 7 beberapa waktu silam banyak mata air sumur yang terganggu sehingga tak sedikit debit air bersih dari sumur-sumur warga atau sumber-sumber air yang dialirkan dari puncak pegunungan dibeberapa wilayah masih belum sepenuhnya normal kembali dan masih membutuhkan waktu normalisasi yang berangsur sebagaimana sediakala.

Pasca gempa sudah hampir 8 bulan dilewati oleh warga namun belum sepenuhnya keadaan yang dihadapi warga sesuai yang diharapkan.
Salah satunya misalnya, pembangunan sumur bor Tanmia Foundation di halaman rumah Ibu Bahraeni Labu Pandan Sambelia yang sampai saat ini belum mendapatkan bantuan rehabilitasi dari pemerintah padahal nyata-nyata keadaanya cukup memprihatinkan.

Rumah panggung sederhana ala kadarnya sudah mulai miring sejak diterpa gempa dan kini hanya bisa tinggal di gubug berugak ( gazebo ) disetiap malamnya. Minimnya kepedulian dan bantuan pun semakin menambah ujian ditengah krisis hidup yang sehari-hari dilaluinya. Ibu Bahraeni hidup bersama anak lelakinya dan juga masih mengasuh kedua cucunya yang yatim karena putra keduanya ( nelayan ) yang meninggal baru-baru ini.

Pasca gempa dan kondisi rumah Ibu Bahraeni yang sampai saat ini masih rawan untuk digunakan dan keadaan sumur yg ala kadarnya kembali menjadi prioritas Tanmia Foundation untuk membantu mengikhtiarkan melalui wakaf sumur bor. Sebelumnya untuk keperluan sehari-hari selama ini mengandalkan air sumur tetangga maupun dari air hujan yang ditampung.

Diharapkan, sumur dapat menjadi sumber air baru bagi keluarga Ibu Bahraeni bersama anak dan cucu-cucunya dan tetangganya.

Sumur bor yang dibuat oleh Tanmia Foundation adalah sumur bor yg kesekian kalinya digali di Kecamatan Sambelia Lombok Timur. Perlu diketahui bahwa daerah kecamatan Sambelia bagian Utara adalah daerah bebatuan dan kering sehingga bila musim kemarau panjang tiba tak sedikit banyak yang mengalami kekeringan dan kekurangan air.

Sampai saat ini, Alhamdulillah pembangunan sumur sudah selesai dan siap digunakan untuk keperluan sehari-hari baik untuk konsumsi maupun kegiatan mengaji anak-anak di rumah Ibu Bahraeni.

“Atas nama keluarga kami mengucapkan terimakasih dan hanya Allah-lah yang dapat membalas semua kebaikan para dermawan yang telah membantu pembangunan sumur bor ini”, ucap Zainal anak sulung Ibu Bahraeni pada tim Tanmia Foundation.

Sumur bor yang telah dibangun adalah ladang pahala yang terus mengalirkan keberkahan disetiap karunia sebagian rezeki yang diniatkan dalam program sumur wakaf tersebut. Mari salurkan amal shaleh kebaikan dalam wakaf sumur. Barakalallahufiekum

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Lombok Timur, NTB

Dedikasi Perjuangan Guru Anak-anak Muallaf Kampung Kaliuda Pahunga Lodu

Dedikasi Perjuangan Guru Anak-anak Muallaf Kampung Kaliuda Pahunga Lodu

Jauh panggang dari api. Potret kondisi pendidikan yang bisa diperibahasakan untuk membandingkan gambaran sekolah di perkotaan dan pedalaman. Terlebih potret pendidikan anak-anak muallaf di Sumba sebagai kaum minoritas. Kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi yang mau diharapkan? Sebanyak puluhan anak-anak muslim yang diantaranya banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan serta sangat memprihatinkan.

Alhamdulillah Tanmia Foundation berhasil mengunjungi salah seorang sosok Guru bagi anak-anak muallaf di MIS Al-Jihad Kaliuda Pahunga Lodu.
Mas’ud namanya, terbilang cukup ikhlas dan sabar. Sudah berjalan delapan tahun mengajar di satu-satunya sekolah Madrasah Islam Swasta ( MIS) Al-Jihad di Desa Kaliuda Kecamatan Pahunga Lodu, Kabupaten Sumba Timur, itu dengan upah ala kadarnya.

Mengajar bukan lagi tentang masalah gaji tapi panggilan hati yang membuatnya terus kuat bertahan. Masa depan anak-anak muallaf di pedalaman berada di tangannya. Itu yang jadi pelecut semangat. Menyertai hari-harinya memberi ilmu kepada puluhan murid Madrasah Ibtidaiyah Al-Jihad Kaliuda Pahunga Lodu.

“Mau bagaimana lagi, kalau saya berhenti gara-gara honor gaji, siapa yang nantinya ajar mereka semua. Sementara semangat mereka untuk bersekolah sangat tinggi,” kata Mas’ud, sepekan lalu.

