Hari Santri di Warsawe, Mengembalikan Semangat Ruh Pengabdian dan Perjuangan

Hari santri2

Puncak peringatan hari Santri 22 Oktober 2022 ini diperingati segenap para Kyai pengasuh pelbagai pimpinan pesantren. Tak luput juga para pengemban amanah rakyat dari aparatur pemerintah baik pejabat dan rakyat ikut serentak suka cita menyambutnya sebagai pengingat dan pembangkit juang untuk dikabarkan ke penjuru tanah air.

Hari bersejarah yang mengusung makna penting “Berdaya menjaga martabat kemanusiaan’, menjadi slogan pesan utama pada peringatan Hari Santri Nasional tahun 2022 yang diperingati kemarin ini, Sabtu, 22 Oktober 2022.

Isi mandat Resolusi Jihad adalah tunas cikal bakal yang melahirkan adanya momentum heroik lahirnya Hari Santri Nasional yang akan dikenang sepanjang sejarah perjalanan bangsa ini. Ide gagasan sosok seorang kiai kharismatik KH. Hasyim Asy’ari seketika itu menyulut semangat perjuangan kaum santri melawan penjajah seantero belahan negeri. Ruh jihad yang membangkitkan ruh patriotisme terhadap tanah air dengan menghidupkan kembali denyut nadi keberanian melawan tirani para penjajah. Para pejuang yang sebagian besar adalah kiai dan alim ulama kaum santri di masa membela kemerdekaan masa itu setia mengikuti titah para Kiai dimana pun berada harus tampil menjadi garda barisan terdepan dalam kebenaran.

Di hari momentum heroik ini pun kabar dari pedalaman pelosok Manggarai Barat Flores NTT pun menyibak kiprah jejak kiprah para alumni Pondok Pesantren Al-Itqan, yang masih mengeyam masa bertugas. Hari-hari rutinitas menjadi status pengajar muda merupakan bagian penting dari tugas selama pengabdian. Kelak akan tiba suatu saatnya nanti akan teringat abadi dalam catatan ingatan pengalaman yang tak mungkin berulang kenanganya pengabdian dengan segala proses lika-liku pahit manisnya.

Da’i pedalaman Warsawe Flores Nusa Tenggara Timur, Ustadz Muhammad Ramli mengatakan bahwa salah satu terpenting upaya untuk memahami makna ghirah perjuangan Hari Santri adalah dengan mengerti sejarah yang menjadi proses latar belakang berjuangnya. “Sehingga kita dapat merasakan bagaimana perjuangan santri untuk diteladani dan diteruskan” tuturnya pada Tanmia.

Ia menjelaskan juga, saat ini kegiatan rutinitas program utama di Masjid Uswatun Karima yaitu pembinaan pendidikan anak-anak pedalaman yang masih dalam tahapan rintisan saat ini. Sekitar belasan orang tua santri yang berasal dari pelbagai perkampungan pedalaman menaruh harapan besar agar hari-hari anak-anaknya bisa mengikuti kegiatan belajar dan pembinaan yang diselenggarakan oleh Masjid dan TPQ Uswatun Karima.

Pada waktu pagi sampai siangnya mereka belajar di madrasah sementara pulangnya mereka tinggal di asrama pesantren masjid. Nampaknya sangat ideal untuk diterapkan di saat kemajuan zaman sudah terus berubah mengikuti modernisasi digital, tapi walhasil pembinaan pendidikan anak-anak tetap berjalan alamiah dengan penuh kesederhanaan dan bermodal nekad semangat kesungguhan “man jadda wa jada” karena disinilah ruh-ruh perjuangan kader santri ditempa dibentuk disiapkan.

Realitas peran para santri pengabdian pun tidak bisa dianggap sepele dimana pun posisi dirinya berada ditempatkan akan memberikan sumbangsih peran sebaik-baiknya dengan segenap ruh jiwanya dan semangat juang kemandiriannya. Apalagi ketika harapan dan kenyataan timpang tidak serta merta meruntuhkan tekad kesungguhan dengan apa yang sudah diniatkan.

Tidak ada rasa syukur yang paling tepat ditunaikan di tempat pengabdian santri selain mengajarkan ilmu dan mengalirkan pahala kebaikan dengan menyiapkan generasi rabbani yang sempurna karena iman dan takwanya. Ilmu dan ketakwaan yang saling menguatkan dan menyempurnakan. Sungguh, Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat bagi siapapun yang dikehendaki-Nya.

Kiprah sejarah keteladanan santri dan ulama terdahulu tidaklah instan seketika diraih. Proses perjalanan narasi panjang penuh pengorbanan dan perjuangan. Tidaklah ada makan siang gratis. Tidak bisa menunggu durian runtuh, bila belum menyemai tanaman dengan sungguh-sungguh. Berkarya mesti diraih dengan mujahadah bukan berlenggang berpangku tangan tanpa berbuat apapun yang bermanfaat untuk maslahat.

Anugerah yang besar momentum Hari Santri ini bisa menjadi refleksi santri di masa sekarang sebagai lampu obor penerang yang tak lekang oleh waktu dan tergilas tertindas oleh lajunya zaman. Inilah nilai-nilai yang bisa diwariskan tentang pentingnya nilai-nilai iman yang membuahkan akhlaqul karimah yang tinggi yang harus menjadi ruh spirit utama santri.

Sebagaimana petunjuk ayat suci firman-Nya :
“Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. [ Qs. Al Ankabuut : 69 ].

 

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Sumur Nurul Barokah Telah Mengalir, Berkah Untuk Anak-anak TPQ Manarul Falah

sumur bor wakaf

Kebutuhan Air menjadi fasilitas penting di Mushola Nurul Barokah dan TPQ Manarul Falah Tanjung Kamal Timur Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo Jawa Timur dalam mendukung pengembangan pendidikan dan dakwah Alquran kini semakin lengkap.

Lembaga pendidikan TPQ Manarul Falah yang yang berdiri secara resmi sejak 2013 ini bernaung di bawah asuhan Ustadz Masnawi dengan dikelola secara swadaya bersama masyarakat setempat. Baru-baru ini Tanmia Foundation telah mewakafkan sumur bor guna mendukung pengembangan pendidikan TPQ mushola tersebut, sehingga kini telah dilengkapi dengan fasilitas baru, guna mendukung pengembangan berlangsungnya pendidikan. Metode Qiroati menjadi kurikulum utama dalam pembelajaran para santri selama ini.

Serah terima wakaf sumur bor untuk Mushola Nurul Barokah telah diterima langsung oleh para pengurus mushola bersama para santri dan juga pengasuh TPQ, Ustadz Masnawi ( 18/10/22 ).

Sumur bor yang sudah siap beroperasi akan mendukung kegiatan rutinitas TPQ yang berlangsung tiap hari dari mulai sebelum Ashar hingga menjelang waktu Maghrib, kecuali hari Jum’at saja yang libur tiap pekannya.

Berdirinya pendidikan TPQ waktu itu adalah semangat inisiatif dari para pengurus serta para pengajar yang melihat kegelisahan akan keadaan pendidikan anak-anak di lingkungan masyarakatnya.

