jembatan putus akibat banjir

Mencekam Terisolir Total, Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Terjadi Penjarahan Akibat Kelaparan

banjir aceh

Kondisi Wilayah terdampak Banjir dan longsor di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh masih terisolir sehingga masih luput dari perhatian khalayak. Distribusi terhambat, banyak akses jalan terputus total sehingga jalan tidak bisa dilewati. “Satu-satunya cara mengirimkan logistik yang adalah lewat udara dengan kondisi sangat langkanya sembako dan pasokan BBM,” jelas Mahlizar Safdi relawan setempat yang tergabung dalam pos Gabungan Relawan Bencana Gayo, saat dapat dihubungi Tanmia dini hari tadi, Kamis ( 4/12/2025 ).

Wilayah yang dikenal daerah dingin dataran tinggi Takengon ( Aceh Tengah), Bener Meriah dan Gayo Lues sepenuhnya terisolir total, bahkan jalur akses satu-satunya masuk dan keluar terhalang longsor dan jembatan putus sejak bencana melanda Kamis ( 27/12/2025 ).

banjir bandang aceh 2025
Kondisi kian memburuk seiring dengan makin habisnya bahan sembako, bahan makanan, bahan bakar minyak ( BBM ), gas elpiji, listrik yang padam dan memicu terjadinya aksi kriminal penjarahan yang tak bisa dielakan di beberapa toko ritel modern seperti Indomart dan Alfamart sejak Senin ( 1/12/2025 ).

Warga tidak bisa melaporkan situasi terkini karena terhambat jaringan internet yang masih terputus hanya bisa mengandalkan akses starlink milik pemerintah itu pun dengan perjuangan berat harus berdesak-desakan di waktu tengah malam dimana jaringan bisa digunakan.

Kondisi rakyat semakin terjepit menjerit dengan kondisi yang sangat sulit, dan pemerintah setempat pun nyaris angkat tangan tidak tahu harus berbuat solusi apa,” ujar warga. Warga banyak nyaris kelaparan akut dan bertahan dengan bahan pangan yang ada sangat terbatas.

banjir aceh tamiang

Di lansir dari media lokal Bupati Gayo Lues, Suhaidi, menggambarkan kondisi terkini yang sangat terjepit kelaparan memprihatinkan. Ia menyebutkan bahwa lima kecamatan masih terisolasi total, yakni Putri Betung, Pining, Tripe Jaya, Rikit Gaib, dan Pantan Cuaca. Daerah-daerah tersebut belum mendapatkan suplai sembako sama sekali sejak 7 hari terakhir. Empat kecamatan — Putri Betung, Tripe Jaya, Pining, dan Rikit Gaib — menjadi wilayah paling parah terdampak, dengan banyak warga kehilangan rumah karena hanyut dibawa arus banjir yang dahsyat.

Akses utama jembatan penghubung Blangkejeren–Aceh Tenggara menjadi jalur vital nadi ekonomi dan masuknya kebutuhan pokok masyarakat Gayo Lues lumpuh total, Rabu (3/12/2025).

jembatan putus akibat banjir

Begitu juga Jembatan Aih Bobo yang merupakan akses utama urat nadi yang menghubungkan satu-satunya Rumah Sakit Umum Muhammad Aki Kasim dan Batalion Sangir pun terputus total sehingga menambah tingkat parahnya kerusakan infrastruktur dan membutuhkan waktu lama untuk diperbaikinya. Saat ini alat berat terus dikerahkan untuk membersihkan akses jalan, tetapi jalur belum bisa ditembus,” kata Suhaidi.

Daerah ini menjadi wilayah paling parah terdampak, dengan banyak warga yang kehilangan rumah. Walaupun tidak mudah melupakan trauma tragedi musibah yang sewaktu-waktu tiba terjadi sekejap, kami berdoa agar Allah SWT segera mengetuk hati para dermawan untuk mengulurkan tangan bantuanya dan bagi para pemimpin dan pengambil kebijakan pemerintah agar segera hadir berjibaku menyelamatkan setiap nyawa dan memberikan solusi nyata untuk rakyatnya yang dilanda krisis kelaparan dapat dicegah secepatnya.[ ]

banjir aceh tamiang

Telaga Meuku Aceh Tamiang Masih Terisolir, Butuh Bantuan Logistik

Persediaan Logistik di daerah Aceh Tamiang masih terisolir bahkan sampai pada titik kritis, pasalnya sejak banjir dahsyat yang melanda Aceh sejak ( Kamis, 27 November 2025 ) sampai hari ini Senin, 1 Desember 2025 bagian jalur ke Aceh Tamiang terputus total. Belum bisa ada akses kendaraan apapun bisa masuk dan dijangkau baik dengan kendaraan darat maupun perahu. Air masih tinggi dan jaringan listrik dan internet masih padam. Hanya satu-satunya pantauan udara helicopter milik aparat gabungan Basarnas dan TNI yang baru menjangkau di titik-titik tertentu saja.

Sampai informasi ini diunggah, berdasarkan informasi jejaring alumni keluarga santri Ma`had Al-Itqan yang berada di lokasi mereka akhirnya memberanikan diri dg sampan perahu kecil warga yang bisa keluar menuju akses yang memungkinkan bisa menjaring sinyal untuk mengabarkan keadaan darurat gentingnya.

banjir aceh tamiang

Berhari-hari sampai hari ke-5 terputus gelap tanpa listik dan jaringan tanpa pasokan makanan memang sangat memprihatinkan. Tapi tekad melawan situasi sulit akhirnya menunjukan tanda-tanda hasil keberuntungan dengan bisa mendapatkan jaringan agar bisa mengabarkan kondisi yang terjadi, hingga informasi ini bisa diunggah.

Dari informasi Furqon, yang merupakan warga setempat” saya sampai hari ini belum dapat menghubungi keluarga”, tuturnya via selular dengan penuh harap. Begitu juga Fajar yang tak jauh dari kampung Telaga Meuku sampai hari ke-7 belum dapat kabar nasib keluarganya. Ada puluhan keluarga santri asal Aceh Tamiang yang masih menunggu harap-harap cemas tentang keluarganya bagaimana kabarnya.

banjir bandang

Tepatnya di Gampong , Telaga Meuku 1 Kecamatan Banda Mulia, Lokasi rumah di depan Masjid Baitul Izzah, warga yang dilaporkan mengungsi dalam 1 rumah lantai 2 berjumlah 50 orang sampai hari ini Senin 1 Desember 2025 masih terisolir tanpa ada bantuan apapun yang masuk.