Pengorbanannya tak hanya sampai di situ. Selain diupah ala kadarnya, ia justru harus rela mengeluarkan uang pribadinya untuk menjemput tim Tanmia yang datang untuk membawa pakaian layak pakai untuk dibagikan murid-muridnya.

Mas’ud yang tinggal bersama istrinya memang luarbiasa, bagaimana tidak menjadikan rasa iba terharu bagi Tim Tanmia karena, bertahun-tahun tinggal dibekas masjid lama yang mulai reot bangunannya itu, sementara pihak sekolah belum mampu menyediakannya sampai saat ini.

Sebaliknya, Mas’ud merasa sangat bersyukur karena anak-anak itu masih mau bersekolah, meski kondisinya sehari-harinya seperti itu.⠀
“Saya juga ikhlas menjalani dan tetap bersyukur karena saya yakin tak ada yang mustahil, impian besar masa depan akan terwujud satu hari kemudian, ikhtiar ini tidak akan sia-sia,” urainya lirih sembari tersenyum. Kalimatnya mengandung harap.
Anak-anak muallaf pribumi Kaliuda memang jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota tapi selalu menyajikan semangat kebahagiaan tersendiri dalam senyum dan canda tawa riangnya.

Kedatangan Tim Tanmia Foundation untuk membagikan baju layak pakai menjadi hal yang sangat berharga. Padahal disaat sisi yang lain kita tentu menginginkan baju baru yang layak dan bagus buat anak anak kita. Baju yang bersih dan indah. Dan banyaknya pilihan untuk bergonta-ganti karena saking banyaknya. Apalagi sedikit kotor saja terkadang sudah tak terpakai lagi. Bagi kita, kebahagian terhadap anak kita yang memiliki baju bersih dan bahkan sudah terhitung berlebihan.

Namun tidak begitu bagi anak anak muallaf Pedalaman Kaliuda Sumba Timur. Walaupun baju yang terbatas dan juga beberapa terlihat kumal, mereka tetap ingin mengenakan baju identitas muslim selain itu juga untuk menutup aurat mereka bagi anak-anak perempuan.

Meski belum sepenuhnya maksimal, Mas’ud mengapresiasi Tanmia Foundation yang telah turut memberikan perhatianya untuk berbagi ke sekolahnya itu. Dia berharap, dimasa datang akan ada banyak berdatangan dukungan berbagai pihak pada pihak yayasan bisa membantu meningkatkan kualitas termasuk sarana dan prasarana sekolah agar lebih layak, termasuk nasib kesejahteraan para guru yang kini berjumlah 12 orang dan murid sebanyak 65 siswa. Mari kita mudahkan urusan orang lain, semoga Allah mudahkan urusan kita. Aamin

Ali Azmi
Relawan Tanmia

PROSESI KHATAMAN AL-QURAN 30 JUZ

Alhamdulillah wa sholatu wa salaamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du.

Dengan Izin Allah, Ma’had At tanmia kembali melaksanakan KHATAMAN AL-QUR’AN untuk 3 orang santri yang akan membacakan hafalan terakhirnya dihadapan para Asatidzah dan teman-teman seperjuangannya.

Dengan tiada henti memuji Allah, bahwa
Pada hari Kamis,14 Rojab 1440 H
Waktu : pukul 16.00-17.00 wib.
Ananda :
1. Fazlur Fallad Al Farabi (14 thn )

2. Milzam Al-Wafi (15 thn )

3. Yazid Farhan Na’im (15 thn )

Ke tiganya telah menyelesaikan bifadhlillah hafalan Al Qur’an 30 Juz dalam kurun waktu kurang lebih 2,5 thn.

Hari ini rasa bahagia dan haru disaksikan oleh para Wali ananda santri,mengantarkan mereka ketitik sebuah perjuangan yang cukup berat dan melelahkan, namun Allah balas dengan kebahagiaan yang tiada ternilai dengan Harta dunia apapun.

Ananda Milzam yang dikenal sebagai sosok yang paling dewasa bahkan menjadi ketua ORGANISASI OSMIA di Ma’had at Tanmia dengan kesibukan membantu para asatidzah lainnya, sangat teladan dan tekun dalam mengatur waktu belajar serta menghafalnya. Termasuk Ananda Fazlur dan Yazid adalah anggota dari kepengurusan OSMIA yang nyatanya mampu membuktikan bahwa mereka adalah sosok yang patut diteladani oleh adik-adiknya.

Kami berdo’a semoga kemuliaan akan senantiasa melekat pada diri mereka,kapan dan dimanapun mereka belajar , Semoga Allah berikan kemuliaan kepada para Ayahanda dan Ibunda Ananda atas kesabaran dan jerih payahnya
“ Mahkota dan Jubah kemuliaan semoga kelak Ayahanda dan Ibunda dapatkan di Surga”

Semoga Allah memuliakan para Asatidzah yang telah ikhlas membimbing mereka,
Hanya kepada Allah lah kita memohon segala balasan.

