Tanmia Kunjungi Korban Gempa, Kuatkan Semangat Menata Kembali Hidup Mereka

Jalanan poros trans Sulawesi sepanjang Majene – Mamuju masih banyak dijumpai para penyintas gempa saat informasi ini disusun, 28 Februari 2021. Sepanjang belasan kilometer, Malunda – Tapalang – Mamuju, banyak didapati pemandangan ratusan tenda pengungsi bertebaran.

Ratusan tenda pengungsi dan posko logistik relawan bersusun berjajar sepanjang jalan itu, memenuhi sepanjang sisi kanan maupun kiri jalan. Baik Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Lembaga Kemanusiaan, maupun berbagai ormas dan komunitas relawan dari berbagai mitra perusahaan pun ada sebagai bagian hadirnya solidaritas sosial dan kemanusiaan.

Lahan lapang maupun tempat kosong yang dirasa menjadi jarak aman menjadi tempat tinggal sementara para penyintas gempa yang sebagian besar rumahnya sudah tidak bisa ditempati kembali.

Rata-rata tenda dipadati dengan keluarga. Warga pun masih belum bisa sepenuhnya beraktivitas sediakala akibat masih dibayangi trauma sejak kejadian gempa sebulan lalu.

Sebut saja, Hasri, akrab dipanggilnya sudah sebulan ini berada di tenda-tenda yang didirikan relawan. Mata pencaharianya sebagai pedagang ikan keliling harus ia tinggalkan sementara harus mengungsi di daerah aman sepanjang jalur perjalanan Majene – Mamuju beberapa kilometer dari pasar Malunda berada.

“Rumah saya pas di pinggir pesisir perbukitan. Tembok rumah berjatuhan dan atap pun bergeser sejak gempa saat itu”, kata Hasri meluapkan cerita sedihnya dengan mata ingin berkaca-kaca.

Menjelang gempa memang tidak ada tanda apapun karena gempa terjadi pagi hari disaat malam buta. Menurut sumber resmi BMKG, gempa Majene diawali dengan gempa pembuka pada 14 Januari 2021 berkekuatan M5,2 yang menimbulkan kerusakan, disusul rentetan gempa pembuka sebanyak delapan kali. Selanjutnya terjadi gempa utama berkekuatan M6,2 pada 15 Januari 2021 dengan guncangan lebih kuat dan merusak, kejadian sekitar pukul 02.30 WITA disaat pulasnya sebagian warga lelap tertidur beristirahat.

“Alhamdulillah, Allah masih sayang sehingga selamatkan keluarga kami dan saat itu tidak terfikir apapun kecuali berdzikir memohon ampun agar diberi keselamatan dan berkumpul bersama sanak keluarga yang lain ke tempat yang aman”, jelas dia mengenang saat itu.

Kini sebulan telah lewat berlalu, menggantungkan kehidupan disuasana pengungsian bukan pilihan yang ideal sekalipun menguji rasa sadar dan sabar akan realitas yang ada akan ada masanya. Ia sadar harus bersabar mengungsi dalam jangka waktu tertentu bersama suami dan anak-anaknya. “Alhamdulillah, apapun keadaannya ketika masih bersyukur akan ada saja jalan keluar”, pinta ungkapnya.

Berbagai persoalan psikologis rentan terjadi dan menjadi sangat sensitif dan labil karena sangat mempengaruhi kondisi stres mental para penyintas gempa. Tiada hal yang seyogyanya patut dilakukan selain menghapus duka lara mereka dengan menggugah semangat untuk menata hidup mereka kembali.

Setidaknya mengunjungi mereka dalam suasana seperti sekarang ini perlahan akan menguatkan mental dan jiwanya. Inilah perhatian dari wujud persaudaraan sesama saudara apalagi seorang muslim yang persaudaraanya terjalin karena ikatan keimanan semata-mata karena Allah saja maka pasti menumbuhkan rasa saling mencintai demi membantu saudara-saudaranya yang tertimpa musibah.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Sulawesi Barat

Membesuk Nenek Rabia, Janda Yang Tinggal Bersama Anak Cucunya

Berkunjung langsung membesuk para penyintas gempa ke tenda-tenda adalah rihlah ukhuwah yang menguatkan sinyal pekanya hati akan kepedulian dan rasa kemanusiaan.