“Maka Alhamdulillah, ini luar biasa dengan diberikannya program wakaf sumur untuk tempat anak-anak TPQ mengaji karena selama ini semua swadaya kami usahakan dari awal memulai dengan merintis pendidikan Alquran, semoga bermanfaat dunia akhirat menjadi percontohan. Sehingga semuanya mendapatkan banyak jariyah dari kebaikan semua ini,” terang Ust Masnawi pada pihak Tanmia.

wakaf-sumur-bor-tanmia

Masnawi menambahkan, sesuai visi misi pendidikanya TPQ, ini memang gratis sejak awal didirikan, adapun anak-anak santri berasal dari berbagai latar belakang dari kalangan dhuafa hingga yatim ikut bersama-sama dalam pembelajaran Alquran selama ini. Sehingga masih terus berupaya untuk bertumbuh dan mengembangkan lagi konsep pengelolaan pendidikan TPQ yang lebih baik lagi ke depan. Sekarang masih ada sejumlah 40 santri TPQ yang hari ini masih mengikuti belajar secara rutin tiap pekannya.

Sesudah tamat TPQ ini juga mendorong para wali santri maupun para wali murid untuk melanjutkan pendidikan putra- putri mereka di pesantren sebagai pilihan utama mendidik anak-anak.

“Saat ini kami juga sudah menyiapkan anak-anak untuk minimal hafal Juz Amma melalui metode Qiroati sebelum mereka masuk ke jenjang Tsanawiyah maupun masuk Pesantren,” tambah Masnawi.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Sumur Wakaf Telah Mengalir, Kuatkan Kebersamaan Masyarakat di Pondok Pesantren Muadz bin Jabal

Masyarakat Dusun Simo Kidul menyambut dengan antusias dengan berdirinya tahap pembangunan area Pesantren Muadz Bin Jabal Kebak Kramat Karanganyar yang terus berikhtiar membangun dalam memajukan pendidikan yang berbasis islam.

Baru-baru ini Tanmia Foundation juga melakukan pengeboran sumur wakaf untuk Masjid Pesantren Muadz Bin Jabal tepatnya di Desa Kebak Dusun Simo Kidul Kecamatan Kebak Kramat Karanganyar Jawa Tengah yang baru selesai finishing pembangunannya.( 18/09/2022)

Pengeboran sumur relatif tergolong mudah karena menggunakan alat bor spesialis sumur dalam yang bisa menembus lempengan batu keras sehingga seketika mendapatkan sumber mata air bisa menemukan kualitas sumber mata air yang paling bagus. Pada prosesnya memang selama seharian pengeboran menemui kerja berat untuk menembus batu keras. Tapi akhirnya setelah pengeboran di hari berikutnya, akhirnya didapatkan sumber mata air di kedalaman 30 meter dimana merupakan pusat cekungan sumber air dibawah lempengan bebatuan.

Sejak tahun 2020 komplek pesantren yang mulai didirikan belum ada tanda-tanda pembangunan fisik, tempat belajar masih numpang berada di rumah-rumah warga dan fasilitas utama seperti tempat belajar dan sumber air sumur untuk kegiatan para santri pun belum ada di lokasi.

Area pesantren seluas 1.650 m² adalah amanah wakaf yang sudah diserahkan para muwakifnya untuk dapat dikembangkan dan diharapkan dapat memajukan pendidikan untuk para santri dan masyarakat di sekitar pesantren. Saat ini para peserta didik masih berjumlah 24 santri yang berasal dari lingkungan sekitar dan dusun desa tetangga dan terus bertambah berdatangan satu per satu.

“Adanya wakaf sumur yang dibangun oleh muhsinin Tanmia Foundation ini sangat membantu kemajuan kegiatan belajar para santri di Pesantren Muadz Bin Jabal yang sedang dalam tahapan perintisan”, ujar Ustadz Fajri pimpinan pesantren Mu’adz bin Jabal memiliki keunggulan program pesantren dinniyah tahsin – tahfidz setiap Sabtu – Ahad.

“Alhamdulillah, ini rasa syukur yang luar biasa karena pertama kali tahu datang kesini tahun 2020, belum ada bangunan dan fasilitas seperti ini. Karena yang namanya Pondok Pesantren dalam membangun tidak selalu menunggu ada biaya uang dulu baru mulai membangun,” terang Bapak Saman tokoh warga setempat yang memberi apresiasi saat proses pembangunan sumur di lokasi.

Ia menambahkan bahwa daerahnya tersebut sering terjadi kekeringan air waktu musim kemarau sehingga sangat bersyukur dengan adanya wakaf air, harapannya air di pesantren bisa juga dimanfaatkan warga sekitar dikarenakan sering terjadinya kekeringan saat musim kemarau tiba.

Ustadz Muhammad Fajri, atau lebih akrab disapa dengan Ustadz Fajri sebagai pimpinan pesantren menambahkan, sedari awal pembangunan Pondok Pesantren ini modal utamanya adalah memiliki niat yang kuat dan kekompakan para jama’ah masyarakat setempat yang telah membantu kemudahan proses perjalanannya bahkan seketika adanya kesulitan – kesulitan ditengah jalanya juga.

“Membangun fasilitas pendidikan ummat tidak ada istilah ruginya karena akan terus mengalir jariyah kebaikan-kebaikan yang telah disumbangkan walaupun kita sudah tiada,” terang Joko Supriyanto yang juga selaku salah satu pendiri Pesantren Muadz Bin Jabal.

Meski ditengah perkampungan pedesaan penuh kesederhanaan, harapan dengan adanya kehidupan di pondok pesantren akan menambah arti lebih dari kebahagiaan makna hidup masyarakat setempat. Keadaan masyarakat dan dakwah kampung sekarang setelah adanya pesantren semakin menambah antusias warga untuk kebaikan sangat terlihat. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak sedikit yang ikut kontribusi dalam kelancaran kegiatan Pesantren baik pembangunan maupun kegiatan belajar mengajar. Inilah potret kecil harapan yang mulai terlihat di Pesantren Tahfizh Mu’adz Bin Jabal Kebakkramat Karanganyar, Jawa Tengah.

Ali Azmi
Relawan tanmia

Wakaf Buku Referensi Untuk Da’i, Menggugah Semangat Merdeka Berjuang Di Batas Negeri


Hari kemerdekaan tahun 1945 itu telah berlalu bagi segenap bangsa Indonesia. Wajah yang penuh berbinar-binar dan hati yang bahagia menggelora itulah gambaran semangat para pejuang di hari kemerdekaan itu. Rasa sakit dengan peluh keringatnya lelah seketika sirna terbayar dengan suara lantang takbir kemerdekaan. Mungkin itu sedikit mewakili gambaran perasaan dan suasana waktu itu.

Suasana haru juga mewarnai hari kemerdekaan di Pedalaman Papua Barat, di Distrik Bintuni, Kab.Teluk Bintuni. Alhamdulillah, penyerahan Paket Wakaf Buku Referensi Da’i dari Tanmia Foundation tiba untuk para da’i dan imam masjid tepatnya di Masjid Al-Ma’un kampung Argosigeremai Bintuni Timur. (17/08/2022)


Jalan panjang kebaikan menuju pedalaman Papua Barat tidaklah semudah yang dibayangkan, ada doa dan harapan ikhtiar yang menyertai panjangnya perjalanan. Menuju lokasi harus melewati medan yang menguji nyali dan membutuhkan biaya materi yang cukup besar.