Demikian semoga acara ini dapat memotivasi para Santri serta Ayah dan Bunda sekalian semoga kelak semuanya mendapatkan kemuliaan dari Allah berkat Anak-anak Shalih para penghafal al-Qur’an.

Aamiin yaa Rabbal aalamiin.

Situs Kampung Adat Tarung dan Prai Ijing di Sumba Barat

Puluhan rumah adat yang berderet masih asli terbilang magis, karena kepercayaan mereka menganggap roh leluhur mereka masih ada di sekitar mereka dan menjaga serta mengawasi mereka. Banyak juga dijumpai kubur batu ( megalitikum) yang sudah ratusan tahun berada di depan rumah-rumah di situs kampung adat desa ini. Secara turun temurun mereka menyakini bahwa kubur batu itu adalah leluhur nenek moyang mereka dan setiap yang mati akan di kuburkan satu lubang atau berdekatan berdasarkan keturunan leluhurnya.

Magis dan mengerikan bukan ? Sekali waktu perjalanan kami mendapati upacara adat kematian di kampung ternyata sangatlah sakral dan sarat akan ritual kurban penyembelihan hewan ternak seperti sapi, kerbau, kuda dan tak luput juga babi yang semuanya ditikam sambil diiringi dengan suara genderang musik-musik khas adat Sumba.

Bahkan ternak yang dihabiskan dalam acara kematian mencapai puluhan tergantung dengan adat dan garis keturunanya. Rumah adat Sumba terdiri atas tiga bagian, bagian tingkat pertama untuk hewan peliharaan, bagian tingkat kedua untuk penghuni rumah dan bagian ketiga, atap yang menjulang tinggi untuk menyimpan bahan makanan sekaligus tempat bersemayamnya Marapu yang dipercayai mereka.

Tanah Humba ( Tanah Asli ) masyarakat Sumba pada mulanya dibagi dalam empat golongan yaitu : imam (ratu,) bangsawan (Maramba), orang merdeka (Kabihu), dan hamba (Ata) namun dalam perkembangan golongan imam (ratu) disatukan dengan golongan bangsawan, sehingga hanya ada tiga golongan.
Masing-masing golongan dalam masyarakat Sumba memiliki gelar-gelar tertentu dan gelar tersebutlah yang menunjukan status sosialnya, serta masing-masing golongan memiliki tugas-tugas tersendiri, yakni:

1.   Para bangsawan memakai gelar Umbu atau Tamu Umbu (laki-laki) dan Rambu atau Tamu Rambu (perempuan), mereka mempunyai tugas dan kewajiban untuk melindungi dan memberi kesejahteraan terhadap warga kampungnya.

2.   Orang merdeka memakai gelarKabihu Bokulu (orang merdeka besar) dan Kabihu Kudu (orang merdeka kecil), mereka merupakan rekan kerja para bangsawan, penasihat bangsawan dan juga pemimpin perang.

3.   Hamba memiliki tugas melayani para bangsawan dan juga orang merdeka. Mereka biasa digelar dengan Ata Bokulu (hamba besar) dan Ata Kudu (hamba kecil).

Sumba memang unik dan magis dengan warisan budaya leluhurnya. Islam datang segala keramahan dan konsep rahmatalil’alamin sehingga dengan perlahan berjalan menelusuri lika-liku dakwah di Sumba yang begitu luas jelaslah sentuhan dakwah belum banyak menjangkau disetiap jengkal tanah Marapu ini.

Dakwah membedah pulau Sumba penuh tantangan dan rintangan serta perjuangan lintas generasi. Apalagi di setiap sudut kota dan kampungnya tersimpan persembahan dan pujian para abdi yang sudah ada turun temurun. Namun inilah tugas estafet dakwah Islam yang sebenarnya bahwa kelak cahaya dakwah akan bersinar terang benderang di tanah humba. Biidznillah Allahu Musta’an.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Pulau Sumba, NTT

Menyapa Da’i Para Muallaf di Kaliuda Pahunga Lodu Sumba Timur

Pahunga Lodu adalah kecamatan paling timur di Sumba Timur. Sesuai namanya Pahunga Lodu menurut arti kata masyarakat Sumba adalah tempat dimana matahari terbit. Pahunga Lodu bisa ditempuh dengan perjalanan darat sekitar 4 jam dari Waingapu Ibukota Sumba Timur dengan jarak 140 KM.

Hamparan padang savana dan pohon lontar yang tumbuh di sela bebatuan kapur bisa terlihat sepanjang perjalanan.

Masjid Al-Jihad Kaliuda adalah salah satu tujuan Tanmia Foundation untuk bertemu silaturahim dengan Ustadz Syufatan, tokoh masyarakat dan sekaligus da’i para muallaf di Sumba Timur.

Sudah sejak 1978 Ustadz Syufatan merintis dakwah di pedalaman timur Sumba yang masih jalan setapak dan dipenuhi semak belukar.

