Taman Nasional Ujung julon, sekilas kata “Taman Nasional” terbayang di benak sebagian orang bahwa ia adalah taman yang di fahami kebanyakan orang, seperti Taman bunga nusantara Cibodas, Taman Mini dll, namun Taman Nasional Ujung kulon hanya sebatas Cagar Alam, wilayah yang dilindungi oleh pemerintah, hidup di dalamnya satwa dengan berbagai macam jenisnya, namun karena taman ini luasnya lebih dari 200.000 Hektar maka sangat sulit menemui hewan – hewan tersebut, apa lagi Badak bercula satu yag populasinya hanya 50-60 ekor saja tentu mencarinya seperti mencari jarum dalam jerami.
Tidak luput dari perhatian kami di ujung kulon, kampung Pakis Legon yang menjadi kampung terakhir dari wilayah pulau jawa yang paling ujung ini sebelum masuk ke cagar alam, terdapat di perbatasan itu beberapa petugas penjagaan yang sedang duduk santai sambil menikmati secangkir kopi, kedatangan kami disambut hangat oleh mereka, percakapan dan senda gurau pun mengalir dengan penuh kehangatan dari ke dua belah pihak, tidak berlama – lama dengan mereka hingga kami pun menghadiahkan Al Quran kepada mereka, mudah-mudahan menjadi teman mereka dalam kesunyian hutan itu.
Kampung pakis Legon ini adalah kampung yang paling jauh dari yang lainnya karena memang letaknya paling akhir, warga di sini baru bisa menikmati listrik satu tahun lalu, tepatnya 2017, saat kami melewati kampung ini terlihat babarapa ibu – ibu sedang asik duduk dan ngobrol sesama mereka, kami datang menemui mereka dan memberikan kepada mereka masing – masing Al Quran, buku Dzikri pagi dan petang serta buku panduan shalat, terlihat dari wajah mereka rasa senang dan gembira saat menerimanya.
Sesekali ada juga ibu – ibu yang menghampiri kami meminta Al Quran untuk anak mereka atau cucu mereka, alhamdulillah Al Quran wakaf ini sangat bermanfaat bagi mereka, sekaligus hal i i menu jukkan cahaya dan ghairah islam masih sangat kuat di sana.