“Rasa syukur kepada Allah atas semua nikmat Maha Pemurahnya sehingga atas ijin Allah semua urusan pengiriman wakaf buku referensi ini dimudahkan. Alhamdulillah pengiriman wakaf buku tiba jelang momentum hari-hari kemerdekaan setelah sekian lamanya,” terang Ust Busran pada pihak Tanmia.

Hari-hari perjalanan da’i pedalaman di Teluk Bintuni sudah dilewati Ust Busran (sapaan akrab memanggilnya) sejak tahun 2012. Menjadi seorang da’i sekaligus pengasuh Panti Asuhan Muhammadiyah menjadi bagian penting dalam proses pendidikan masyarakat dan anak-anak pedalaman Teluk Bintuni hingga saat ini. Pendidikan yang dipersiapkan dari tingkat TK-SD dan SMP dari tahun ke tahun berjalan bersemi seiring berjalannya waktu kendati banyak onak dan duri menyertainya.

Kegiatan pendistribusian wakaf buku referensi Tanmia Foundation untuk para da’i ini sekaligus menjadi momentum motivasi dan apresiasi mengisi hari-hari kemerdekaan dalam rangka menjalin ukhuwah persaudaraan dan meningkatkan kemampuan skill para da’i juga kecerdasan anak-anak tanah air dimana pun berada. Apalagi di era digitalisasi 4.0 membuka mata setiap kita tentang pentingnya sebuah kemajuan perubahan dalam segala bidang kehidupan tak lain demi maju dan jayanya syi’ar dakwah untuk izzul Islam walmuslimin.

Literasi untuk da’i menjadi bagian penting untuk membangun dunia pendidikan yang menjadi ujung tombak maju mundurnya sebuah lingkungan atau maju mundurnya peradaban suatu bangsa apalagi buta aksara masih menjadi tantangan pekerjaan rumah yang belum ada tanda-tanda berakhirnya di penjuru tanah air.

 

Kemerdekaan yang ke-77 bagi NKRI ini akan terisi penuh makna dengan sejarah dari waktu ke waktu bahkan jejak perjalanan perjuangan akan penuh semangat berkobar-kobar seiring dengan kebenaran catatan sejarah yang dibingkai dalam literasi yang mewariskan nilai-nilai mulia untuk bekal pondasi pendidikan untuk para generasi penerus.

Menelisik kembali sejarah kemerdekaan adalah sebuah napak tilas perjalanan yang tidak akan pernah lepas dari tinta emas para Kyai dan Santri juga perjuangan nyawa dan tubuh berdarah-darah pengorbanannya. Jasa para pejuang kaum santri tidak akan terlupakan dari fatwa KH Hasyim Asy’ari dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan mengeluarkan fatwa jihadnya, atau yang lebih dikenal sebagai Resolusi Jihad. Fatwa Jihad yang seketika itu mengobarkan perlawanan pada kaum penjajah sampai darah penghabisan. Tetesan semangat darah perjuangan menimbulkan dampak besar dalam menggerakkan umat Islam untuk berjihad melawan tentara penjajah sekalipun berbekal bambu runcing dan mengangkat bilah senjata seadanya. Tentara penjajah sekutu yang disokong berbagai persenjataan yang canggih seketika itu pun tetap tidak mampu memadamkan nyala perjuangan yang membara dan membendung semangat Jihad yang telah dikobarkan oleh ribuan Kyai dan Santri. Bahkan, tak sedikit jenderal pimpinan penjajah sekutu pun tewas di tangan-tangan pekik takbir para santri.

Kabar dunia pun sontak bergolak menggelegar dengan ghirah para pejuang santri, rakyat dan ulama di medan laga pertempuan tahun 1945-an yang sangat heroik. Bahwa semangat membela kebenaran suci untuk merebut kemerdekaan hakiki yang dilandaskan kepada “ghirah rasa cemburu” untuk membela agama Allah bisa menjadi energi yang sangat besar dan sanggup mengalahkan segala kekuatan yang mustahil dikalahkan bila diperhitungkan diatas kertas saat itu.

Serasa menikmati hari kemerdekaan bagi da’i di pedalaman nun jauh disana menjadi rindu yang bisa menggugah hari-hari perjuangan kita untuk terus bergerak abaikan halangan dan rintangan demi meraih ridhoNya semata. Manfaatkan secuil apapun peluang kebaikan dengan mengirimkan doa terbaik pada para da’i dan siapapun yang tengah berjuang di tanah rantau pedalaman di sana.

Terselip harapan agar hari kemerdekaan hari ini kelak menjadi hari kemenangan dihari hisab-Nya. Bersahabat lewat kokohnya tali iman di dunia yang mengeratkan lagi berjumpa di JannahNya untuk menuntaskan rindu yang tengah bersarang. Merdeka dengan ridho-Mu Yaa Rabb.

 

Ali Azmi
Relawan tanmia

sumur wakaf 4

Sumur Wakaf Membantu Kegiatan Anak-anak TPQ Telah Mengalir

sumur wakaf 4

Tanmia Foundation berhasil melakukan pengeboran sumur wakaf di TPQ Nurunnisa dan Mushola Al-Amin Dukuh Krajan Pokaan Kecamatan Kapongan Situbondo Jawa Timur (3/08/2022).

Tahun hijriah yang baru saja berjalan dalam hitungan hari sekaligus menambah bahagia karena adanya tambahan fasilitas sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk para santri TPQ dan jama’ah. Hadirnya sumur wakaf ini sudah lama dinantikan oleh pihak pengurus selama ini.

TPQ Nurunnisa, berdiri atas inisiatif Ummi Hasanah dan Abah Hasan sejak tahun 1997, berawal dari keinginan keduanya untuk mengajar ngaji anaknya sendiri dan anak para tetangganya karena dimasa itu TPQ pun belum ada di kampungnya.

Sejak tahun berdirinya hingga saat ini tempat mengaji pun cukup sederhana hanya menggunakan sepetak tanah halaman rumah lalu dibangunnya dengan papan kayu ala kadarnya. Kendati demikian yang cukup menggembirakan ialah tidak sedikit para santri yang sudah lulus sudah selesai masuk ke bangku kuliah dan kembali mengajar santri-santri TPQ kembali.

sumur wakaf 2

Untuk berjalannya kegiatan TPQ dimulai hari Senin sampai Ahad setiap hari ba’da maghrib, hanya hari Kamis saja yang biasanya diliburkan. Operasional kegiatanya pun gratis tidak memungut biaya sama sekali dari para peserta santri didiknya mengingat sejak awal berdirinya TPQ diniatkan untuk berjuang mendidik anak-anak agar bisa mengaji sejak dini.

