Puluhan Tenda yang dihuni ratusan jiwa masih juga ditemui di Bone Oge Tanjung Karang Donggala. Mereka adalah korban gempa dan tsunami yang semula tinggal di pesisir. Sudah hampir 2 bulan mereka mengungsi dan mendiami terpal-terpal tenda di atas gunung di daerah Tanjung Karang. “Ada 40 KK dengan jumlah sekitar 120 jiwa, jelas Umar salah satu pengungsi asal Bone Oge. Wilayah Bone Oge berada diujung wilayah bagian barat teluk Palu yang bisa ditempuh 50 KM dari pusat kota Palu dan berada di ujung Banawa Donggala.
Cara door to door adalah cara yang efektif meski memakan waktu lumayan, tapi inilah yang sedari awal kami pakai saat distribusi bantuan di wilayah prioritas yang terkena bencana di Sulteng saat transisi darurat. Sejak pagi menyisir pesisir desa Bone Oge Kabupaten Donggala dari tenda ke tenda. Semoga lebih adil, lebih merata karena terbatasnya kemampuan kami.
“Alhamdulillah mas bantuannya bisa naik sampai sini, biasanya nyangkut duluan di bawah”, ungkap Ibu Nirma sambil menerima bantuan logistik di tendanya.
Ya Alloh…seperti ini ya rasanya.. Pemandangan kelu dan rasa bercampur aduk di pengungsian yang entah sampai kapan batas waktunya. Tanmia Foundation sudah mendekati sebulan sejak masa transisi darurat 27/10. Distribusi logistik masih diprioritaskan terutama bahan pangan ke daerah-daerah prioritas untuk kantong-kantong pengungsian di wilayah Palu-Sigi-Donggala yang terkena dampak bencana.
Mari bersama-sama kita bantu para korban bencana Gempa dan Tsunami Palu, Sigi, dan Donggala. Terus peduli menabung kebaikan memanen benih-benih pahala dunia-akhirat kelak. Barakallahufiekum.
Ali Azmi
Relawan Tanmia
Palu Sulteng