“Bumi Marapu” adalah sebutan lain bagi Tana Humba atau ‘Sumba’. ‘Marapu’ merupakan merupakan kepercayaan asli yang bersumber pada unsur pemujaan arwah nenek moyang yang dianggap sebagai hal yang sangat penting bagi orang Sumba.

Tantangan medan dakwah yang dihadapi ganda selain geografis yang tak bersahabat juga sistem kepercayaan pada leluhur “Marapu” dan adat istiadat kehidupan asli Sumba yang masih mengenal sistem kasta antara kaum hamba dan kaum bangsawan.

Kiprah dakwah Ustadz Syufatan telah menjadi bagian penting banyaknya para orang asli Sumba menjadi muallaf yang akhirnya masuk islam hingga saat ini. Garis keturunan istri beliau adalah orang bangsawan Kalawai Sumba Timur asli yang memiliki peranan cukup penting. Seiring berjalannya waktu Kaliuda menjadi bagian titik umat islam terbesar di kecamatan Pahunga Lodu Sumba Timur.

Mayoritas Sumba baik dari Sumba Barat Daya hingga Sumba Timur terbilang kuat akan situs etnik leluhur dan kaya adat budayanya.

Secara administrasi statistik penduduk asli asli Sumba mayoritas Kristen Protestan dan Katolik tapi sebagian besar masih menganut kepercayaan Marapu yang sudah turun temurun.

Marapu adalah sistem keyakinan yang berdasarkan keyakinan pada pemujaan arwah-arwah nenek moyang leluhur. Marapu artinya ” yang dipertuan atau dipermuliakan”. Melihat lebih dekat tentang orang asli Sumba yang masih menganut Marapu salah satunya bisa mengunjungi situs kampung adat yang sarat akan budaya dan magisnya ini.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Pulau Sumba, NTT

Jilbab Tanda Cinta Buat Saudariku Yang Muallaf

Bantuan memang tak selamanya berupa materi atau berbentuk uang tunai tapi sekedar bersilaturahim dan mendengarkan keluh kesah sesama saudara seiman adalah kunci dalam menguatkan ukhuwah keislaman.

Apalagi jauh dan tak saling mengenal sebelumnya. Ada yang unik dalam pendistribusian bantuan pakaian syar’i di Sumba Tengah. Kali ini bersama-sama dalam acara di majelis taklim muallaf muslimah majelis taklim Syifa’ul Qulub dan majelis taklim binaan Miftahul Khoir.

Alhamdulillah, kali ini menggelar acara yang berbeda seperti biasanya yakni berbagi “Jilbab Tanda Cinta Untuk Saudariku Muslimah Muallaf”, tutur Nur Asiah S.pd selaku ketua majelis taklim Syifa’ul Qulub di Mananga Atas Mamboro.

Ada sekitar puluhan anggota dari berbagai majelis taklim ikut hadir dalam acara majelis ilmu dan kepedulian yang dilakukan oleh Tanmia Foundation dengan berbagi macam pakaian muslimah dan hijab.

“Alhamdulillah kami keluarga besar majelis taklim Al Jihad sangat berterima kasih atas undangan dari Tanmia Foundation yg telah memberi kami sumbangan pakian layak pakai dan peduli terhadap keislaman muallaf muslimah yang berada di daratan Sumba”, ungkap Fatimah Spd. ketua majelis Taklim Al Jihad dari Wendewa Utara Mamboro.

Maksud lain dari acara kajian dan silaturahim itu tidak lain adalah memberikan dukungan moral bagi para mualaf muslimah dan menguatkan keislaman di kehidupan sehari-hari mereka agar lebih siap dengan berhijab. Kilas balik cerita sebelum keislaman mereka luar biasa dari berbagai latar belakang, banyak yang memutuskan untuk mengucap dua kalimat syahadat dan menjadi muslimah, mereka dulunya suka mengenakan rok mini, baju lengan pendek dan lainnya. Setelah masuk Islam mereka harus bisa menutup auratnya tapi terkendala kondisi ini itu dan sebagainya.

“Karena setelah menjadi muallaf muslimah harus wajib menutup auratnya. Selain itu sebagai identitas bahwa hijab adalah wajib bagi seorang muslimah yang tetap berperilaku baik apalagi hidup di tempat minoritas “, ungkap Haryani Mbepa dari kampung Muallaf Watuasa.

“Sebelum usai ditutup para anggota majelis taklim berharap agar masa datang ada perhatian lainya dari semua pihak untuk membantu mukena dan hijab syar’i sekaligus sebagai syiar Islam antar muallaf muslimah lainya dengan cara saling silaturahim gethok tular”, pungkas Ibu khadijah Said salah satu pengurus majelis taklim yang hadir dalam acara tersebut.