Meskipun sedari awalnya TPQ Nurunnisa masih kecil dan sederhana sekali, tak mengubah bangunan yang ada seperti sekarang. Tidak seperti lain pada umumnya, tentu saja berganti tahun berlalu banyak pula perbaikan dan pembangunan. Sederhana tetaplah sederhana hanya kini mulai ada warna kreasi kegiatan karena generasi dan berubahnya zaman.

“Tiap malam tiba, suasananya TPQ ini akan dipenuhi anak-anak. Mereka akan ikut belajar mengaji dan tadarus dari usai Maghrib hingga Isya bahkan seperti pada hari tahun baru islam, 1 Muharram 1444 H ini kadang bisa hingga larut malam dengan acara perlombaan,” terang Abah Hasan saat dihubungi lewat seluler.

Bangunan arsitektural TPQ sederhana ini tidak lagi ingin dibangun untuk dijadikan mushola karena sudah ada mushola khusus disebelah samping utaranya yang berjarak hitungan meter saja biasa digunakan untuk shalat berjamaah.

sumur wakaf 3

Lain halnya juga dengan TPQ Mushola Al-Amin yang dirintis oleh Ust Rejo Rizal, seorang alumni pesantren salafiyah Sukorejo Situbondo di tahun 1981. Usai lulus dari pesantren bersama dengan mendiang ayah dan sanak keluarganya ia dirikan Mushola dan TPQ yang turut juga melanjutkan perjalanan perjuangan pendidikan mengaji anak-anak di kampungnya.

“Alhamdulillah, tak terucap rasa syukur bahagia tempat mushola yang sederhana ini mendapatkan wakaf sumur dari perhatian segenap muhsinin yang menyerahkan melalui Tanmia Foundation. Sungguh terharu begitu pemurahnya Allah Ta’ala memberikan kenikmatannya membantu kemajuan para santri kami,” pungkas Ust Rejo Rijal saat serah terima wakaf sumur pada pihak Tanmia.

Sesuai dengan namanya Mushola Al-Amin, posisi letaknya berada di halaman depan rumahnya. Lokasi tersebut adalah berstatus tanah yang telah diwakafkan. Untuk menjangkau lokasinya bisa ditemukan hanya 1 KM saja arah utara jalur poros utama Situbondo – Banyuwangi, tepatnya di utara alun-alun Kapongan .

Anak-anak kampung dukuh Krajan Pokaan disanalah anak- anak Mushola Al-Amin menghabiskan sore hari untuk mengaji TPQ. Bermain-main seketika guru belum datang dan mengaji hingga menjelang petang. Dari beberapa mushola (mungkin) yang saat ini masih ada yang mempertahankan anak-anak santri untuk mengaji. Mushola kenangan yang meninggalkan kesan dan pesan yang mendalam dalam bagi anak-anak santri untuk memulai mengenal belajar agama.

Ali Azmi
Relawan tanmia

Tahun Baru Hijriah, Pesantren Melahirkan Para Kader Da’i

Dalam bahagia datangnya tahun baru hijriah 1444 H sebait harapan setiap walisantri memiliki doa untuk anak-anak tercintanya kelak mereka menjadi pribadi yang shalih untuk dirinya, berbakti pada orang tuanya dan bermanfaat bagi ummat. Berbahagia hati juga para orang tua yang memiliki anak-anak bercita-cita menjadi da’i yang mewariskan tugas dakwah menyiapkan generasi penerus ummat dimana pun ia berpijak.

Di tahun kelulusan angkatan ke-3 tahun 2022 ini pesantren Al Itqan Jatisampurna Bekasi meluluskan sebanyak 7 santri dari berbagai asal daerah tanah air. Dari ujung timur Flores Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur, Alas Pulau Sumbawa dan Mataram Lombok Nusa Tenggara Barat, dan Aceh Tamiang Nangroe Aceh Darussalam.

Masa dimana setelah lulus pendidikan pesantren setelah itu ada kewajiban santri untuk menjalani masa pengabdian selama 1 tahun. Ikrar wisuda santri pengabdian pun telah diucapkan dihadapan mudir pesantren dan khalayak hadirin sebagai panggilan mulia dan latihan memikul pundak tanggung jawab. Pengabdian juga panggilan keyakinan untuk setia mengabdi tanpa ragu meski harus dikirim ke kampung – kampung pedalaman orang nan jauh bahkan sebagian juga harus pulang mengabdi di kampung halaman sendiri.

Warsawe Manggarai Barat, Lembah Santri Pengabdian
Warsawe adalah salah satu diantara tempat tugas dan kampung halaman santri pengabdian yang berada di Manggarai Barat NTT. Warsawe tentu berbeda dengan Warsawa yang menjadi ibukota negara Polandia di Eropa. Warsawe merupakan cikal bakal ibukota kecamatan Mbeliling yang merupakan daerah pemekaran pedalaman Manggarai Barat, Flores NTT. Daerah yang berada di kawasan lembah perbukitan yang berada di tengah hutan Flores dengan segala alami hijau alamnya. Warsawe hari ini tidak seperti dibandingkan 5 tahun lalu untuk menuju Warsawe ketika itu bisa membutuhkan waktu 2 jam dengan kondisi jalanan tanah berbatu. Namun saat ini seiring berjalannya waktu pembangunan untuk ke lokasi membutuhkan waktu 1 jam perjalanan darat dari dermaga Labuan Bajo Komodo.

Masjid Uswatun Karima, Tempat Santri Mengabdi
Masjid Uswatun Karima Warsawe menjadi saksi bersejarah dimana hidup suasana belajar dan mengajar dengan tumbuhnya generasi anak-anak dari berbagai pedalaman Flores khususnya Manggarai Barat. Masjid yang dibangun swadaya masyarakat setempat menjadi tempat tinggal yang nyaman untuk sejumlah belasan santri yang bersekolah dan sekaligus mengikuti program diniyah Masjid Uswatun Karima sejak tahun 2016 lalu. Tahun ini bersama pasang surutnya waktu tahun ini ada 25 murid baru yang mukim di asrama masjid yang datang dari berbagai pedalaman Flores.

Datangnya santri pengabdian Ma’had Al Itqan menjadi energi dan animo semangat baru yang diharapkan membantu tugas mengajar juga menjadi partner yang baik bermanfaat untuk membersamai ummat dan tangguh dalam melewati medan dunia pengabdian, in sya Allah.

Selain Masjid Uswatun Karima juga adanya kiprah SMP Muhammadiyah Warsawe menjadi pionir dalam babat alas menyemai bibit generasi anak-anak pedalaman untuk mengeyam pendidikan di bangku sekolah di tengah sepi sunyinya Warsawe masa itu. Semak-semak hutan yang lebat nan sunyi tak menyurutkan nyala semangat untuk membangun generasi harapan dengan sejuta impian yang boleh dibilang terjal mendaki perjalananya. Namun dengan segala izin-Nya tak ada kata mustahil bila segala ikhtiar dan doa kesungguhan telah ditempuhnya.