Kuala Simpang dan Langsa yang menjadi akses masuk ke daerah ini pun masih terendam tinggi air sehingga benar-benar melumpuhkan akses dan bisa dibilang warga perlahan-lahan bisa terjangkit kelaparan hingga kematian. Tanpa hiraukan apapun yang bisa mereka lakukan untuk bertahan hidup mereka tempuh.

banjir bandang 2025

“Saat ini kami butuh bantuan karena logistik sangat minim,” kata salah seorang warga penyintas jama`ah masjid Telaga Meuku 1 saat dikonfirmasi, Jumat (1/12)
Dari Ikatan Alumni Pesantren asal Aceh Tamiang masih menggerakan dukungan untuk mamasok bantuan kepada keluarganya yang terdampak dan sampai saat informasi ini disampaikan masih belum ada tanda-tanda bisa menghubungi pihak keluarga masing-masing. Berharap pihak yang berwenang dapat segera menjangkau dan membuka akses yang sudah berhari-hari terbilang nyaris mati ditenggelamkan perlahan ditelan lautan banjir.

air banjir hingga dada dewasa

Pihak pemerintah dan relawan SAR pun menjelaskan akses transportasi darat menuju Aceh Tamiang masih kesulitan seperti dari jalur utama Medan –KualaSimpang – Tamiang masih terputus dibeberapa titik. Begitu juga ke kabupaten lain Lhokseumawe,Bireuen, Aceh Utara, Aceh Tengah, dan Aceh Timur terputus total. Jalan nasional yang menjadi satu-satunya urat nadi penghubung mengalami longsor dan sejumlah jembatan turut ambruk tak bisa dilewati apapun.

banjir bandang banda mulia

“Keadaan logistik ini menipis yang memicu kelaparan dan tindakan kejahatan karena saking sulitnya terisolasi dan tidak bisa dijangkau dengan informasi maupun kendaran yang ada, inilah sulitnya situasi yang sulit dibayangkan dalam keadaan terisolasi,” ungkap Datok Tanjung Keramat bersama warga jama`ah Masjid Baitul Izzah yang mengungsi di ruko-ruko lantai atas warga dengan kondisi berdesakan karena juga Masjid terendam tak bisa digunakan.

Perbaikilah Sisa Umurmu, Semoga Allah Mengampuni Dosa Masa Lalu-mu

 

Ungkapan di atas adalah salah satu ucapan dari seorang ulama besar asal Damaskus Syria Ibnu Katsir rahimahullah yang wafat tahun 774 H, ia dikenal sebagai ahli Tafsir, ahli hadits, ahli fikih dan pula ahli sejarah serta memiliki banyak karya yang sangat bermanfaat bagi ummat.

Beliau menyebutnya sebagai “Al Ghanimah Al Baridah” atau Harta rampasan perang ‘dingin’, disebut ‘dingin’ karena di dapatkan dengan mudah, biasanya setiap ghanimah (harta rampasan perang) selalu didapat dengan cara perang yang berkecamuk, dengan cipratan darah, desingan pedang yang mengeluarkan api dan suasana panas namun kali ini ghanimahnya bukan harta benda, bukan pula didapat dalam perang fisik namun ghanimah ini di dapat dari perang melawan hawa nafsu yang berkecamuk.

Ungkapan di atas disampaikan oleh Ibnu Katsir saat beliau menafsirkan firman Allah taala:

إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Furqan: 70).

Orang yang bertaubat dan beramal shaleh setelah ia taubat Allah taala akan menggantikan keburukan terdahulu dengan kebaikan-kebaikan, syirik diganti tauhid, zina dengan ‘iffah (menjaga kehormatan), dusta dengan jujur, pelit dengan sifat dermawan, maka begitu besar kasih sayang Allah kepada manusia. bukan hanya dimaafkan kesalahan masa lalu tapi juga keburukan-keburukan itu diganti dengan berbagai kebaikan-kebaikan.

Kehidupan yang dilalui manusia dengan berbagai kekurangan dan kekhilafannya tentu bila dikumpulkan maka akan menjadi koleksi dosa yang menumpuk tinggi, sudah menjadi ketentuan Allah taala bahwa manusia tidak dapat luput dari kesalahan dan khilaf itu.

Allah subhanahu wa ta’ala sangat menyanyangi manusia sehingga apabila manusia itu memiliki kesalahan maka Allah akan membuka pintu taubat bagi manusia untuk memperbaiki kesalahan – kesalahan masa lalu agar kelak di akhirat manusia tersebut dapat hidup bahagia.

Kesalahan dan dosa yang diperbuat manusia dapat menyebabkan manusia itu hidup sengsara baik di dunia maupun akhirat, maka sering kita temukan di dalam Al Quran Allah menyebut pelaku dosa itu sebagi orang yang menyiksa dirinya sendiri, mari lihat firman Allah berikut ini:

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosanya. (Ali Imran: 135).

Di dalam ayat ini Allah taala menyebutkan orang yang berbuat dosa pada hakikatnya adalah orang yang menzhalimi diri mereka sendiri alias menyiksa dan menyusakan diri sendiri, karena maksiat dapat menghancurkan badan, merusak rizki, menghancurkan keturunan serta kesulitan dalam hidup meskipun secara zahir ia memiliki kecukupan.

Ibnu Al Qayyim Al Jauziyah berkata:
Kemaksiatan dan perilaku rusak dapat membuat hati gundah, gelisah, takut, sedih, dada terasa sumpek, dan berbagai penyakit hati (Kitab Zaad Al Ma’aad).

Maka sesungguhnya pelaku maksiat itu amat sangat tersiksa hidupnya karena selama ia terus – terusan di dalam maksiat itu, tidak bertaubat maka selama itu pula ia menyiksa dirinya sendiri, siksaan di dunia berupa kesedihan, rasa takut, gelisah, sedih, penyakit hati seperti iri hati, dengki, dendam, pemarah dan lain – lain adalah bentuk siksaan bagi pelaku maksiat di dunia sampai ia bertaubat kepada Allah taala, pada intinya pelaku maksiat tidak pernah menikmati maksiat yang ia lakukan.

Maka sungguh luar biasa ketika Allah taala memberikan kepada manusia kesempatan memperbaiki dirinya sendiri dengan cara taubat, meskipun ia kembali khilaf setelah taubat tersebut lalu ia datang lagi kepada Allah memohon ampunan maka Allah taala tetap memberikan ampunan itu.

Dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ,

أَذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا ، فَقَالَ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْلِيْ ذَنْبِيْ. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَذْنَبَ عَبْدِيْ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ . ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ ، فَقَالَ: أيْ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: عَبْدِيْ أَذْنَبَ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ . ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ ، فَقَالَ: أيْ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَذْنَبَ عَبْدِيْ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ ، اِعْمَلْ مَا شِئْتَ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ .

Seorang hamba mengerjakan dosa kemudian  berkata, ‘Ya Allâh, ampunilah aku.’ Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hamba-Ku mengerjakan dosa dan ia tahu bahwa ia mempunyai Rabb yang mengampuni dosa dan menyiksa karenanya.’ Kemudian hamba tersebut berbuat dosa lagi, lalu berkata, ‘Wahai Rabbku, ampunilah dosaku.’ Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hamba-Ku berbuat dosa dan ia tahu bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menyiksa karenanya.’ Kemudian hamba tersebut berbuat dosa lagi, lalu berkata, ‘Wahai Rabbku, ampunilah dosaku.’ Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Hambaku berbuat dosa dan ia tahu bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menyiksa karenanya, berbuatlah sesuka engkau, Aku telah mengampunimu.’ (HR Bukhari dan Muslim).