Para penyintas gempa Majene dan Mamuju memang telah berhari-hari bahkan sudah sebulan lebih menempati tenda-tenda terpal ala kadarnya akibat porak porandanya rumah tempat tinggal mereka.

Sebutlah, Nenek Rabia, janda yang tinggal bersama anak dan cucunya di Sese Simboro Mamuju. Pagi buta dimana udara pagi usai shalat shubuh kami bersama tim relawan mengunjungi tenda reotnya yang ia tempati sudah sebulan lamanya.

Keadaan dan sikon yang ada memaksanya tetap bertahan dalam tenda layaknya menghuni rumahnya sebagai tempat berteduh. Kondisi terbilang masih darurat dan penuh ketidakpastian sebelum pemerintah membangun hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) untuknya.

Rumahnya hancur berkeping-keping hanya menyisakan kolong lantai tanah dan atap langit saja, syukur dirinya masih Allah selamatkan dari maut kematian sehingga menjadikan nafasnya masih bisa hidup.

Marwan dan Mirwan adalah kedua cucu nenek Rabia yang juga selamat dari maut meskipun sempat dikhawatirkan malam saat gempa itu tiba mereka tewas.

Beruntung sepetak tanah masih bisa ia manfaatkan untuk mendirikan tenda tempat tinggal bersama anak dan cucunya karena memang tidak ada lagi orang laki-laki dewasa yang tinggal dalam rumahnya kini.

Hanya niatan untuk membesuk nenek Rabia dengan segenggam bantuan yang mampu diberikan semoga inilah rasa ikhlas yang terpanggil akan cinta terhadap nasib saudara-saudari muslim yang tertimpa ujian musibah dapat berangsur-angsur berubah lebih baik keadaannya.

Semoga doa ini tiada terputus untuk mengeringkan air mata para penyintas gempa dan para pengungsi yang ada. Dan belum lenyap peluh para relawan akan senantiasa terus berdatangan mengulurkan tangan kebaikan menghapus kedukaan dan kesedihan akibat musibah yang melanda ribuan warga Majene dan Mamuju Sulawesi Barat. Hasbunallah wanikmalwakiil.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Sulawesi Barat

Tanmia Distribusikan Paket Sembako Untuk 120 KK Penyintas Gempa Mamuju Sulawesi Barat

Tanmia Foundation mendistribusikan paket bantuan logistik untuk 120 KK di lingkungan Sese Kelurahan Rangas Kecamatan Simboro Mamuju pada ( 26/02/2021). Ada sebanyak 3 RT yang termasuk para penyintas korban gempa didalamnya yang masuk dalam daftar assessment penerima paket bantuan yang telah disiapkan.

Bantuan logistik terdiri dari paket sembako yang siap diberikan kepada penerima manfaat yang memang benar-benar terdampak. Isi sembako berisi bahan pangan, beras dan minyak goreng yang memang paling dibutuhkan sehari-hari oleh warga penyintas saat ini. Sebagian besar hunian rumah warga di lingkungan Sese memang banyak yang rusak total dibandingkan hunian rumah yang masih utuh.

Hari sebelumnya pihak Tanmia sudah melakukan assessment dan monitoring di lingkungan setempat dan mendata warga penyintas penerima manfaat dengan kerjasama bantuan kepala lingkungan Sese Simboro Mamuju.

Proses pembagian dilakukan dengan membagikan bantuan dengan urutan antri tahapan, dimulai dari pemanggilan nama absensi tiap anggota RT masing-masing yang menerimanya.

“Alhamdulillah, kami bersyukur masih ada donatur yang peduli dengan warga kami dengan memberikan bantuan sembako. Ada 120 KK yang sebagian besar rumahnya terdampak sehingga harus mendiami tenda-tenda saat ini”, ucap Jamil Kepala Lingkungan Sese.

“Bantuan sembako ini juga difokuskan untuk keluarga yang rumahnya benar-benar hancur atau rusak parah dan mereka yang mengalami kondisi paling sulit untuk pulih, seperti keluarga yang didalamnya ada janda, lansia dan termasuk bayi balita juga penyandang disabilitas,” ujar Syahrul Tim Tanmia di lokasi.

Semua data penerima manfaat adalah warga setempat yang memang sudah tercatat dalam daftar warga lingkungan sehingga seluruh anggota masyarakat mengetahui siapa saja yang menerima bantuan ini.