Dari Masjid Kembali Mengabdi Di Masjid
Lewat gerak para da’i dan syi’ar dakwah Masjid Uswatun Karima dengan segala dinamika programnya di tahun 2018 lalu telah mengantarkan anak-anak dari pedalaman untuk melanjutkan jenjang pendidikan di berbagai pesantren salah satunya di pesantren Al-Itqan. Dari memori yang teringat tertulis sejak 3 Agustus 2018, sebut saja Rizal dan Jihad adalah keduanya putra Manggarai Barat NTT yang berhasil lulus selama di pesantren dan kembali bertugas kembali mengabdi di kampung halaman tepatnya di Warsawe.

 

 

Berputarnya waktu 4 tahun terasa sangat singkat melumat semua kenangan dan menjadi salah satu catatan bersejarah bahwa keduanya menggenggam tekad untuk masuk pesantren dengan segala lika-likunya pengorbanan demi menuntut ilmu. Keduanya masuk pesantren ditahun 2018 hingga usai ditahun 2022. Alhamdulillah, dengan segala ikhtiar untuk betah dan sabar dilalui meski baru pertama kali merantau kala itu untuk menuntut ilmu bukanlah hal yang mudah dilewati prosesnya.

Mulai dari dorongan semangat orang tua dan usaha mengikhlaskan niat memperbaiki diri melanjutkan perjalanan menuntut ilmu di pesantren adalah hal yang luar biasa tanpa terbayang akan seperti apa gambaran diujung masa depannya. Akan tetapi juang tekad telah bulat diputuskan bahwa inilah alasan untuk sebuah perubahan generasi penerus masa depan yang harus abaikan halangan yang menghadang. Menatap kembali mengabdi untuk misi dakwah di kampung halaman impian memang terlihat sederhana tapi dibaliknya banyak keutamaan dan manfaat tentang sebuah perubahan yang lebih baik untuk diwariskan nilai-nilai syi’ar islam dengan segala kemuliaan akhlaknya dalam membangun sebuah lingkungan hidup bermasyarakat.

Pesantren Al-Itqan, Pendidikan Kaderisasi Da’i
Unit pesantren Al-Itqan sebagai wadah lembaga pendidikan kaderisasi da’i setingkat aliyah dengan masa program pendidikan selama 4 tahun diharapkan mampu melahirkan para alumni calon da’i yang telah mendapatkan bekal kurikulum Tahfidz, kurikulum Ilmu Syar’i dan kurikulum kepesantrenan nantinya dapat mengirimkan alumni kadernya untuk mengabdi menjadi da’i dan pengajar di berbagai daerah.

Dari rangkaian kisah dari berbagai tempat pengabdian semua memiliki latar belakang dan motivasi perhatian tersendiri. Sama halnya dengan Warsawe di pedalaman Nusa Tenggara Timur, saat ini juga di Lawang Awu Kalitengah Perbatasan Banjarnegara – Kebumen juga sebagai daerah tugas santri pengabdian pernah mengatakan bahwa daerahnya tersebut masih cukup banyak yang masih tergolong kering dengan adanya syi’ar dakwah islam kepada masyarakat. Kendalanya, satu diantara yang paling jumlah da’inya masih sangat jarang.

Pendidikan pesantren saat ini masih menjadi pilihan dan tumpuan solusi sebagai salah satu pencetak lahirnya kader-kader da’i ilallah untuk menempa keikhlasan dan kesungguhan dalam memperoleh kemampuan dan keterampilan berdakwah membina masyarakat.

“Berawal dari banyak motivasi para orang tua hingga akhirnya berbagai santri datang dari berbagai daerah menimba ilmu di sini ( Pesantren Al-Itqan —Red). Insya Allah kalau besok mereka kembali ke rumah kampung halaman masing-masing, mereka bisa mengaplikasikan ilmu yang di dapat selama ini di pesantren,” ujar Ust Burhan salah satu da’i penggerak dari Pedalaman Sulawesi ketika datang mengantarkan para santri didiknya.

Pesantren Al-Itqan dengan berkembangnya waktu terus menyiapkan peserta didiknya agar mampu berdakwah di masyarakat nantinya. “Karena itu juga ada program pengabdian (untuk berdakwah di daerah) selama satu tahun. Melalui program baik ini saya berharap bisa mengirimkan peserta didik dari anak-anak daerah pedalaman untuk bisa ikut belajar dan memaksimalkan ilmu yang nantinya dapat bermanfaat ketika mereka selepas lulus nantinya selama empat tahun,” tutur Ust Ramli da’i yang merintis dakwah di Warsawe.

“Kegiatan santri pengabdian cukup beragam mulai dari mengajar TPA, mengisi kajian di majelis taklim ibu-ibu, dan melakukan silaturahim ke berbagai lapisan masyarakat dan berbaur dengan masyarakat dalam kegiatan kemasyarakatan”, tambah Ust Ramli.

Proses pengabdian dan dakwah juga memerlukan kesiapan mental agar terkikis rasa khawatir bila nantinya harus mengemban amanah untuk berdakwah di daerah terpelosok dan berpisah sejenak dengan sanak keluarganya. Akan ada juga saatnya waktu akan berpisah dengan orang tua atau keluarga terdekat dalam menunaikan tugas dakwah yang tak ada batas akhirnya.

Untuk itu tujuan pesantren dengan beragam program tujuanya bisa dikatakan ini dibangun untuk melahirkan para da’i. Sehingga program pengabdian ini memang dibentuk sendiri oleh pesantren agar bisa tetap mengirimkan dai-dai ke berbagai daerah.

Selain itu juga untuk memberikan wadah kepada para alumni santri pengabdian untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah mereka pelajari di pesantren. Sehingga diharapkan dengan program pengabdian ini mereka bisa semakin tergerak menjiwai dan menghayati teori dan praktik yang telah mereka dapatkan di masa bangku pesantren. Memang ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan calon da’i sebelum mengemban tugas dakwah ke daerah pedalaman. Tentunya persiapan paling pokok adalah meluruskan niat dengan membersihkan hati diiringi pemahaman dan penguasaan ilmu agama.

Sehingga ketika terjun nanti, para calon dai tidak lagi gagap menghadapi berbagai pertanyaan tentang agama, mulai dari pertanyaan sederhana hingga pertanyaan yang cukup rumit untuk dijawab. Itulah mengapa perlunya kedalaman dan pemahaman ilmu agama ini sangat penting dengan disertai metode yang paling ringan memudahkan.

Metode pun turut serta menjadi faktor kesuksesan karena ia akan mengarakan kepada siapa (berdakwah), dimana, bagaimana cara mengajarkannya, juga bekal fikih dakwah ini juga penting untuk dikuasai seorang da’i sehingga seiring berjalannya waktu bisa membaca situasi dan kondisi serta kultur masyarakat agar lebih mudah diterima. Semoga jariyah kebaikan mengalir kepada siapapun yang ikut dalam setiap proses lahirnya calon kader-kader da’i ilallah. Barakallahufiekum.

Ali Azmi
Relawan tanmia

Awal Ajaran Baru, Tanmia Foundation Bagikan Seragam dan Perlengkapan Shalat Pada Keluarga Dhu’afa

Ada beberapa murid di MIN 2 Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur mendapat bantuan seragam dan peralatan shalat dari Tanmia Foundation sejak awal dimulainya tahun ajaran baru sekolah tahun 2022 ini.