Allâh Subhanahu wa Ta’ala :

وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا

Dan barangsiapa berbuat kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan  (kepada Allâh), niscaya dia akan mendapatkan Allâh Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (an-Nisa:110).

Mudah-mudahan kita semua mendapat ghanimah baridah ini, dimaafkan kesalahan masa lalu dengan memperbaiki sisa usia. Aamiin ya rabbal alamin.

Sumur Wakaf di Masjid Sayyid Syuhada Tanjungsari, Bogor Timur

Sumur wakaf

Alhamdulillah dengan izin Allah taala masjid Sayyid Syuhada telah sempurna dibangun pada 17 November 2022 lalu dengan dana yang kita kumpulkan dari jamaah dan masyarakat telah berfungsi dengan baik, berbagai kegiatan telah terlaksana pula di dalamnya.

Alhamdulillah sejak tahun itu pula kita tempatkan 2 orang santri pengabdian dari Pesantren Al Itqan untuk merawat masjid serta ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pengabdian kita dan juga seorang ustadz alumni Al Azhar Kairo Mesir yang bersedia mengisi kajian rutin bulanan di masjid itu, adapun kegiatan santri pengabdian kita di masjid tersebut antara lain :
1. Mengajar TPA
2. Mengajar di sekolah SD di pemukiman masyarakat dekat masjid
3. Mengadakan pengajian umum bagi masyarakat sekitar.
4. Berkebun di lahan wakaf di sekitar masjid.

Sejak masjid Sayyid Syuhada ini berdiri kami memanfaatkan sumber mata air di sekitar masjid untuk keperluan air wudhu, toilet dan kebersihan masjid, namun mata air tersebut mengering pada saat curah hujan tidak banyak dan kering total pada saat musim kemarau, sehingga pasokan air mengalami hambatan, hal ini berlangsung hingga kurang lebih 4 tahun, tanpa sumur bor dan hanya memanfaatkan sumber mata air.

Alhamdulillah awal agustus lalu kita dapat menggali sumur dari dana wakaf hamba Allah dan in sya Allah air tersebut dapat kita manfaatkan untuk keperluan masjid dan pula masyarakat yang memerlukannya, semoga Allah taala memberikan keberkahan dan amal jariyah bagi seluruh pihak yang trlah ikut berpartisipasi dalam pembangunan masjid, penggalian sumur serta masyarakat sekitar yang mendukung penuh kegiatan ini, atas parhatian dan pasrtisipasinya kami sampaikan Jazakumullah khairan, Barakallahu fiekum.

Menggali Warisan Islam di Samudra Pasai: Safari Dakwah At-Tanmia Cibubur

 

Aceh, 27 Mei – 03 Juni 2025 – Yayasan Islam At-Tanmia Cibubur melaksanakan kegiatan Safari Dakwah ke Provinsi Aceh selama sepekan penuh. Kegiatan ini menjadi bagian dari program tahunan yang bertujuan memperluas ukhuwah Islamiyah, memperdalam wawasan sejarah Islam di Nusantara, serta menumbuhkan semangat dakwah dan kepedulian terhadap warisan peradaban Islam.

Maklumat Singkat tentang Aceh

Aceh, yang dikenal sebagai Serambi Mekkah, merupakan provinsi yang terletak di ujung barat Pulau Sumatra. Aceh memiliki sejarah panjang sebagai pusat penyebaran Islam pertama di Nusantara. Selain dikenal dengan penerapan syariat Islam, Aceh juga memiliki kekayaan budaya, warisan kerajaan Islam, dan tokoh-tokoh ulama besar yang berperan dalam dakwah dan perjuangan kemerdekaan.

Kunjungan ke Situs Kerajaan Islam Samudra Pasai

Salah satu kegiatan penting dalam safari dakwah ini adalah kunjungan ke situs bersejarah peninggalan Kerajaan Islam Samudra Pasai yang terletak di Desa Beuringen, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.

Di lokasi ini terdapat kompleks makam Sultan Malik al-Saleh, raja pertama Kerajaan Samudra Pasai, serta Museum Islam Samudra Pasai yang menyimpan berbagai peninggalan berharga, seperti manuskrip kitab kuno, mata uang dirham masa kerajaan, dan karya tulis ulama besar Aceh Utara.

Sekilas Sejarah Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudra Pasai berdiri pada abad ke-13 M, dan merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Didirikan oleh Sultan Malik al-Saleh sekitar tahun 1267 M, kerajaan ini menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Islam di wilayah Asia Tenggara. Letaknya yang strategis di pesisir Sumatra Utara menjadikan Samudra Pasai sebagai pelabuhan penting yang ramai dikunjungi pedagang dari Arab, Persia, India, hingga Tiongkok.

Selain berperan dalam perdagangan internasional, Samudra Pasai juga menjadi pusat keilmuan Islam. Banyak ulama dan cendekiawan lahir dari wilayah ini, dan warisan intelektual mereka masih dapat ditemukan dalam bentuk kitab-kitab kuno di museum Samudra Pasai.

Pelajaran Berharga dari Kunjungan

Dari kunjungan ini, para peserta Safari Dakwah Yayasan At-Tanmia mendapatkan pelajaran penting bahwa:

1.⁠ ⁠Islam telah hadir di Nusantara sejak abad ke-13, bahkan lebih awal, dan berkembang melalui pendekatan damai dan intelektual.

2.⁠ ⁠Pentingnya menjaga warisan sejarah Islam, baik dalam bentuk fisik seperti makam dan museum, maupun non-fisik seperti karya ulama dan nilai-nilai dakwah.

3.⁠ ⁠Inspirasi dari tokoh-tokoh ulama dan raja-raja Islam masa lalu, seperti Sultan Malik al-Saleh, dalam menegakkan keadilan, menyebarkan Islam, dan menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.

Kegiatan Safari Dakwah ini juga diisi dengan kajian keilmuan di beberapa masjid dan silaturahmi dengan tokoh-tokoh masyarakat dan agama Aceh.

 

Kontributor : Dr Iqbal Subhan Nugraha

Pentingnya Menyempurnakan Amal

Dalam kuliah subuh di masjid Baitul Izzah di Telaga Meuku Aceh Tamiang , Dr. Iqbal Subhan Nugraha MA menyampaikan tema tentang pentingnya menyempurnakan amal. Menurut beliau, memberikan bantuan makanan kepada orang yang membutuhkan itu baik, namun yang lebih baik dari itu adalah membuatnya kenyang. Tidak hanya sekedar memberikan makan dan minuman. Itulah makna penyempurnaan amal. Intinya, kita melakukan suatu amalan dengan tuntas dan sempurna. Dengan apa yang kita lakukan, orang tersebut seakan-akan telah terpenuhi semua hajatnya.