Sebelum pembagian bantuan para penyintas korban gempa ini pun diberikan nasehat dan kultum guna menyampaikan maksud inti dan harapan dari acara tersebut diadakan.

Bantuan yang berkelanjutan untuk masyarakat yang tak kalah pentingnya adalah pembinaan pembangunan mental keimanan melalui program dakwah untuk warga penyintas gempa dengan target harapan mereka bisa lebih siap dan tangguh menghadapi situasi kondisi darurat bencana. Sekaligus untuk mitigasi dan pengurangan risiko bila bencana kembali tiba-tiba datang seketika.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Sulawesi Barat

Pasar Kembali diBuka, Bantu Distribusi Bantuan Para Relawan Mamuju di Masa Transisi

Sejumlah pusat pertokoan dan lapak pedagang utamanya yang menyediakan kebutuhan pokok mulai kembali dibuka di masa transisi setelah sejumlah pedagang memutuskan untuk tutup beberapa pekan di Mamuju. Sebagian besar warga dan pedagang yang sebagiannya adalah korban gempa sudah memulai aktivitas ekonomi seperti pantauan tim relawan Tanmia menyisir lorong-lorong kota Mamuju yang memiliki sebutan khas ‘Manakarra’. Memiliki arti : pusaka yang sakti.

Kegiatan jual beli antar warga sudah mulai ramai lalu lalang meskipun daya beli tergolong masih sepi akibat banyak pertokoan yang rusak parah seperti sumber pantauan relawan Tanmia, Kamis (25/2/2021) di pasar baru Regional Mamuju dan Pasar Sentral Lama Mamuju. Hal ini dimaksudkan untuk keperluan memenuhi logistik distribusi bantuan para penyintas gempa di lingkungan Sese Simboro Mamuju.

Memang sebagian besar pedagang bahan makanan, seperti penjual beras, sembako dan kelontong, penjual pasar tradisional sayur-sayuran dan ikan serta bahan campuran serta kebutuhan dasar lainnya sudah perlahan mulai buka.

“Alhamdulillah kita masih diberi selamat dan masih bisa beraktivitas jual beli usai tutup beberapa pekan mengungsi akibat gempa,”kata Rosda pedagang sembako di pasar baru Mamuju kepada relawan.

Meski dalam keadaan sisa-sisa mengalami trauma, namun banyak pedagang mengaku harus menggelar lapak di pasar demi memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

Tak hanya itu, pedagang pasar tradisional pun yang berjejer di sepanjang Jalan Pasar Lama Mamuju juga sudah terlihat beraktivitas kembali pasca peristiwa gempa bumi yang mengguncang Sulbar sebulan lalu.

“Saya masih trauma, tetapi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, saya harus tetap berjualan demi bertahan hidup bersama keluarga”, sebut saja Yati ( Tidak mau disebut namanya ) di jalanan pasar lama Mamuju.

Peristiwa gempa dahsyat Majene – Mamuju sebesar 6,2 magnitudo memang sudah digariskan oleh takdirNya agar dapat berbaik sangka diambil hikmah dibaliknya dan kiranya dapat menguatkan pohon keimanan yang mulai rapuh kuat kembali agar kuat bertahan melewati segala pahit getir manisnya ujian hidup.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Sulawesi Barat

Wakaf Iqra’ Upaya Hapus Trauma, Anak-Anak TPQ Al Muhajirin Mamuju Kembali Ceria

Gempa yang mengguncang Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat sudah lewat sebulan lalu namun dampak psikologis yang mendalam bagi penyintas gempa terlebih usia-usia rentan termasuk anak-anak dan lansia di berbagai titik lokasi.

Pemandangan pilu akibat kerusakan guncangan gempa yang dahsyat itu tentu membuat dampak langsung pada psikologi masyarakat yang mendalam dan bukan hal yang mudah dalam waktu singkat untuk hilang begitu saja. Bila tekanan psikologi membawa akibat trauma yang berat dan tidak segera ditangani maka akan terus menambah rasa trauma yang bisa berujung pada depresi berat pada para pada warga penyintas di lokasi pengungsian.

Sasaran kegiatan distribusi bantuan Tanmia Foundation pada para penyintas gempa Majene-Mamuju ialah pembagian wakaf buku Iqra’ pada anak-anak TPQ Bina Insan Cita dan Masjid Al Muhajirin Lingkungan Sese Kecamatan Simboro Kabupaten Mamuju pada ( 23/02/2021).