Banyak hal yang belum diketahui permasalahan sebagai seorang muallaf muslimah yang hidup di minoritas tapi tekad tetaplah tekad dan karena hidayah Allah lah semua yang berkehendak sehingga menguatkan niat mereka bernaung dibawah Islam dan kalimat tauhid.

Sekali pun sudah menjadi muallaf yang beragama muslim, tapi juga tidak serta merta meninggalkan saling bersilaturahmi dengan saudara sesama Merapu atau non muslim Kristen maupun Katolik. Peduli muallaf dan membumikan syi’ar islam di tanah Sumba adalah bagian penting dari kerja dakwah Islam yang harus diperjuangkan dengan niat ikhlas semata-mata demi meninggikan kalimat Allah dan meraih ridho Allah Ta’ala. Barakalallahufiekum.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Pulau Sumba, NTT

Penyuluhan Kesehatan Untuk Santri Tahfizh Tanmia

Bismillah washolatu wassalaamu ala Rasulullah..

Menimbang pentingnya ilmu kesehatan dan dasar-dasar pencegahan penyakit khususnya bagi Anak-anak,dengan izin Allah pada hari Ahad,10 maret 2019 Ma’had Tahfizh Qur’an At-tanmia bekerjasama dengan para wali santri menyelenggarakan kegiatan SEMINAR KESEHATAN dengan beberapa Narasumber diantaranya :
1. Dr. Nylvia lamsari sardy. Spm
2. Dr. Shinta dewatha
3. Dr. Fitriani
4. Drg.H.D.Pudjiadi S

Kegiatan penyuluhan meliputi penyuluhan kesehatan tubuh , mata, gigi dan mulut serta mengenalkan makanan sehat untuk anak dalam mencapai gizi yang seimbang.

Kegiatan yang dialaksanakan dari pukul 08.00-12.00 wib, diharapakan dapat memberikan edukasi kesehatan khususnya bagi para siswa/ santri boarding didalam menjaga kesehatan dari penyakit-penyakit yang lumrah penyebarannya diarea umum atau pondok pesantren.

Kami mengucapkan terima kasih kepada para Donatur dan pengurus sehingga kegiatan SEMINAR KESEHATAN dapat terlaksana dengan baik.

Jazakumullah khayran katsiran
Tanmia,10 Maret 2019.

Tanmia Distribusi pakaian layak pakai di Pulau Salura, Pulau Terluar Perbatasan dengan Australia

Geografi Indonesia yang tersebar luas dengan lebih dari 18.000 pulau menjadikan negeri ini sangat kaya melimpah. Namun bukan berarti telah merata kesejahteraanya, sisi lain masih banyak akses pulau terpencil yang sulit untuk dijangkau bahkan jaringan internet pun tidak bisa mencapai pulau-pulau tersebut.

Sehingga ketertinggalan dalam berbagai hal menjadikan fenomena yang miris memprihatinkan sampai saat ini. Naasnya sampai sekarang banyaknya penghuni pulau yang rela bertahan dengan sendirinya mencari penghidupan tanpa ada perhatian yang layak dari pemerintah bahkan terbilang masih sebelah mata diperhatikan nasibnya. Bahkan masih jauh dari kata sejahtera para penghuni pulau-pulau terpencil tersebut.

Misi distribusi bantuan Pulau Sumba Tanmia Foundation akhirnya tiba saatnya menuju Pulau Salura. Salura adalah pulau di ujung selatan Pulau Sumba yang menjadi wilayah perbatasan pulau terluar Indonesia dengan Australia. Luas Pulau Salura ini kurang lebih sekitar 620 hektar masuk dalam wilayah kecamatan Karera Kabupaten Sumba Timur yang hanya berjarak 800 Mil saja dari Australia yang terletak jauh di sisi Selatan Pulau Sumba. Kota besar yang terdekat adalah Waingapu dengan jarak 110 KM.

Dari Kota Waingapu menuju Salura perjalanan darat sekitar enam sampai delapan jam untuk bisa sampai ke pelabuhan kampung di Desa Katundu dengan menggunakan bus oto pedesaan ( truk yang biasa mengangkut orang, ternak dan barang ke wilayah pedesaan).

Perjalanan panjang dan melelahkan itu pun dilengkapi dengan jalur terjal yang cukup sulit. Sampai sepertiga perjalanan di bukit Tanarara seterusnya dan setengahnya perjalanan adalah jalan bebatuan yang ekstrem. Namun penatnya perjalanan selalu saja alam menghibur dengan perjalanan menyusuri daratan padang savana Sumba yang sedang hijau-hijaunya saat musim hujan.

Hujan sering kali mengejar datang tapi nampaknya menjauh kembali dihempas angin sehingga kendaraan kami tetap nyaman berjalan sekalipun jok kayu yang keras berjam-jam kami duduki melewati jalan bebatuan yang rusak. Boleh dibilang jalur ke Salura sendiri terdiri dari 30% jalan mulus, 30% setengah mulus dan 30% hancur lebur. Sisa 10% dari perjalanan adalah penyeberangan menuju Samudera Hindia saat menyeberang nanti.

