Al Quran Lebih Kuat Dari Perancis

1 View

Senasib dengan Indonesia negeri Al Jazair di daratan Afrika Utara itu juga merasakan pahitnya penjajahan bangsa eropa atas mereka yang lebih dari 100 tahun lamanya, dalam hal ini Perancis yang punya ambisi menjajah mereka dari 1830-1962 tepat 132 tahun, menjarah, merampas harta, kehormatan dan nyawa, kala itu Al Jazair masih di bawah Kesultanan Turki Utsmani, saat itu kesultanan Turki Utsmani dalam keadaan yang sangat lemah, sebenarnya eropa sudah niat ingin menjajah Al Jazair sejak zaman Napoleon Bonaparte.

Upaya untuk menundukkan orang – orang islam di Al Jazair tidak ada henti – hentinya, namun usaha mereka selalu gagal karena perjuangan rakyat dan para ulama untuk mengusir para penjajah selalu dilakukan yang pada akhirnya perancis hengkang dari Al Jazair, orang – orang perancis sadar betul bahwasanya yang membuat Al Jazair bertahan pantang menyerah adalah Al Quran, bahasa Arab dan para ulama yang memimpin ummat, usaha untuk menjauhkan masyarakat dari Al Quran, bahasa Arab dan Para Ulama selalu diupayakan Perancis, agar misi penjajahan ini langgeng di bumi Al Jazair.

Dalam acara mengenang 100 tahun penjajahan Perancis atas Al Jazair, dibuatlah acara cukup meriyah, mengundang para pejabat, konglomerat, pengusaha, tokoh masyarakat tak lupa wartawan juga diundang hadir, acara heboh ini juga mengundang gubernur Perancis Robert Lacoste dan jajarannya yang memimpin penjajahan di Al Jazair, acara super meriyah ini sudah lama dipersiapkan mengingat Perancis sudah begitu lama menduduki Al Jazair, masyarakat Perancis sendiri dan dunia ingin tau apa yang dilakukan Perancis selama ini di sana dan apa pula hasil yang mereka diperoleh selama ini.

Untuk memperlihatkan kesuksesan mereka di Al Jazair yang digembar gemborkan selama ini bahwasanya mereka telah berhasil di sana, berhasil menjajah dan memisahkan pemuda Al Jazair dari Al Quran dan bahasa Arab, mereka melakukan persiapan untuk acara megah ini selama 11 tahun, Perancis memilih 10 orang Pemudi Al Jazair untuk dibawa ke Perancis dan dimasukkan ke Sekolah negeri Perancis, kemudian mereka dididik, diberi pakaian ala Perancis, diajarkan bahasa Perancis juga, wal hasil setelah usaha keras selama 11 tahun itu ke sepuluh wanita al Jazair itu sudah dianggap seperti orang perancis tulen dan fasih berbahasa Perancis.

Hari ‘pertunjukkan’ tiba, tempat acara sudah siap, tamu sudah duduk rapi siap mengikuti acara dan menerima laporan hasil jajahan selama 100 tahun serta ‘pertunjukkan’ yang nanti akan ditampilkan untuk meyakinkan masyarakat dan dunia bahwasanya mereka benar – benar telah berhasil menjajah Al Jazair dan menjauhkan Al Quran dan simbul – simbul islam dari hati rakyat dan pemuda Al Jazair.

Acara yang sangat dinantikan tiba, ke Sepuluh wanita Al Jazair diminta naik panggung, seluruh hadirin juga panitia kaget bukan kepalang ibarat disambar petir di siang bolong, ke Sepuluh wanita Al Jazair itu tampil di atas panggung mengenakan hijab sempurna seperti yang dipakai wanita muslimah di Al Jazair, sepontan ruang acara menjadi riyuh dan heboh, semua orang menoleh kanan kiri bingung melihat kenyataan di hadapan mata mereka, orang-orang saat itu bertanya dengan penasaran kepada sang Gubernur yang mengatur penjajahan di Al Jazair, kenapa Kesepuluh wanita ini berpakaian seperti ini?!
Dalam keadaan bingung dan sangat malu sang Gubernur berkata kepada halayak ramai, “Apa yang bisa aku lakukan kalau Al Quran lebih kuat dari Perancis?!”. Kejadian ini dilansir harian Al Ayyam, edisi 7780, 6 Desember 1962.

Peristiwa yang baru – baru ini heboh di Perancis karikatur yang menghina Nabi Muhammad shallahu alaihi wasallam dan keluarganya juga menggambarkan api permusuhan mereka kepada Islam belum juga padam, namun di sisi lain terjadi sesuatu yang membuat president Perancis Emanuel Macron terdiam ketika ia menebus seorang biara wati asal Perancis Sophie Petronin yang mereka kirim ke Mali Africa untuk melakukan misi kristenisasi, ia ditangkap oleh pejuang islam di Mali, diperlakukan dengan baik dan hormat, ia mendengar bacaan Al Quran, menelitinya dan pada akhirnya ia menyatakan diri masuk Islam, sesaat tiba di Perancis dan kala itu disambut langsung oleh President Perancis Emanuel Macron ia langsung mengumumkan bahwasanya ia telah memilih islam dan mengganti namanya menjadi Maryam Petronin, kepulangannya kali ini bukan hanya untuk melihat keluarga katanya namun lebih dari itu ia ingin mengajak seluruh keluarganya baik yang di Perancis atau di luar Perancis untuk masuk islam dan menikmati indahnya Islam.

Sang President yang sedari tadi dengan antusias menyambut kedatangannya mulai nampak melempem, lesu tidak bersemangat, pidato penyambutan yang sudah disiapkan pun tidak jadi disampaikan meski wartawan juga sudah standby menunggu lama.

Ini adalah salah satu dari sekian banyak kisah mereka yang hijrah dari kemusyrikan dan kekufuran menuju indahnya islam yang menunjukkan begitu dahsyatnya kekuatan Al Quran, jauh lebih kuat dari Perancis dan negeri – negeri lainnya yang berusaha untuk membuat citra Islam tidak baik, yang terjadi malah sebaiknya.

وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (QS. Ali Imran: 54).

No comments

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id

    × Ahlan, Selamat Datang!