Palu – Distribusi bantuan untuk korban gempa dan tsunami, Palu-Sigi-Donggala Sulawesi Tengah, mulai terkendala karena masih kurangnya bantuan logistik bahan pangan, tenda dan hunian sementara usai ditutupnya masa tanggap darurat pada 26 Oktober 2018.
Hal ini diungkapkan oleh beberapa perangkat desa juga warga pengungsi yg ditemui diberbagai titik lokasi.
Alhamdulillaah, bantuan logistik dari para relawan terus didistribusikan kepada pengungsi di masa transisi ini. Tak luput juga tim relawan Tanmia Foundation ikut terjun ke titik-titik pengungsian untuk mendistribusikan bantuan logistik yang tersebar di Petobo, Sigi Biromaru, Jono Oge dan Balaroa.
Bantuan yang berupa sembako dan keperluan sehari-hari adalah bentuk upaya menguatkan para pengungsi untuk tetap bertahan dg kondisi yang serba minim dimasa recovery disaster beberapa bulan ke depan.
Distribusi bantuan dari Posko Center Pombewe di Kecamatan Sigi Biromaru dilakukan berdasarkan permintaan koordinator pengungsi dan warga yang meminta bantuan melalui call center posko.
“Wilayah pengungsian Petobo di Loru telah berkeluh kekurangan bahan pokok selama sepekan terakhir untuk itu berharap agar posko mendistribusikan bantuan kepada mereka juga fasilitas ibadah seperti mushola,” ujar Niswati salah satu pengungsi asal Petobo.
Ratusan unit tenda pengungsi dari UNHCR ditambah tenda-tenda dari pihak lain juga telah dibagikan. Namun belum semua pengungsi gempa dan tsunami Palu-Sigi-Donggala juga memperoleh tenda.
“Misi kemanusiaan dari Tanmia Foundation adalah bagian kepedulian dari kaum muslimin yang semoga bermanfaat dirasakan oleh para pengungsi untuk bertahan di pengungsian, ungkap Rofiq selaku Ketua Yayasan Tanmia Foundation yang berkesempatan membersamai distribusi logistik.
Ali Azmi
Relawan Tanmia
Palu – Sulteng