Dari sekian titik lokasi bencana, lingkungan Sese termasuk daerah pemukiman padat yang didalamnya terdapat ratusan anak-anak dari keseluruhan 120 KK warga setempat. Sikon bencana sekaligus masa pandemi semakin melengkapi setumpuk pilu para penyintas gempa terlebih anak-anak yang juga masih belum bisa mengikuti kegiatan sekolah belajar mengajar secara normal. Harus diakui oleh pemerintah dan berbagai pihak bahwa anak-anak menjadi satu bagian yang paling terdampak dalam situasi darurat bencana, baik gempa bumi maupun pandemi seperti sekarang ini.

“Anak-anak penyintas gempa dilokasi harus mendapatkan perhatian serius semisal melalui kegiatan pembinaan TPQ melalui program kerohanian dan pendidikan. Diharapkan kegiatan pembinaan TPQ dari para relawan dengan pendekatan sentuhan program akhlaq dan lainya dapat menjadi trauma healing seiring berjalannya waktu untuk menghilangkan dan memulihkan trauma yang ada demi kelangsungan mentalnya yang lebih baik dimasa depan”, ujar Ekky Dzikirullah salah seorang da’i relawan pengajar TPQ asal Sulawesi Tengah.

Ada puluhan paket wakaf wakaf Iqra’ yang dapat dibagikan untuk mengobati gelisahnya hati anak-anak penyintas gempa terlebih gedung TPQ yang ada sebagian besar runtuh sehingga harus dibangun kembali. Untuk sementara waktu kegiatan anak-anak dialihkan kegiatanya di Masjid Al-Muhajirin dengan waktu masing-masing yang sudah dijadwalkan.

Dengan kegiatan pembinaan TPQ anak-anak penyintas gempa juga diharapkan akan menghapus rasa jenuh akibat terbatasnya aktivitas belajar yang ada dimasa pandemi dan kesempatan untuk lebih cepat beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang ada jauh lebih baik. Dengan kondisi demikian, mereka lebih kuat secara mental dan hilangnya rasa trauma yang berkepanjangan segera pulih normal kembali.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Sulawesi Barat

Pulihkan Penyintas Gempa Sulawesi Barat Butuh Uluran Tangan Dimasa Transisi

Pasca gempa dengan kekuatan 6,2 Magnitudo mengguncang Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) pada Jum’at ( 15/01/2021) kini kondisi masyarakat perlahan memasuki fase masa transisi pemulihan setelah resmi diputuskan oleh pemerintah daerah setempat.

Guncangan kuat berpusat di wilayah Majene itu telah menyebabkan sejumlah titik – titik kerusakan berat yang tersebar di wilayah Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat. Korban tewas pun mencapai ratusan jiwa hingga makin lengkaplah ujian yang cukup memilukan ini. Sebagian warga pun masih berdiam di titik-titik aman pengungsian dan mendiami tenda – tenda darurat bagi mereka yang kehilangan rumah karena luluh lantah tak bersisa.

Beberapa pusat gedung perkantoran, ruko, hotel, rumah sakit pun tak luput diterjang apalagi hingga saat ini masih banyak ratusan pemukiman warga yang masih hancur berserak mengalami kerusakan mulai dari tingkat ringan hingga sangat berat belum sepenuhnya dibersihkan, alih-alih di rehab kembali entah kapan waktunya.

Keadaan secara umum para penyintas gempa Majene-Mamuju belum sepenuhnya pulih normal kembali ke situasi dan kondisi normal sehingga data pasti akan terus berubah mengalami penyesuaian, namun diperkirakan ada ribuan warga yang kini pindah ke pengungsian baik di wilayah Majene maupun di Mamuju.

Dari keterangan saat informasi ini disusun, aktivitas masyarakat dan pelayanan publik sudah mulai berjalan namun masih terbatas akibat rasa takut akan adanya bencana susulan, warga kini memilih untuk tinggal di pengungsian atau mendirikan tenda di depan rumah mereka masing-masing.

Dari pantauan relawan Tanmia dilokasi langsung kebutuhan mendesak untuk warga dan anak-anak saat ini adalah pembinaan dan penguatan rohani keimanan, kebutuhan logistik sembako, selimut dan tikar, tenda pengungsi, pelayanan medis, kebutuhan bayi dan balita dan terpal karena musim hujan masih terus berlangsung hingga saat ini.