Ada amalan yang baik, ada yang sangat baik namun ada yang paling baik atau yang terbaik. Tema menyempurnakan amal adalah tema tentang melakukan yang terbaik dalam beramal.
Beliau mengambil contoh Nabi Ibrahim saat menjamu tamunya, Nabi Ibrahim menyembelih kambing untuk tamu-tamunya karena sangat kuatnya hasrat beliau memuliakan tamunya walaupun ternyata diketahui kemudian bahwa tamu beliau adalah para malaikat utusan Allah yang tidak makan dan minum.

Totalitas Nabi Ibrahim dalam menghormati tamunya dengan merepotkan dirinya melakukan ini dan itu, dari mulai menyembelih, memotong-motong daging, memasak hingga menyajikannya sebagai santapan yang siap saji, adalah bentuk penyempurnaan amal.

Itulah hari kedua dari agenda safari dakwah tanmia 2025 yang diadakan di propinsi Nangroe Aceh Darussalam. Dimulai dari Aceh Timur di wilayah Tanjung Keramat, kuala Simpang dan akan berlanjut hingga ke Banda Aceh.

Pada hari sebelumnya, para asatidzah dari Yayasan Islam At Tanmia berkesempatan silaturahim menjumpai para tokoh-tokoh dakwah dan wilayah setempat untuk berdiskusi tentang isu-isu dakwah, pendidikan dan dan sosial keumatan.

Agenda safari dakwah ini diharapkan dapat memperluas jaringan silaturahim, tukar menukar informasi yg sedang berkembang dan tentunya mengokohkan spirit ukhuwah islamiyah diantara para da’i dan ulama untuk kemajuan umat.

Safari Dakwah santri Al Itqan di Bulan Ramadhan

Sudah sepekan berjalan kegiatan PDL ( Praktik Dakwah Lapangan ) berlangsung bagi para santri kelas akhir (Niha`I) Pesantren Al-Itqan Kranggan Bekasi Jawa Barat. Ada puluhan santri yang diberangkatkan untuk menerima tugas praktik dakwah selama bulan Ramadhan tahun ini. Daerah yang menjadi tempat kegiatan diantaranya : Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat.

Momentum kesempatan Ramadhan terakhir kali ini adalah waktu detik-detik akhir di jenjang bangku kelas akhir Pesantren yang tak bisa diabaikan apalagi disepelekan. Kegiatan sederhana akan menjadi ajang medan latihan pengabdian membersamai ummat dan masyarakat yang kelak nantinya mereka akan hidup berdampingan bersamanya. Salah satu maksud dari kegiatan PDL ini adalah menjadi laboratorium riset dakwah yang mempertemukan titik suksesi konsentrasi dakwah dan pendidikan yang memberikan ruang pengalaman bagaimana praktik fiqih dakwah di masyarakat bisa menembus berbagai aspek dan sinergi kemaslahatan untuk ummat. Ia akan menjadi bara penyemangat sebelum puncak lulus wisuda yang tinggal sebentar lagi datang menghampiri mereka.

Kegiatan PDL dalam kurun waktu sebulan ini memang singkat tapi memberikan banyak pengaruh yang signifikan untuk membangun pola pikir dan mental serta jati diri para santri ini akan pentingnya tanggung jawab dan kemandirian nantinya yang tak bisa disepelekan apalagi diabaikan. “Masa PDL sebulan memang singkat tapi praktek dakwah lapangan ini menjadi bagian pengungkit kesuksesan dan keberhasilan para santri agar menjadi da`i-da`i tangguh yang siap menghadapi tantangan dimasa datang nanti, InsyaAllah,”pungkas Ustadz Umrawi saat melepas keberangkatan para santri dan sekaligus didapuk menjadi penanggung jawab kegiatan PDL selama bulan Ramadhan tahun ini. Ramadhan ini masih baru dimulai diujung awalnya, mari sempurnakan dengan segala peluang kesempatan beramal shalih kebaikan hingga akhirnya, Wallahu Musta`an.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Dai Untuk Negeri, Bibit Kebaikan Yang Harus Dirawat

Saat temu acara monitoring dan evaluasi “Da`i Untuk Negeri” tugas pengabdian wiyatabhakti Pesantren Al-Itqan di Pesantren Masyarakat Muadz bin Jabal, Karanganyar Jawa Tengah ( 30/11 ), segenap alumni angkatan V periode 2020-2024 yang bertugas di Jawa Tengah dan DIY menyambut antusias hadir dengan melepas rindu saat saling bertegur sapa. Dalam bahagianya seolah telah lepas segala penat keluh kesah sejenak dengan refreshing meskipun dibingkai dengan acara sederhana. Acara monev dihadiri berbagai daerah pengabdian dari Banyumas , Banjarnegara, Wonosobo, Magelang, Yogyakarta, Boyolali Karanganyar. Acara ini diselenggarakan dalam rangka mengevaluasi tugas dan meyatukan visi misi dalam perjalanan mengemban amanah tugas dakwah yang sudah berjalan selama caturwulan sejak awal bulan Juli dimulainya.

Mengusung tema acara menjadi professional dalam mengemban tugas dan produktif dalam berkarya untuk kemajuan ummat menjadi energy baru , mengecharge bagian ruh penggerak semangat untuk saling bersatu padu mengokohkan barisan, saling bahu-membahu untuk berperan serta menguatkan kondisi ummat demi terwujudnya cita-cita mulia izzul islam wal muslimin.

Ustadz Muhammad Fajri, yang didapuk sebagai pembimbing acara kegiatan ini, sangat mengapresiasi langkah pilihan yang brilian dalam rangka menguatkan kembali ruh dan kinerja para da`i tugas wiyatabhakti pengabdian agar senantiasa menjadi pelopor-pelopor kebaikan ditempat masing-masing bertugas.

Satu demi satu kisah pemaparan tentang jalanya tugas pengabdian wiyatabhakti diuraikan masing-masing agar dapat diukur seberapa besar nilai pencapaiannya. Tantangan yang paling sulit adalah kemauan. Antara kemauanya tipis atau karena tidak ada kemauan sama sekali. Padahal, sebuah pepatah arab pernah mengatakan Idza Sadaqa al-`azmu wadaha al-sabil ( jika jelas tujuanmu, terbukalah jalanya ) agar dapat memberikan rasa optisimis karena disaat yang sama tidak sedikit tantangan-tantangan dan rintangan kerap kali menghantui para da`i-da`i muda ini bila ditelusuri lebih dalam.

Misalnya, Ananda Abdurrahman Al-Atsari yang mengungkapkan bahwa, aktivitas di tempat pengabdianya di lereng Gunung Lawu. Kegiatan yang lumayan cukup padat, selain mengajar TPQ, majelis taklim masyarakat juga warga mengharapkan dirinya juga ikut serta dalam membantu mengajar di sekolah untuk kelas al-Qur`an. “Alhamdulillah, kegiatan yang selama ini berjalan seperti membantu mengajar kelas Tahfidz Hafalan Qur`an di Sekolah Negeri yang dimulai dari hari Senin sampai dengan Jum`at telah berpengaruh pada perkembangan murid-murid yang sebelumnya tidak ada programnya sama sekali”, terang Oman sapaan akrabnya saat pemaparan kegiatan monev berlangsung.