Bantuan tersebut langsung diserahkan langsung relawan Tanmia Foundation ke lokasi rumah-rumah para murid MIN 2 Timor Tengah Selatan yang membutuhkan, Ust Zulkifli, dampingi bersama jama’ah Masjid An-Nur OeUe, Rabu ( 20/07/22) di Dusun OeUe Desa Mauleum Amanuban Timur.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari kegiatan di lapangan, bantuan seragam dan perlengkapan shalat ini merupakan amanah dari para muhsinin yang menyerahkan langsung lewat Tanmia Foundation yang sudah dari beberapa bulan sebelumnya dihimpun. Mulai dari seragam baru maupun layak pakai dan berbagai alat perlengkapan shalat lainya.

Kebutuhan tiap tahun murid di sebagian besar sekolah di pelosok negeri sangat berbeda-beda akan tetapi seragam sekolah menjadi kebutuhan utama yang kadang sulit di dapat terutama bagi mereka yang masih tergolong dhu’afa, sehingga tanpa harus memakai seragam sekolah yang masih baru-baru yang masih layak pakai pun masih sangat bermanfaat apalagi diberikan seragam secara cuma-cuma gratis dan ditambah alat-alat shalat.

Ustadz Zulkifli bersama salah satu wali murid  yang dihubungi mengatakan, sangat bersyukur bantuan yang diberikan sifatnya cuma-cuma berupa seragam sekolah lengkap, sajadah dan kain sarung.  Sedangkan untuk perempuan ditambah mukena.

Selain tujuannya untuk meringankan beban orangtua murid yang dhu’afa,  bantuan ini juga bisa diharapkan bisa memotivasi para murid dan berbagai pihak agar lebih giat lagi dalam beribadah.

“Kami bersama segenap wali murid akan terus mendoakan para pendukung dakwah dan segenap muhsinin Tanmia Foundation dari berbagai kalangan yang telah mendukung dan mengupayakan agar program ini terlaksana secara kontiniu dan berkesinambungan”, terang Ust Zul. Pihaknya juga berharap agar bantuan ini bisa bermanfaat bagi Santri baru.

Sedangkan M. Anwar Nobisa salah seorang orang tua murid yang mendapat bantuan ini mengaku cukup gembira. Diakuinya, saat anaknya mendaftarkan diri menjadi murid baru, belum ada pakaiannya.  Ia masih memakai pakaian seragam Tsanawiyah/SMP padahal ia sudah tingkat Aliyah/ SMA.

”Kita cukup bahagia bergembira,  selain diberikan seragam juga anaknya diberikan perlengkapan shalat. Alhamdulillah, sangat bersyukur bantuan seperti ini sangat membantu kondisi kami saat ini”, ujarnya.

Ali Azmi
Relawan tanmia

sumur-bor

Keberkahan Yang Mengalir Dari Sumur Mushola Al-Falah Mangaran Situbondo

sumur-bor

Terang malam bulan Dzulqo’dah malam itu sudah bukan purnama lagi tapi terang cahayanya masih terangi suasana anak-anak mengaji di TPQ Al-Falah Mangaran Situbondo. Rintisan TPQ sejak tahun 2000 ini akhirnya menjadi wujud berdirinya bangunan mushola yang berukuran 7×7 meter, Mushola Al-Falah namanya. Tahun 2000 menjadi sejarah tanda terkabulnya permohonan Ust H. Suhairi, lebih dikenal dengan nama pak Haji Suhairi ini, beliau adalah guru kampung yang berada di Desa Mangaran bersama masyarakat setempat membangun mushola tercinta. Jalan berliku bertahun-tahun bukan waktu yang singkat ia harus merintis membuka tempat pengajian untuk anak-anak TPQ yang berada di selasar teras rumahnya lalu perlahan-lahan didirikanlah Mushola agar lebih nyaman dengan peran sumbangsih warga setempat.

Giat wakaf Tanmia Foundation pada bulan Dzulqo’dah 1443 H ini juga telah selesai berpartisipasi dalam program pembuatan sumur bor Mushola Al-Falah yang berada di Dusun Mangaran Kecamatan Mangaran Kabupaten Situbondo Jawa Timur pada ( 20/06/2022 ).

sumur-bor

“Alhamdulillah, teriring doa bahagia atas nama para pengurus mushola dan jama’ah pada pihak muhsinin dari Tanmia Foundation sehingga mengalir kebaikan dan keberkahan di setiap langkah hari kita dengan ridho-Nya”, doa syahdu Ust Suhairi mengangkat kedua tangannya.

“Do’a riuh bahagia juga dari perasaan anak-anak kami semua yang hadir disini, semoga amal kebaikan ini semua menjadi penerang jalan yang membawa syafa’at bagi keselamatan dunia dan akhirat kelak”. Lanjutkan doa Ust Suhairi.

sumur-bor

Dari kilas ungkapan cerita hidupnya, tahun 1955 tahun bersejarah juga bagi Ust Suhairi dengan berkesempatan berguru pada Kyai As’ad Syamsul Arifin, Kyai Kharismatik Pesantren Sukorejo Situbondo. Misinya membangun mushola untuk TPQ berawal dari inspirasi gagasan keikhlasan dan perjuangan sosok Kyai As’ad Syamsul Arifin (Situbondo) yang selalu memberi wasiat pesan semangat berjuang keras dan menyempatkan mengajar ngaji dimana pun berada. Suhairi, menceritakan bahwa, Kata Kyai As’ad Syamsul Arifin dengan mengajar santri-santri nantinya akan lahir rindu dan ruh yang menyatu satu sama lainnya karena sama-sama cinta karena Allah yang akan menjalin hubungan tali iman yang kekal baik dunia maupun akhirat.

sumur-bor

Diakhir acara serah terima wakaf sumur tersebut, segenap pengurus TPQ dan warga setempat berharap, kegiatan menyambung kebaikan ini terus dilakukan. Karena menurut Ust Suhairi, bantuan wakaf ini adalah anugerah rezeki yang diberikan oleh Allah, terdapat hak bagi mereka yang membutuhkan.

“Semoga apa yang dilakukan para muwakif melalui Tanmia Foundation ini bernilai ibadah jariyah di sisi Allah Swt dan bagi anak-anak kami bisa dinikmati dan bermanfaat. Karena saya yakin, semulia-mulianya manusia di mata Allah, adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain”. Tutup Ust Suhairi.

 

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Sumur TPQ Al-Amin Sumber Kebaikan Generasi dan Sumber Mata Air Warga

Wakaf sumur

Pembangunan sumur serbaguna TPQ Al-Amin di Dusun Asinan Kalibagor Kabupaten Banyumas Jawa Tengah sudah memasuki tahap finishing dan siap untuk dimanfaatkan untuk kegiatan anak-anak mengaji dan kepentingan warga setempat pada ( 6/06/2022 ).

Pembangunan sumur wakaf ini adalah kiat program Tanmia Foundation sebagai bentuk sumbangsih dukungan partisipasi dengan berbagai pihak dalam rangka memajukan dunia pendidikan TPQ juga dalam rangka meningkatkan dakwah syi’ar Al-Qur’an di segenap penjuru tanah air.

