Bulan Ramadhan saatnya menjadi ajang berbagi kebaikan dan momentum kebahagiaan melalui berbagai cara. Salah satunya kajian jelang buka puasa dan berbagi membagikan menu berbuka puasa kepada sesama. Di Masjid At-Taqwa Dusun Gunung Tugel Desa Kalitengah Kecamatan Purwanegara Banjarnegara Jateng, momentum Ramadhan tahun ini terbilang istimewa kendati dalam suasana syahdu sederhana dapat diadakanya kajian jelang berbuka puasa diiringi berbagi bingkisan kurma dan shalat tarawih di malam harinya.
Ada sebanyak 35 KK yang sudah mendiami dusun ini turun temurun, baru sejak 2014 masjid At-Taqwa ini dibangun, tak tanggung-tanggung masyarakat harus rela berjuang bergotong royong untuk memecahkan dan meratakan gunung batu selama 6 bulan lamanya dengan tenaga pecah manual tangan tanpa bantuan sarana alat berat sedikitpun.
Belum berhenti disitu, swadaya masyarakat setempat pun harus dikuras dengan terus bahu membahu membangunya dengan segenap tenaga dan air mata.
Ikhtiar kesungguhan demi membangun Masjid sebagai tempat mulia akhirnya berbuah hasil, gunung batu pun rata dengan tanah dan kini berdiri kokoh masjid yang bertahun-tahun sebelumnya dinantikan. Setidak-tidaknya dengan ukuran 10 x 10 meter Masjid dapat dimanfaatkan seluas-luasnya untuk kegiatan ibadah masyarakat.
Inisiatif pembangunan masjid yang dibangun sejak tahun 2014 itu sekaligus menjadi tempat dimana anak-anak TPQ Al-Qomar 3 kerap menghabiskan waktunya untuk belajar mengaji. Puluhan anak-anak mengaji menjadi bagian pemandangan yang indah diseberang gunung batu yang merupakan daerah perbukitan terjal dikawasan pertambangan batu yang sudah berjalan puluhan tahun lamanya.
Dalam kesempatan bahagia Safari Ramadhan Pesantren Al-Itqan tiba di Masjid At-Taqwa Dusun Gunung Tugel dengan lika-liku perjalanan yang cukup menantang. Medan lokasi yang dituju memang cukup terjal sehingga cukup menyulitkan. Sepanjang perjalanan yang disuguhkan kanan kirinya jurang terjal perbukitan dan tidak sesekali saja harus turun kendaraan karena jalanan yang curam juga harus bergantian mengalah karena berpapasan.
Ditempat inilah kafilah da’i Ramadhan Pesantren Al-Itqan ditempatkan sebagai da’i Ramadhan selama hampir sebulan penuh masa tugasnya.
Rasa penasaran dan keinginan untuk menyapa berbagi di saat momentum Ramadhan seolah menggerakkan keinginan terus melangkah untuk mengadakan kajian jelang buka puasa sekaligus berbagi ala sederhana kadarnya dengan sebungkus kurma untuk masyarakat.
Kurma memang bukan sembarang menu berbuka tapi bisa jadi ini menjadi sesuatu yang masih jarang untuk di wilayah perkampungan apalagi pelosok yang jarang diketahui.
Dalam acara Safari tersebut, Ketua Forum Komunikasi Takmir Masjid Kalitengah, Pak Sarmun yang juga seorang guru ngaji menuturkan, bahagianya ketika Masjid ini berdiri dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan ibadah.
“Masjid At-Taqwa ini adalah bukti berkah mengalirnya jariyah atas sumbangsih gotong royong masyarakat dan segenap donatur. Saat itu, hal yang mustahil untuk membangun masjid apalagi terkendala faktor ekonomi yang sulit dan medan lokasi yang berat” ujar Sarmun (Selasa 5 April Mei 2022).
“Jauh hari sebelum tiba Ramadhan, segenap masyarakat terharu bahagia mendengar kabar akan adanya pengajian dan buka bersama. Hal ini yang ditunggu-tunggu kunjungan pengajian Ustadz dari ibukota, padahal jauh-jauhnya tempat kampung kami yang sulit dijangkau masih ada yang perhatian untuk datang menjenguk keadaan kami. Ini adalah luapan perasaan bahagia orang tinggal di perkampungan di desa “, ujar Pak Sarmun seorang tokoh masyarakat setempat yang menyambut kedatangan rombongan pesantren.
Walhasil Alhamdulillah, lereng perbukitan batu pun berganti pemukiman. Termasuk gunung batu pun berubah menjadi tempat berdirinya Masjid At-Taqwa yang berukuran 10×10 M. Kondisi sumber air yang sulit pun kian melengkapi kondisi daerah tersebut dengan setumpuk kesulitan, kendati demikian warga setempat tetap mengusakan dengan menyambung saluran pipa mata air ala kadarnya sejauh 2 KM dari sumber mata air dusun tetangga terdekat. Biasanya untuk musim kemarau air akan susah dialirkan karena debit airnya sangat terbatas sehingga warga harus membawa jerigen atau ember demi menunggu antrian air di sumber mata airnya.