Hal yang sama juga diungkapkan ananda Rehan dan Izzudin Al-qossam yang bertugas di Jatilawang Banyumas dan Dieng Wonosobo Jawa Tengah, yang kurang lebih memiliki rutinitas yang tak jauh berbeda dengan sebagian besar waktunya dihabiskan di ruang kelas dan khalayak masyarakat. Dari, 9 peserta monitoring dan evaluasi da`i tugas wiyatabhakti pengabdian memang semua bertugas di lingkungan masyarakat dan pendidikan sebagai ajang mengasah mental dan ilmu yang harus ditempa sepanjang waktu.

Kiprah alumni dalam tugas wiyatabhakti pengabdian juga turut memberikan sumbangsih yang positif dalam kehidupan masyarakat nyata dalam ruang lingkupnya terkecil. Misi kaderisasi kebaikan untuk estafet perjuangan tugas dakwah bertahap seyogyanya memang harus sudah mulai digulirkan untuk menumbuhkan jiwa keikhlasan dan kesederhanan agar menjadi jatidiri yang senantiasa melekat dan dihayati sepenuh jiwa dengan kesabaran tanpa pamrih.

Kaderisasi dan regenerasi alami sederhana ala pesantren dengan tugas dakwah harus dituntaskan dengan sebaik-baiknya. Hadirnya keberadaan mereka di tengah-tengah masyarakat untuk menyerukan nilai-nilai kebaikan dan menanamkan iman beserta keteladanan agar dimana pun bumi ia berpijak dan langit yang senantiasa menaunginya ia layak ditunggu peran dan kehadirannya tanpa tapi. Hadirnya sebagai agen perubahan dan solusi untuk sebuah kontribusi.

Tantangan yang luar biasa untuk peran diusia seumuran mereka untuk mengambil peran –peran besar yang bukan sambilan saja dalam upaya membangun manusia-manusia pilihan dengan ruh ilmu keimanan dan pengalaman. Para alumni yang notabene santri skligus da`i muda bukanlah hasil instan yang baru saja ditanam kemarin sore. Ia adalah bibit yang telah disemai menembus bebatuan-bebatuan keras yang terus ditempa dan dipersiapkan secara konsisten dalam jangka waktu yang cukup panjang. Bukan sekedar instan dadakan atau karbitan sekali saja.

Ia adalah bagian harapan layaknya buah pohon yang manis yang tidak serta merta dipetik dihari yang sama kita menanam bibit kecilnya. Ia mungkin bisa dipetik setelah waktu sekian lama telah benar-benar masak. Bagaimanapun kondisinya bibit-bibit generasi dalam perjalananya ini bagian tanggung jawab ummat kita semua untuk turut membersamai mengawalnya hingga pada saatnya musim bersemi indahnya peradaban itu lahir seiring cita-cita kemajuan ummat yang mulia.

Harapanya setiap keshalihan individu yang padu bersama tujuan dakwah mengemban misi perbaikan sosial masyarakat akan sangat menentukan setiap prosesnya. Era disrupsi atau revolusi industri 4.0 menjadi tantangan zaman pada masa seusia mereka. Membangun manusia seutuhnya dengan iman sebelum al-quran beserta mutiara adab sebelum ilmu sebagai perbekalan yang tak pernah usang menjadi prioritas dalam proses kaderisasi dan regenerasi kebaikan yang penuh harapan keshalihan nantinya.

Kaderisasi dan regenerasi alami sederhana ala pesantren dengan tugas dakwah harus dituntaskan dengan sebaik-baiknya. Hadirnya keberadaan mereka di tengah-tengah masyarakat untuk menyerukan nilai-nilai kebaikan dan menanamkan iman beserta keteladanan agar dimana pun bumi ia berpijak dan langit yang senantiasa menaunginya ia layak ditunggu peran dan kehadirannya tanpa tapi. Hadirnya sebagai agen perubahan dan solusi untuk sebuah kontribusi.

Tantangan yang luar biasa untuk peran diusia seumuran mereka untuk mengambil peran –peran besar yang bukan sambilan saja dalam upaya membangun manusia-manusia pilihan dengan ruh ilmu keimanan dan pengalaman. Para alumni yang notabene santri skligus da`i muda bukanlah hasil instan yang baru saja ditanam kemarin sore. Ia adalah bibit yang telah disemai menembus bebatuan-bebatuan keras yang terus ditempa dan dipersiapkan secara konsisten dalam jangka waktu yang cukup panjang. Bukan sekedar instan dadakan atau karbitan sekali saja.

Ia adalah bagian harapan layaknya buah pohon yang manis yang tidak serta merta dipetik dihari yang sama kita menanam bibit kecilnya. Ia mungkin bisa dipetik setelah waktu sekian lama telah benar-benar masak. Bagaimanapun kondisinya bibit-bibit generasi dalam perjalananya ini bagian tanggung jawab ummat kita semua untuk turut membersamai mengawalnya hingga pada saatnya musim bersemi indahnya peradaban itu lahir seiring cita-cita kemajuan ummat yang mulia.

Harapanya setiap keshalihan individu yang padu bersama tujuan dakwah mengemban misi perbaikan sosial masyarakat akan sangat menentukan setiap prosesnya. Era disrupsi atau revolusi industri 4.0 menjadi tantangan zaman pada masa seusia mereka. Membangun manusia seutuhnya dengan iman sebelum al-quran beserta mutiara adab sebelum ilmu sebagai perbekalan yang tak pernah usang menjadi prioritas dalam proses kaderisasi dan regenerasi kebaikan yang penuh harapan keshalihan nantinya. Yasirlana Yaa Rabb, Semoga Allah Mudahkan. Aamiin

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Menguatkan Generasi dengan Mukjizat Nilai-nilai Qur’ani

Selalu ada rasa bahagia ketika gerimis senja mulai reda di sudut kampung. Seperti biasanya para santri bersama berjalan beramai-ramai berangkat ke tempat mengaji di TPQ Al Mujahidin yang berada di Dusun Bagek Elok Desa Labuan Pandan Kecamatan Sambelia Lombok Timur, NTB.

Banyak dari mereka yang jalan kaki dari rumahnya yang terpaut lumayan cukup jauh dari tempat mereka mengaji. Bukan karena mereka tidak memiliki kendaraan atau mau diantarkan oleh orang tuanya tetapi karena sudah kebiasaan turun temurun di kampung setelah shalat berjamaah lalu mereka jalan bersama ke tempat mengaji.

Dari pekan Jumat yang lalu ( 8 /11/2024 ) para santri sudah riuh bergemuruh bahwa pekan depan rencananya mereka akan mendapatkan hadiah berupa wakaf mushaf Quran baru untuk khusus program hafalan.