Perjalanan darat pun akhirnya usai di kampung Katundu lalu akan berlanjut dengan kapal kayu menuju Pulau Salura esoknya. Bulan Januari – April adalah musim angin dan gelombang tinggi sehingga jalur laut yang akan menuju seringnya mengombang -ambingkan kapal sehingga kapal penumpang jarang sekali lewat berlabuh kecuali hari-hari pasar tradisional yang buka setiap hari Selasa saja. Jalur ke Salura bisa ditempuh dengan kapal kayu selama satu jam saja lalu akhirnya sampai di bibir pantai Pulau Salura.

Distribusi bantuan pakaian layak pakai Tanmia Foundation berangkat dari Waingapu akhirnya diterima oleh Bapak Sahlan selaku sekretaris desa Salura yang sudah menunggu di Kampung Katundu. Memang sudah sempat berkomunikasi sebelumnya jelang pemberangkatan pengiriman bantuan. “Ada 11 Coli bantuan yang bisa dimuat dalam truk yang selanjutnya akan didistribusikan ke penduduk pulau Salura”, jelas Basyar selaku crew Tanmia yang mengawal hingga lokasi. Tak hanya itu, turut menyambut juga beberapa penduduk yang sedang menunggu kapal menuju Salura. Dari keterangan informasi yang di dapat mayoritas penduduk Pulau Salura sendiri adalah beragama Islam, ada 2 buah masjid dan sekolah dasar serta SMP yang berdiri disana.

“Bantuan akan didistribusikan ke warga dibeberapa dusun di Pulau Salura, hingga saat ini yang tercatat di Pulau Salura ditinggali 618 jiwa yang tersebar dalam 139 keluarga”, menurut keterangan Sahlan, Sekertaris Desa Salura yang menyambut kedatangan Tim Tanmia.

Sahlan yang juga sekali waktu berkunjung ke kota untuk urusan dinas juga memberi keterangan bahwa Pulau Salura hanyalah satu dari tiga pulau yang tercatat sebagai daerah yang berpenduduk. Pulau Kotak (alias Pulau Kambing) dan Pulau Mengkudu adalah dua pulau lainnya yang masih lumayan berdekatan namun tidak berpenduduk.

Sehingga sampai saat ini baru Pulau Salura yang didiami manusia. Pulau Kotak atau lebih ditinggali oleh hewan ternak kambing sedangkan Pulau Mengkudu masih belum berpenghuni. Mengenai kegiatan mata pencaharian penduduk pulau Salura adalah nelayan yang sudah belasan tahun dan hingga saat ini masih tertatih untuk mendapatkan perhatian dan penghidupan yang lebih baik layak penduduk yang berada di pesisir perbatasan lainya.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Sumba, NTT

Distribusi Bantuan Untuk Muallaf di Ngadu Mbolu dan Watuasa Mamboro Sumba Tengah

Sumba Tengah —Sekitar 40 KK Muallaf di Ngadu Mbolu dan Watuasa Mamboro Sumba Tengah menerima bantuan pakaian layak pakai dari donatur Tanmia Foundation, Rabu (28/2/2019). Pakaian tersebut terdiri dari gamis, hijab, dan pakaian dari usia anak-anak hingga dewasa.
“Sebelum didistribusikan, pakaian dipilih yang masih layak, dipilah berdasarkan jenis kelamin dan usia. Pakaian memang sudah bersih disortir , dipacking, dan siap didistribusikan. Kita pastikan pakaian benar-benar layak, bermanfaat, dan aman digunakan,” terang Saiful salah satu crew Tanmia Foundation di Lapangan.

Pakaian layak pakai ini diharapkan dapat membantu para muallaf yang memang masih perlu diperhatikan. Tidak sedikit dari mereka yang keseharianya dengan pakaian seadanya karena situasi dan kondisi yang jauh dari sejahtera. Namun sekalipun demikian, berprinsip menjadi seorang islam tetap menjadi pegangan kuat sebagai bekal yang selalu dipegang erat-erat.

“Alhamdulillah hanya kepada Allah kami berdoa, semoga Allah memberi keberkahan melimpah untuk muhsinin yang memberi bantuan”, ucap
Abdul Kadir Ana Wona salah seorang warga setempat yang sehari-harinya sebagai imam Masjid Al Bahar di Ngadu Mbolu, Umbu Ratu Nggai Barat Mamboro.

Mata pencaharian kehidupan muallaf beraneka ragam, mulai dari cocok tanam, buruh berladang, menggembala ternak dan membuat garam di pesisir sudah menjadi sahabat keseharian yang sudah belasan tahun untuk menyambung hidup bahkan ketika musim kering melanda bahan makanan pun rela mereka simpan di pepohonan agar bisa digunakan ketika musim paceklik.

