Penyuluh Agama Islam Harus Turun ke Pedalaman

841 Views

Turezouliho Lahewa Timur – Butuh waktu perjalanan 2,5 jam dari Gunung Sitoli untuk bertemu silaturahim dengan para petugas penyuluh agama Islam se-Nias Utara di dusun Turezouliho desa Muzoi Lewa Timur. Memilih memprioritaskan untuk shalat Jum’at di Masjid Taqwa Turezouliho sebuah kebahagiaan karena disini adalah dusun muslim pesisir terjauh di kecamatan ini. Akses jalan menuju lokasi pun masih memprihatinkan. Jalanan masih tanah bercampur lumpur dan genangan air dari semak-semak hutan.

“Bila musim hujan jalanan sulit dilewati dan alternatif harus menyeberangi muara berlumpur dengan berjalan kaki”, papar Halim salah satu penyuluh agama yang mengantar kami saat akan berangkat ke Muzoi.

Dusun Turezouliho memiliki penduduk sejumlah 50 KK yang notabene mayoritas muslim, namun sampai saat ini belum ada akses listrik, hanya mengandalkan panel surya disebagian rumah dan hanya genset saja di masjidnya. Masyarakat pesisir ini tetap bertahan untuk tinggal pasca gempa dahsyat 2005. Padahal terbilang banyak dusun-dusun disebelahnya yang terpaksa berpindah mengungsi saat gempa terjadi dan tidak kembali lagi. Di dusun ini hanya ada Masjid Taqwa ini satu-satunya masjid yang belum selesai direnovasi pasca gempa. Kendati demikian pertemuan silaturahim Pokjaluh ( Kelompok Kerja Penyuluh ) Agama Islam se-Nias Utara akan tetap diadakan di masjid usai shalat Jum’at. “Acara ini diadakan sehubungan sosialisasi akan berakhirnya masa tugas penyuluh pada November ini sekaligus pengenalan dibukanya KUA baru di Lewa Timur”, jelas Yusrina ketua Pokjaluh Nias Utara dihadapan para penyuluh yang hadir.

Nias Utara memiliki penyuluh agama Islam non PNS sebanyak 24 orang yang terbagi di berbagai tempat dengan wilayah terjauh di desa Faekhuna’a Salonako Afulu. Jumlah Masjid dan mushola diperkirakan total sejumlah 30 buah se-Nias Utara. Dengan muslim terbanyak di kecamatan Lahewa , dan terkecil di kecamatan Lotu ibukota Nias Utara.

Usai shalat Jum’at langsung diadakan pengajian bersama masyarakat Turezouliho dan para penyuluh agama se-Nias Utara dengan dihadiri ketua pokjalu ( kelompok kerja penyuluh ) agama Islam Nias Utara Ibu Yusrina.

“Hadirilah majelis-majelis ilmu dan ajaklah siapapun agar bertambah ilmu pengetahuan Islam dan menguatkan silaturahim satu sama lain”, jelas Yusrina dalam sambutannya dihadapan hadirin dan Kepala KUA Lahewa timur yang baru dilantik.

Dengan dibukanya KUA baru Lewa Timur pada November ini dimaksudkan juga untuk memudahkan para masyarakat di Turezouliho sehubungan dengan pengurusan di departemen agama termasuk perkara perkawinan dan administrasi keagamaan lainya.

“Karena penyuluh yang diangkat merupakan bagian dari tugas pemerintah untuk membina umat. Sekaligus penyambung program pemerintah dimasyarakat dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah dan pembangunan nilai-nilai agama islam,” ujar Bakrin Shiddiq selaku Kepala KUA baru Lewa Timur.

Saat ini setiap penyuluh seharusnya juga ikut memikirkan keamanan nasib keislaman dan kebutuhan rohani keimanan masyarakat sehingga mereka makin kokoh dan tidak mudah tergiur dan mengeluh karena masalah ujian beban hidup.

Pertemuan ini tidak sekadar ajang silaturahmi tetapi lebih pada sharing pertukaran pendapat, masukan, saran dan lain sebagainya. Tujuannya untuk meningkatkan peranan penyuluh yang sudah berjalan sehingga pemahaman peningkatan agama Islam ditengah-tengah masyarakat semakin meningkat terlebih untuk daerah-daerah kawasan yang sulit dijangkau.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Pulau Nias

No comments

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id

    × Ahlan, Selamat Datang!