Ali Azmi
Relawan Tanmia
Sulawesi Barat

Al-Qur’an Kuatkan Mutiara Keshalihan Generasi Muslimah Terbaik

Sebagai bentuk apresiasi dan motivasi santri Tanmia Foundation menyerahkan paket wakaf Qur’an kepada segenap jajaran pesantren dan santriwati pesantren Putri Al Barokah Wonogiri pada ( 20/02/2021).

Semangat membina generasi Qurani menjadi motivasi sendiri bagi Ustadz Nurochim, mudir Pesantren Putri Al-Barokah Purwantoro Wonogiri sampai saat ini. Pesantren yang berdiri sejak 1998 ini didirikan atas jasa dan gagasan K.H Sardi Hasyimi yang tak mengenal kata berlelah-lelah dengan segala upayanya menyiapkan lahan pesantren yang berada di Dusun Karanglo Tegalrejo Purwantoro Wonogiri.

Indahnya tarbiyah qur’ani menjadi pelangi harapan masa depan gemilang tumbuhnya para generasi islam yang kuat memegang keimanannya. Sebagaimana para muslimah generasi shalihah diasuh di pesantren ini sebagai pewaris madrasah untuk anak-anak umat ini nantinya.

Bertahun-tahun merintis pendidikan generasi muda muslimah yang mencintai Quran, pada perjalanannya Ust Nurochim dapat membuat program asrama pesantren hafalan Quran yang digagasnya kendati tantangan dan kendala juga tetap menghadangnya. Fasilitas dan sarana prasarana yang terbatas adanya tak menghentikan langkahnya untuk berbuat banyak hal demi kemajuan pesantren hingga saat ini.

Terinspirasi untuk sebuah barokah keberkahan
untuk para santrinya yang banyak berasal dari daerah Purwantoro ujung perbatasan Jawa Tengah dan Ponorogo Jawa Timur selain itu juga diharapkan para santrinya bisa menjadi mutiara pilihan keshalihan dalam artian menjadi generasi muslimah terbaik.

“Mudah-mudahan wakaf Qur’an dari Tanmia Foundation ini bisa memberikan kemudahan dan belajar yang lebih nyaman untuk para santri penghafal Qur’an, dan mereka bisa termotivasi untuk lebih semangat lagi dalam menghafal Quran”. Ungkap Ustadzah Yuli Kurniawati selaku pengasuh pesantren.

Wakaf Qur’an selain untuk tetap menguatkan muroja’ah hafalan yang dimiliki para santri, Ustadz Nurochim juga menambahkan pesan sebuah hadits, yang menjadi motivasinya untuk sebaik-baik kalian adalah yang mengajarkan Quran, Khairukum man ta’allamal Qur’aana wa ‘allamahu (HR Bukhari). Yang artinya: Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.

Dari ruh keikhlasan ini pula semangatnya untuk mengajarkan Quran dan mengagas pendidikan berbasis hafalan Qur’an menjadi lebih terpacu lagi dimana keberadaan pesantren terbilang cukup jauh dari pusat perkotaan kabupaten Wonogiri karena berada di gerbang perbatasan yang lebih dekat dengan Kabupaten Ponorogo Jawa Timur.

Menutup ungkapan harapanya, Ustadz Nurochim mengutarakan semoga wakaf Qur’an Tanmia Foundation dapat terus berlanjut seterusnya guna memberikan kebermanfaatan untuk santri dan khalayak masyarakat banyak. Terkhusus bagi mereka yang membutuhkan dan sangat perlu untuk dibantu.

 

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Peran Pesantren Al Itqan Dalam Memakmurkan Masjid di Lingkungan Sekitar

Wakaf Qur’an dari Tanmia Foundation diserahkan pada para santri TPQ Masjid Jannatu Ikhwanurrahmah yang berada bersebelahan dengan pesantren Al-Itqan Kranggan Bekasi pada (18/02/2021).

Wakaf Qur’an dimaksudkan untuk menunjang kemakmuran kegiatan masjid yang berada di lingkungan pesantren melalui penyelenggaraan pendidikan TPQ untuk anak-anak jama’ah dan lingkungan masyarakat yang berada disekitarnya.