Kampung Muallaf Watuasa Mamboro adalah wilayah Kabupaten Sumba Tengah yang direspon oleh Tanmia Foundation untuk daerah binaan dan pendistribusian bantuan. Selain distribusi bantuan pakaian layak pakai, tim Tanmia juga melakukan sosialisasi tentang keberadaan kegiatan pesantren Al Itqan yang masih dalam naungan Tanmia Foundation yang bergerak di bidang pendidikan berbasis pesantren untuk menampung para putra-putra terbaik daerah agar mendapatkan pembinaan keilmuan yang lebih baik.

Bercengkerama dengan warga muallaf yang berada di pedalaman jauh dari kata layaknya hidup ideal di perkotaan metropolitan sangat mengetuk pintu relung hati bagi siapapun yang masih punya rasa peduli dan dermawan. Terketuk hatinya untuk membantu mereka tidak hanya dengan pakaian yang layak, bahkan impian sebagai seorang muslim yang luar biasa ialah bagaimana ia bisa mengangkat kehidupan mereka menjadi lebih baik dengan terpenuhinya hak-hak dasar baik sandang, pangan dan papan tempat tinggal yang layak. Sehingga saat ini masih sangat membutuhkan bantuan-bantuan yang terus mengalir untuk menguatkan keislaman mereka agar tidak kembali ke keyakinan “Merapu” keyakinan pada leluhur nenek moyang yang identik dengan animisme dan dinamisme.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Pulau Sumba, NTT

Ekspedisi Bantuan Untuk Muallaf Telah Sampai di Daratan Sumba

Pengangkutan Ekspedisi bantuan Tanmia Foundation akhirnya sampai di Tanah Marapu Waikabubak Sumba Barat pada 27/2/2018. Pengiriman bantuan kemanusiaan berupa pakaian layak pakai ini sebanyak 45 koli ini diangkut dari gudang Tanmia yang berada di Jakarta dan akan didistribusikan ke titik kantong-kantong muallaf di daratan Sumba baik di Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Timur dan Pulau Salura yang merupakan titik terluar yang berbatasan dengan Laut Australia.

Armada truk yang sudah penuh perjuangan telah mengarungi lautan Selat Bali, Selat Lombok, Selat Sumbawa dan bersilang di selat Flores untuk menuju laut Sawu Sumba. Bukan hal mudah untuk menuju lokasi disamping cuaca musim penghujan yang sudah tiba dan gelombang laut yang berubah tak menentu.

“Syukur Alhamdulillah, semua karena kehendak Allah menggerakan rasa peduli dan berbagi terus mengalir untuk kami dari saudara iman kami yang jauh untuk para muallaf di Sumba dan tak saling mengenal sebelumnya”, jelas Saiful salah seorang da’i para muallaf yang menerima ekspedisi di Waikabubak.

Sumba adalah destinasi pulau yang sangat kuat dengan kasta dan tradisi marapu ( kepercayaan leluhur nenek moyang ) yang sudah turun temurun dari ratusan tahun dan lintas generasi.

Namun seiring dengan berjalannya waktu dan perkembanganya di daratan Sumba tak sedikit lahir kesadaran keislaman para muallaf yang tersebar di berbagai daerah daratan Sumba. Dalam hal ini, Tanmia Foundation turut menyambung menguatkan jalinan ukhuwah dan berbagi kebaikan untuk keberkahan para kaum muslimin di penjuru negeri dengan kemampuan yang ada. Nafas kebaikan tak begitu saja berhenti lantaran tidak saling mengenal sebelumnya tapi sambung menyambung kepedulian terus digalang sekali pun di belahan bumi yang jauh.

Semua sama berjuang berlelah-lelah tapi keikhlasanlah yang menentukan hasil akhir.Karena Imanlah kunci semua penggerak lokomotif kebaikan.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Pulau Sumba, NTT

Penerimaan santri Baru Pesantren Al Itqan Jatirangga – Jatisampurna – Bekasi – Jabar

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Segala puji hanya milik Allah rabb semesta alam, shalawat dan salam selalu tercurahkan kepangkuan nabi besar Muhammad shallallahu alaihi wasallam

Pesantren Islam Al Itqan adalah Sekolah untuk menghafal Al Quran, mempelajari berbagai disiplin ilmu syari dan ilmu bahasa arab serta memiliki komitmen kuat untuk mengajarkannya kembali kepada masyarakat.

