Banyak kisah yang selalu kami temui dibeberapa tempat bencana di Palu, Sigi, dan Donggala. Haru rasanya untuk ditahan air mata dan lidah ini kelu untuk menceritakanya. Desiran ombak sore di Pantai Wani Tanantovea kemarin mengingatkan kisah seorang Ibu Nani bersama anak-anaknya yang kami temui sesaat sebelum maghrib matahari tenggelam.
Tepat di seberang Masjid Tua Wani “Al Amin ” Ibu Nani mendirikan gubuk terpal yang ala kadarnya. Dengan sisa-sisa puing tsunami yang masih bisa dimanfaatkan tenda reot berhasil ia dirikan untuk menghalau teriknya siang dan kucuran air karena musim hujan telah tiba.
Ketika tsunami datang Nani bersama sembilan anak-anaknya sudah mengungsi karena ia mendengar suara gemuruh dari tengah laut beberapa saat setelah gempa. Firasat tanda akan datangnya tsunami sudah dirasa karena suaminya juga seorang nelayan ikan di pelabuhan kampung tua yang juga memberi keterangan yang sama kepada kami yang membesuk sore itu. Rumah tinggalnya dan kapal suami Nani yang menjadi alat mencari nafkah kini sudah ditelan gelombang dan kini hanya bisa mengais nafkah dengan buruh nelayan bersama kawan atau kerabat lainya yang masih ada.
Kuasa Allah menyemangati Nani bersama keluarganya yang tegar menaruh harapan pada sang Kuasa karena masih diberi keselamatan. Harta boleh binasa namun iman masih menguatkan bahwa ajal belum tiba menjemputnya.
“Bismillah dengan banyak berdzikir kami kuat,” ucap Ibu Nani disamping sembilan anak-anaknya yang selamat dari terjangan tsunami saat ditemui relawan Tanmia Foundation 13/11.
Alhamdulillaah sudah sebulan pasca gempa dan tsunami, anak-anak sudah mulai sekolah. Duka tak mampu menyurutkan niat-niat mereka dalam merajut setiap asa dan mimpi-mimpi untuk tetap sekolah dan mengaji.
Masjid Al Amin dan Masjid Mujahidin yang tak jauh dari tenda rumahnya sementara waktu untuk sekolah sekaligus mengaji darurat. Di tempat inilah, impian anak-anak itu akan dikobarkan. Berharap suatu hari nanti, anak-anaknya yang akan menjadi harapan kebahagiaan dimasa depan yang amanah. Yang akan mampu membangun kembali tanah kelahirannya. Membangun mimpi dan kesuksesan dunia akhirat atas ijin Allah Ta’ala.
Walhasil Tanmia Foundation tak lelah berikhtiar dalam merajut duka dan menjembatani mimpi segenap kaum muslimin dan anak-anak Palu, Sigi, dan Donggala untuk terus bangkit kembali. Jangan lupakan mereka, dan berharap kitalah salah satu orang yang telah berjasa menerbitkan seutas senyum diwajah-wajah kebahagiaan mereka itu.
Mari tebar kebaikan dan lapangkan kedermawanan kita ringankan beban mereka.
Ali Azmi
Relawan Tanmia
Palu Sulteng