“Alhamdulillah pada malam ini, malam hari Jumat yang berkah ditunggu-tunggu para santri akhirnya dapat menerima wakaf mushaf Quran dari tanmia Foundation,” ucap Ustadz Abdul Maulud pada Tanmia semalam. ( 15/11/2024 )

Ustadz Abdul Maulud memberikan ungkapan rasa syukur Alhamdulillah bahagia atas pemberian wakaf mushaf Alquran yang diberikan pihak Tanmia Foundation, pasalnya di saat ini keadaan kegiatan belajar mengajar di TPQ sedang mendesak membutuhkan mushaf untuk para santri yang sedang menempuh belajar Al-qur’an dan program khusus hafalan. Ada sebanyak 40 mushaf Alquran yang ludes dibagikan kepada seluruh santri yang datang.

Suasana dan kondisi tempat belajar TPQ Al Mujahidin pun cukup sederhana tapi layak ala kadarnya saja. Apalagi pasca bencana gempa bumi Lombok yang dahsyat terjadi tahun 2018 lalu telah merobohkan semua bangunan permanennya yang ada. Kini boleh dikatakan bahwa Ustadz Abdul Maulid dan para pengajar yang lainnya tidak patah arang jiwanya untuk terus meneruskan perjuangan.

Ia tetap bergerak peduli meskipun ia rela mengajar tanpa sepeser gaji yang didapatkan di kampung. Inilah sebagai bentuk keterpanggilan nurani kesadaran untuk membangun generasi penerus agar lebih siap mewarisi setiap jengkal tanah air yang dimiliki ummat. Apalagi menjawab tantangan zaman di era digitalisasi yang tidaklah mudah dan tidaklah sedikit hambatan dan tantanganya.

Sekalipun tembok dan atap runtuh jutaan tetes air hujan, ribuan tetes keringat membasahi tubuh kita tidak akan pernah pernah lelah berhenti untuk belajar mempelajari Al-qur’an. Mari menguatkan kembali generasi masa depan umat ini dengan sebaik-baik mukjizat umat ini, yakni dengan nilai- nilai Alquran yang bersemayam kuat-kuat dalam dada dan ruh sanubari generasi anak-anak umat ini.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Wakaf Qur’an Hidupnya Urat Nadi Dakwah

 

Setelah terjeda hampir setengah tahun didirikannya pembangunan asrama baru, tepat pada momentum hari Santri 22 Oktober 2024 lalu, Rumah Qur’an Al Buruj resmi memiliki lokasi baru di Dusun Kedungprau, Desa Karanglor, Kecamatan Manyaran Wonogiri Jawa Tengah.

Giat distribusi Wakaf Qur’an Tanmia Foundation pun ikut mengantarkan senyum bahagia para santri yang tengah memulai aktivitas rutin menghafal Al-Qur’an di tempat barunya ini. Ada sekitar 40 mushaf Al-qur’an yang dibagikan untuk santri putra dan putri setingkat SMP-SMA yang tengah bermukim belajar di bangunan khas kayu sederhana ala joglo tua yang nampak baru lagi setelah direnovasi.

Jauh setia merantau ke Kabupaten Wonogiri yang merupakan bagian wilayah Karesidenan Surakarta atau lebih dikenal Solo Raya, Ustadz Syafa Lando asal Manggarai Barat NTT tak menyangka bakal setia mengurus harian kesantrian Rumah Qur’an Al Buruj ditengah kesibukannya menempuh bangku kuliah di kampus.

 

“Saya berusaha ingin menemukan nilai hidup bermanfaat dan arti keberkahan dengan ikut mendidik generasi penerus yang lebih baik dengan dasar nilai-nilai Qur’ani yg kokoh nantinya ketika hidup bermasyarakat,” jelas Ustadz Syafa pengasuh kesantrian ditengah-tengah sela menjamu sajian tamu dan menerima paket wakaf Qur’an dari Tanmia Foundation diselasar teras asrama.

Kendati masih sederhana dan lokasinya yg jauh dari perkotaan bukan hal menyulitkan sebenarnya untuk dijangkau. Jalanan sepi sunyi menjadi suasana hening yang mengiringi perjalanan ketika harus melewati khas suasana perkampungan dg dikelilingi semak-semak hutan jati dan perbukitan bebatuan kapur.

Tapi dimana ada kesungguhan, disitu ada jalan keluarnya. Tantangan melahirkan peluang kesempatan sebagaimana identik dengan pepatah manjadda wa jadda. “Penting sekali untuk setiap santri disini juga harus ditekankan patuh dan betah meskipun sederhana ala kadarnya, karena ikhlasnya niat dan tekad kesungguhan sudah ditanamkan sejak awal berangkat dari jauh sebelum masuk,” pungkas Ust Syafa seraya melepas pamitan kami untuk pulang.

 

“Mari kita giatkan kegiatan syi’ar Qur’an dengan wakaf maupun dengan berdirinya lembaga pendidikan Al-Qur’an,” tutup Ustad Syafa selaku pengurus kepada kami ditengah-tengah anak-anak yang sedang duduk-duduk menyimak hafalan. Mereka para santri nampak memegang Qur’an yang mulai lusuh dan sobek karena seringkali dibawa kemanapun mereka pergi sebelum mereka tuntas lega menyetorkan hafalannya.

Gema kegiatan syi’ar wakaf Qur’an Tanmia Foundation yang tengah berjalan menjadi bagian concern dakwah dan pentingnya salah satu support sistem untuk kemajuan berlangsungnya dunia pendidikan Qur’an dan upaya gerakan dakwah pemberantasan buta huruf Al-Qur’an untuk kaum muslimin di tanah air yang harus terus lebih baik.

Momentum syi’ar wakaf Qur’an dan hadirnya rumah Qur’an di tanah air bukan sekedar simbol trend dakwah musiman tapi mengenang kembali setiap napak tilas perjuangan sendi-sendi urat nadi dakwah islam itu bisa hidup kembali berjaya dan Qur’an menjadi pedoman dan ajaran untuk merasakan kembali nyata kehadirannya ditengah-tengah kehidupan kita yang terasa kering seringkalinya.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Wakaf Sumur Untuk Rumah Qur`an di Nias, Alirkan Keberkahan di Tanah Harapan

Riuh suara hafalan qur`an terdengar di sudut-sudut pojok ruang belajar, membuat jalanan pasar Teluk Dalam tidak terasa sepi sunyi lagi. Inilah Rumah Qur`an Al Bayyinah, yang didirikan oleh Ustadz Dedi Iswandi dan kawan-kawan pada tahun 2020 tepatnya di Jalan Sudirman, Gg Kuburan Pasar Teluk Dalam, Nias Selatan. Beriringan waktu ke waktu perkembangan pendidikan yang semakin tumbuh berawal dari segelintir anak-anak dhuafa dan yatim yang belajar kini sudah mencapai puluhan anak yang berasal dari pelosok perkampungan di Nias selatan.