“Kegiatan TPQ yang sekarang berjalan diantaranya baca Qur’an, hafalan hadits-hadits pendek, do’a sehari-hari,belajar iqro’, belajar menulis huruf hijaiyah, siroh dan pengetahuan keislaman yang lain”, jelas Awaluddin pengajar TPQ Jannatu Ikhwanurrahmah pada Tanmia.

Dewasa kekinian ini dengan perkembangan dunia pondok pesantren sebagai lembaga kaderisasi pendidikan Islam mengalami
perkembangan seiring dengan perubahan tuntutan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pun aktivitas kehidupan sosial keagamaan dalam masyarakat pun terus dinamis berkembang terlihat seperti pengaruh keberadaan Pesantren Al Itqan
khususnya yang berada ditengah-tengah perkampungan jelas terlihat pada hubungan kegiatan-kegiatan kemasyarakatanya sebagaimana diharapkan H. Syamsuddin selaku ketua DKM Masjid Jannatu Ikhwanurrahmah.

Hal ini terlihat pada setiap waktu-waktu adzan santri bergantian jadwal untuk mengumandangkan adzan setiap waktu shalat berjama’ah tiba dan pelaksanaan ibadah shalat Jum’at secara rutin seluruh santri secara bersamaan berjamaah di Masjid dan kegiatan hubungan keagamaan lainya. Sehingga keberadaan Pesantren dan masyarakat adalah sebuah harmonisasi dalam mempersiapkan pendidikan generasi masa depan agar matang secara mental kedewasaanya sebelum terjun dalam masyarakat nantinya.

Adapun fungsi dan peran dari masjid juga disamping sebagai pusat tempat ibadah
melaksanakan shalat juga sebagai lahan dakwah tempat untuk belajar dan mengajar berbagai ilmu agama dari para asatidz pesantren baik melalui kegiatan majelis taklim maupun mimbar khatib Jum’at. Dan tak kalah pentingnya juga bagi para santri dan masyarakat sekitarnya untuk digunakan sebagai
tempat berkumpul musyawarah mencapai mufakat memecahkan persoalan lingkungan dengan jama’ah masyarakat yang ada.

 

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Penyaluran Wakaf Perlengkapan Shalat di Pedalaman Simalegi Siberut Barat Kepulauan Mentawai

Penyaluran wakaf perlengkapan shalat berikut iqra di daerah pedalaman Siberut Barat Kepulauan Mentawai terkendala jaringan blank spot atau susah sinyal. Akibatnya, distribusi bantuan tertunda beberapa saat untuk dapat sampai ke lokasi. Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh Tim assessment Tanmia yang terjun ke lokasi akan menjangkau pemukiman dengan jumlah sekitar 100 kk yang terbagi di 3 dusun, Dusun Simalegi Betaet, Dusun Simalegi Muara dan Dusun Sakaladhat.

Penyerahan bantuan wakaf perlengkapan sholat dan iqra’ dari Tanmia Foundation sudah diserahkan pada pengurus masjid dan segenap masyarakat muslim di Dusun Sakaladhat, Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat Kepulauan Mentawai pada pekan ini (17/02/2021).

Kondisi kepulauan Mentawai yang sangat luas dan jaraknya yang berjauhan satu sama lain sangat mempengaruhi perjalanan penyaluran. Akses perjalanan melalui transportasi laut menjadi satu-satunya pilihan yang memungkinkan dan memudahkan antar satu titik ke titik lokasi yang lain. Juga akses koneksi jaringan sinyal Internet yang masih lemah dan hilang tidak ada sama sekali.

“Melihat kondisi yang ada tidak mengundurkan niat pada berbagai pihak tentunya Tanmia Foundation untuk mengirimkan bantuan kepada kami. “Mudah-mudahan Allah SWT membalas segala kebaikannya pada para donatur para muhsinin sebaik-baiknya”, ucap Renti tokoh masyarakat Simalegi Mentawai saat serah terima wakaf.

Distribusi akan terus berlanjut ke beberapa lokasi Kepulauan Mentawai berikutnya yang akan menjangkau ke daerah pedalaman dusun-dusun pemukiman yang notabene masih mengalami berbagai kategori terisolasi baik belum adanya terbukanya jalan, fasilitas umum lainya dan kendala komunikasi karena permasalahan susahnya sinyal. Semoga Allah mudahkan semua perjalanan paket wakaf kebaikan Tanmia Foundation hingga sampailah ke masyarakat pedalaman Suku Mentawai yang tersebar diberbagai wilayah pedalaman kepulauan.