Penggalian sumur wakaf

“TPQ Al-Amin berdiri sudah ada sejak 2012 yang memfasilitasi kegiatan mengaji anak-anak sebagai generasi penerus dengan segala dinamika pasang surutnya masih bisa bertahan hingga saat ini”, ujar Ustadz Ibrahim saat menerima proses serah terima sumur wakaf dari Tanmia Foundation.

Misinya untuk membantu mewujudkan anak-anak dan warga setempat dapat belajar Al-Qur’an khususnya menjadi dorongan semangat untuk terus maju melangkah karena kelak akan bergantinya mereka sebagai generasi penerus.

Pemasangan toren air

Pembangunan sumur wakaf serbaguna TPQ Al-Amin nantinya diharapkan dapat dimanfaatkan kegiatan anak-anak TPQ juga untuk kebutuhan air warga setempat karena sering matinya aliran air dari saluran PDAM bisa berhari-hari. Sumber mata air PDAM yang berasal dari aliran sungai Serayu tidak serta merta langsung lancar untuk memenuhi kebutuhan air warga mengingat banyak faktor lainnya seperti cadangan sumber debit air, kualitas kejernihan air maupun faktor alam lainya seperti banjir dan luapan lumpur yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Segenap warga menyampaikan bahwa dirinya merasa terharu dan berterima kasih karena dengan dibangunnya sumur wakaf ini sangat berguna untuk kebutuhan warga khususnya juga kegiatan yang sangat baik yang nantinya akan bermanfaat bagi pendidikan TPQ khususnya.

Sumur cincin wakaf

“Perihal membangun sarana air atau sarana pendidikan adalah jariyah yang sudah ada keutamaanya dalam ajaran islam dan bagaimana janji balasan kebaikanya sudah Allah tetapkan”, terang Ust Ibrahim yang memberikan tanggapan sambutan pada warga setempat.

Ia menambahkan, dengan adanya TPQ di masyarakat adalah tempat-tempat kebaikan untuk mendidik anak-anak kita dengan membangun benteng akhlaqul karimah dan menjadikan mereka generasi yang qurani di masa depan.

“Sebelumnya saya berterima kasih kepada Tanmia Foundation dan segenap muwakif yang sudah memperhatikan lembaga pendidikan TPQ dan aspirasi warga kami yang juga berusaha membantu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mudah-mudahan anak-anak kami, generasi kami bisa menjadi generasi yang islami yang kuat dan tangguh.” Ujar Ustadz Ibrahim dalam penutupnya.

 

Ali Azmi
Relawan tanmia

Wakaf sumur bor

Sumur Untuk Jama’ah Mushola Al-Ikhlas Kroya Cilacap Telah Mengalir

Dua titik sumur bor program wakaf Tanmia Foundation di Kabupaten Cilacap akhirnya dapat segera dimanfaatkan warga dan jama’ah pengajian yang membutuhkan. Kedua sumur tersebut akhirnya dapat selesai di penghujung bulan syawal 1443 H pada (28/05/2022).

Dua titik lokasi tersebut, pertama Mushola Miftahul Jannah yang berada di Dusun Gading Induk dan kedua Mushola Al-Ikhlas yang berada di Dusun Gading Wetan, lokasi keduanya merupakan daerah dusun pemekaran Desa Bajing Kecamatan Kroya Cilacap Jawa Tengah.

Purnomo, selaku pengurus mushola dan majelis pengajian Al-Ikhlas mengaku sejak berdirinya mushola pada tahun 2014 kebutuhan air mushola masih mengandalkan sumur tua milik warga yang berdekatan dengan lokasi tanah wakaf mushola. Memang sejak awal berdiri ada rencana keinginan membuat bak penampungan air namun belum terealisasikan karena terhalang biaya bila harus swadaya masyarakat dengan keterbatasan jama’ahnya.

“Alhamdulillah dengan dibangunnya sumur bor dari Tanmia Foundation ini para warga dapat memanfaatkan untuk berbagai kepentingan ibadah jama’ah dan warga disini, ada sekitar 35 KK yang tinggal di sekitar mushola dan tergabung dalam majelis taklim jama’ah mushola secara rutin,” terang Purnomo.

Kegiatan pembangunan sumur bor ini pun disambut antusias jama’ah beserta warga. Salah satunya jamaah warga bajing, Puji, merasa dirinya bersyukur bahwa musholanya mendapatkan bantuan ini. “Selama ini sangat jarang perhatian ke mushola, saya sangat bersyukur senang sekali mendapatkan kabar bahagia ini. Terima kasih kepada para muhsinin donatur yang telah menyalurkan rezekinya,” pungkasnya.

Ia juga menjelaskan rutinitas kegiatan mushola selain untuk kegiatan ibadah shalat berjamaah adalah kegiatan majelis taklim dan belajar TPQ anak-anak yang diadakan para remaja di Mushola setiap hari usai shalat maghrib.

Wakaf sumur bor

Dalam pantauan yang diterima, usai serah terima kegiatan wakaf sumur di lokasi, giat nilai kegiatan wakaf sumur Tanmia Foundation telah banyak membantu warga terutama dalam pembangunan sarana umum dalam menyediakan air bersih bagi masyarakat melalui sumur bor.

Sekilas wilayah Kroya sebagian besar wilayahnya merupakan daerah persawahan hijau dan lahan pertanian yang hanya terpaut belasan kilometer saja dari muara pantai selatan Jawa. Namun demikian di sebagian titik wilayahnya adalah merupakan kawasan yang rawan terjadinya banjir yang kerap merendam pemukiman warga.

Untuk pengeboran di wilayah Kroya termasuk dalam kategori kedalaman sumur bor dangkal karena kedalaman berkisar dari 15-20 meter sudah mendapatkan sumber mata air yang jernih dan bersih. Semoga sumur yang sudah mengalir menjadi bermanfaat untuk ummat dalam menggapai keberkahan.

Ali Azmi
Relawan tanmia

Bagikan Buku Paket Sekolah, Hadiah Lebaran Untuk Anak-anak Pedalaman

Tanmia Foundation berbagi buku bacaan paket sekolah ke Madrasah Ibtidaiyah An-Nur Buruk
Desa Poco Rutang Kecamatan Lembor Kabupaten Manggarai Barat Provinsi NTT ( 30 April 2022).

Ada puluhan buku paket sekolah yang dibagikan ke para peserta didik menjelang liburan sekolah tiba pada hari raya idul Fitri 1443 H tahun ini. Momen bahagia yang sudah ditunggu-tunggu anak-anak saat Lebaran Idul Fitri menjadi saat membahagiakan berkumpul bersama keluarga dan kerabat besar.

Kendati masa liburan lebaran hari raya bukan berarti semua kegiatan belajar di sekolah terhenti apalagi kewajiban belajar dilupakan. Bagi anak-anak di sekolah pelosok buku bacaan paket sekolah menjadi hal yang menarik bagi anak-anak untuk menemani masa liburan dengan belajar di rumah dan ini sekaligus sebagai hadiah dari puasa Ramadhan mereka tetap bersekolah.