“Rasa syukur Alhamdulillah, atas tambahan nikmat adanya pembangunan sumur untuk rumah qur`an Al-Bayyinah dari Tanmia Foundation mendukung berlangsungnya kegiatan pendidikan al-qur`an anak-anak kami”, terang Ust Dedi Iswandi saat dihubungi lewat selularnya. Pasalnya, ditengah momentum waktu Maulid Nabi di Bulan Rabiul Awal 1446 H / September 2024 ini program wakaf sumur Tanmia Foundation di Teluk Dalam, Nias Selatan telah selesai terbangun. Peruntukan sumur tersebut dibangun untuk mushola Al-Bayyinah yang tiap harinya ada sekitar 80 anak-anak santri peserta didik yang kini ikut serta dalam kegiatan belajar mengaji. Mereka dari berbagai jenjang , mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA dengan program unggulan tahfizh qur`an dan hadist yang notabene sebagian besar mereka adalah anak dhuafa, yatim dan muallaf. Masyarakat sekitar pun turut terbantu dengan adanya kegiatan ini dengan mengikuti kegiatan bimbingan kajian dan taklim yang juga kerap diadakan.

Bangunan yang kian terbangun dengan ruang kelas dan asramanya adalah sebuah mimpi dan harapan untuk kemajuan pendidikan generasi Nias yang lebih baik lagi ke depan. Cita-cita dan kesungguhan yang akhirnya terwujud dengan takdir baikNya setelah sekian lama disemai dalam doa. Beranjak dari tahun ke tahun dibalik bilik rumah yang sederhana pendidikan itu bermula. Masih segar di ingatan, sekitar tahun 2018 lalu ketika segenap Tim Tanmia Foundation turun langsung dalam “Kegiatan Safari Dakwah Qur`an Untuk Nias”. Dari ibukota Lahewa di ujung Nias Utara hingga ibukota Teluk Dalam di Nias Selatan memang terpaut jarak yang sangat jauh dengan medan berkelok-kelok dan dominan rimba dikelilingi pesisir, untuk menjangkau keduanya harus membutuhkan waktu hampir 3-4 jam perjalanan. Ibukota kota Gunung Sitoli adalah kota pertama di Pulau Nias pada awalnya sebelum ada pemekaran wilayah, yang sampai saat ini masih menjadi titik pusat perekonomian dan pintu gerbang utama ke Pulau Nias.

Nias bukan sekedar tentang pulau eksotis dengan pesisir-pesisir kepulauanya dan bukan sekedar peninggalan budaya masa lalu yang berabad-abad seperti atraksi lompat batu di Bawomataluo yang menjadi citra warisan kebudayaan kuno yang telah turun-temurun dari adat leluhurnya. Akan tetapi tentang pembangunan masa depan seutuhnya baik fisiknya dan menyiapkan generasi berkualitas yang dapat terus berkembang lebih baik SDMnya dapat terwujud. Terutama lagi untuk pendidikan islam dapat diketahui dari data statistik sampai saat ini islam menjadi agama minoritas di kepulauan Nias. Geografis kepulauan yang terbentang dari ujung Pulau Wunga Nias Utara hingga Pulau Simuk di ujung Nias Selatan terdapat ratusan pulau-pulau kecil lainya yang merupakan pagar-pagar wilayah yg sebagian besar kawasan tepian batas kategori wilayah 3T ( Terjauh, Terluar, Terisolir ).

“Tano Niha” atau lebih dikenal sebutan Nias akan tetap eksotis rupanya seiring kemajuan zaman. Mengalun tinggi gelombang menuju tepian pesisir tiap senja. Ya, itulah pemandangan indahnya kawasan Pantai Sorake di Nias Selatan. Gugusan indah disetiap pesisirnya adalah anugerah yang tak pernah habis untuk disyukuri setiap waktunya. Di depan bentangan peta tanah air yang terpajang di ruang-ruang sekolah, Pulau Nias bukan hal yang asing lagi untuk ditemukan. Berharap di setiap ujungnya nanti fajar menyingsing pun tiba dengan gaungnya menara-menara adzan terdengar lebih dekat tanpa harus menembus sulitnya jarak dan medan tempuh yg sangat berjauhan.

Meskipun kehidupan muslim di Nias adalah bagian dari minoritas, tapi ia tak berarti berjalan sendirian. Tidak ciut berkecil hati gugur harapan. Hadirnya iman yang teguh berharap mampu menumbuhkan tunas-tunas baru keimanan yang dapat saling mengulurkan tangan untuk kesejahteraan sebagai satu bangsa dan setanah air yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi beragama. Nias adalah anugerah pemberian terbaik dari Allah, bukan sekedar lagi tentang sebidang tanah dari bagian bumi pertiwi ini yang enak untuk dipandang mata saja atau masih diterlantarkan. Nias adalah tanah harapan dan medan perjuangan yang harus dikuatkan, dibela, dirawat dengan nilai-nilai kebaikan kemerdekaan asasi di negeri ini. Ia menjadi tanah untuk dikuatkanya pondasi-pondasi kokoh dengan nilai keimanan lintas generasi yang didalamnya menyimpan pundi-pundi keimanan untuk mengalirnya keberkahan. Semoga disanalah terlahir Islam Rahmatallil`alaamiin, yang selalu indah untuk dikunjungi.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Bahtera Pengabdian Terkembang ke Muara Jawa, Berikan Sumbangsih Harapan Terbaik Untuk Dakwah

Kecintaan sesungguhnya pada negeri ini tak semestinya hanya tertumpu pada hamparan alam nan elok, pantai berpasir putih nan bersih dan gunung yang tinggi indah menjulang. Namun sejatinya tercurah bersyukur pula pada setiap hentakan kaki para anak negeri yang mengabdi di batas-batas negeri, menuntun setiap langkah umat ini untuk tegaknya ibadah bersimpuh pada Rabb Tuhanya semata.

Dengan berliku jerih payah garis jalan takdir pun tak kemana, dari sebuah gagasan dan gerakan dakwah dari pelosok kampung ke kampung akhirnya garis perjalanan dakwah mempertemukan tempat dan orang yang tepat untuk khidmat bagi para alumni du`at muda “Da`I untuk negeri. Perhelatan hari-hari berkarya terbaik setelah lulus bangku pesantren adalah menjalani kehidupan realita yang sesungguhnya. Menguji setiap ilmu dan ruang kesabaran yang tak ada batasanya. Ikrar mengabdi itu telah lantang diucap dan pantang pulang sebelum datang ke medan pengabdian. Tepat sudah berjalan bulan ke-2 perjalanan da`i untuk negeri, alumni angkatan ke-V Pesantren Al Itqan Bekasi yang tersebar di pelbagai penjuru pelosok tanah air.

Sebutlah, Ananda Sulaiman asal Mamasa Sulawesi Barat sebagai salah satu alumnus tahun ini yang bertugas di Sekolah Dasar Muhammadiyah Muara Jawa Pesisir, Kutai Kertagenara, Kalimantan Timur. Kedua, Ananda Raihan asal Bukittinggi Sumatera Barat sekarang yang bertugas di Masjid Al-Hidayah, Jatilawang Banyumas.