 

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Serahkan Wakaf Sumur Untuk Atasi Krisis Air di Pesantren Rahmatul Ulum Pulau Sabuntan Sapeken, Madura

Sumur wakaf dari Tanmia Foundation diserahkan ke Ust Sumardi pengasuh pondok pesantren Rahmatul Umum Pulau Sabuntan Sapeken (14/02/2021).

Sumur yang diserahkan adalah sumur milik warga yang belum termanfaatkan maksimal sehingga diambil alih dengan membelinya berikut lahanya untuk kepentingan pesantren yang selama ini masih belum memiliki sumur tersendiri. Lokasinya pun cukup berdekatan dengan pesantren yang diharapkan dapat dioptimalkan untuk keperluan keberlangsungan pesantren.

“Kehidupan santri dan warga sekitar pesantren setiap tahun memang memprihatinkan dalam hal mendapatkan air bersih apalagi tidak memiliki sumber mata air yang sepenuhnya bebas dimanfaatkan untuk pihak pesantren,” kata Sumardi pada Tanmia.

Sementara itu para pengasuh pesantren sudah berulangkali memutar segala cara agar siklus tahunan kekeringan yang terjadi dapat terus diminimalisir dengan segala kemampuan yang dimilikinya.

Belasan pulau disekitar Kepulauan Sapeken
Sumenep sebagianya memang masih kesulitan mendapatkan air bersih. Tidak semua tempat beruntung mendapatkan air tawar yang layak konsumsi karena seringkali air tersebut kondisinya payau bahkan asin.

Naasnya apalagi jika musim kemarau panjang tiba khususnya di Pulau/Desa Sabuntan, Kecamatan Sapeken, seringkali dilanda kekeringan parah. Debit air di sebagian sumur-sumur warga sebagian besar mengering sehingga, untuk mendapatkan air bersih, warga harus berjalan dengan jarak yang cukup jauh untuk mendapatkan sumber mata air.

Menanggapi situasi dan kondisi tersebut Tanmia Foundation akhirnya merangkul para pengampu tokoh masyarakat setempat berikut juga pengasuh pesantren untuk merundingkan hal tersebut untuk mengantisipasi hal tersebut terjadi kembali berulang.

Menurut Ust Sumardi, pengasuh Pondok Pesantren Rahmatul Ulum Sabuntan berharap adanya jalan keluar dengan membuat sumur-sumur induk lalu dialirkan ke penampungan air di titik-titik utama dengan pasokan debit air yang stabil tak pernah surut mengering dapat mengatasi permasalahan yang ada selama ini.

Keberadaan pesantren dengan menampung ratusan santri ditengah-tengah ribuan warga masyarakat dusun II pulau Sabuntan adalah satu kesatuan yang kokoh tak terpisahkan satu sama lain yang akan memberikan banyak kemanfaatan dan kemajuan yang lebih baik lagi. Biidznillah in sya Allah.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Wakaf Qur’an Suburkan Musim Semi Rumah Qur’an di Berbagai Daerah

Pendidikan yang paling mulia yang diajarkan oleh orang tua kepada anak-
anaknya adalah pendidikan yang bersumber dari al-Qur’an. Karena pemahaman
terhadap al-Qur’an bisa diawali dengan mengajarkanya dengan melatih membacanya sehingga akan melahirkan cinta yang menumbuhkan rasa candu mengisi nutrisi hati dari waktu ke waktu layaknya kebutuhan air yang dibutuhkan oleh ikan sepanjang nafas waktunya.

Seiring dengan itu gerakan wakaf Qur’an Tanmia Foundation di tengah pandemi terus mengalir menyasar sejumlah daerah di tanah air. Baru-baru ini Rumah Tahfizh Dalan Padang Klaten dan Rumah Qur’an Al Husna Kutoarjo keduanya berada di Jawa Tengah menerima sejumlah paket wakaf Qur’an dari Tanmia Foundation (12/02/2021).

Fenomena saat ini juga boleh dikatakan sebagai datangnya musim semi dengan melihat
banyaknya tempat belajar qur’an maupun rumah tahfizh bermunculan dan mulai berkembang di berbagai daerah.