Mulai dari 1 January hingga 28 Maret 2019 membuka pendaftaran santri baru tahun ajaran 2019 – 2020 tingkat SLTA Khusus Putra (ikhwan), dengan kuota maksimal 40 santri, bagi bapak dan ibu yang ingin mendaftarkan putranya dapat datang secara langsung ke pesantren Al Itqan, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Demi mendukung keberhasilan program pendidikan Al Hamdulillah Pesantren telah memiliki guru – guru pendidik yang mumpuni dan dengan kualitas yang sangat baik, diantaranya adalah sebagai berikut:

0.  Al Ustadz Muhammad Aniq. Lc. SS.I. MPd
0.  Al Ustadz Iqbal Subhan Lc. MA
0.  Al Ustadz Muhammad Rofiq Lc
0.  Al Ustadz Bukhari Abdul Muid Lc
0.  Al Ustadz Rival Azwar Lc
0.  Al Ustadz Abu Hanif Lc
0.  Al Ustadz Kholid Mirbah Lc
0.  Al Ustadz Ihsan Isnaini Lc
0.  Al Ustadz Mansur Al Hafizh
0.  Al Ustadz Fadhil Kamil
0.  Al Ustadz Umrawi
0.  Al Ustadz Nur Abduh
0.  Al Istadz Antoni
0.  Al Ustadz Jailul murobbil haq
0.  

🗳 Informasi
🌐 www.tanmia.or.id
📮 info@tanmia.or.id
📞 0813 18236060‬/ ‭0812 99336013‬
💰 Bank Syariah Mandiri
7117833447
YAYASAN ISLAM ATTANMIA

Atas perhatian dan Partisipasinya kami sampaikan Jazakumullah khairan, Barakallahu fiekum.

Desa Pejem menunggu bantuan Dai

Kamis 7 february Tanmia foundation mendapat kesempatan untuk bersilaturahim ke Dusun Pejem, Desa Gunung Pelawan, kecamatan Belinyu, Bangka belitung, perjalan cukup jauh dari Kota Pangkal Pinang, kira – kira 100 KM dari bandara Depati Amir berdiri, meski perjalanan terhambat sedikit dengan delay hampir satu jam lamanya, namun alhamdulillah perjalan lancar.

Tiba di kota Pangkal pinang langsung disambut oleh Ustadz Ali Muttaqin pendiri sekolah Islam Al Mansyur, lebih 10 tahun sudah beliau berkiprah di Bangka alhamdulillah sudah banyak kegiatan dakwah yang beliau jalankan, dari mendirikan SDIT Al Mansur, mendistribusikan dai, pesantren tahfizh masih dalam perencanaan, in syaa Allah akan berdiri di atas lahan 4000 M2, di dekat kota Pangkal Pinang.

Perjalanan ke Dusun Pejem kami diantar oleh beberapa orang ustadz dan Lazis Muhammadiyah yang diwakili oleh bapak Umar dani, beliau menemani perjalanan kami hingga ke lokasi, wilayah dusun Pejem memang lokasi terujung pulau bangka, masyarakat di wilayah ini masih ada sekitar 30 persen yang belum memiliki agama, masyarakat adat di dusun ini ada 2 suku, Lom dan Lah. Dari makna harfiyah dalam arti bahasa bangka kata “Lah” berarti sudah, dan “Lom” berarti Belum, maksudnya suku Lom adalah belum beriman (islam), dan Lah sudah beriman (islam).

Dahulunya masyarakat suku ini enggan untuk membaur dengan masyarakat yang sudah modern, seringnya mereka menutup diri layaknya suku Badui dalam di Jawa barat, namun sekarang mereka sudah membaur dengan masyarakat, mereka juga tidak memiliki pakaian adat, sehingga kita tidak lagi menemukanciri khas atau rumah adat mereka yang terbuat dari kayu dan atap dari daun nipah, meskipun masih terlihat satu dua rumah adat mereka di tengah dusun itu.

Gerakan dakwah di tempat ini terbilang sangat minim, karena posisinya yang cukup jauh dari pusat kota, namun alhamdulillah jalan hingga ke lokasi sangat bagus aspal halus sehingga tidak perlu hawatir soal hambatan di jalan menuju lokasi.

Di masjid dusun ini ada seorang Dai muda ustadz Ramdhani asal palembang yang sengaja diutus oleh kampus beliau di Palembang untuk berdakwah di dusun ini, alhamdulillah banyak kegiatan yang beliau tangani, dari mengajar santri TPQ, kajian bapak – bapak, kajian ibu – ibu, hingga pembinaan Muallaf dari suku Lom, perjuangan beliau di tempat ini terbilang besar, lokasinya yang sangat jauh dari kota sehingga sinyal handphone pun jadi barang amat langka di tempat ini, kehadiran beliau di tempat ini dirasakan oleh masyarakat sangat besar manfaat dan faedahnya.

Kami tiba di dusun Pejem jam 2 siang, kami temui ustadz ramdhani di rumah pak RT dusun tersebut, tempat beliau tinggal, alhamdulillah kami disambut dengan baik, rambutan khas dusun ini dan teh menjadi jamuan kami di tempat itu.

Dalam obrolan santai siang itu banyak masukan dan saran dari sang ustadz untuk Tanmia untuk program kegiatan dakwah dan sosial di masa yang akan datang, pada akhir pertemuan itu kami distribusikan Al Quran wakaf untuk masyarakat sekitar, mudah – mudahan menjadi amal jariyah buat kita semua. Aaminn ya rabbal alamin.

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id

    × Ahlan, Selamat Datang!