“Alhamdulillaah, kami dari pihak sekolah sangat bersyukur atas bantuan wakaf buku sekolah ini karena sangat bermanfaat untuk membantu anak-anak lebih semangat belajar di Madrasah” terang Arif Rahmad yang sehari-hari menjadi guru madrasah setempat pada Tanmia.

“Program wakaf buku paket dari Tanmia Foundation ini juga dalam rangka turut membantu pengembangan pendidikan anak-anak madrasah di berbagai pelosok pedalaman tanah air sekaligus buku yang diberikan itu diharapkan bermanfaat dan berbagi keceriaan di hari lebaran Idul Fitri 1443 H khususnya di Madrasah Ibtidaiyah An-Nur Buruk Lembor Manggarai Barat NTT. Selain itu diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas ilmu dan pengetahuan mereka sebagai anak-anak generasi penerus masa depan.

“Buku ini diharapkan dapat membuat anak-anak lebih semangat belajar dan bangkit menggapai impian cita-citanya, memang sederhana tapi buku paket sekolah ini bisa menjadi hadiah lebaran yang istimewa lain dari biasanya,” ungkap Mansur salah satu da’i yang mengantarkan paket buku.

Kegiatan ini sendiri tak lepas dari peran berbagai peran dan dukungan para muhsinin Tanmia Foundation yang concern dalam hal pendidikan sehingga dapat tersalurkanya paket wakaf buku untuk anak-anak madrasah di pelosok tanah air.

“Inilah bentuk kepedulian akan nasib pendidikan anak-anak di pedalaman sehingga program wakaf buku paket ini harus segera sampai dan bisa dibagikan saat jelang lebaran agar bisa menjadi hadiah mereka saat liburan sekolah,” tutup Mansur.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Haru Meski Bukan Baru, Berbagi Pakaian Lebaran di Pedalaman

Untuk merayakan suasana lebaran Hari Raya Idul Fitri bukanlah sebuah keharusan dengan mengenakan pakaian atau pernak-pernik lainnya mesti harus baru. Meskipun tren berburu baju baru dan peralatan lainnya terutama menjelang lebaran merupakan tradisi turun-temurun yang sudah ada di tanah air sejak lama, karenanya tak heran jika tradisi ini sudah menjadi bagian yang sangat melekat dengan suasana Ramadan dan lebaran.

Kabar bahagia pun bersambut tiba jelang penghujung Ramadhan 1443 H, giat program Tanmia Foundation berbagi kepedulian dan kebahagiaan dengan distribusi berbagi pakaian untuk masyarakat pedalaman tanah air yang membutuhkan.

Tanmia Foundation kembali membagikan paket pakaian kebahagiaan di pelosok kampung Taenoe Desa Haunomaten Kec. Amanuban Timur Kab. TTS-NTT pada ( 27/04/2022).

Ada sebanyak 28 colly karung seberat setengah ton sudah tiba di lokasi dan akan dibagikan ke berbagai titik perkampungan untuk menyemarakkan suasana jelang lebaran di perkampungan dengan pembagian pakaian masih layak pakai.

“Mengingat realita kondisi masyarakat perkampungan di antara kita masih banyak yang tidak bisa membeli baju baru untuk merayakan Lebaran. Maka inisiatif berbagi melalui gerakan ‘Bahagia Berbagi Pakaian dari Tanmia Foundation sangat menyentuh hati masyarakat disini, ada rasa bahagia yang melebarkan senyum kendati berbagi kebahagiaan dengan menyumbangkan pakaian lama layak pakai,” jelas Ust Banfatin , da’i setempat yang mengawal acara pembagian di lokasi, pada Rabu (27/04/2022).

Titik lokasi pembagian diantaranya untuk perkampungan masyarakat di sekitar musholla Al-Umar Kampung Taenoe. Dimana belum genap setahun baru-baru ini Musholla Al-Umar berdiri sebagai satu-satunya mushola untuk warga muslim setempat. Untuk menuju perkampungan musholla tersebut membutuhkan waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan dari OeUe Amanuban Barat dengan melewati jalanan bebatuan hutan semak perbukitan.

Menurut Banfatin, sejak arus pandemi covid-19 melanda baru kali ini suasana semarak ukhuwah membuncah ditengah-tengah masyarakat, serasa melepaskan balas rindu yang sangat lama terpendam dinanti. Lebaran tanpa baju baru bukan hal masalah di pedalaman karena sudah terbiasa justru nilai penting adalah bentuk perhatian sesama kaum muslimin sebagai bentuk merawat ukhuwah dengan berbagi hadiah dan merajut nilai dakwah di pedalaman.

Ketika ada sebagian yang bercerita sedih lebaran kali ini tidak bisa beli pakaian lebaran demikian hal yang sama dirasakan di belahan masyarakat pedalaman sudah hal biasa bertahun-tahun berjalan. Sehingga bila suatu ketika kesedihan itu mulai merasuki hati, perlunya segera mengingat apa saja yang bisa di syukuri. Alhamdulillah banyak nikmat yang ternyata terlewat belum terucap disyukuri sehingga sedih berubah menjadi lebih lapang hati.

“Tanpa ada kabar tiba-tiba paketan pakaian jelang lebaran buat warga tiba di Mushola, ternyata macam-macam isinya dari pakaian anak-anak hingga dewasa ada. Disitu haru pecah air mata kami dan ketika keyakinan bahwa Allah selalu ada untuk kami, banyak sekali kebahagiaan itu datang bertubi-tubi”, tutur sebagian warga setempat yang merasa malu tidak mau disebutkan namanya. Memang hanya ada belasan KK saja pemukiman warga setempat yang muslim mendiami perkampungan tersebut.

Program Tanmia Foundation melalui wakaf pakaian layak pakai adalah sebuah khidmat memfasilitasi masyarakat dan para muhsinin yang ingin menyumbangkan pakaian lama layak pakai, bahkan dalam perjalanan perkembangannya pakaian tersebut bukan pakaian sembarangan alias murahan karena arus masyarakat metropolitan dalam industri fesyen, selalu mengikuti tren terbaru. Adanya mode fesyen yg menampilkan desain yang berbeda setiap tahunnya sehingga memiliki masa pakai lebih singkat.

Tapi kabar baiknya semangat kepedulian dan berbagi sekaligus menyisihkan pakaian lama untuk disumbangkan bagi masyarakat yang membutuhkan menjadi nilai perhatian yang besar efek sosialnya, mampu memberi kemanfaatan dan memberdayakan di daerah lain yang masih membutuhkan. Inisiasi program ini juga sejalan dengan tujuan pelestarian keberlanjutan dimana menumpuknya pakaian warga perkotaan akan memicu limbah pakaian yang mencemari lingkungan.

Tanmia Foundation dalam beberapa tahun terakhir diakumulasikan sudah ada 10 ton lebih sumbangan pakaian lama layak pakai di distribusikan yang juga terkumpul dari berbagai daerah kota besar, Jabodetabek, Surabaya, Solo Raya dan sebagainya.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id

    × Ahlan, Selamat Datang!