Geliat peran rumah tahfizh saat ini sebagai sarana dakwah dalam memberantas buta aksara al-Qur’an dari tingkat usia paling dini sebagai pintu awal memahami dan menguasai pembacaan aksara al-Qur’an. Di sinilah anak-anak dididik dan diajarkan bagaimana cara membaca dan tahapan menghafal al-Qur’an.

Dukungan gerakan wakaf Qur’an adalah solusi nyata untuk keberadaan lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan qur’an baik formal maupun informal. Terlebih masa pandemi masyarakat lebih mengandalkan pendidikan informal seperti TPQ, Lembaga Pendidikan Dinniyah maupun Rumah Tahfizh Qur’an atau semisalnya demi kelangsungan perkembangan anak-anaknya.

“Tanpa mengurangi rasa syukur alhamdulilah, kegiatan wakaf semacam ini sekaligus dalam rangka melatih pembiasaan interaksi terhadap Al-Qur’an”, jelas Ust Syaifudin pembina Rumah Qur’an Al-Husna pada Tanmia di lokasi.
Sehingga dengan mengajak partisipasi umat secara langsung untuk dapat membaca dan mengamalkan isi kandungan al-Qur’an dapat menjadi sebuah tangga kesuksesan tersampaikannya sasaran dakwah. Diawali dari dibaca, dihafal kemudian dipahami, dikaji dan akhirnya mengetahui arti dari al-Qur’an itu sendiri, pungkas Ust Syaifudin.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Wakaf Qur’an Wasilah Perkuat Interaksi Ummat Dengan Al-Qur’an

Akhir pekan ini Tanmia Foundation mendistribusikan Wakaf Qur’an ke berbagai wilayah di sejumlah wilayah tanah air pada ( 05/02/2021). Lokasi distribusinya berada di Pulau Kangean Madura, Pacitan, Duyungan Bojonegoro, Panekan Magetan, Manisrenggo Klaten, Kutoarjo Purworejo yang masih dalam wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ratusan paket Wakaf Qur’an tiba di titik lokasi setelah melewati proses perjalanan pengiriman dari ibukota melalui berbagai kurir ekspedisi.

Sasaran Wakaf Qur’an ditujukan ke berbagai kalangan misalnya : pondok pesantren, rumah tahfizh, Dinniyah dan TPQ maupun kajian majelis taklim yang semuanya menyelenggarakan kegiatan proses belajar dan pendidikan pembelajaran dengan Qur’an.

Alquran adalah obat mujarab layaknya cahaya yang menerangi jalan hidup manusia dari kegelapan agar mampu membedakan mana jalan yang baik atau buruk, sehingga mengantarkannya kepada jalan kebenaran.

Apalagi ditambah ditengah-tengah munculnya pandemik Covid-19 saat ini membuat kehidupan umat Islam berubah. Pandemik telah mendorong adaptasi lingkungan kehidupan ummat beradaptasi dengan norma sosial yang baru. Kebiasaan berkumpul dalam suasana ibadah maupun kegiatan proses belajar mengajar mengalami pembatasan disebagian besar wilayah tanah air.

Tantangan pun akan terus berdatangan silih berganti maka memegang kendali dan menjadikan Alquran sebagai petunjuk perjalanan adalah interaksi yang harus diperkuat guna mencharge kembali ruh iman agar tetap tangguh.

Karena Alquran akan memberi jalan bagi mereka yang mau berjuang memikirkan dan menghayati isinya untuk mendapatkan kebenaran dan kebaikan sehingga dapat disampaikan kepada khalayak sebagai mercusuar dakwah meninggikan kalimat Allah menegakan kebenaran.

Jalan terjal seringkali menjadi harmoni indahnya perjalanan namun bukan untuk meruntuhkan pupusnya harapan justru dengan seberapa kuat interaksi dengan Alquran menjadikan cermin pengontrol pribadi dan bisikan hawa nafsu agar selalu mawas diri senantiasa menambah rasa takut pada Allah dan lebih mendekatkan diri pada Allah Azza waJalla dalam menjalani hidup dan kehidupan ini.

Maka menjadikan Alquran sebagai imam dan pedoman adalah paripurna dengan bimbingan para alim ulama yang jiwa ikhlasnya terus menerus memperjuangkannya demi meraih derajat setinggi-tingginya hiasan taqwa. Barakallahufiekum.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id

    × Ahlan, Selamat Datang!