Wakaf Buku Referensi Untuk Da’i, Menggugah Semangat Merdeka Berjuang Di Batas Negeri

567 Views


Hari kemerdekaan tahun 1945 itu telah berlalu bagi segenap bangsa Indonesia. Wajah yang penuh berbinar-binar dan hati yang bahagia menggelora itulah gambaran semangat para pejuang di hari kemerdekaan itu. Rasa sakit dengan peluh keringatnya lelah seketika sirna terbayar dengan suara lantang takbir kemerdekaan. Mungkin itu sedikit mewakili gambaran perasaan dan suasana waktu itu.

Suasana haru juga mewarnai hari kemerdekaan di Pedalaman Papua Barat, di Distrik Bintuni, Kab.Teluk Bintuni. Alhamdulillah, penyerahan Paket Wakaf Buku Referensi Da’i dari Tanmia Foundation tiba untuk para da’i dan imam masjid tepatnya di Masjid Al-Ma’un kampung Argosigeremai Bintuni Timur. (17/08/2022)


Jalan panjang kebaikan menuju pedalaman Papua Barat tidaklah semudah yang dibayangkan, ada doa dan harapan ikhtiar yang menyertai panjangnya perjalanan. Menuju lokasi harus melewati medan yang menguji nyali dan membutuhkan biaya materi yang cukup besar.

“Rasa syukur kepada Allah atas semua nikmat Maha Pemurahnya sehingga atas ijin Allah semua urusan pengiriman wakaf buku referensi ini dimudahkan. Alhamdulillah pengiriman wakaf buku tiba jelang momentum hari-hari kemerdekaan setelah sekian lamanya,” terang Ust Busran pada pihak Tanmia.

Hari-hari perjalanan da’i pedalaman di Teluk Bintuni sudah dilewati Ust Busran (sapaan akrab memanggilnya) sejak tahun 2012. Menjadi seorang da’i sekaligus pengasuh Panti Asuhan Muhammadiyah menjadi bagian penting dalam proses pendidikan masyarakat dan anak-anak pedalaman Teluk Bintuni hingga saat ini. Pendidikan yang dipersiapkan dari tingkat TK-SD dan SMP dari tahun ke tahun berjalan bersemi seiring berjalannya waktu kendati banyak onak dan duri menyertainya.

Kegiatan pendistribusian wakaf buku referensi Tanmia Foundation untuk para da’i ini sekaligus menjadi momentum motivasi dan apresiasi mengisi hari-hari kemerdekaan dalam rangka menjalin ukhuwah persaudaraan dan meningkatkan kemampuan skill para da’i juga kecerdasan anak-anak tanah air dimana pun berada. Apalagi di era digitalisasi 4.0 membuka mata setiap kita tentang pentingnya sebuah kemajuan perubahan dalam segala bidang kehidupan tak lain demi maju dan jayanya syi’ar dakwah untuk izzul Islam walmuslimin.

Literasi untuk da’i menjadi bagian penting untuk membangun dunia pendidikan yang menjadi ujung tombak maju mundurnya sebuah lingkungan atau maju mundurnya peradaban suatu bangsa apalagi buta aksara masih menjadi tantangan pekerjaan rumah yang belum ada tanda-tanda berakhirnya di penjuru tanah air.

 

Kemerdekaan yang ke-77 bagi NKRI ini akan terisi penuh makna dengan sejarah dari waktu ke waktu bahkan jejak perjalanan perjuangan akan penuh semangat berkobar-kobar seiring dengan kebenaran catatan sejarah yang dibingkai dalam literasi yang mewariskan nilai-nilai mulia untuk bekal pondasi pendidikan untuk para generasi penerus.

Menelisik kembali sejarah kemerdekaan adalah sebuah napak tilas perjalanan yang tidak akan pernah lepas dari tinta emas para Kyai dan Santri juga perjuangan nyawa dan tubuh berdarah-darah pengorbanannya. Jasa para pejuang kaum santri tidak akan terlupakan dari fatwa KH Hasyim Asy’ari dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan mengeluarkan fatwa jihadnya, atau yang lebih dikenal sebagai Resolusi Jihad. Fatwa Jihad yang seketika itu mengobarkan perlawanan pada kaum penjajah sampai darah penghabisan. Tetesan semangat darah perjuangan menimbulkan dampak besar dalam menggerakkan umat Islam untuk berjihad melawan tentara penjajah sekalipun berbekal bambu runcing dan mengangkat bilah senjata seadanya. Tentara penjajah sekutu yang disokong berbagai persenjataan yang canggih seketika itu pun tetap tidak mampu memadamkan nyala perjuangan yang membara dan membendung semangat Jihad yang telah dikobarkan oleh ribuan Kyai dan Santri. Bahkan, tak sedikit jenderal pimpinan penjajah sekutu pun tewas di tangan-tangan pekik takbir para santri.

Kabar dunia pun sontak bergolak menggelegar dengan ghirah para pejuang santri, rakyat dan ulama di medan laga pertempuan tahun 1945-an yang sangat heroik. Bahwa semangat membela kebenaran suci untuk merebut kemerdekaan hakiki yang dilandaskan kepada “ghirah rasa cemburu” untuk membela agama Allah bisa menjadi energi yang sangat besar dan sanggup mengalahkan segala kekuatan yang mustahil dikalahkan bila diperhitungkan diatas kertas saat itu.

Serasa menikmati hari kemerdekaan bagi da’i di pedalaman nun jauh disana menjadi rindu yang bisa menggugah hari-hari perjuangan kita untuk terus bergerak abaikan halangan dan rintangan demi meraih ridhoNya semata. Manfaatkan secuil apapun peluang kebaikan dengan mengirimkan doa terbaik pada para da’i dan siapapun yang tengah berjuang di tanah rantau pedalaman di sana.

Terselip harapan agar hari kemerdekaan hari ini kelak menjadi hari kemenangan dihari hisab-Nya. Bersahabat lewat kokohnya tali iman di dunia yang mengeratkan lagi berjumpa di JannahNya untuk menuntaskan rindu yang tengah bersarang. Merdeka dengan ridho-Mu Yaa Rabb.

 

Ali Azmi
Relawan tanmia

No comments

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id

    × Ahlan, Selamat Datang!