Dari keduanya masing-masing memang berbeda daerah asal dan berjauhan jarak membentang tempatnya. Waktu yang tidak sedikit untuk masa bertahun-tahun dirantauan demi menuntut ilmu di Pesantren telah dihabiskan. Kendati nantinya tempat pengabdian berjauhan di rantauan orang tak serta merta gelisah menciutkan nyalinya untuk bergegas menuntaskan tugas sebaik-baiknya. Memang selalu ada saja rindu yang terus menunggu pulang untuk berbakti memelas kasih kepada kedua orang tua, tapi sebentar mengikis rasa tega dan melupakan sejenak zona nyaman bagi kawula muda adalah bagian tangga-tangga untuk meraih pintu kesuksesan. Ia melatih tajamnya kecerdasan emosi dan kepekaan sosial serta agar tempaan mental itu matang dipersiapkan sedari usia belia.

Sebagaimana bercermin pada sirah perjalanan Nabi yang mulia. Sejak belia Nabi kita Muhammad Sang Uswatun Hasanah juga telah memberikan panduan suri tauladan tentang sebaik-baiknya peta jalan kehidupan abadi yang teramat mulia diambil hikmah maknanya. Warisan kejayaan yang jejak-jejaknya akan melampaui zaman bagi siapa pun yang menyeru tugas risalah kenabian. Inilah Dienul Islam, sebaik-baiknya jalan yang mengantarkan kebahagiaan dg jalan taqwa mengais bekal-bekal amalan berpulang.

Rangkaian kegiatan pengabdian wiyatabhakti untuk para alumni pesantren tidaklah menunggu serba sempurna tunggu esok, karena estafet dakwah terbaik bagi para kader-kader da`i muda adalah hari ini apa yang bisa dilakukan. Sekarang adalah saatnya memulai berlatih menggerakkan semangat kontribusi nyata setelah menempuh bangku teori-teori pelajaran di kelas.

Idealisme teori yang serba ideal seringnya terpental kalah dengan denyut realita lapangan yang lebih membutuhkan istiqomah dan keuletan bersungguh-sungguh untuk loyal mengabdikan dirinya dalam ruang-ruang gerak dakwah. Mereka yang telah ditempa dengan pelbagai fase tahapan dalam masa-masa belajarnya bukankah untuk menyiapkan nafas panjang dakwah yang berkelanjutan ? Idealismenya bukan sekedar hangat-hangat tai ayam atau malahan sekedar hiasan semu tanpa makna.

Nilai keikhlasannya dituntut sepenuh hati penjiwaan tanpa pamrih sesuatu kecuali selain khidmat lillah berjuang untuk melayani ummat demi izzul islam walmuslimin. Estafet dakwah hari ini tak lepas dari risalah ilmu berupa wahyu paripurna yang telah yang telah turun temurun diwariskan oleh para Nabi pada setiap ummatnya disetiap zaman. Da`i-da`i muda yang bertugas pengabdian wiyatabhakti hari ini juga harus terus berbenah lebih baik, tak mudah merasa puas jumawa dengan pujian ataupun tumbang dg onak duri ujian.

Perang pengaruh globalisasi dan arus digitalisasi yang liar tanpa saringan lagi hari ini, menjadi titik seteru agar sentuhan dakwah lebih serius lagi merasuk ke akar-akar rumput semua lapisan masyarakat seiring akses kemudahan jangkauan dunia maya dengan syarat tanpa meninggalkan ala-ala klasik mimbar tradisional yang sejatinya masih menjunjung adab yang tinggi nilainya. Keduanya memang memiliki sisi kelebihan dan kelemahan yang satu sama lain saling melengkapi agar rangkulan mimbar dakwah semakin dekat mempengaruhi perubahan laju roda kebaikan-kebaikan masyarakat dan ummat dalam berbagai hal. Disinilah pendidikan pesantren kaderisasi menjadi salah satu concern untuk menyiapkan kader-kader da`i mandiri yang siap diterjunkan sesuai realita ummat dan masyarakat. Disinilah, peran dan harapan para alumni tugas wiyatabhakti berkiprah, menggerakan kesempatan ruang-ruang berkarya untuk mengelola lahan dakwah lebih kreatif dan maju lagi.

Hari-hari semasa di bangku pesantren dipersiapkan, dididik bukan dikelas-kelas serba nyaman dan mewah dengan sepenuh fasilitas wah agar nantinya mengisi kemerdekaan bangsa dan menata tatanan dakwah sudah terbiasa dengan makna-makna perjuangan. Model pendidikan pesantren yang telah berdiri sejak berabad-abad dan turun temurun secara klasik hingga modern saat ini, adalah asset peradaban sebagai miniatur lahan kaderisasi perjuangan peradaban islam yang masih ideal saat ini. Memang bukan segalanya ada bisa dipenuhi, tapi setidaknya bisa memberi apa yang dibutuhkan dengan kondisi oleh ummat pesakitan saat ini dengan menyiapkan cetak biru generasi penerus berkualitas masa depan ummat.

Belantara medan dakwah di tiap penjuru tanah air berharap terus tumbuh bersemi. Menghijau subur dengan limpahan keberkahanya ilmu. Yang belum ada dakwah, rintislah !, Yang sudah ada, rawatlah jangan diganggu, yang lemah segera dukung lalu kuatkanlah. Langkah-langkah strategis dakwah akan saling sinergi menguat satu sama lain sehingga tali ukhuwah islamiyah antar kalangan dan golongan semakin kuat. Denganya memperkecil ruang perbedaan yang remeh temeh sering diperdebatkan menghabiskan energi dan waktu. Padahal kekuatan ummat akan sangat berpengaruh untuk kemajuan apapun, terlebih nantinya akan menguatkan sendi-sendi kekuatan ekonomi dan kesejahteraan, sehingga kualitas pribadi masyarakat dan ummat akan bersaing dengan umat khalayak lainya. Keindahan ajaranya akan menepis arus islamphobia yang disematkan tanpa dasar dan kekuatanya akan menjadi wibawa yang disegani, bukan malah menjadi bulan-bulanan menjadi mainan mangsa musuh-musuh anti islam.

Harapan itu selalu ada untuk menepis kecewa patah hilang harapan. Tugas pengabdian wiyatabhakti dari para da`i untuk negeri itu akan merajut pribadi-pribadi masing-masing yang berkelas. Seperti emas yang harus didulang dipanaskan dg suhu tinggi berulang-ulang agar berkilauan. Ia sebagaimana pelaut yang handal yang dibesarkan dari riak gelombang samudera bukan dari percikan buih di tepian yang tenang. Bahteranya melaju tidak terombang-ambing di atas samudera biru yang tak terlihat tepinya. Dalam hati sanubarinya terpatri kuat-kuat tali iman agar niat ikrarnya selalu suci “iman sebelum alqur`an, beserta ilmu sebelum beramal“ menemani terompah istiqomah dalam meniti jalan hidayah. Pengabdian ini besar harapan memberikan sumbangsih terbaik untuk dakwah.

Melintasi zaman yang penuh keserbatidakpastian bukankah jalan pengabdian generasi pewaris iman menjadi jaminan penenang ?
Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami,maka Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan Sungguh, Allah beserta orang-orang baik. ( Al-Ankabut : 69 ).

Ali Azmi
Relawan tanmia

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id